BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angkaangka,

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yakni mencari penelitian yang relevan dengan judul Penelitian sebagai referensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah satu model

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

BAB I PENDAHULUAN. amat berhubungan dengan tradisi tulis yang berkembang di banyak daerah karena

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada pembelajaran sastra saat ini. Kondisi itu menyebabkan hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki, serta mampu mengembangkan potensi yang dimiliki manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan memberikan pembaharuan pada kurikulumnya dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lulus tidaknya seorang siswa. Oleh sebab itu mutu pelajaran Bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. siswa SMA Santo Carolus Surabaya. Di sekolah ini siswa cenderung susah untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Rasa Tanggung Jawab

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis di

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

HIDAYAT PRABAWA A54B0

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ke Kurikulum Tingkat Satuan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang untuk

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bahasa,f yaitu: (1) kemampuan menyimak (listening competence); (2)

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sendiri memiliki kedudukan yang penting serta utama dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya bahasa berlaku sebagai alat komunikasi antara orang satu dengan lainnya. Bahasa juga berlaku sebagai bentuk makna yang dapat dijadikan sebagai alat atau media penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar. Bahasa mencakup empat aspek keterampilan yang harus dipahami oleh setiap individu, di antaranya: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan, 2008:1). Keempat keterampilan itu saling berkaitan. Dari keempat aspek tersebut, keterampilan membaca berada di nomor tiga (sesuai urutannya). Keterampilan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan, 2008:7). Setiap keterampilan tersebut memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Setiap aspek tersebut tidak semuanya dapat diterapkan kepada peserta didiknya. Banyak faktor kendala yang ada dalam pengajaran bahasa Indonesia. Salah satunya guru kesulitan dalam memilih metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajar. Tidak satu metode langsung mendapatkan kesuksesan tersendiri. Pembelajaran membaca merupakan salah satu materi yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kreativitas anak didik Kemampuan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan pentingnya penguasaan kemampuan membaca karena kemampuan membaca merupakan salah satu standar kemampuan bahasa dan sastra Indonesia yang harus dicapai dalam setiap jenjang pendidikan. Kemampuan membaca menjadi dasar yang utama bagi pengajaran bahasa serta pengajaran mata pelajaran yang lain. Dalam hal ini membaca pemahaman merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar terutama pada kelas lanjut. 1

2 Melalui kegiatan ini siswa dapat memperoleh berbagai informasi secara aktif reseptif. Maksudnya, dengan memiliki kemampuan membaca pemahaman yang tinggi, siswa dapat memperoleh berbagai informasi dalam waktu yang relatif singkat. Kaitannya dalam penelitian ini diadakannya pembelajaran membaca kelas XI dengan menggunakan media koran. Hal ini dilakukan guna menciptakan pembelajaran yang inovatif serta tidak membosankan, sehingga peneliti menggunakan media yang sebelumnya belum dilakukan di satuan pendidikan tersebut. Selain itu, di SMA Negeri 1 Gondang sendiri bahan ajarnya masih minim. Tidak lain juga pembelajaran membaca ini tercancum dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tercantum dalam silabus kelas XI, semester 2 pada SK membaca, serta KD 11.2 membedakan fakta, opini, tujuan, isi, maksud pada editorial atau tajuk rencana dengan membaca intensif. Pembelajaran membaca dengan menggunakan tajuk rencana dilakukan karena melihat kondisi siswa yang kadang menentukan suatu tema atau gagasan utama tidak sesuai dengan harapan guru. Beserta melihat kelayakan bahan ajar ketika guru menggunakan tajuk rencana yang ada di media koran (dengan berbagai sumber). Guna mengetahui layak atau tidaknya, bisa dilihat atau dipahami bahwa tajuk rencana tersebut tidak berbau dengan politik, SARA, dan pornografi. Hal ini pula dilakukan penilaian pada kelayakan isi dan kelayakan bahasa serta memberikan contoh kutipan kalimat yang diambil dari setiap tajuk rencana. Beberapa contoh media koran yang dijadikan pembelajaran dalam penelitian ini terdapat pada Koran Joglosemar edisi Kamis, 17 Desember 2015 dengan judul Menjaga Nuansa Historis Sekaten, serta nantinya dilengkapi media koran lain yang terdapat tajuk rencana. Beberapa koran tersebut memuat tajuk rencana yang tidak murni mengandung pendidikan, tetapi pada dasarnya mengajarkan anak guna memperdayakan kesenian beserta pemberdayaan masyarakat. Meskipun tidak sepenuhnya mengandung pendidikan, tetapi media koran tersebut layak digunakan para peserta didik untuk bahan ajar bahasa Indonesia. Karena, mampu membuat siswa untuk melakukan hal yang positif serta memberikan wawasan yang luas. Pembelajaran ini masih tercantum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Prinsip serta pengembangan KTSP meliputi: berpusat pada potensi,

