BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

International Fash on Institute di Jakarta

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

PENGAPLIKASIAN KONSEP HEMAT ENERGI DI WISMA ATLET SENAYAN. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2010/2011

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan lainnya, seperti psikologi. Konsep ini sangat tepat diaplikasikan pada bangunan-bangunan, khususnya bagi Wisma Atlet Senayan yang memiliki fungsi utama sebagai tempat istirahat dimana sebagian besar penghuninya adalah para atlet. Sebelum merancang sebuah ruang untuk berbagai kegiatan atlet, harus dipahami terlebih dahulu tentang perilaku mereka, khususnya perilaku istirahat. Sebagian besar perilaku istirahat tersebut dilakukan di ruang kamar, sehingga perancangan kamar akan lebih diperhatikan. Segala permasalahan yang timbul dari perancangan kamar, seperti pencahayaan, penghawaan, sampai pewarnaan ruang kamar akan diatasi agar dapat membuat atlet merasa nyamar beristirahat di dalamnya. Dalam hal ini, pewarnaan pada ruang kamar akan dibedakan berdasarkan atlet dalam cabang olahraga individu dan beregu. Wisma Atlet Senayan ini juga dirancang untuk menjawab permasalahan yang ada dimana wisma yang ada sekarang tidak digunakan untuk hunian atlet sebagaimana harusnya. Dengan adanya Wisma Atlet Senayan ini diharapkan para atlet dapat beristirahat dengan nyaman sehingga dapat meningkatkan performanya pada saat latihan maupun pertandingan. V.2 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.2.1 Konsep Penentuan Pintu Masuk Pintu masuk dan pintu keluar dibuka pada bagian sebelah utara tapak. Hal positif yang timbul dari penentuan ini adalah terkonsentrasinya arus keluar masuk parkir kendaraan di satu sisi tapak saja, di samping itu, ruas jalan pada sisi utara lebih lebar dibandingkan jalan di bagian selatan. Lebar jalan di bagian utara 26m, lebih besar dibandingkan ruas jalan di bagian selatan yang hanya 18m. Pintu masuk utama dan keluar juga diletakkan di tempat yang mudah terlihat dan mudah dijangkau. Sedangkan, side entrance terletak di bagian selatan tapak untuk sirkulasi service sehingga 92

jalur service tersebut tidak mengganggu kegiatan utama dalam bangunan. Rancangan perletakkan pintu masuk,keluar, serta side entrance tersebut dapat memberika rasa aman dan nyaman kepada pengguna bangungan wisma atlet Senayan, khususnya atlet-atlet. Gambar V.2.1.1 Konsep Penentuan Pintu Masuk V.2.2 Konsep Zoning Horisontal Bangunan Pola istirahat dalam wisma atlet ini dapat didukung dengan perancangan zoning horisontal dimana hunian yang ada pada bangunan ini merupakan area utama yang sangat penting karena atlet-atlet akan beristirahat pada tempat tersebut. Gambar V.2.2.1 Zoning Tapak HUNIAN SERVICE PENUNJANG HUNIAN PARKIR Zoning tapak yang akan digunakan dalam perancangan, berdasarkan pada pertimbangan sebagai berikut : - Area parkir maupun taman merupakan ruang luar dari tapak, pada area parkir ini akan dirancang tempat parkir kendaraan dengan pintu masuk 93

