BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi pioner bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan. sistem ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 127.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah pada KSPPS Tunas. Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual

BAB V PEMBAHASAN. dengan bantuan software SPSS 16.,0 for windows, maka akan dibahas tentang

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Penilaian Karakter Terhadap Risiko Pembiayaan Musyarakah

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. krisis, perbankan syariah mulai dapat berdiri sedangkan sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI. Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang dilarang, berupa unsur perjudian (maisyir), unsur

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. halnya bank syariah, koperasi syariah maupun lembaga keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-qur an, istilah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB V PEMBAHASAN. penelitian yaitu Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng. Peneliti memilih

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian nasional. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dimana sektor ekonomi menjadi tolok ukur kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara signifikan pada akhir-akhir ini, baik itu lembaga keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan permasalahan dan kehidupan dunia yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan

BAB V PEMBAHASAN. syari ah yaitu pembiayaan piutang yang mana merupakan bentuk pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Salah satu lembaga moneter ini adalah Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya harus sesuai dengan prinsip-prinsip islam. Koperasi syariah

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. 2 Dari persoalan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah

BAB II LANDASAN TEORITIS. secara dini indeksi-indeksi penyimpangan (deviation) dari kesepakatan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB I PENDAHULUAN. pada keuntungan riil yang dikehendaki (margin) ataupun bagi hasil (profit

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya bank konvensional juga berfungsi sebagai suatu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional yang terbagi menjadi dua macam yaitu perbankan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas. kekeluargaan (Sholahuddin dan Hakim, 2008: 179).

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju,

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB V PEMBAHASAN. bank syariah dengan bank syariah yang lain. 96 Maka dari itu bank harus

BAB I PENDAHULUAN. potensi ekonomi agar berhasil guna secara optimal. Kemajuan ekonomi telah

BAB I PENDAHULUAN. 2015, h Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba. Empat, 2013, h. 103.

BAB I PENDAHULUAN. of founds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yaitu untuk mendapatkan laba (profit). Di samping itu, untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Hasan, memperkirakan bahwa pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bankbank

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang minus dana. Pihak-pihak surplus dana tersebut meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. 1 Perbankan syariah. Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia kian lama mengalami peningkatan yang cukup signifikan, mulai dari perbankan syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah, dan lain sebagainya. Khususnya perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dan menjadi pioner bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan sistem ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional. Langkah strategis pengembangan perbankan syariah yang telah diupayakan adalah pemberian izin kepada bank umum konvensional untuk membuka kantor cabang Unit Usaha Syariah (UUS) atau konversi sebuah bank konvensional menjadi bank syariah. Langkah strategis ini merupakan respon dan inisiatif dari perubahan Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998. Undang-Undang pengganti UU No.7 tahun 1992 tersebut mengatur dengan jelas landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. 1 Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia semakin pesat dari tahun ke tahun. Hal ini bisa dilihat dari jumlah Bank Umum 1 Muhammad Syafi i Antnio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001) hlm. 26 1

2 Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan BPRS yang telah mencapai puluhan, serta kantor layanan yang mencapai ribuan unit. Perkembangan perbankan syariah yang pesat tersebut tentunya juga berdampak pada lembaga keuangan lainnya seperti Baitul Maal Wa Tanwil (BMT). Hal ini tidak lepas dari perkembangan kinerja BMT secara nasional di tahun ini telah mencapai aset sebesar Rp 4,7 triliun dan jumlah pembiayaan sebesar Rp 3,6 triliun. Sementara BMT yang sudah ada jumlahnya kurang lebih 4000 BMT tersebar diseluruh Indonesia. 2 Tabel 1.1 Perkembangan Jaringan Kantor Syariah di Indonesia 2009 2010 2011 2012 2013 2014 BUS 6 11 11 11 11 12 UUS 25 23 24 24 23 22 BPRS 138 150 155 158 163 163 Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK, Juni 2015, diolah Baitul maal wa tamwil (BMT) merupakan lembaga keuangan mikro yang mendukung kegiatan ekonomi kecil dan menengah dengan berlandaskan prinsip syariah. 3 Sama halnya dengan perbankan syari ah BMT juga berfungsi sebagai lembaga intermediasi (financial intermediary) yakni lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. 2 Ichsan Emraldi Alamsyah, Aset BMT Indonesia Capai Rp 4,7 Triliun dalam http://m.replubika.co.id/bertita/ekonomi/syariah-ekonomi/15/03/22/nlmhlb-aset-bmt-indonesiacapai-rp-47-triliun, diakses 11 februari 2016 3 Muhammad Abdul Karim Mustofa, Kamus Bisnis Syariah, (Yogyakarta: Asnalitera, 2012), hlm. 31

