BAB I PENDAHULUAN. dan membacanya bernilai ibadah. Oleh karena itu, al-qur an adalah kitab suci umat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan ibadah.oleh karena itu, al-quran adalah kitab suci umat Islam, secara

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. sebuah cahaya petunjuk bagi mereka yang beriman. Allah berfirman:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan / (Library Research) mencatat serta mengolah bahan penelitian.

BAB V PENUTUP. melebihkan Zaitun dan bersumpah atas nama Zaitun dari buah-buahan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Istilah profil dalam penelitian ini mengacu pada Longman Dictionary of

BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB I PENDAHULUAN. dan kandungan nya, hal ini tidak terlepas oleh banyaknya umat islam dari zaman

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan pemeliharaan dari Allah atas keotentikannya.

BAB I PENDAHULUAN. kebathilan. Untuk mengungkap petunjuk dan penjelasan dari al-qur a>n, telah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia

BAB I PENDAHULUAN. SWT kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari Al-Qur an ialah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. Tidak diragukan lagi bahwa al-qur`an merupakan kitab suci dan. pedoman bagi manusia dan orang-orang yang bertaqwa kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah, karena ajarannya yang penuh dengan kemas}lahatan umat. Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HASANAH DAN SAYYI AH SECARA UMUM. sebanyak 160 ayat dalam 48 surat, sedangkan kata سیي ھ yang

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

BAB I PENDAHULUAN. dasar pendidikan menurut Islam. Al-Qur an merupakan petunjuk bagi umat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

melakukan suatu perbuatan yg melampaui batas atau ukuran yang sebenarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa kepada jalan yang buruk. Perzinahan termasuk dalam

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

mengorbankan nyawa seminimal mungkin.2

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IRSYAD AL-FATWA SIRI KE-208: HUKUM WANITA MEMBUKA SYARIKAT SENDIRI

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

BAB VI PENUTUP. Allah dalam juz amma dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Menurut pemikiran Hamka dan M. Quraish Shihab dalam kitabnya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Manusia membutuhkan rambu-rambu lalu lintas yang memberinya

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

STRATEGI BIMBINGAN QIRA AT SAB AH

BAB I PENDAHULUAN. al-rahman dan al-rahim ( pengasih dan penyayang). Tidak bisa dipungkiri

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

DAFTAR PUSTAKA. Al- Aridh, Ali Hasan. Tari>kh ilm at-tafsi>r wa Mana>hij al-mufasiri>n. Jakarta: Rajawali Press, 1992.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Sukarno Wibowo dan Dedi Supriadi 2013, Ekonomi Mikro Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia,

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37.

BAB I PENDAHULUAN. berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). 1. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan

BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN

BAB III METODE PENELITIAN. perspektif Al-Qur an ini termasuk penelitian kepustakaan (library research).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BABI PENDAHULUAN. iman.puasa adalah suatu sendi (rukun) dari sendi-sendi Islam. Puasa di fardhukan

BAB I PENDAHULUAN. cukup dinamis, seiring dengan akselerasi perkembangan kondisi sosial-budaya

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibadah shalat dan haji. Tanpa bersuci orang yang berhadas tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR PUSTAKA. Abu Husein bin Hujaj Al-Qusyairi An Nasaburi Muslim, Shahih Muslim, Penerbit : Dar-al Fikr Beirut Lebanon, 1992.

BAB I PENDAHULUAN. baik (thoyib) karena dalam Alquran Allah SWT telah memerintahkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an.

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

BAB III METODE PENELITIAN. pustaka baik berupa konsep, teori-teori dan lain-lainnya yang berhubungan

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1

MODEL PENELITIAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

DAFTAR PUSTAKA. Abu Dawud, Sulaiman bin al-asy as al-sijistani H. Sunan Abu Dawud. Beirut: Dar Ibn Hazm. Juz III.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Setelah menguraikan dan menuliskan sub-bab hasil penelitian dan sub-bab

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUD{A>RABAH PADA NASABAH YANG TELAH PAILIT DI PT. BNI SYARI AH CAPEM NGAGEL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. keotentikannya telah dijamin oleh Allah, dan al-qur an juga merupakan kitab

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu persoalan berada pada tangan beliau. 2. Rasulullah, penggunaan ijtihad menjadi solusi dalam rangka mencari

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad melalui malaikat Jibril untuk di sampaikan kepada seluruh umat

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB 1 PENDAHULUAN. mendasar, karena membawa perubahan individu sampai ke akar-akarnya. Pendidikan