(entrance) yang dapat dilihat dengan mudah. Pencapaian ke hunian juga lebih mudah karena dekat dengan area parkir. - Pada area hunian diperlukan penciptaan ketenangan agar para atlet dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman, karena itu dapat disiasati dengan mengatur ruang dalam bangunan, membuat pengelompokkan kegiatankegiatan sehingga area hunian tidak terganggu dan tercipta ketenangan. Orientasi hunian juga dirancang dengan memperhatikan view dan juga orientasi matahari. Ke arah utara, view berupa kawasan olahraga Gelora Bung Karno dimana banyak lapangan olahraga serta penghijauan yang relatif luas tempat atlet-atlet serta masyarakat latihan dan berolahraga, orientasi utara juga membuat hunian tidak mendapat sinar matahari langsung, tidak sepanas dan sesilau arah barat dan timur. Sedangkan arah selatan view menarik, karena masih belum banyak terdapat bangunan dan ada penghijauan. - Area fasilitas-fasilitas penunjang dirancang untuk mendukung kegiatan para atlet, serta dapat dijadikan sebagai perantara antara area luar dan area hunian. - Area service berada di bagian belakang (selatan) agar tidak mengganggu aktivitas gedung. Pada area service ini akan direncanakan untuk tempat maintanance gedung dan akan disediakan pintu masuk dan keluar untuk service. 94

Gambar V.2.2.2 Skema Hubungan Ruang Secara Horizontal Lantai Dasar Wisma Atlet ENTRANCE KANTOR PENGELOLA AREA KOMERSIL PARKIR LOBBY TAMAN FITNESS MUSHOLA RUANG MAKAN HUNIAN RUANG SERBAGUNA V.2.3 Konsep Zoning Vertikal Bangunan Gambar V.2.3.1 Zoning Vertikal Bangunan 20 30 lt 2 15lt Keterangan : Fasilitas Penunjang, Parkir, Taman, Lobby, Kantor Pengelola, Service Hunian Ketinggian bangunan wisma atlet akan dirancang dengan penyesuaian dari bangunan disebelahnya dengan susunan bangunan dari yang paling tinggi ke rendah sehingga terlihat lebih teratur, ketinggian wisma atlet Senayan tersebut sekitar ± 15 lantai. Pada area podium akan dikelompokkan untuk ruang publik dan juga service, seperti lobby, kantor pengelola, service, dan fasilitas penunjang 95

lainnya, hal tersebut dikarenakan untuk mengurangi gangguan atau kebisingan yang akan terjadi dari luar maupun dalam bangunan. Pada lantai berikutnya difungsikan untuk hunian, dimana terdapat unit-unit kamar atlet yang cenderung memerlukan ketenangan dan privasi agar para atlet dapat beristirahat dengan nyaman sehingga terjadi pemisahan atau pengelompokkan ruang. V.3 Konsep Perancangan Mikro V.3.1 Konsep Pengolahan Fisik Bangunan Atlet membutuhkan hunian yang nyaman agar dapat beristirahat dengan baik. Perancangan wisma atlet Senayan akan menggunakan pola massa tunggal agar efisiensi pencapaian ke hunian maupun fasilitas-fasilitas penunjang yang ada dalam bangunan wisma atlet dapat maksimal. Selain itu, bangunan massa tunggal dirancang dengan melakukan pemisahan beberapa kelompok kegiatan. Bentuk massa bangunan yang akan diterapkan adalah bentuk segiempat dan akan untuk ke depannya akan dikembangkan lebih lanjut. Bentuk segi empat tersebut akan diterapkan pada perancangan hunian, service bagi para atlet. Pemilihan tersebut didasarkan karena ruang hunian dalam wisma atlet, seperti kamar memerlukan efisiensi ruang yang tinggi agar ruang-ruang tersebut dapat digunakan sebagai tempat istirahat atlet secara maksimal. Pertimbangan-pertimbangan lainnya sebagai berikut : - Bentuk tapak yang akan digunakan untuk pembangunan wisma atlet senayan ini adalah segi empat, dan bangunan di sekitarnya pun rata-rata berbentuk segi empat. - Bentuk segi empat mudah untuk digabungkan dengan bentuk lain, mudah untuk dikembangkan. Sedangkan untuk fasilitas penunjang, seperti ruang serbaguna, area komersil digunakan bentuk lingkaran yang dapat dimodifikasi, karena bentuk tersebut dapat membuat pengguna ruang tersebut fokus pada satu titik dan juga membuat bangunan menjadi lebih dinamis. Bentuk dinamis juga didapat dari bentuk atap yang melengkung. (lihat gambar V.2.3.1) 96

