I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi Kimia kelas

I. PENDAHULUAN. cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai. kemampuan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan.

I. PENDAHULUAN. di SMA Persada Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai

I. PENDAHULUAN. penguasaan konsep pada materi pokok Hidrokarbon pada tahun pelajaran 2008-

I. PENDAHULUAN. SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang berjumlah 35 orang siswa yang terdiri

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Di SMK 2 Mei Bandar Lampung, mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata

I. PENDAHULUAN. belajar. Hakekat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

I. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari yang mendukung kemajuan ilmu pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

I. PENDAHULUAN. Salah satu Standar Kompetensi (SK) pada bidang studi kimia kelas XI IPA

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

I. PENDAHULUAN. yang lain. Kedua kegiatan tersebut merupakan proses pembelajaran. Dari proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

I. PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI SMA YP Unila Bandar

I. PENDAHULUAN. Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

III. METODE PENELITIAN. di jalan Soekarno-Hatta No. 1 Tanjung Senang. Subyek dalam penelitian ini adalah

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. yang kuat antara tingkat pendidikan dengan perkembangan bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perkembangan bangsa adalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang begitu pesat

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan

I. PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas agar siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

Surakarta, Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang disusun dan dilaksanakan di masing masing satuan pendidikan. Sesuai

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia tidak hanya bertujuan menemukan zat-zat yang langsung bermanfaat

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devi Astuti Alawiyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restalina Nainggolan, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada umumnya identik dengan tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

I. PENDAHULUAN. Menurut Hasbullah (2009:2). Kegiatan pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kepada siswa sejak tingkat dasar secara umum dalam mata pelajaran ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal tersebut tercantum pada Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan yang berat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agar memiliki kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan sikap terbuka. melahirkan generasi-generasi bangsa yang berintelektual.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Qomar, 2013

Rata-rata UN SMP/Sederajat

I. PENDAHULUAN. sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya (Margono, 2005:27)

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan,

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan subyek, karena masing-masing memiliki kesadaran dan kebebasan

Charlina Ribut Dwi Anggraini

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Transkripsi:

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai pengalaman belajar. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan salah satunya tergantung pada proses belajar yang dialami siswa selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, suasana belajar yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Guru sebagai pihak yang terlibat langsung dan merupakan garis depan dalam pembelajaran harus mencari terobosan-terobosan untuk perbaikan pembelajaran itu sendiri. Disamping kelengkapan fasilitas, penguasaan materi, penguasaan berbagai model pengajaran sangat penting bagi seorang guru, karena model pembelajaran yang diaplikasikan sangat menentukan suasana kelas yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil pembelajaran. Kimia adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Banyak siswa menganggap mata pelajaran kimia merupakan salah satu bidang ilmu IPA yang tergolong sulit untuk

dipahami karena materi kimia umumnya bersifat abstrak. Hal ini menyebabkan siswa lebih banyak mempelajari konsep-konsep dan prinsip-prinsip sains secara verbalistis. Cara pembelajaran seperti itu menyebabkan siswa pada umumnya hanya mengenal banyak peristilahan sains secara hapalan tanpa makna. Dengan demikian belajar sains hanya diartikan sebagai pengenalan sejumlah konsepkonsep dan peristilahan dalam bidang sains saja. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia didapatkan rata-rata nilai hasil tes formatif siswa kelas X di SMA Negeri 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2008-2009 pada materi pokok hidrokarbon yaitu 56,5. Siswa yang memperoleh nilai 65 hanya 35%. Sementara standar ketuntasan belajar yang ditetapkan di SMA tersebut yaitu 100% siswa memperoleh nilai 65. Dari data tersebut, diupayakan penanaman konsep harus disajikan secara mantap kepada siswa yaitu dengan menggunakan sistem pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Oleh karena itu kreativitas guru sangat menentukan, sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang telah diterapkan guru mata pelajaran kimia berupa metode ceramah yang disertai latihan soal, tanya jawab, dan diskusi kelas. Dalam metode pembelajaran dengan diskusi kelas siswa diminta untuk bekerja atau menyelesaikan tugas yang diberikan guru secara bersama-sama dengan teman sekelas. Metode ini kurang dapat meningkatkan aktivitas siswa yang lebih banyak mengobrol dengan teman selama pembelajaran berlangsung. Dalam berdiskusi masih banyak siswa yang hanya mengandalkan teman yang berkemampuan