3 perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya; beragam dan terpadu; tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; relevan dengan kebutuhan kehidupan; menyeluruh dan berkesinambungan; belajar sepanjang hayat; seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah (Muslich, 2008:11). Penelitian ini dilakukan dengan kegiatan belajar-mengajar yang dilaksanakan di kelas XI IPS 1. Pembelajarannya mencakup peserta didik menganalisis tajuk rencana yang telah dibagikan dari setiap kelompoknya, terjadinya tanya jawab dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. Di Indonesia sendiri minat membaca masih kurang, selain kurangnya minat membaca, siswa masih sulit menentukan antara judul dengan tema, menentukan kutipan kalimat kelayakan bahasa, kesulitan dalam menentukan kutipan kelayakan isi. Di samping itu pula ada penemuan tentang hasil analisis siswa yang dikelompokkan sesuai dengan aspek penilaian tajuk rencana yang mencakup: judul, tokoh, masalah, opini penulis, saran, kesimpulan, sumber berita. Rendahnya pemikiran siswa dalam membaca beserta menentukan tema atau gagasan utama dipengaruhi oleh proses pembelajaran bahasa Indonesia yang diterapkan oleh guru. Pada saat siswa diberi tugas untuk menentukan tema atau gagasan utama, sebagian dari mereka tidak paham dengan maksudnya. Mengatasi masalah tersebut dilakukan dengan pemilihan pendekatan yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai, khususnya dalam penentuan tema tajuk rencana yang ada di dalam media koran dengan berbagai sumber, serta menilai kelayakannya. Dari uraian di atas, pola pikir peneliti memilih metode pembelajaran Think Pair and Share (TPS) dirasa cocok dalam penelitian ini. Tipe Think Pair and Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa. Pertama kali metode ini diperkenalkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa think pair and share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas (La Iru dan La Ode Saifun dalam Hamdayama, 2014:201).

4 Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair and share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespons dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda tanya. Sekarang guru menginginkan siswa mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan dipahami. TPS merupakan suatu teknik sederhana dengan keuntungan besar. TPS dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. Selain itu, TPS juga dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas. TPS sebagai salah satu metode pembelajaran kooperatif yang terdiri atas tiga tahapan, yaitu thinking, pairing, dan sharing. Guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber pembelajaran (theacher oriented), tetapi justru siswa dituntut untuk dapat menemukan dan memahami konsep-konsep baru (student oriented). Model pembelajaran tipe TPS terdiri atas lima langkah, dengan tiga langkah utama sebagai ciri khas, yaitu tahap pendahuluan think, pair, dan share, penghargaan. Penjelasan dari setiap langkah-langkah adalah sebagai berikut: a. Tahap Pendahuluan (awal pembelajaran dimulai dengan penggalian apersepsi sekaligus memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pembelajaran. Pada tahap ini, guru juga menjelaskan aturan main serta menginformasikan batasan waktu untuk setiap tahap kegiatan), b. tahap Think (berpikir secara individual). Proses think pair and share dimulai pada saat guru melakukan demonstrasi untuk menggali konsepsi awal siswa. Pada tahap ini, siswa diberi batasan waktu (think time) oleh guru untuk memikirkan jawabannya secara individual terhadap pertanyaan yang diberikan. Dalam penentuannya, guru harus mempertimbangkan pengetahuan dasar siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan, d. tahap Pairs (Berpasangan dengan teman sebangku). Pada tahap ini, guru mengelompokkan siswa secara berpasangan. Guru menentukan bahwa pasangan setiap siswa adalah teman sebangkunya, e. tahap Share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas), f. tahap

