Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (33):

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

SKRIPSI OLEH : SAMUEL T Z PURBA AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.3, Juli 2017 (81):

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

OLEH : REZEKI AYU CITRA UTAMA ILMU TANAH

SKRIPSI OLEH : DESI SIMANJUNTAK

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

Urea fertilizer and goat manure application for increasing N Total on Inceptisol Kuala Bekala and corn growth ( Zea mays L. )

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan *Coressponding Author :

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BAHAN ORGANIK DAN SP 36 PADA TANAH ULTISOL LABUHAN BATU SELATAN

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi dan Abu Sekam Padi dalam Memperbaiki Sifat Kimian Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PENDAHULUAN. Latar Belakang

EKO ANDREAS SIHITE AGROEKOTEKNOLOGI

PEMBERIAN FERMENTASI URIN MANUSIA SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG DI TANAH INSEPTISOL KWALA BEKALA SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN AIR LAUT DAN BEBERAPA BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mayz. L) SKRIPSI.

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

DAMPAK PEMUPUKAN P DAN PEMBERIAN MEDIA TANAM KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

570. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (605) :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (35):

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.2: , Maret 2015

Jurnal Agroekoteknologi. No Vol.4. No.3, Juni (611) :

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:

TINJAUAN PUSTAKA. ordo tanah yang lain. Inceptisol adalah tanah yang belum matang (immature)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

The Growth and Production of Hybrid Corn at Various Manure Cow Mixture and N, P, K, Mg

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SKRIPSI. Oleh : TSABITA BENAZIR MUNAWWARAH SYA BI AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.2, No.2 : , Maret 2014

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

Campuran Tulang Sapi Dengan Asam Organik Untuk Meningkatkan P- Tersedia dan Pertumbuhan Tanaman Jagung di Inceptisol

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP KADAR N, P, DAN K TANAH, SERAPAN N, P, DAN K SERTA PERTUMBUHAN PADI DENGAN SISTEM SRI

DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1. Bagan penelitian

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

ABSTRACT. APLIKASI BEBERAPA JENIS COMPOST TEA TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH MIKROORGANISME TANAH INCEPTISOL, PRODUKSI DAN KUALITAS SAWI (Brassica juncea)

PERBAIKAN SIFAT KIMIA TANAH FLUVENTIC EUTRUDEPTS PADA PERTANAMAN SEDAP MALAM DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK NPK

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

PENDAHULUAN. hingga mencapai luasan 110 ribu Ha. Pengurangan itu terlihat dari perbandingan

PENGARUH PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAYURAN. Oleh : Eka Dian Kiswati NPM

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH TERHADAP BAHAN ORGANIK Tithonia diversifolia DAN PUPUK SP-36 ABSTRACT

Dynamics of N NH 4 and N NO 3 Effect of Urea and Lime CaCO 3 Application in Inceptisols Taken from Kwala Bekala and Relation To Growth of Maize

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PENGARUH BAHAN ORGANIK DAN PUPUK NPK TERHADAP SERAPAN HARA DAN PRODUKSI JAGUNG DI INCEPTISOL TERNATE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan Limbah Lumpur Padat (Sludge) Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Sebagai Alternatif Penyediaan Unsur Hara Di Tanah Ultisol

PEMANFAATAN LIMBAH RUMPUT LAUT (Sargassum polycystum) SEBAGAI BAHAN PUPUK CAIR UNTUK SAWI ( Brassica juncea L. ) ORGANIK PADA TANAH ULTISOL

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

PENGARUH KECEPATAN DEKOMPOSISI PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH TAHU TERHADAP SERAPAN N DAN S TANAMAN JAGUNG PADA ALFISOL

KETERSEDIAAN NITROGEN AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BERBAGAI BAHAN ORGANIK TERHADAP TIGA JENIS TANAH DAN EFEKNYA PADA PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kab. Serdang Bedagai dan analisis tanah di Laboratorium analitik PT. Nusa

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

SKRIPSI. Oleh : YULI SAGALA/ ILMU TANAH

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANONITROFOS DAN PUPUK KIMIA TERHADAP SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

DAMPAK DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG TERHADAP PERUBAHAN SIFAT KIMIA TANAH INCEPTISOL SKRIPSI. Oleh REGINA RUNIKE ANDREITA/ ILMU TANAH

Aplikasi Kompos Ganggang Cokelat (Sargassum polycystum) Diperkaya Pupuk N, P, K Terhadap Inseptisol dan Jagung

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

Transkripsi:

Aplikasi Pupuk Organik Cair dari Sabut Kelapa dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Ketersediaan dan Serapan Kalium serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala The application of liquid organic fertilizer from coconut fibre and manure chicken on the availability and absorption of potassium as well as the growth of corn on the Inceptisol Kwala Bekala Ray Wijaya*, M. Madjid B. Damanik, Fauzi Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 Corresponding author : raywijaya137@gmail.com ABSTRACT This research aims to determine the effect of combination/interaction from liquid organic fertilizer of coconut fibre and chicken manure on availability and absorption of K on Kwala Bekala Inceptisol and growth of corn (Zea mays L). This research used a factorial randomized block design (RAK) with 2 factors and 3 replications. The first factor, liquid organic fertilizer of coconut fibre with 4 levels,0 ml (K0), 100 ml (K1), 200 ml (K2) and 300 ml (K3). The second factor is chicken manure with 4 levels 0 ton/ha (A0), 10 tons/ha (A1), 20 tons/ha (A2), 30 tons/ha (A3) which acquired 48 experiment units. The results showed that the liquid organic fertilizer of coconut fibre had significant effect in improving plant dry mass and K adsorption of plants while the chicken manure had significant effect in improving soil ph, C-Organic, K-exchange, plant dry mass and K adsorption of plants. Interaction of liquid organic fertilizer of coconut fibre and chicken manure had significant effect only in improving plant dry mass. Keywords : liquid organic fertilizer from coconut fibre, chicken manure, potassium, Inceptisol, corn ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh aplikasi pupuk cair organik sabut kelapa dan pupuk kandang ayam terhadap ketersediaan dan serapan K dan pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) pada tanah Inceptisol Kwala Bekala. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama, pupuk organik cair sabut kelapa dengan 4 taraf; K0(0 ml/pot), K1(100 ml/pot), K2(200 ml/pot), dan K3(300 ml/pot). Faktor kedua, pupuk kandang ayam dengan 4 taraf; A0(0 ton/ha), A1(10 ton/ha), A2(20 ton/ha), dan A3(30 ton/ha) dengan total 48 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair sabut kelapa berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk dan serapan K tanaman sedangkan pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap ph tanah, C-organik, K-dd, bobot kering tajuk dan serapan K. Interaksi antara keduanya hanya berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk. Kata kunci : Pupuk organik cair sabut kelapa, Pupuk kandang ayam, Kalium, Inceptisol, Jagung PENDAHULUAN Tanah Inceptisol di Indonesia adalah tanah yang cukup luas bagi lahan pertanian, luasnya sekitar 70,52 juta ha (37,5%) sehingga sangat berpotensi untuk budidaya tanaman pangan seperti tanaman jagung dan padi jika dikelola dengan tepat dan sesuai. Pemupukan dan penambahan bahan organik dapat meningkatkan unsur hara pada tanah tersebut (Puslittanak, 2000). 249