akademik tinggi di kelas. Siswa juga masih terlihat kurang aktif dan kurang termotivasi. Dengan metode pembelajaran seperti ini, penguasaan konsep dan aktivitas siswa di tiap kelas selalu hampir sama dan belum mencapai ketuntasan yang diinginkan. Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menuntut siswa untuk memiliki kompetensi khusus dalam semua mata pelajaran setelah proses pembelajaran. Khususnya pada mata pelajaran kimia materi pokok hidrokarbon. Beberapa kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh siswa kelas X semester genap adalah mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon dan menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi adalah salah satu usaha untuk meningkatkan aktivitas belajar. Meningkatnya aktivitas dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan kompetensi dasar tersebut, maka pembelajaran yang tepat adalah pembelajaran kooperatif. Untuk mengetahui perbedaan penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa, digunakan 2 tipe model pembelajaran kooperatif, yaitu Cooperative Learning tipe Think Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT). Model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk rnengembangkan keterampilan sosial siswa dan keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Model pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa untuk belajar dalam sebuah kelompok kecil (4-5 orang) yang heterogen dalam kemampuan akademik dan

jenis kelamin. Dengan demikian siswa memiliki kesempatan untuk bekerja sama atau bertukar pendapat dengan pasangannya. Meskipun siswa belajar dalam sebuah kelompok, namun kebiasaan siswa mengandalkan siswa lain dalam kelompoknya tidak mungkin terjadi karena setiap siswa memiliki tanggung jawabnya sendiri. Hal ini dikarenakan pada model pembelajaran kooperatif siswa harus mampu menerapkan lima unsur penting, yaitu (1) saling ketergantungan positif, dimana sebuah tim membutuhkan saling ketergantungan dengan individu lain; (2) interaksi langsung, yaitu saling membantu dalam memecahkan masalah dan memberikan umpan balik yang diperlukan antar anggota; (3) tanggung jawab individu dan kelompok, yaitu tanggung jawab seorang siswa tidak boleh dilebihkan dari yang lain dan tidak ada siswa yang menumpang ataupun bermalasmalasan; (4) keterampilan interpersonal dan kelompok kecil, dimana hal ini dapat meningkatkan kerjasama tim, mengajarkan kepemimpinan, pengambilan keputusan, membangun kepercayaan, komunikasi, dan keterampilan; (5) serta proses kerja kelompok, yaitu memberikan umpan balik kepada anggota kelompok tentang partisipasi mereka dalam tim. (Lie, 2008 : 31) Dipilihnya model pembelajaran kooperatif tipee TPS karena merupakan salah satu upaya agar belajar secara kelompok dapat berjalan dengan efektif. Dalam pembelajaran kooperatif tipe TPS siswa dibagi dalam kelompok kecil. Masingmasing kelompok terdiri dari 4 orang yang dibagi lagi menjadi 2 pasang. Setiap pasang anggota kelompok akan membahas masalah yang berbeda. Kemudian masing-masing anggota dalam pasangan tersebut bertukar pasangan untuk bertukar informasi tentang masalah yang telah mereka diskusikan sebelumnya. Setelah setiap anggota mengetahui semua masalah dari pasangannya, mereka