3 Sudah banyak BMT yang telah berkontribusi bagi pemberdayaan masyarakat dan terus mengalami pertumbuhan signifikan. Salah satu contoh adalah BMT UGT Sidogiri dimana pada tahun 2013 saja asetnya sudah mencapai Rp 886 miliar dan kantor cabangnya sudah tersebar di seluruh Indonesia. Ini hanya sedikit contoh dari BMT yang menjadi penyelamat bagi masyarakat kecil. 4 BMT yang berperan secara optimal diharapkan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud secara adil dan merata. BMT As-Salam merupkan salah satu lembaga keuangan mikro yang berlandaskan syariah yang berada di Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Didirikan pada tanggal 24 Desember 1998. Merupakan suatu kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang bergerak dibidang peningkatan ekonomi masyarakat kecil bawah. Sebagai KSM maka BMT ditumbuhkan dari bawah bardasarkan peran serta masyarakat kecil dilingkungan masyarakat itu sendiri, bukan milik perorangan. Sedang pemanfaatannya yaitu untuk peningkatan kualitas perekonomian masyarakat setempat. Sebagai lembaga keuangan yang berbasis syariah, kegiatan operasional pembiayaan yang dijalankan di BMT As-Salam tersebut didasarkan pada akad murabahah, mudharabah dan alqardh. Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Anggota Pembiayaan Murabahah, Mudharabah dan Al-Qardh BMT As-Salam Kras-Kediri Akad 2011 2012 2013 2014 2015 Murabahah 1925 3141 4425 6214 7736 Mudharabah 126 153 173 191 185 4 Hemansyah Kahir, BMT Sebagai Inklusi Keuangan 17 Juni 2015, dalam http://m.kompasiana.com/hermansyahkahir/bmt-sebagai-inklusikuangan_54f90a3331162158b4cf9, diakses 11 Januari 2016

4 Al-Qardh 42 57 68 65 210 Sumber: Laporan RAT BMT As-Salam Kras-Kediri 2015, diolah Sejauh ini mayoritas portofolio pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah didominasi oleh pembiayaan murabahah. Lembaga keuangan syariah umumnya menggunakan murabahah sebagai metode utama pembiayaan, yaitu hampir mencapai 70% asetnya. 5 Dari sini bisa dilihat bahwa sebagian besar lembaga keuangan syariah memberikan porsi lebih terhadap pembiayaan murabahah. Ini disebabkan karena banyak lembaga keuangan syariah yang tidak melayani pengajuan pembiayaan dengan akad bagi hasil, seperti mudharabah dan musyrakah, karena dianggap lebih rumit dalam analisis dan pelaksanaannya. Tabel 1.3 Pangsa Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah (Dalam Juta Rp) Akad 2011 2012 2013 2014 Mudharabah 10.229 12.023 13.625 14.354 Musyarakah 18.960 27.667 39.874 49.387 Murabahah 56.365 88.004 110.565 117.371 Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK, Juni 2015, diolah Murabahah adalah akad jual beli atas suatu barang, dengan harga yang disepakati antar penjual dan pembeli, setelah sebelumnya penjual menyebutkan dengan sebenarnya harga perolehan atas barang tersebut dan besarnya keuntungan yang diperolehnya. 6 Murabahah termasuk pembiayaan jangka pendek. 139 149 5 Abdullah Saed (ed), Bank Islam dan Bunga, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 6 H. Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management..., hlm.