Gambar V.3.1.1 Konsep Bentuk Dasar Bangunan Bentuk atap akan diadaptasi dari lambang Sea Games Pemberian ornamen dengan motif batik dimaksudkan untuk memberikan ciri khas negara Indonesia pada wisma atlet Senayan. Ornamen batik tersebut yang akan dirancang dengan pewarnaan coklat yang akan berfungsi untuk memberikan rasa nyaman dan homey sesuai dengan teori yang telah dibahas pada bab 2. V.3.2 Konsep Penataan Ruang Luar Pada Wisma Atlet Senayan akan menggunakan 2 penataan ruang luar, baik secara aktif maupun pasif. Penataan ruang luar tersebut dapat memberikan 97

suasana relaks serta membantu atlet untuk menghilangkan rasa stress sehingga kebutuhan istirahat dapat terpenuhi. Ruang Luar Aktif Ruang luar aktif merupakan ruang terbuka yang dapat digunakan untuk aktivitas manusia. Dalam perancangan wisma atlet Senayan ini, ruang luar aktif yang akan digunakan adalah : - Tempat parkir bus, motor, dan mobil - Pedestrian Pedestrian dapat mendukung pemenuhan kebutuhan istirahat atlet, karena atlet dapat menghilangkan rasa stressnya dengan berjalan sambil mengobrol bersama temannya dimana mengobrol juga merupakan salah satu jenis istirahat. - Lapangan outdoor Atlet-atlet dapat menggunakan waktu istirahatnya untuk bermain bersama, seperti futsal. Bermain bersama teman-teman merupakan salah satu jenis istirahat sosialisasi sehingga hal tersebut juga dapat memberikan rasa relaks pada atlet. - Plaza Plaza yang dilengkapi dengan air mancur serta beberapa tempat duduk dapat digunakan atlet untuk menenangkan diri, mengobrol, serta berkumpul bersama teman sehingga kebutuhan istirahat atlet pun dapat terpenuhi melalui fasilitas penunjang ini. Ruang Luar Pasif Ruang luar pasif merupakan ruang terbuka yang tidak mengandung unsur kegiatan manusia. Ruang luar pasif yang ada pada wisma atlet Senayan adalah taman yang juga dapat berfungsi sebagai : - Penghijauan - Penyerapan air hujan - Buffer / peredam kebisingan - Penyaring polusi udara 98

V.3.3 Konsep Sirkulasi Horizontal Sirkulasi yang akan diterapkan pada perancangan wisma atlet yang sesuai adalah : - Hunian menggunakan pola sirkulasi linear. Pola ini dapat memudahkan pencapaian ke unit-unit hunian.jenis koridor yang akan digunakan adalah double loaded, dengan pertimbangan agar dapat menampung unit lebih banyak dan penggunaan lahan menjadi lebih efisien. Gambar V.3.3.1 Pola Linear pada Hunian - Lobby, ruang makan, ruang serbaguna, fasilitas penunjang menggunakan pola sirkulasi terpusat. Hal itu disebabkan karena sebagian besar kegiatan akan dilakukan terpusat pada satu titik. V.3.4 Konsep Sirkulasi Vertikal Sirkulasi vertikal bangunan akan menggunakan tangga, lift dan ramp. Tangga dapat digunakan pada saat keadaan darurat, seperti kebakaran dimana lift tidak dapat digunakan. Sedangkan lift sangan dibutuhkan untuk bangunan tingkat tinggi agar dapat memudahkan penghuni dalam pencapaian ke ruangan tertentu, ramp berfungsi untuk pengguna bangunan yang cacat atau lanjut usia, yang tidak memungkinkan mereka menggunakan tangga. V.3.5 Konsep Perancangan Kamar Berdasarkan teori dan analisa yang telah dilakukan, atlet cabang olahraga individu dan beregu memiliki perilaku istirahat yang berbeda. Oleh karena itu, kamar atlet akan dibagi menjadi 2 tipe, tipe untuk cabang olahraga individu dengan jumlah pengguna kamar 1 orang dan tipe untuk cabang olahraga beregu dengan jumlah pengguna kamar 4 orang. Kamar atlet untuk cabang olahraga individu menggunakan sebuah single bed, disertai dengan meja baca, balkon, dan juga kamar mandi. 99