Kisaran kadar C-organik dan KTK tanah Inceptisol sangat lebar, demikian pula kejenuhan basanya. Kompleks adsorbsi didominasi oleh ion Mg dan Ca dengan kandungan ion K relatif rendah. KTK tanah sebagian besar sedang sampai tinggi(hardjowigeno,1993). Hara K memiliki tingkat kemudahan pencucian hampir sama dengan unsur N, tetapi pergerakannya dalam larutan tanah hampir sama dengan unsur P. Oleh karenanya, sangat penting untuk mengetahui perilaku K agar dalam pengelolaannya dapat mendukung kesinambungan usaha tani. Sistem pengelolaan hara K saat ini cenderung menyebabkan neraca hara negatif karena jumlah K yang diangkut melalui panen jauh lebih besar dibandingkan dengan K yang diberikan melalui pupuk (Subiksa dan Subiham, 2009). Di dalam sabut kelapa terkandung unsurunsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman yaitu kalium(k), selain itu juga terdapat kandungan unsur-unsur lain seperti kalsium(ca), magnesium(mg), natrium (Na) dan fosfor(p). Sabut kelapa apabila direndam, kalium dalam sabut tersebut dapat larut dalam air sehingga menghasilkan air rendaman yang mengandung unsur K. Air hasil rendaman yang mengandung unsur K tersebut sangat baik jika diberikan sebagai pupuk serta pengganti pupuk KCl anorganik untuk tanaman (Sari, 2015). Salah satu pupuk kandang yang mudah dan murah adalah kotoran ayam. Hal ini dikarenakan pupuk kandang ayam memiliki kandungan hara yang cukup tinggi yakni 1,5% (N), 1,3% (P 2 O 5 ), dan 0,8% (K 2 O) dengan rasio C/N 9-11. Hartatik dan Widowati (2002) mengemukakan bahwa pupuk kandang ayam mengandung unsur hara tiga kali lebih besar dari pada pupuk kandang lainnya. Lebih lanjut dikemukakan kandungan unsur hara dari pupuk kandang ayam lebih tinggi karena bagian cair (urin) bercampur dengan bagian padat. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang aplikasi pupuk organik cair dari sabut kelapa dan pupuk kandang ayam terhadap ketersediaan dan serapan kalium serta pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) pada tanah Inceptisol Kwala Bekala. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa serta Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian ± 25 m di atas permukaan laut dimulai pada Maret 2016 s/d Mei 2016. Analisis tanah dan tanaman dilakukan dilakukan di PT. Nusa Pusaka Kencana Analytical & QC Laboratory. Bahan yang digunakan adalah benih jagung(zea mays L.) varietas Pioneer P-23 sebagai tanaman indikator, contoh tanah Inceptisol Kwala Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, sabut kelapa, air, pupuk kandang ayam, polibag, kertas label serta bahan lain yang digunakan untuk keperluan analisis tanah dan tanaman di laboratorium. Alat yang digunakan adalah ember, cangkul, meteran, timbangan, gelas ukur dan alat lain yang digunakan di laboratorium untuk analisis kimia tanah dan tanaman. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor perlakuan, yaitu : Faktor I : pupuk organik cair sabut kelapa(k) dengan 4 taraf yaitu K 0 (0 ml/pot), K 1 (100 ml/pot), K 2 (200 ml/pot), dan K 3 (300 ml/pot). Faktor II :pupuk kandang ayam (A) dengan 4 taraf yaitu A 0 (0 ton/ha), A 1 (10 ton/ha), A 2 (20 ton/ha), A 3 (30 ton/ha). Setiap perlakuan dilakukan 3 ulangan sehingga diperoleh 48 satuan percobaan. Pelaksanaan penelitian mencakup: pengambilan dan persiapan sampel tanah, analisis awal sampel tanah, persiapan pupuk organik cair sabut kelapa dan pupuk kandang ayam, analisis pupuk organik cair dan pupuk kandang, aplikasi pupuk kandang serta pupuk dasar urea dan SP-36, aplikasi pupuk organik cair yang diberikan seminggu sekali sebanyak 5 kali pemberian, penanaman dan pemeliharaan tanaman, panen, analisis parameter, dan pengolahan data. Data-data yang diperoleh dianalisis secara statistik berdasarkan analisis varian pada setiap peubah amatan yang diukur dan diuji lanjut bagi perlakuan yang nyata 250

dengan menggunakan metode Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN ph Tanah pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap ph tanah namun pemberian pupuk organik cair sabut kelapa serta interaksinya dengan pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap ph tanah Inceptisol. ph tanah Inceptisol akibat pemberian pupuk organik cair sabut kelapa dan pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. ph tanah dengan aplikasi pupuk organik cair sabut kelapa dan pupuk kandang ayam K 0 5,37 5,18 5,70 5,68 5,48 K 1 5,08 5,11 5,45 5,71 5,34 K 2 5,25 5,08 5,50 5,67 5,38 K 3 5,36 5,52 5,30 5,99 5,54 5,27c 5,22c 5,49b 5,76a 5,43 Dari Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada taraf A 3 (75 g/pot) berbeda nyata meningkatkan ph tanah dibandingkan dengan taraf A 0 (0 g/pot) dan taraf perlakuan lainnya sedangkan pemberian pupuk kandang ayam pada taraf A 1 (25 g/pot) berbeda tidak nyata terhadap taraf A 0 (0 g/pot). tertinggi untuk pemberian pupuk kandang ayam terdapat pada taraf A 3 (75 g/pot) yaitu sebesar 5,76 sedangkan rataan terendah terdapat pada perlakuan A 1 (25 g/pot) yaitu sebesar 5,22. tertinggi dengan pemberian pupuk organik cair sabut kelapa terdapat pada taraf K 3 (300 ml/pot) yaitu sebesar 5,54 sedangkan rataan terendah terdapat pada taraf K 1 (100 ml/pot) yaitu sebesar 5,34. Aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap peningkatan ph tanah. Hal ini disebabkan pupuk kandang ayam mengandung asam humat dan karboksil serta fenol yang mampu meningkatkan ph dengan mengikat sumber kemasaman seperti Al dan Fe sehingga mengurangi kemasaman tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Novizan (2005) yang menyatakan bahwa beberapa manfaat pupuk organik adalah selain dapat menyediakan unsur hara makro dan mikro, juga mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan ph pada tanah masam. C-Organik Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap C-organik tanah namun pemberian pupuk organik cair sabut kelapa serta interaksinya dengan pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap C-organik tanah. C-organik tanah Inceptisol akibat pemberian pupuk organik cair sabut kelapa dan pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. C-organik tanah dengan aplikasi pupuk organik cair sabut kelapa dan pupuk kandang ayam (%) Dari Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada taraf A 3 (75 g/pot) berbeda nyata meningkatkan C-organik tanah dibandingkan dengan taraf A 0 (0 g/pot) dan taraf A 1 (25 g/pot) namun berbeda tidak nyata apabila dibandingkan dengan taraf A 2 (50 g/pot). tertinggi dengan pemberian pupuk kandang ayam terdapat pada taraf A 3 (75 g/pot) yakni sebesar 2,36% dan rataan terendah pada taraf A 0 (0 g/pot) yakni sebesar 1,51%. tertinggi dengan % K 0 1,56 2,03 2,37 2,49 2,11 K 1 1,48 1,77 2,20 2,40 1,97 K 2 1,52 1,77 2,24 2,37 1,97 K 3 1,49 1,86 2,15 2,18 1,92 1,51c 1,86b 2,24a 2,36a 1,99 251

