3.4 Prinsip Hemodialisa Prinsip mayor/proses hemodialisa

dokumen-dokumen yang mirip
PENELITIAN PENGARUH HEMODIALISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM. Elya Hartini *, Idawati Manurung **, Purwati **

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

Proses Peritoneal dialisis dan CAPD. Dahlia Lara Sikumalay Putri Ramadhani Tria Wulandari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. serius di dunia yang insidensinya meningkat setiap tahun. Walaupun penyakit

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner dan Suddarth, 2002)

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kebutuhan cairan dan elektrolit

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ginjal dengan cepat sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit menurut World Health Organization (1957) adalah suatu bagian

BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Pada manusia, fungsi ini sebagian besar dijalankan oleh ginjal (Brenner,

BAB I PENDAHULUAN. (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoitein menimbulkan keadaan yang

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (KGD) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU

Afniwati, Amira Permata Sari Tarigan, Yunita Ayu Lestari Tarigan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan air

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

TERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan suatu keadaan klinis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. Hemodialisis (HD) Adalah pengobatan dengan alat yaitu Dialyzer, tujuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

penyakit yang merusak massa nefron ginjal.

HEMODIALYSIS PADA ANAK. Tatik Dwi Wahyuni, SKep Ns RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PENDAHULUAN HEMODIALISA

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi penting dalam

Gagal Ginjal Kronis. 1. Apa itu Gagal Ginjal Kronis?

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

NOVIANI SABTINING KUSUMA PUTRI J

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns

PERBEDAAN KADAR UREUM & CREATININ PADA KLIEN YANG MENJALANI HEMODIALISA DENGAN HOLLOW FIBER BARU DAN HOLLOW FIBER RE USE DI RSUD UNGARAN

PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS. TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI)

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

KONSEP DASAR TINDAKAN HEMODIALISA

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

Mengapa disebut sebagai flu babi?

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi dari 2-3 bulan hingga tahun (Price dan Wilson, 2006).

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadian yang masih cukup tinggi. Di Amerika Serikat, UKDW

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI SELAMA DIALISIS DIALYSIS DISEQUILIBRIUM SYNDROME (DDS) Imam Hadi Yuwono PD. IPDI Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. konsentrasi elektrolit pada cairan ekstra sel (Tawoto & Watonah, 2011).

I. PENDAHULUAN. keluhan maupun gejala klinis kecuali sudah terjun pada stadium terminal (gagal

BAB II TINJAUAN TEORI. Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

KATA PENGANTAR. Lamongan, Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida adalah bahan racun yang disamping memberikan manfaat di bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia menginginkan kondisi yang sehat, baik secara

Author : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel. Ginjal berfungsi sebagai. kerusakan pada sistem endokrin akan menyebabkan terganggunya

PEMAKAIAN DIALIZER REUSE YANG LAYAK DIGUNAKAN PADA PASIEN DENGAN HEMODIALISA

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA

Terapi Pengganti Ginjal. Ledy Martha Aridiana, S.Kep. Ns. M.Kes

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. untuk menyingkirkan substansi yang tidak diinginkan dari darah sementara

Transkripsi:

