BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakansalah satu negara yang sangat menjunjung tinggi keadilan. Hal tersebut dibuktikan adanya dasar-dasar keadilan negara yang tertuang dalam hukum dasar negara yaitu UUD 1945. UUD 1945 mengatur seluruh hak dan kewajiban serta prosedur-prosedur yang harus dilakukan dalam melaksanakan sebuah pemerintahan. Salah satu yang diatur dalam UUD 1945 adalah mengenai pemerintahan daerah. Hal tersebut diatur dalam pasal 18 ayat (1) yaitu, Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintah daerah, yang diatur oleh undang-undang. Pemerintah daerah merupakan salah satu alat dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan. Pemerintah daerah merujuk pada otoritas administratif di suatu daerah yang lebih kecil dari sebuah negara dimana negara Indonesia merupakan sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-daerah Provinsi. Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang. Dalam penyelenggraan urusan pemerintah oleh pemerintah daerah yang dilaksanakan dengan berpedoman pada Pemendagri Nomor 19 tahun 2016 tentang pedoman pengelolaan barang milik daerah. Sesuai yang disebutkan salah satunya untuk menimbang pada bagian (a) yaitu, bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 59 ayat (3), Pasal 90 ayat (3) dan Pasal 98 ayat (5) Peraturan No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, Menteri Dalam Negeri berwenang menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah.dan untuk mengingat pada bagian (2) yaitu, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan 1
Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533). Pengelolaan barang daerah yang tidak berjalan dengan baik akan memberi dampak pada melemahnya pencapaian Pendapatan Asli Pendapatan daerah serta pada kinerja laporan keuangan daerah. Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi hampir semua pemerintah daerah terkait dengan pengelolaan aset daerah, seperti penilaian, penatausahaan, serta pelaporan yang belum efektif. Disamping itu juga masih kurangnya kepatuhan terhadap peraturan undang-undang yang ada. Dalam penambahan ataupun pengurangan aset daerah seringkali tidak diikuti dengan pengelolaan aset dengan baik, salah satunya seperti masalah keterbatasan Sumber Daya Manusia, atau hilangnaya dokumen-dokumen penting akibat mutasi staf atau pejabat. Barang atau aset daerah saat ini menjadi sorotan utama bagi pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Aset daerah merupakan sumber daya yang penting bagi pemerintah daerah karena aset atau barang daerah merupakan potensi yang dimiliki ekonomi yang dimiliki oleh daerah. Potensi ekonomi bermanfaat untuk masa yang akan datang, yang bisa menunjung peran dan fungsi pemerintah daerah sebagai pemberi pelayanan publik kepada masyarakat.pemerintah pada masa kini memang seharusnya memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat untuk mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya demi kemajuan bersama. Oleh karena itu, pemerintah harus mengembangkan aset daerah dengan baik agar dapat mengembangkan dan membudidayakan nilai aset yang sudah dimiliki oleh daerah. Pengelolaan aset yang kurang baik sering menjadi hambatan bagi pemerintah daerah. Oleh karena itu pemerintah daerah dituntut dapat mengelola daerah dengan baik sesuai undang-undang yang berlaku. Tanggung jawab pengelolaan aset tidak hanya terbatas kepada 2