pemberian pupuk organik cair sabut kelapa terdapat pada taraf K 0 (0 ml/pot) yakni sebesar 2,11% sedangkan rataan terendah pada taraf K 3 (300 ml/pot) yakni sebesar 1,92%. Hakim dkk. (1986) menyatakan bahwa penambahan bahan organik menyebabkan aktivitas mikroorganisme akan meningkat dan proses perombakan bahan organik yang menghasilkan karbon juga akan meningkat. K-dd Tanah pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap K-dd tanah namun pemberian pupuk organik cair sabut kelapa serta interaksinya dengan pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap K-dd tanah Inceptisol. K-dd tanah Inceptisol akibat pemberian pupuk organik cair sabut kelapa dan pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. K-dd tanah dengan aplikasi pupuk organik cair sabut kelapa dan pupuk kandang ayam me/100g tanah K 0 1,42 `2,87 4,52 5,39 3,55 K 1 1,30 2,45 4,46 5,20 3,35 K 2 1,38 2,48 4,44 5,42 3,43 K 3 1,41 3,25 4,50 6,20 3,84 1,38d 2,76c 4,48b 5,55a 3,54 Dari Tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada taraf A 3 (50 g/pot) berbeda nyata meningkatkan K-dd tanah dibandingkan dengan taraf A 0 (0 g/pot) dan taraf perlakuan yang lainnya. tertinggi dengan pemberian pupuk kandang ayam terdapat pada taraf A 3 (75 g/pot) yakni sebesar 5,55 me/100 g tanah dan rataan terendah pada taraf A 0 (0 g/pot) yakni sebesar 1,38 me/100 g tanah. tertinggi dengan pemberian pupuk organik cair sabut kelapa terdapat pada taraf K 3 (300 ml/pot) yakni sebesar 3,84 me/100 g tanah sedangkan rataan terendah pada taraf K 1 (100 ml/pot) yakni sebesar 3,35 me/100 g tanah. Novizan (2005) juga menyatakan bahwa penambahan bahan organik akan meningkatkan kapasitas tukar kation di dalam tanah yang nantinya akan berpengaruh dalam meningkatkan kejenuhan basa. Tinggi Tanaman Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman namun pemberian pupuk organik cair sabut kelapa serta interaksinya dengan pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman. tinggi tanaman akibat pemberian pupuk organik cair sabut kelapa dan pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Tinggi tanaman dengan aplikasi pupuk organik cair sabut kelapa dan pupuk kandang ayam K 0 1,71 `2,01 1,92 2,06 1,92 K 1 1,74 1,92 1,99 2,05 1,93 K 2 1,84 1,96 1,95 2,06 1,95 K 3 1,92 2,06 2,11 1,96 2,01 1,80b 1,99a 1,99a 2,03a 1,95 Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada taraf A 1 (25 g/pot) berbeda nyata dibandingkan dengan taraf A 0 (0 g/pot) namun berbeda tidak nyata apabila dibandingkan dengan taraf A 2 (50 g/pot) dan taraf A 3 (75 g/pot). tertinggi dengan pemberian pupuk kandang ayam terdapat pada taraf A 3 (75 g/pot) yakni sebesar 2,03 m dan rataan terendah pada taraf A 0 (0 g/pot) yakni sebesar 1,80 m. tertinggi dengan pemberian pupuk organik cair sabut kelapa terdapat pada taraf K 3 (300 ml/pot) yakni sebesar m 252

