BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan melainkan juga masalah ekonomi dan sosial bagi

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan melainkan juga masalah ekonomi dan sosial bagi"

Lanny Santoso
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta adalah merupakan suatu penyakit kronis yang dapat menyebabkan cacat. Karena itu penyakit ini tidak hanya menimbulkan masalah kesehatan melainkan juga masalah ekonomi dan sosial bagi penderitanya terutama di negara negara sedang berkembang seperti Indonesia. Untuk itu perlu perhatian yang serius dalam upaya pencegahan, pemberantasan, dan pengawasannya. Penyakit kusta dapat menyerang semua orang. Laki laki lebih banyak terkena dibandingkan wanita. Perbandingan 2:1, walaupun ada beberapa daerah yang menunjukkan insiden ini hampir sama, bahkan ada daerah yang menunjukkan penderita wanita lebih banyak. Penyakit ini dapat mengenai semua umur, namun demikian jarang dijumpai pada umur tahun. Terdapat perbedaan baik dalam hal ras maupun geografis. (Amiruddin, 2005, 1. option, diperoleh tanggal ). Penyakit kusta masih merupakan masalah kesehatan pada 55 negara di dunia, tetapi sekitar 16 negara terbanyak di dunia dimana di Indonesia termasuk urutan ketiga di bawah India dan Brazil. Pada awal 1997 diperkirakan jumlah penderita kusta di dunia sebanyak orang dan sekitar penderita yang tercatat memperoleh pengobatan. Distribusi jumlah penderita kusta yang diperkirakan dan yang tercatat menurut WHO, 1

2 (Amiruddin, 2005, 1. index.php.option, diperoleh tanggal ). Di Indonesia pada tahun 1997 tercatat orang yang merupakan negara ketiga terbanyak penderitanya dengan pervalensi 1,7 per penduduk. Pada tahun 2005 tercatat penderita kusta dengan 8,74 % diantaranya mengalami kecacatan. Hal ini memicu pemerintah untuk menindaklanjuti dengan mencanangkan gerakan bebas kusta pada tahun (Kalla, 2004, diperoleh tanggal ). Di Jawa Tengah pada tahun 2003 mencapai 1114 orang sedangkan angka kesakitan atau prevalensi penyakit kusta tahun 2002 mencapai 0,57 per penduduk. (Krishnajaya, 2003 dalam Siswono, 2003, 3, berita, diperoleh tanggal ). Melihat data diatas masalah kusta perlu mendapat perhatian sehingga penemuan dan pengobatan penderita sampai sembuh merupakan salah satu kunci pemberantasan kusta.untuk mencapai kesembuhan penyakit kusta diperlukan keteraturan atau kepatuhan berobat bagi setiap penderita. Sementara kendala pengobatan kusta yaitu kondisi ekonomi masyarakat dan bukti yang pasti menunjukkan kepatuhan menjalani pengobatan yang masih rendah, akibatnya banyak penderita yang droup out dari pengobatan tersebut. Pengobatan kusta yang memerlukan jarak lama antara 6 12 bulan, biasanya memiliki resiko tinggi dalam ketidakpatuhan berobat dan meminum obat.

3 3 Ketaatan atau kepatuhan minum obat pada penderita kusta dipengaruhi oleh lamanya masa pengobatan sehingga diperlukan keuletan dan ketekunan. Timbul rasa bosan, adanya perasaan sudah sembuh mengakibatkan penderita menghentikan pengobatan sebelum masa akhir pengobatan selesai. Tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan motivasi penderita masih rendah. Pengetahuan dan motivasi seseorang mempunyai peranan yang sangat penting dalam kepatuhan minum obat. Dengan demikian pengetahuan dan motivasi sangatlah penting untuk merubah perilaku, sehingga diharapkan paham betul terhadap bahaya apabila tidak mengikuti program pengobatan kusta secara paripurna ( Nukman,1997 ). Data di RSUD Tugurejo pada tahun 2006 klien kusta yang melakukan pengobatan di poliklinik sejumlah 3791 orang. Jumlah klien kusta yang tidak melakukan kontrol di poliklinik 675 orang (17,8%). Sedangkan klien kusta yang rutin melakukan kontrol di poliklinik sebanyak 3116 orang (82, 2%). Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah ini penulis merasa tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan klien kusta dalam hubungannya dengan motivasi dalam melakukan pengobatan di poliklinik RSUD Tugurejo Semarang. B. Rumusan Masalah Penderta kusta di RSUD Tugurejo yang tidak melakukan pengobatan di poliklinik sebanyak 17,8 % yang melakukan kontrol 82,2 %.

4 4 Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut Apakah tingkat pengetahuan ada hubungannya dan motivasi klien kusta terhadap kepatuhan dalam melakukan pengobatan lanjutan di poliklinik RSUD Tugurejo Semarang C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan motivasi klien kusta terhadap kepatuhan dalam melakukan pengobatan lanjutan. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan klien kusta. b. Mengidentifikasi motivasi klien kusta dalam melakukan pengobatan. c. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi klien kusta terhadap kepatuhan dalam melakukan pengobatan lanjutan. D. Manfaat Penelitian 1. Rumah sakit Menjadi dasar bagi rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan terhadap klien melalui peningkatan kepatuhan melakukan pengobatan yang dapat dicapai dengan peningkatan tingkat pengetahuan klien kusta melalui pendidikan kesehatan.

5 5 2. Masyarakat/klien Memberi gambaran tentang hubungan antara pengetahuan dengan motivasi klien kusta sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengikuti anjuran dokter ataupun perawat dan tim kesehatan lainnya. 3. Kemajuan ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa bermanfaat sebagai bahan masukan untuk penelitian berikutnya di bidang ilmu keperawatan.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan salah satu jenis penyakit menular yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan salah satu jenis penyakit menular yang masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kusta merupakan salah satu jenis penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Selain menimbulkan masalah kesehatan penyakit kusta juga