5 Setiap tahunnya jumlah anggota pembiayaan di BMT As-Salam Kras- Kediri terus mengalami perkembangan yang pesat. Khususnya jumlah anggota pembiayaan murabahah, seperti yang tertera pada tabel 1.4 pada tahun 2015 mencapai 7736 anggota. Dari kegiatan pembiayaan ini, semakin banyak dana yang disalurkan maka potensi timbulnya risiko pun semakin besar. Timbulnya risiko disebabkan oleh adanya ketidak mampuan peminjam untuk melunasi kewajibannya kepada BMT. Tabel 1.4 Penggolongan Kolektibilitas Pembiayaan Murabahah BMT As-Salam Kras- Kediri Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Lancar 1463 2387 3363 4785 6225 Dalam Perahatian Khusus 156 283 358 530 518 Kurang Lancar 152 220 350 467 506 Diragukan 84 164 199 249 254 Macet 70 87 155 183 233 Sumber: Laporan RAT BMT As-Salam Kras-Kediri 2015, diolah Tingkat pengembalian angsuran pembiayaan murabahah BMT As- Salam Kras-kediri dapat diamati pada tabel 1.5 diatas bahwa terdapat lima kategori kolektibilitas pembiayaan yakni lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Jumlah pembiayaan yang termasuk dalam kolektibilitas macet di BMT As-Salam Kras-Kediri setiap tahunnya mengalami peningkatan. Salah satu fungsi utama lembaga keuangan syariah adalah untuk memenuhi berbagai keperluan komersial, investasi dan memberikan pelayanan yang luas kepada nasabah, sebagaimana fungsi lembaga keuangan

6 pada umumnya. 7 Dalam pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan, terdapat pembiayaan bermasalah yang terjadi. Pembiayaan bermasalah ini merupakan beban bagi lembaga keuangan karena akan mempengaruhi kelangsungan usaha dan tingkat kesehatan lembaga keuangan. Pembiayaan yang bermasalah harus secepatnya diselesaikan agar kerugian yang lebih besar dapat dihindari. Hal yang sangat penting diperhatikan lembaga keuangan dalam penyaluran pembiayaan adalah apakah unsur-unsur dalam pemberian pembiayaan telah dipenuhi secara baik, dan bagaimana proses penggunaan serta pemeliharaan pembiayaan itu dilakukan para pihak secara berkesinambungan dari awal pemberian pembiayaan hingga pada saat pelunasannya. Hal ini sangat diperlukan untuk meminimalisasi risiko pembiayaan yang dapat berpotensi terhadap tingkat pengembalian angsuran. Pemberian pembiayaan dari lembaga keuangan kepada calon debitur terlebih dahulu dengan melewati proses pengajuan pembiayaan dan melalui proses analisis pemberian pembiayaan terhadap pembiayaan yang diajukan. Salah satu analisis pemberian pembiayaan yang digunakan adalah analisis 5C, yaitu Character (Watak), Capacity (Kemampuan), Capital (Modal), Collateral (Jaminan), dan Condition of Economy (Kondisi Ekonomi). 8 Pentingnya penilaian Character untuk mengetahui sampai sejauh mana kemauan anggota untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan 7 Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007) hlm. 8 8 Surya Margianto, Penerapan prinsip 5C dan Prosedur Pemberian Kredit pada PD BPR BKK Karangmalang Cabang Sidoharjo Sragen, (Surakarta: Tugas Akhir tidak diterbitkan, 2011) hlm. 3