2,01 m sedangkan rataan terendah pada taraf K 0 (0 ml/pot) yakni sebesar 1,93 m. Hal ini sesuai dengan Sunarjono (1972) yang menyatakan dengan diberikannya pupuk organik ke dalam tanah, sistem perakaran tanah dapat berkembang lebih sempurna, penyerapan unsur hara semakin besar, akibatnya pertumbuhan tanaman semakin baik. Bobot Kering Akar pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk organik cair serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering akar. bobot kering akar akibat pemberian pupuk organik cair sabut kelapa dan pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Bobot kering akar dengan aplikasi pupuk organik cair sabut kelapa dan pupuk kandang ayam Dari Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa rataan tertinggi dengan pemberian pupuk organik cair sabut kelapa terdapat pada taraf K 1 (100 ml/pot) yakni sebesar 32,08 g sedangkan rataan terendah pada taraf K 0 (0 ml/pot) yakni sebesar 22,08 g. tertinggi dengan pemberian pupuk kandang ayam terdapat pada taraf A 3 (75 g/pot) yakni sebesar 32,65 g dan rataan terendah pada taraf A 0 (0 g/pot) yakni sebesar 21,54 g. Bobot Kering Tajuk K 0 14,03 27,83 21,23 25,20 22,08 K 1 23,10 25,23 28,57 51,40 32,08 K 2 29,07 33,10 33,67 27,50 30,83 K 3 19,97 27,20 28,77 26,50 25,61 21,54 28,34 28,06 32,65 27,65 pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk organik cair sabut kelapa serta interaksi g keduanya berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk tanaman. bobot kering tajuk tanaman jagung akibat pemberian pupuk organik cair sabut kelapa dan pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Bobot kering tajuk dengan aplikasi pupuk organik cair sabut kelapa dan pupuk kandang ayam g K 0 32,30 45,93 68,63 90,23 59,28 f cdef abc a ab K 1 43,43 47,57 59,83 60,50 52,83 cdef cdef bcdef bcde bc K 2 34,40 63,97 39,90 46,97 46,31 ef abcd def cdef c K 3 49,03 62,93 81,07 83,33 69,09 cdef bcd ab ab a 39,79 55,10 62,36 70,26 c b ab a 56,08 Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa kombinasi perlakuan K 0 A 3 berbeda tidak nyata dengan kombinasi perlakuan K 3 A 3, K 3 A 2, K 0 A 2 dan K 2 A 1 namun berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan yang lainnya. Pemberian pupuk organik cair sabut kelapa pada taraf K 3 (300 ml/pot) berbeda nyata dibandingkan dengan taraf K 1 (100 ml/pot) dan K 2 (200 ml/pot) namun berbeda tidak nyata apabila dibandingkan dengan taraf K 0 (0 ml/pot). Pemberian pupuk kandang ayam pada taraf A 3 (75 g/pot) berbeda nyata dengan taraf A 0 (0 g/pot) dan taraf A 1 (25 g/pot) namun berbeda tidak nyata dengan taraf A 2 (50 g/pot). tertinggi dengan pemberian pupuk organik cair sabut kelapa terdapat pada taraf K 3 (300 ml/pot) yakni sebesar 69,09 g sedangkan rataan terendah terdapat pada taraf K 2 (200 ml/pot) yakni sebesar 46,31 g. tertinggi dengan pemberian pupuk kandang ayam terdapat pada taraf A 3 (75 g/pot) yakni sebesar 70,26 g sedangkan rataan terendah terdapat pada taraf A 0 (0 g/pot) yakni sebesar 39,79 g. 253