kembali kepada pasangan awalnya masing-masing. Kemudian semua anggota kelompok mendiskusikan semua masalah untuk menemukan penyelesainnya dan menarik kesimpulan dari masalah-masalah tersebut. Cara seperti ini menuntut tanggung jawab masing-masing siswa lebih besar dan kesempatan untuk mengandalkan siswa lain dapat dihindari. Prosedur pelaksanaan TPS tersebut efektif dalam membatasi aktivitas siswa yang tidak relevan, serta dapat memunculkan kemampuan atau keterampilan siswa yang positif. Pada akhirnya TPS akan mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir secara terstruktur dalam diskusi dan memberikan kesempatan untuk bekerja sendiri ataupun dengan orang lain melalui keterampilan berkomunikasi. Tipe lain yang dapat digunakan selain TPS adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Melalui pembelajaran kooperatif dengan tipe TGT diharapkan siswa akan dapat : (1) meningkatkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat, menanggapi pendapat temannya, dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi kelompok, (2) terlatih untuk berkompetisi dalam turnamen, (3) terpacu untuk menunujukkan kemampuannya selama proses pembelajaran, dan (4) memotivasi aktivitas individu masing-masing siswa untuk meningkatkan prestasinya dalam proses pembelajaran dengan adanya pengakuan atau penghargaan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul Perbedaan Penggunaan Model Pembelajaran Tipe TPS (Think Pair Share) dengan TGT (Teams Games Tournament) terhadap Aktivitas Belajar Siswa dan Penguasaan Konsep pada Materi Pokok Hidrokarbon

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka disusun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah ada perbedaan aktivitas belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok hidrokarbon? 2. Apakah ada perbedaan penguasaan konsep antara siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok hidrokarbon? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui perbedaan aktivitas belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok hidrokarbon. 2. Mengetahui perbedaan penguasaan konsep antara siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok hidrokarbon. D. Manfaat Penelitian Manfaat hasil penelitian ini yaitu : 1. Bagi siswa Menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan mengurangi kebiasaan buruk siswa seperti mengobrol pada saat pembelajaran, mengantuk, dan

mengandalkan teman pada saat diskusi kelompok. Setiap siswa memiliki tanggung jawab baik perseorangan maupun kelompok dan meningkatnya motivasi individu untuk lebih baik dalam prestasi belajar di kelas. 2. Bagi guru Sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memudahkan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep materi. 3. Bagi sekolah Memberi sumbangan pemikiran dalam upaya mengadakan perbaikanperbaikan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup Penelitian ini adalah : 1. Subyek Penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 7 Bandar Lampung, dengan kelas X6 sebagai kelas eksperimen I dan X7 sebagai kelas eksperimen II. 2. Materi pokok pada penelitian ini adalah Hidrokarbon. 3. Model Cooperative Learning merupakan model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil dengan lima unsur penting yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir secara kritis, pemecahan masalah dan komunikasi baik antar pribadi maupun kelompok.

4. Pembelajaran Kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) memberi siswa kesempatan untuk bekerjasama dengan orang lain. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Tahapan dalam pembelajaran kooperatif tipe TPS yaitu thinking (berpikir) dimana siswa diminta menyelesasikan masalah yang diberikan oleh guru, kemudian pairing (berpasangan) dimana siswa mendiskusikan hasil pemikirannya secara berpasangan, dan terakhir sharing (berbagi) dimana siswa diminta berbagi hasil diskusinya dengan seluruh kelas. 5. Team Games Tournament (TGT) merupakan teknik pembelajaran model Cooperative Learning dengan tahap-tahap yaitu penyajian materi di kelas baik dengan menggunakan metode langsung maupun ceramah dan diskusi, kemudian membagi siswa dalam suatu kelas menjadi kelompok-kelompok kecil secara heterogen baik kemampuan akademik maupun jenis kelaminnya. Pada akhir pembelajaran diadakan tournament untuk memastikan seluruh anggota kelompok menguasai materi atau tidak setelah itu diberikan suatu penghargaan untuk kelompok terbaik. 6. Aktivitas siswa merupakan setiap macam kegiatan belajar yang menghasilkan perubahan yang khas. Dalam penelitian ini observer hanya mengamati kegiatan belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran (on task). Jika lima unsur penting (saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok) dari Coopertive Learning dan 4 tahapan (penyajian kelas, kelompok, turnamen, dan penghargaan) dari teknik TGT sudah berjalan dengan baik, maka akan terjadi peningkatan on task sehingga aktivitas off task akan menurun.

7. Penguasaan konsep merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis yang didapat di akhir setiap siklus. 8. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan media pembelajaran atau alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Melalui penggunaan media pembelajaran LKS akan memudahkan bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran hidrokarbon.