MAKALAH HEMODIALISA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang. Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi ginjalnya. Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan darah dengan cara mengalirkan melalui ginjal buatan. Hal yang melatar berlakangi isi makalah ini di harapkan agar pengobatan hemodialisa dapat di cegah bagi para penderita penurunan fungsi ginjal dengan lebih meningkatkan asupan cairan bagi fungsi ginjal yang belum kronis. Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk keracunan Banyak orang merasa tak nyaman dan ragu-ragu saat-saat pertama dilakukan hemodialisa. Saat dilakukan hemodialisa sebenarnya anda tidak akan merasakan apa-apa, beberapa orang akan merasa lelah setelah selesai dilakukan hemodialisa terutama bila baru beberapa kali hemodialisa. Setelah beberapa kali hemodialisa maka cairan yang berlebih dan racun dari tubuh anda akan berkurang, anda akan merasa kembali bertenaga. 2.2 Tujuan Penulisan 2.2.1 Tujuan Umum Sebagai pedoman untuk mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan pasien sampai fungsi ginjal pulih kembali. 2.2.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui bagaimana membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan asam urat b. Untuk mengetahui bagaimana membuang kelebihan air. c. Untuk mengetahui bagaimana mempertahankan atau mengembalikan system buffer tubuh. d. Untuk mengetahui bagaimana mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh. e. Untuk mengetahui bagaimana memperbaiki status kesehatan penderita. BAB 2 PERSIAPAN PASIEN HEMODIALISIS 2.1 Definisi Hemodialisis Hemodialisa berasal dari kata hemo=darah,dan dialisa=pemisahan atau filtrasi. Pada prinsipnya hemodialisa menempatkan darah berdampingan dengan cairan dialisat atau pencuci yang dipisahkan oleh suatu membran atau selaput semi permeabel. Membran ini dapat dilalui oleh air dan zat tertentu atau zat sampah. Proses ini disebut dialysis yaitu proses berpindahnya air atau zat, bahan melalui membran semi permeabel ( Pardede, 1996 ). Terapi hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium,

kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi (Setyawan, 2001). 2.1 Tujuan Hemodialisis Hemodialisis bertujuan untuk mengambil zat-zat nitrogen yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan, pada hemodialisis aliran darah yang penuh dengan toksik dan limbah nitrogen dialihkan dari dalam tubuh ke dialiser tempat darah tersebut dibersihkan dan kemudian dikembalikan ke dalam tubuh. 3.1 Indikasi Hemodialisis Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan GGA apabila terdapat indikasi : 1. Hiperkalemia ( K > 6 meq/l) 2. Asidosis 3. Kadar ureum/kreatinin tinggi dalam darah 4. Kelebihan cairan. 5. Perikarditis dan konfusi yang berat. 6. Hiperkalsemia dan hipertensi. 3.4 Prinsip Hemodialisa Prinsip mayor/proses hemodialisa 1. Akses Vaskuler : Seluruh dialysis membutuhkan akses ke sirkulasi darah pasien. Kronik biasanya memiliki akses permanent seperti fistula atau graf sementara. Akut memiliki akses temporer seperti vascoth. 2. Membran semi permeable Hal ini ditetapkan dengan dialyser actual dibutuhkan untuk mengadakan kontak diantara darah dan dialisat sehingga dialysis dapat terjadi. 3. Difusi Dalam dialisat yang konvesional, prinsip mayor yang menyebabkan pemindahan zat terlarut adalah difusi substansi. Berpindah dari area yang konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Gradien konsentrasi tercipta antara darah dan dialisat yang menyebabkan pemindahan zat pelarut yang diinginkan. Mencegah kehilangan zat yang dibutuhkan. 4. Konveksi Saat cairan dipindahkan selama hemodialisis, cairan yang dipindahkan akan mengambil bersama dengan zat terlarut yang tercampur dalam cairan tersebut. 5. Ultrafiltrasi Proses dimana cairan dipindahkan saat dialysis dikenali sebagai ultrafiltrasi artinya adalah pergerakan dari cairan akibat beberapa bentuk tekanan. Tiga tipe dari tekanan dapat terjadi pada membrane : 1) Tekanan positip merupakan tekanan hidrostatik yang terjadi akibat cairan dalam membrane. Pada dialysis hal ini dipengaruhi oleh tekanan dialiser dan resisten vena terhadap