Interaksi yang nyata ini dipengaruhi oleh bentuk pupuk cair yang merupakan larutan dapat mempercepat reaksi dan ketersediaan hara K dalam tanah. Selain itu kandungan hara K yang mencukupi dari pupuk kandang ayam juga meningkatkan ketersediaan hara K dalam tanah. Hal ini didukung oleh Novizan (2005) yang menyatakan bahwa penambahan bahan organik selain meningkatkan jumlah hara makro dan mikro juga dapat meningkatkan kapasitas tukar kation tanah yang akhirnya akan berpengaruh positif untuk pertumbuhan tanaman. Serapan K Tanaman pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk organik cair sabut kelapa berpengaruh nyata terhadap serapan K tanaman, namun interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata. serapan K akibat pemberian pupuk organik cair sabut kelapa dan pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Serapan K dengan pemberian pupuk organik cair sabut kelapa dan pupuk kandang ayam K 0 0,90 1,37 2,35 3,29 1,98a K 1 1,26 1,42 1,91 2,24 1,70ab K 2 0,96 1,89 1,27 1,63 1,44b K 3 1,46 1,86 2,31 2,75 2,10a 1,14c 1,64b 1,96b 2,48a 1,80 Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa pemberian pupuk organik cair pada taraf K 3 (300 ml/pot) berbeda nyata dengan taraf K 2 (200 ml/pot) namun berbeda tidak nyata bila dibandingkan dengan taraf K 0 (0 ml/pot) dan K 1 (0 ml/pot). Pemberian pupuk kandang ayam pada taraf A 3 (75 g/pot) menunjukkan berbeda nyata dengan taraf A 0 (0 g/pot) dan taraf yang lainnya. Dari tabel juga terlihat antara taraf A 1 (25 g/pot) dan A 2 (50 g/pot) menunjukkan g berbeda tidak nyata. tertinggi dengan pemberian pupuk organik cair sabut kelapa terdapat pada perlakuan K 3 (300 ml/pot) yakni sebesar 2,10 g/tanaman sedangkan rataan terendah terdapat pada perlakuan K 2 (200 ml/pot) yakni sebesar 1,44 g/tanaman. tertinggi untuk pemberian pupuk kandang ayam terdapat pada perlakuan A 3 (75 g/pot) yakni sebesar 2,48 g/tanaman sedangkan rataan terendah terdapat pada perlakuan A 0 (0g/pot) yakni sebesar 1,14 g/tanaman Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa dengan semakin bertambahnya volume pupuk cair yang diberikan maka kelarutan dan ketersediaan hara juga semakin meningkat. Hal ini berhubungan juga dengan meningkatnya ketersediaan K di tanah dengan pemberian pupuk kandang ayam. Selain itu, kandungan K 2 O pada pupuk kandang ayam tergolong mencukupi (0,8%) mampu mensuplai hara K untuk tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Djalil (2003) bahwa makin tinggi konsentrasi kalium di tanah maka semakin tinggi serapan K tanaman. SIMPULAN pupuk organik cair sabut kelapa berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk pada dosis 300 ml/pot namun berpengaruh tidak nyata terhadap ph tanah, C-Organik, K-dd, tinggi tanaman dan bobot kering akar. pupuk kandang ayam menunjukkan pengaruh nyata terhadap ph tanah, C-Organik, K-dd, tinggi tanaman dan bobot kering tajuk pada dosis 30 ton/ha namun berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering akar. Interaksi pupuk organik cair sabut kelapa dengan pupuk kandang ayam hanya berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk. DAFTAR PUSTAKA Djalil, M. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk KCl Terhadap Pertumbuhan dan Pembentukan Komponen Tongkol Jagung Hibrida Pioneer-23.Fakultas 254

Pertanian Universitas Andalas, Padang. Hong, dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Unila Press, Lampung. Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta. Hartatik, W. dan L.R. Widowati. 2008. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka, Jakarta. Puslittanak. 2000. Atlas sumberdaya tanah eksplorasi Indonesia skala 1:1.000.000. Puslittanak, Badan Litbang Pertanian, Bogor. Sari, S.Y. 2015. Pengaruh Volume Pupuk Organik Cair Berbahan Dasar Serabut Kelapa(Cocos nucifera) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Panen Sawi Hijau(Brassica juncea). Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Subiksa, I.G.M. dan S. Sabiham. 2009. Kalibrasi Nilai Uji Tanah Kalium untuk Tanaman Jagung pada Typic Hapludox Cigudeg. J. Tanah dan Iklim. 30(1) : 17-24. Sunarjono, H. 1972. Kunci Bercocok Tanam Sayuran Penting di Indonesia. Lembaga Penelitian Hortikultura, Jakarta. Sundari, D. 2013. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair dari Rendaman Sabut Kelapa (Cocos nucifera) Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Bengkoang (Pachyrhizus erosus). Laporan Penelitian. 2-7. Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, G.B. 255

256