Gambar V.3.5.1 Layout Kamar Tidur Atlet Individu Sedangkan, atlet cabang olahraga beregu menggunakan tempat tidur susun, disertai dengan kamar mandi, meja baca, balkon untuk relaksasi dan juga dapat memudahkan atlet tersebut berinteraksi dengan teman-temannya. Gambar V.3.5.2 Layout Kamar Tidur Atlet Beregu V.3.6 Konsep Sistem Struktur Pondasi yang akan digunakan pada bangunan Wisma Atlet Senayan ini adalah pondasi bored pile. Hal tersebut dikarenakan getaran yang ditimbulkan pada saat pelaksanaan cukup kecil sehingga cocok untuk digunakan di daerah tapak yang akan dibangun karena getaran yang dihasilkan kecil, maka akan memperkecil pula kemungkinan kerusakan pada lingkungan. Untuk upper structure, akan menggunakan portal dengan beton bertulang untuk bagian hunian karena pada hunian tidak membutuhkan bentangan yang lebar, sedangkan bentangan yang melebihi 9 meter akan dipakai balok 100

beton prestress untuk mengurangi kebutuhan ruang bagi tinggi balok dan sudah dikondisikan agar tidak terjadi lendutan. Pada pertemuan massa hunian dengan fasilitas penunjang akan dipisahkan dengan dilatasi. Gambar V.3.6.1 Posisi dilatasi yang digunakan Gambar V.3.6.2 Potongan Dilatasi ` V.3.7 Konsep Pencahayaan Penerangan alami didapat dengan cara : - Peletakkan bangunan dengan orientasi ke arah utara dan selatan, karena matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat, maka apabila orientasi bangunan ke arah tersebut, akan terasa panas dan bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna bangunan. - Merancang jendela dalam bangunan dengan luas sekitar 15%-20% dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan. Penerangan buatan Unit-unit kamar atlet akan menggunakan pencahayaan buatan ini, tingkat terang cahaya akan dirancang tidak tinggi (warm) agar dapat menciptakan suasana ruang yang nyaman dan lembut. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan metode pencahayaan cove, metode ini memberikan pancaran 101

yang lembut dan tidak langsung menerangi ke area yang diterangi. Dengan demikian pengguna ruang akan lebih mudah relaks. V.3.8 Konsep Penghawaan Penghawaan dalam bangunan dibagi menjadi 2, yaitu penghawaan alami dan buatan. Penghawaan buatan dapat dilakukan dengan penggunaan Air Conditioning (AC). Sedangkan, penghawaan alami dalam bangunan wisma atlet Senayan dapat dilakukan dengan ventilasi silang memungkinkan udara mengalir dari dalam ke luar dan sebaliknya, tanpa harus tertahan terlebih dulu, di dalam ruangan. V.3.9 Konsep Pewarnaan Ruang Untuk ruang luar kamar, seperti lobby, ruang bersama, akan digunakan warna abu-abu, karena warna tersebut merupakan warna netral yang dapat membuat rasa nyaman dan juga warna yang tidak membuat mata lelah. Sedangkan, untuk kamar atlet cabang olahraga beregu yang cenderung memiliki karakteristik senang berkumpul bersama teman-teman, ekstrovert, bergantung pada orang lain, akan menggunakan warna turquoise, dimana warna tersebut memiliki makna Youth, Revival, Renewal sesuai dengan perilaku istirahat atlet cabang olahraga beregu. Kamar atlet cabang olahraga individu yang memiliki karakteristik cenderung memiliki tekanan lebih besar akan membutuhkan ketenangan yang lebih, oleh karena itu penggunaan warna coklat dapat membuat perasaan homey dan nyaman. V.3.10 Konsep Utilitas 1. Proteksi Kebakaran Proteksi pasif menggunakan tangga darurat atau struktur bermaterial tahan api. Tangga kebakaran maksimal berjarak 30m dari unit hunian,12m dari koridor buntu, lebar koridor minimum 180 cm. Sedangkan, proteksi aktif, menggunakan hidran, sprinkler, alarm, tabung pemadam kebakaran kimia. Penyediaan alarm tabung pemadam kebakaran kimia dirancang dengan peletakkan setiap 20m pada koridor, sprinkler otomatis yang diletakkan setiap 9m dengan daya jangkau 25 m 2 /unit. Sprinkler akan disediakan sebanyak ± 4 buah pada tiap lantai di koridor unit kamar atlet. 102