darah yang mengalir balik ke fistula tekanan positip mendorong cairan menyeberangi membrane. 2) Tekanan negative merupakan tekanan yang dihasilkan dari luar membrane oleh pompa pada sisi dialisat dari membrane tekanan negative menarik cairan keluar darah. 3) Tekanan osmotic merupakan tekanan yang dihasilkan dalam larutan yang berhubungan dengan konsentrasi zat terlarut dalam larutan tersebut. Larutan dengan kadar zat terlarut yang tinggi akan menarik cairan dari larutan lain dengan konsentrasi yang rendah yang menyebabkan membrane permeable terhadap air. 3.5 Perangkat Hemodialisa A. Perangkat khusus 1) Mesin hemodialisa 2) Ginjal buatan (dializer) yaitu : alat yang digunakan untuk mengeluarkan sisa metabolisme atau zat toksin laindari dalam tubuh. Didalamnya terdapat 2 ruangan atau kompartemen : - kompartemen darah - kompartemen dialisat. 3) Blood lines : selang yang mengalirkan darah dari tubuh ke dializer dan kembali ke tubuh. Mempunyai 2 fungsi : Untuk mengeluarkan dan menampung cairan serta sisa-sisa metablolisme. Untuk mencegah kehilangan zat-zat vital dari tubuh selama dialysis. B. Alat-alat kesehatan : Tempat tidur fungsional Timbangan BB Pengukur TB Stetoskop Termometer Peralatan EKG Set O2 lengkap Suction set Meja tindakan. C. Obat-obatan dan cairan : - Obat-obatan hemodialisa : heparin, frotamin, lidocain untuk anestesi. - Cairan infuse : NaCl 0,9%, Dex 5% dan Dex 10%. - Dialisat - Desinfektan : alcohol 70%, Betadin, Sodium hypochlorite 5% - Obat-obatan emergency. 3.6 Pedoman Perawatan Hemodialisa A. Persiapan sebelum hemodialisa 1) Sambungkan selang air dari mesin hemodialisa. 2) Kran air dibuka. 3) Pastikan selang pembuka air dan mesin hemodialisis sudah masuk keluar atau saluran pembuangan.

4) Sambungkan kabel mesin hemodialisis ke stop kontak. 5) Hidupkan mesin. 6) Pastikan mesin pada posisi rinse selama 20 menit. 7) Matikan mesin hemodialisis. 8) Masukkan selang dialisat ke dalam jaringan dialisat pekat. 9) Sambungkan slang dialisat dengan konektor yang ada pada mesin hemodialisis. 10) Hidupkan mesin dengan posisi normal (siap). B. Menyiapkan sirkulasi darah. 1) Bukalah alat-alat dialisat dari setnya. 2) Tempatkan dialiser pada holder (tempatnya) dan posisi inset (tanda merah) diatas dan posisi outset (tanda biru) dibawah. 3) Hubungkan ujung merah dari ABL dengan ujung inset dari dialiser. 4) Hubungkan ujung biru dari UBL dengan ujung outset adri dialiser dan tempatkan buble tap di holder dengan posisi tengah. 5) Set infuse ke botol NaCl 0,9%-500 cc. 6) Hubungkan set infuse ke slang arteri. 7) Bukalah klem NaCl 0,9%. Isi slang arteri sampai keujung selang lalu klem. 8) Memutarkan letak dialiser dengan posisi inset dibawah dan ouset diatas, tujuannya agar dialiser bebas dari udara. 9) Tutup klem dari slang untuk tekanan arteri, vena, heparin. 10) Buka klem dari infuse set ABL, UBL. 11) Jalankan pompa darah dengan kecepatan mula-mula 100 ml/mnt, kemudian naikkan secara bertahap sampai 200 ml/mnt. 12) Isi buble tap dengan NaCl 0,9% sampai 3/4 cairan. 13) Memberikan tekanan secara intermitten pada UBL untuk mengalirkan udara dari dalam dialiser, dilakukan sampai dengan dialiser bebas udara (tekanan tidak lebih dari 200 mmhg). 14) Melakukan pembilasan dan pencucian dengan NaCl 0,9% sebanyak 500 cc yang terdapat pada botol (kalf). Sisanya ditampung pada gelas ukur. 15) Ganti kalf NaCl 0,9% yang kosong dengan kalf NaCl 0,9% baru. 16) Sambungkan ujung biru UBL dengan ujung merah ABL dengan menggunakan konektor. 17) Menghidupkan pompa darah selama 10 menit. Untuk dialiser baru 15-20 menit, untuk dialiser reuse dengan aliran 200-250 ml/mnt. 18) Mengembalikan posisi dialiser ke posisi semula dimana inset diatas dan outset dibawah. 19) Menghubungkan sirkulasi darah dengan sirkulasi dialisat selama 5-10 menit siap untuk dihubungkan dengan pasien (soaking). C. Persiapan pasien. 1) Menimbang BB 2) Mengatur posisi pasien. 3) Observasi KU 4) Observasi TTV 5) Melakukan kamulasi/fungsi untuk menghubungkan sirkulasi, biasanya mempergunakan salah satu jalan darah/blood akses seperti dibawah ini: Dengan interval A-V Shunt/fistula simino Dengan eksternal A-V Shunt/schungula.