7 perjanjian yang telah ditetapkan. 9 Character merupakan faktor yang dominan, sebab walaupun calon anggota tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan utangnya, kalau tidak mempunyai itikad baik tentu akan mempengaruhi tingkat pengembalian angsuran pembiayaan. Analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit yakni dengan prinsip capacity. 10 Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana calon anggota mampu melunasi utangutangnya secara tepat waktu, dari hasil usaha yang diperolehnya, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat pengembalian angsurannya. Semakin besar modal yang dimiliki, tentu semakin tinggi kesungguhan calon anggota menjalankan usahanya dan lembaga keuangan akan merasa lebih yakin memberikan pembiayaan dan keseriusan calon anggota dalam pembayaran kembali. 11 Oleh karena itu, diperlukan analisis capital kepada calon anggota pembiayaan. Jaminan yang diberikan calon nasabah baik bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Dalam hal ini jaminan merupakan prinsip collateral. 12 Collateral harus dinilai oleh lembaga keuangan untuk mengetahui sejauh mana kewajiban finansial calon 9 H. Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008) hlm. 348 10 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan-Edisi Revisi 2014, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015) hlm. 137 11 Veithzal Rivai dan Andria permata Veithzal, Islamic Financial Management..., hal. 351 12 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan-Edisi Revisi 2014..., hlm. 137

8 anggota pembiayaan kepada lembaga keuangan dan menunjukkan keseriusan calon anggota dalam pembayaran angsuran pembiayaan. Condition merupakan situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang memengaruhi keadaan perekonomian yang kemungkinan pada suatu saat memengaruhi kelancaran perusahaan calon mudharib. 13 Kondisi ekonomi, politik, sosial dan budaya yang baik dan mendukung kelancaran usaha calon anggota akan meningkatkan tingkat pengembalian angsuran pembiayaan. Analisis pembiayaan dilakukan dengan tujuan pembiayaan yang diberikan mencapai sasaran, dan aman. Artinya, pembiayaan tersebut harus diterima pengembaliannya secara tertib, teratur, dan tepat waktu, sesuai dengan perjanjian antara bank dan customer sebagai penerima dan pemakai pembiayaan. Selain itu, dengan tujuan terarah, artinya pembiayaan yang diberikan akan digunakan untuk tujuan seperti yang dimaksud dalam permohonan pembiayaan dan sesuai dengan peraturan dan kesepakatan ketika disyaratkan dalam akad pembiayaan. 14 Analisis pembiayaan dengan menggunakan prinsip Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition ini perlu diperhatikan oleh lembaga keuangan. Dengan analisis pembiayaan yang baik kepada calon anggota dapat menunjukkan keseriusan calon anggota dalam pengembalian angsuran pembiayaannya. hlm. 84 345 13 Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Teras, 2014) 14 H. Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management..., hlm.

9 Tahun 2015 jumlah anggota pembiayaan murabahah di BMT As- Salam mengalami peningkatan yang pesat, yakni sebesar 19,67%. Meskipun tingkat pengembalian pembiayaan murabahah pada golongan lancar di tahun 2015 cukup baik, namun pada golongan kurang lancar, diragukan, dan macet mengalami peningkatan. Dimana kolektibilitas macet pada tahun 2014 sebesar 183 anggota, sedangkan tahun 2015 meningkat menjadi 233 anggota. Berangkat dari inilah, penulis tertarik mengambil rentang waktu obyek di tahun 2015. Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai penerapan Analisis 5C terhadap pengaruhnya pada tingkat pengembalian angsuran pembiayaan murabahah dan menyusunnya dalam penelitian skripsi dengan judul Pengaruh Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015. B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah Agar tidak terjadi pembiasan dalam penelitian ini dan karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, kondisi, dan dana, maka ada beberapa hal yang harus dibatasi oleh penulis, sebagai berikut: Character ; dalam hal ini penulis akan melihat bagaimana watak atau sifat anggota pembiayaan tersebut jujur, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif atau tidak.