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG MAHAR DENGAN SYARAT

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

KALAM INSYA THALABI DALAM AL-QUR AN SURAT YUNUS (STUDI ANALISIS BALAGHAH) ARTIKEL. Oleh: DAHLIANI RETNO INDAH PURWANTI NIM: I1A213002

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH INSTITUSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas

Furqan Salam Dalam Perspektif Islam tentang menebarkan dan menjawab salam, keutamaan menebarkan dan menjawab salam, kemudian makna dan cara memeberika

BAB V PERBANDINGAN PENAFSIRAN HAMKA DAN QURAISH SHIHAB TENTANG ETIKA KOMUNIKASI ANAK TERHADAP ORANG TUA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah Kala>mullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, melalui perantara malaikat Jibril yang berfungsi sebagai pedoman bagi umat manusia dan membacanya bernilai ibadah. Oleh karena itu, al-qur an adalah kitab suci umat Islam yang secara harfiyah berarti bacaan yang sempurna sehingga tidak ada bacaan satupun atau tulisan yang mampu menandingi kesempurnaan dari isi kandungan di dalam al-qur an. Meskipun umat manusia telah mengenal tulis dan baca sejak lima ribu tahun yang lalu. 1 Al-Qur an kitab suci yang lengkap, di dalamnya mengandung banyak pengajaran dan teladan sebagai panduan dan pedoman umat manusia masa kini. al- Qur an mempunyai pokok-pokok masalah di dalamnya, diantaranya masalah yang menyangkut tentang etika-etika, membahas tentang moralitas, aturan-aturan formal tentang kriteria baik dan buruk dan sistem tingkah laku manusia, adapun etika itu sama halnya dengan ilmu akhlak. Dalam al-qur an terdapat sekitar 500 ayat yang membicarakan tentang konsep atau ajaran tentang etika. 2 Selain keterangan yang diberikan oleh Rosulullah Saw, Allah memerintahkan pula kepada umat manusia seluruhnya agar memperhatikan dan mempelajari al- 1 M. Quraish Shihab, Wawasan al-qur an (Bandung: Mizan pustaka, 2007), hlm. 3 2 Taufik Abdullah, Cakrawala Ilmu dalam al-qur an (Jakarta: pustaka firdaus, 2003) hlm. 187. 1

2 Qur an. pokok-pokok Agama yang dinyatakan Allah untuk menyelamatkan manusia melalui al-qur an terkadang diungkapkan dengan lafaz} yang berbeda-beda tetapi maknanya tetap cocok dan serasi, tidak ada tantangan di dalamnya. Banyak sekali ayat-ayat al-qur an yang menyebutkan kata Isra>f dan Tabdhi>r namun dalam penafsiran ulama terkadang mempunyai perbedaan meskipun dalam kata yang sama. Kata berlebih-lebihan atau melampaui batas, dalam al-qur an menggunakan beberapa term (istilah), diantaranya Isra>f dan Tabdhi>r. Jika dilihat dari esensinya sama-sama mengandung arti melampaui batas atau berlebih-lebihan. Menurut Pro. DR. Hamka Berkata : kata. Boros kita pilih buat menjadi arti dari kalimat Mubadhi>r atau Tabdhi>r. Imam Sya>fi i> mengatakan: Bahwa Mubadhir itu ialah membelanjakan harta tidak pada jalannya. Imam Malik berkata :Bahwa Mubadhir ialah mengambil harta dari jalannya yang pantas, tetapi mengeluarkannya dengan jalan yang tak pantas. 3 Mujahid berkata: Walaupun seluruh hartanya di habiskan untuk jalan yang benar, tidaklah dia Mubadhir, tetapi walaupun segantang padi dikeluarkannya, padahal tidak pada jalan yang benar, itu sudah Mubadhir. Berkata Qatada: Tabdhir itu ialah menafkahkan harta pada jalan maksiat kepada Allah, pada jalan yang tidak benar dan merusak. 4 Ibnu Kathir dalam tafsirnya bahwa yang dimaksud dengan Isra>f adalah suatu ketetapan-nya terhadap tindakan penghalalan atau pengharaman orang yang 3 Hamka, Tafsir al-azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983), hlm. 48. 4 Ibid, 48-49