Tanpa 1-2 (vena pulmonalis). 3.7 Komplikasi yang terjadi A. Hipotensi Penyebab : terlalu banyak darah dalam sirkulasi mesin, ultrafiltrasi berlebihan, obat-obatan anti hipertensi. B. Mual dan muntah Penyebab : gangguan GI, ketakutan, reaksi obat, hipotensi. C. Sakit kepala Penyebab : tekanan darah tinggi, ketakutan. D. Demam disertai menggigil. Penyebab : reaksi fibrogen, reaksi transfuse, kontaminasi bakteri pada sirkulasi darah. E. Nyeri dada. Penyebab : minum obat jantung tidak teratur, program HD yang terlalu cepat. F. Gatal-gatal Penyebab : jadwal dialysis yang tidak teratur, sedang.sesudah transfuse kulit kering. G. Perdarahan amino setelah dialysis. Penyebab : tempat tusukan membesar, masa pembekuan darah lama, dosis heparin berlebihan, tekanan darah tinggi, penekanan, tekanan tidak tepat. H. Kram otot Penyebab : penarikan cairan dibawah BB standar. Penarikan cairan terlalu cepat (UFR meningkat) cairan dialisat dengan Na rendah BB naik > 1kg. Posisi tidur berubah terlalu cepat. 3.8 Interpretasi Hasil Hasil dari tindakan dialysis harus diinterpretasikan dengan mengkaji jumlah cairan yang dibuang dan koreksi gangguan elektrolit dan asam basa. Darah yang diambil segera setelah dialysis dapat menunjukkan kadar elektrolit, nitrogen urea, dan kreatinin rendah palsu. Proses penyeimbangan berlangsung terus menerus setelah dialysis, sejalan perpindahan zat dari dalam sel ke plasma. BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi ginjalnya. Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan darah dengan cara mengalirkan melalui ginjal buatan. Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan GGA apabila terdapat indikasi Hiperkalemia, Asidosis, Kadar ureum/kreatinin tinggi dalam darah, Kelebihan cairan, Perikarditis dan konfusi yang berat, Hiperkalsemia dan hipertensi. 3.2 Saran Semakin berkembangnya zaman dan teknologi semakin meningkat juga resiko akan penyakit pada manusia terutama dalam hal ini kehilangan fungsi ginjal atau gagal ginjal, maka hemodialisis merupakan sarana penting dalam mengatasi hal ini sehingga dapat mengembalikan

fungsi ginjal yang sehat. DAFTAR PUSTAKA 1. Corwin, J. 2000. Buku Saku Pathofisiologi. EGC. Jakarta 2. Burrnert and Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2. EGC. Jakarta 3. NANDA, Nursing Diagnosis: Definition and classification 2005-2006. NANDA International Philadelphia 4. Jhonshon Marion, dkk. Nursing Outcomes Classification (NOC) second edition, by mosby Year Book Inc. New York 5. Closkey and buckhek, 1996, Nursing Intervention Classification (NIC) second edotion by Mosby Year Book, Inc. New York 6. Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Media Aeusculapius. Jakarta 7. Mirzanie, H. Dkk. 2005. Internoid. Tosca Enterprise. Yogyakarta