Hidran dalam biasanya ditempatkan di dekat atau di dalam tangga kebakaran, dilengkapi selang, katup, tabung pemadam, serta alarm atau tombol panggil. Air yang digunakan diambil dari menara air, yang memang sebagian isinya dicadangkan untuk keperluan darurat. Hidran luar berupa kepala hidran dan selang. Sumber airnya dari sistem hidran kota. 2. Sistem Pembuangan Limbah Limbah sampah Sistem pembuangan sampah yang akan diaplikasikan pada bangunan wisma atlet ini adalah sistem shaft. Hal ini dikarenakan bangunan memiliki lantai yang cukup banyak sehingga akan memboroskan waktu dan tenaga bila diaplikasikan sistem pengangkutan door-to-door. Shaft sampah akan diletakkan di tepi bangunan agar tidak terlalu mengganggu kenyamanan penghuni bangunan. 3. Penyediaan Air Bersih Penyediaan air bersih dan air minum diasumsikan dari PDAM yang ditampung pada reservoir bawah dan kemudian dipompa ke reservoir atas untuk didistribusikan ke ruang-ruang yang membutuhkan. 4. Listrik Penyediaan listrik pada bangunan diambil dari PLN, dialirkan ke gardu/ ruang trafo, kemudian dibagi ke panel-panel cabang dan ruang-ruang yang membutuhkan. Pada saat aliran listrik utama dari PLN terputus, maka listrik yang digunakan adalah aliran listrik dari genset. Ruang genset, dan ruang-ruang panel listrik diletakan di area service agar kehadirannya tidak mengganggu kenyamanan ruang ruang utama. V.4 Tuntutan Rancangan V.4.1 Terhadap Aspek Manusia Wisma atlet Senayan ini dirancang khusus bagi para atlet yang akan melakukan latihan maupun pertandingan, baik dalam skala internasional maupun nasional. Hunian ini dirancang dengan memperhatikan perilaku istirahat atlet, khususnya dalam ruang kamar. Dengan begitu dapat diketahui kebutuhan-kebutuhan serta perancangan kamar yang sesuai 103

untuk para atlet agar dapat memberikan kenyamanan sehingga dapat beristirahat dengan nyaman. V.4.2 Terhadap Aspek Lingkungan Orientasi massa bangunan Wisma Atlet Senayan ini menghadap utaraselatan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir sinar dan panas yang berlebihan dari matahari barat dan timur. Pada sisi selatan bangunan juga akan diberi bukaan agar angin dapat masuk sehingga ruangan tidak pengab dan panas. Disekitar bangunan juga akan diberikan pepohonan sebagai sound buffer dari bising dan penghijauan lingkungan, selain itu juga berfungsi sebagai elemen pendukung estetika bangunan. V.4.3 Terhadap Aspek Bangunan Bangunan Wisma Atlet Senayan ini dirancang dengan mengacu pada konsep behavior/perilaku atlet, khususnya istirahat dimana bangunan tersebut akan dirancang agar kebutuhan istirahat atlet dapat terpenuhi. Dalam perancangan juga memperhatikan beberapa aspek seperti, bentuk ruang, pencahayaan, penghawaan, pewarnaan pada ruang, utilitas sehingga karakteristik ruang yang baik dapat tercapai. 104