10 Capacity ; dalam hal ini penulis akan melihat bagaimana kemampuan anggota pembiayaan mengelola usahanya, apakah menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu. Capital ; dalam hal ini penulis akan melihat seberapa besar omset yang dihasilkan oleh anggota pembiayaan, dan jumlah angsuran lebih kecil dari pendapatan yang diperoleh. Collateral ; dalam hal ini penulis akan melihat berdasarkan dari jenis jaminan, bukti kepemilikan, nilai jaminan, dan status hukumnya. Condition ; dalam hal ini penulis akan melihat berdasarkan jenis usaha, lokasi usaha, pesaing usaha dan perkembangan usaha itu sendiri. Tingkat pengembalian angsuran ; dalam hal ini penulis akan melihat seberapa besar pengaruh character, capacity, capital, collateral dan condition terhadap tingkat pengembalian angsuran. Pembiayaan murabahah ; dalam hal ini peneliti akan melihat seberapa besar minat anggota terhadap pembiayaan dengan prinsip jual beli ini. Sehingga dalam penelitian ini hanya membatasi pada pengaruh character, capacity, capital, collateral dan condition terhadap tingkat pengembalian angsuran, sebagaimana yang dijelaskan diatas pada produk pembiayaan murabahah di BMT As-Salam Kras-Kediri tahun 2015. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

11 1. Apakah aspek character berpengaruh terhadap tingkat pengembalian tahun 2015? 2. Apakah aspek capacity berpengaruh terhadap tingkat pengembalian tahun 2015? 3. Apakah aspek capital berpengaruh terhadap tingkat pengembalian tahun 2015? 4. Apakah aspek collateral berpengaruh terhadap tingkat pengembalian tahun 2015? 5. Apakah aspek condition berpengaruh terhadap tingkat pengembalian tahun 2015? 6. Manakah variabel yang paling berpengaruh terhadap tingkat pengembalian angsuran pembiayaan murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri tahun 2015? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji pengaruh aspek character terhadap tingkat pengembalian tahun 2015.

12 2. Untuk menguji pengaruh aspek capacity terhadap tingkat pengembalian tahun 2015. 3. Untuk menguji pengaruh aspek capital terhadap tingkat pengembalian tahun 2015. 4. Untuk menguji pengaruh aspek collateral terhadap tingkat pengembalian tahun 2015. 5. Untuk menguji pengaruh aspek condition terhadap tingkat pengembalian tahun 2015. 6. Untuk mengetahui variabelyang paling berpengaruh terhadap tingkat pengembalian angsuran pembiayaan murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri tahun 2015. E. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari aspek character terhadap tingkat pengembalian angsuran pembiayaan murabahah di BMT As- Salam Kras-Kediri. 2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari aspek capacity terhadap tingkat pengembalian angsuran pembiayaan murabahah di BMT As- Salam Kras-Kediri.

13 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari aspek capital terhadap tingkat pengembalian angsuran pembiayaan murabahah di BMT As- Salam Kras-Kediri. 4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari aspek collateral terhadap tingkat pengembalian angsuran pembiayaan murabahah di BMT As- Salam Kras-Kediri. 5. Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari aspek condition terhadap tingkat pengembalian angsuran pembiayaan murabahah di BMT As- Salam Kras-Kediri. 6. Terdapat variabel yang paling berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pengembalian angsuran pembiayaan murabahah di BMT As- Salam Kras-Kediri. F. Kegunaan Penelitian Penulis berharap, informsi yang diperoleh dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak diantaranya adalah : 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi pembaca dan menambah wawasan serta mengembangkan disiplin ilmu pengetahuan tentang Lembaga Keuangan Syariah, khususnya lembaga BMT. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Lembaga Keuangan Syariah

14 Dengan adanya penelitian ini, diharapkan lembaga keuangan, khusunya lembaga keuangan syariah mempunyai standar yang jelas terhadap kriteria nasabah yang layak untuk direalisasikan pengajuan pembiayannya, sehingga eksistensi lembaga keuangan syariah, khususnya BMT tetap terjaga. b. Bagi Akademik Penulis berharap dengan adanya penelitian ini bisa menambah perbendaharaan kepustakaan di IAIN Tulungagung, dan menyumbangkan hasil penelitian yang bermanfaat bagi pembaca. c. Bagi Peneliti Selanjutanya Bagi peneliti selanjutnya, penulis mengahrapkan penelitian ini bisa menjadi salah satu bahan referensi tambahan bagi penelitian dengan tema yang sejenis. Sehingga ilmu pengetahuan tentang ke-bmt-an bisa terus diikuti perkembangannya. d. Bagi Stakeholder Penelitian ini dapat memberikan informasi dan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk menanamkan modal dan menyimpan uangnya (menabung) pada bank syariah. G. Penegasan Istilah 1. Konseptual a. Pembiayaan Murabahah Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dan nasabah dimana Bank Syariah membeli barang yang diperlukan oleh nasabah