5 penghargaan (siswa mendapat penghargaan berupa nilai baik secara individual maupun kelompok). Pada dasarnya metode tersebut akan membantu siswa dalam menentukan tema, layak atau tidaknya dijadikan sebagai bahan ajar membaca, kelayakan isi, dan keyayakan bahasa. Serta peneliti mampu menganalisis penemuan penilaian tajuk rencana yang telah dianalisis siswa di media koran dari berbagai sumber. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut. a. Tema apa saja dalam setiap tajuk rencana yang ada di media koran sebagai bahan ajar matapelajaran bahasa Indonesia kelas XI? b. Bagaimana kelayakan tajuk rencana di media koran sebagai bahan ajar matapelajaran bahasa Indonesia kelas XI? c. Bagaimana penerapan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan tajuk rencana di media koran? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini mencakup dua hal sebagai berikut. a. Mendeskripsikan tema dalam setiap tajuk rencana yang ada di media koran sebagai bahan ajar matapelajaran bahasa Indonesia kelas XI. b. Memaparkan bagaimana kelayakan tajuk rencana di media koran sebagai bahan ajar matapelajaran bahasa Indonesia kelas XI. c. Menerapkan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan tajuk rencana di media koran.

6 D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoretis 1. Bahan ajar dalam meningkatkan kualitas produk serta hasil dalam menemukan tema yang ada di dalam tajuk rencana pada media masa koran. 2. Memberikan pengetahuan mengenai pembelajaran menilai kelayakan dalam setiap tajuk rencana pada media koran. b. Manfaat Praktis 1. Bagi Siswa Mempermudah siswa dalam belajar serta berlatih dalam menemukan tema serta menilai kelayakan tajuk rencana di media koran (layak atau tidak dijadikan sebagai bahan ajar bahasa Indonesia, kelayakan isi, dan kelayakan bahasa) dengan menggunakan metode Think Pair and Share (TPS). 2. Bagi Guru Sebagai sarana pembelajaran bagi seorang guru guna meningkatkan motivasi serta minat siswa dalam pembelajaran membaca dan menemukan tema serta menilai kelayakan dalam tajuk rencana dari berbagai media koran. 3. Bagi Peneliti Menambah wawasan mengenai penelitian yang mengacu pada pembelajaran membaca khususnya dalam menemukan tema serta menilai kelayakan tajuk rencana yang ada di media koran dengan menerapkan metode Think Pair and Share (TPS). E. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penelitian ini adalah: Bab I pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II tinjauan pustaka berisi penelitian relevan, menjelaskan landasan teori yang memaparkan membaca, bahan ajar, media koran, tajuk rencana, pembelajaran kontekstual, pembelajaran kooperatif, metode think pair and share, penilaian tajuk rencana (kelayakan isi, kelayakan bahasa), aspek-aspek penilaian tajuk rencana. Bab III Metode Penelitian yang memaparkan: jenis dan desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, data, sumber data, nara sumber, kehadiran peneliti, teknik

7 pengumpulan data, keabsahan data, serta teknik analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian, mengenai hasil penyajian dari analisis data yang akan menjabarkan data yang telah terkumpul dari penelitian yang dilakukan, kemudian ada analisis guna mendapatkan jawaban atas permasalahan yang ada. Bab V penutup yang berisi simpulan, implikasi, dan saran.