gubernur/bupati/walikota saja, tetapi melibatkan saluruh elemen pemerintahan. Pengelolaan aset secara profesional mengarah pada proses kepemilikan dari milik umum menjadi milik pribadi atau yang berarti privatisasi, karena dengan privatisasi pengelolaan aset pemerintah daerah benar-benar dioptimalkan. Potensi yang besar dari suatu daerah tidak dapat dioptimalkan bila bupati/wlikota tidak dapat mengelola potensi daerah dengan benar. Penilaian pada aset sangat penting, dalam penyajian laporan neraca pun sangat penting, akan tetapi secara praktis memiliki hubungan langsung dengan pelaksanaan, penghapusan dan pemindahtanganan aset atau barang milik daerah yang dilelang atau dijual. Penghapusan barang milik daerah dari inventaris barang bertujuan untuk membebaskan kuasa pengguna dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasannya. Setelah penghapusan dilakukan, selanjutnya diikuti dengan proses pemindahtanganan. Pemindahtanganan bisa dilakukan dengan beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara pelelangan, penjualan, dan pemusnahan. Pengelolaan aset dalam pemerintah daerah masih banyak kendala yang terjadi, sperti tenaga sumber daya manusia untuk menyajikan laporan keuangan belum cukup banyak, kebijakan untuk pengelolaan penguasaan agar aset tidak rusak, hilang atau dicuri, dan sebagainya. Meskipun belum sempurna seperi yang diharapkan, akan tetapi penataan aset daerah harus dimuali dengan penataan sebaik mungkin seperti harus dipelihara, dimanfaatkan sebaik mungkin sebagai amanah yang diemban oleh masyarakat. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui PROSEDUR PENGELOLAAN ASET DAERAH PADA BADAN KEUANGAN DAERAH PURBALINGGA 3
B. Rumusan Masalah Bagaimana prosedurpengelolaan aset daerah pada Badan Keuangan Daerah Purbalingga? C. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja 1. Dari latar belakang masalah diatas, maka tujuan praktek kerja sebagai berikut : a. Agar penyusun dapat mengetahui Prosedur Pengelolaan Aset Daerah Pada Badan Keuangan Daerah Purbalingga. b. Memberikan pemahan kepada pembaca tentang bagaimana prosedur Pengelolaan Aset Daerah yang baik di Badan Keuangan Daerah. c. Mengaplikasikan materi yang diperoleh selama masa perkuliahan dengan kenyataan yang ada selama Praktek Kerja Lapangan pada Badan Keuangan Daerah dalam hal Pengelolaan Aset. 2. Manfaat yang diambil dalam praktek kerja sebagai berikut : a. Bagi Penulis 1) Untukmelengkapi persyaratan dan menyelesaikan studi pada program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, serta menambah pengetahuan wawasan bagi penyusun. 2) Menambah pengetahuan mengenai prosedur Pengelolaan Aset Daerah yang diperoleh selama perkuliahan. b. Bagi Instansi Tempat Praktik Kerja Hasil kerja praktik diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan bagi instansi agar dapat mengambil keputusan dan menentukan kebijakan yang akan datang. c. Bagi Fakultas Untuk menambah informasi dan menjadi masukan untuk lembaga akademik sehingga dapat dijadikan bahan refrensi untuk menambah ilmu pengetahuan. 4
D. Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer Data yang diperoleh melalui sumber asli yaitu Badan Keuangan Daerah Purbalingga. Metode yang dapat digunakan: a. Metode Interview Mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan prosedur Pengelolaan Aset Daerah. b. Metode Observasi Mengadakan pengamaan langsung proses Pengelolaan Aset Daerah yang dilakukan oleh Badan Keuangan Daerah Purbalingga. 2. Data Sekunder Data pendukung yang dapat membantu proses penyusunan laporan kerja praktek. Metode yang dapat digunakan: a. Metode Dokumentasi Data yang berasal dari dokumen-dokumen yang ada pada Badan Keuangan Daerah Purbalingga, diantaranya: struktur organisasi, sejarah perusahaan dan dokumen lainnya yang terkait dengan laporan praktek kerja. b. Metode Studi Pustaka Menggunakan buku-buku yang mengenai tentang Pengelolaan Aset Daerah di Badan Keuangan Daerah (BAKEUDA) Purbalingga yang dapat digunakan sebagai landasan teoritis dalam pemecahan masalah yang ada. Mengkaji buku-buku yang berhubungan dengan laporan kerja praktik dan dari sumber lainnya. 5
E. Prosedur Pelaksanaan Praktek Kerja Perincian pelaksanaan kerja praktik adalah sebagai berikut : 1. Tempat Kerja Praktik : Badan Keuangan Daerah (BAKEUDA) Kabupaten Purbalingga 2. Alamat Perusahaan : Jl Onje Nomor 4 Purbalingga Telepon (0281) 891098, 893116, dan 891012 Psw. 125, Fax. (0281) 891098 3. Bagian : Aset dan Akuntansi 4. Waktu Pelaksanaan : 1 Maret 10 April 2017 6