15 dan kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin atau keuntungan yang disepakati antara Bank Syariah dan nasabah. 15 b. Character Karakter adalah tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. 16 Character adalah keadaan watak/sifat dari customer, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. 17 c. Capacity Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. 18 d. Capital Capital adalah uang yang dipakai sebagai pokok untuk berdagang, harta benda yang dapat dipergunakan untuk mengahasilkan sesuatu yang menambah kekayaan. 19 Semakin besar modal yang dimiliki dan 15 M. Nadratuzzaman Hosen dan AM. Hasan Ali, Kamus Populer Keuangan dan Ekonomi Syariah, (Jakarta: PKES Publishing, 2007) hlm. 57 16 Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008) hlm. 682 348 17 Veithzal Rivai dan Andria permata Veithzal, Islamic Financial Management..., hlm 18 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan-Edisi Revisi 2014..., hlm. 137 19 Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia..., hlm. 1033

16 disertakan oleh calon nasabah dalam objek pembiayaan akan semakin meyakinkan bagi bank akan keseriusan calon nasabah dalam mengajukan pembiayaan dan pembayaran kembali. 20 e. Collateral Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. 21 Jaminan adalah tanggungan atas pinjaman yang diterimanya. 22 f. Condition Condition adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian yang kemungkinan pada suatu saat memengaruhi kelancara perusahaan calon mudharib. 23 2. Operasional Pengaruh Character, capacity, capital, collateral dan condition terhadap tingkat pengembalian angsuran pembiayaan murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri. Analisis pembiayaan dilakukan dengan tujuan pembiayaan yang diberikan mencapai sasaran, dan aman. Dengan analisis pembiayaan yang baik kepada calon anggota dapat menunjukkan keseriusan calon anggota dalam pengembalian angsuran pembiayaannya. 352 20 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011) hlm. 122 21 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan-Edisi Revisi 2014..., hlm. 137 22 Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia..., hlm. 613 23 Veithzal Rivai dan Andria permata Veithzal, Islamic Financial Management..., hlm.

17 H. Sistematika Pembahasan Untuk dapat menyampaikan gambaran yang jelas mengenai penelitian ini, maka disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi informasiinformasi dan hal-hal yang dibahas tiap bab. Bagian awal berisi tentang halaman sampul depan judul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak. Bagian isi terdiri dari enam bab, yaitu: BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, dan sistematika pembahasan. BAB II Landasan Teori, membahas tentang penjabaran dasar teori yang digunakan untuk penelitian, terdiri dari deskripsi teori, penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual/kerangka berfikir penelitian. BAB III Metodologi Penelitian, terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, kisi-kisi instrumen, instrumen penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan analisis data. BAB IV Merupakan hasil penelitian yang berisi tentang deskripsi karakteristik data pada masing-masing variabel yakni Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition dan tingkat

18 pengembalian angsuran pembiayaan murabahah pada BMT As- Salam Kras-Kediri tahun 2015. Dengan kata lain pada bab ini memuat tentang data-data yang kompleks, data-data yang dianggap penting digali dengan sebanyak-banyaknya, dan dilakukan secara mendalam. BAB V Pembahasan tentang hasil penelitian yang terkait dengan tema penelitian. Dengan artian pada bab ini dilakukan pembahasan dengan cara penganalisisan data dan dilakukan pengembangan gagasan yang didasarkan pada bab- bab sebelumnya. BAB VI Penutup, dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dari hasil pembahasan dan memberikan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Bagian akhir laporan penelitian ini berisi daftar rujukan, lampiran-lampiran dan riwayat hidup peneliti.