3 melampaui batas. Maksudnya adalah mereka menghalalkan dengan penghalalan yang haram atau mengharamkan yang halal. Padahal Allah mewajibkan agar menghalalkan apa yang Allah halalkan dan mengharamkan apa yang Allah haramkan, sebab yang demikian itu merupakan keadilan yang diperintahkan-nya. 5 Isra>f berasal dari kata Sarafa berarti melampaui ukuran dan batas dalam setiap perbuatan yang dilakukan manusia. 6 Dalam kamus al-munawwir, kata Asrafa berarti memboroskan dan Isra>f yang artinya pemborosan. 7 Dalam al-qur an, kata Isra>f terulang sebanyak 23 kali dalam 21 ayat dalam 17 surat dengan bentuk fi il madhi, fi il mudhari ataupun masdarnya. 8 Diantara ayatayatnya adalah sebagai berikut: Hai anak adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid. Makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan (al- A ra>f: 31). 9 5 Ismail Abu Fida bin umar Ibin Katsir, Tafsi>r Ibn Kathi>r, ter, jilid III (Jakarta: Imam Asy- Syafi I, 2002). hlm. 373. 6 Al-Raghib al-isfahani, al-mufrada>t al-fa>z} al-qur a>n (Beirut: Dar al-syamiyah, tt), hlm. 407. 7 H. Ahmad St, Kamur Munawwar (PT. karya Toha Putra, semarang, 2002), hlm. 374. 8 Muhammad Fu ad Abdul Baqi, al-mu jam al-mufahras li al-fa>z} al-qur a>n (Beirut: Dar al- Fikr, 1980), hlm.429. 9 Departemen Agama RI, al-qur an dan Terjemahanya (Jakarta: PT. Syamil Cipta Media, 2005), hlm. 155.

4 Menurut Must}afa al-maragh}i> kata Isra>f artinya adalah suatu sifat atau tindakan yang melebihi batas atau membelanjakan harta serta tidak sesuai dengan batas naluri, batas ekonomi dan batas syar i. 10 ayat tersebut memerintahkan kepada kita untuk memanfaatkan rizqi yang telah Allah berikan kepada kita salah satunya dengan makan dan minum serta semua yang telah Allah berikan, halalkan untuk manusia tanpa berlebihan. Maksud sebaliknya dari ayat tersebut ialah larangan untuk melakukan perbuatan melampaui batas, yaitu tidak berlebihan dalam menikmati apa yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang di halalkan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti atau mengkaji lebih lanjut tentang ayat-ayat al-qur an yang membicarakan masalah Isra>f. Untuk lebih memudahkan dalam kajian ini, penulis lebih memfokuskan penelitian terhadap dua kitab Tafsir yaitu; kitab Tafsir Al-Azhar karya Prof. Dr. Hamka dan Tafsir Ibn Kathir dengan judul Kata Isra>f dalam al-qur an (Studi komparatif penafsiran Prof. Dr. Hamka dan Tafsir Ibn Kathir). B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas dapat di simpulkan, Islam melarang sikap berlebihlebihan dalam membelanjakan harta (Isra>f) dan juga melarang membelanjakan harta untuk hal yang sia-sia (Tabdhi>r), dan pelaku Tabdhi>r ini disebut mubadhir. Dan kedua perbuatan ini terkadang dalam bahasa Indonesia sama-sama disebut dengan 10 Ahmad Must{afa> al-mara>ghi>, Tafsi>r al-mara>gh}i> (Semarang: Toha putra,1993), hlm. 333

5 mubadhir. Mari kita simak lebih jelas apa definisi dan batasan dari Isra>f dan Mubadhi>r, karena banyak sekali yang salah paham dalam memahaminya seperti dalam surah al-isra> ayat 26-27. Pada penafsiran kedua penafsir ini, yaitu dengan mengkaji dan mengungkap Makna kata Isra>f menurut Prof. Dr. Hamka dan Tafsir Ibn Kathir dalam al-qur ān (Kajian Perbandingan), Melalui penelitian ini, penulis akan mengungkap dan menelusuri makna Isra>f di dalam al-qur an dengan membandingkan penafsiran antara Prof. Dr. Hamka dan Tafsir Ibn Kathir. Jadi dari perbedaan kedua Penafsiran ini yang akan menjadi fokus penelitian penulis, yang nantinya juga akan di munculkan kekurangan dan kelebihanya. Sehingga jelas apa yang melatar belakangi adanya perbedaan pada kedua penafsir ini dalam menafsirkan Isra>f dalam al-qur an. C. Rumusan masalah Berdasarkan pembahasan masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah menjadi tiga, yaitu : 1. Bagaimana pendekatan dan teori Prof. Dr. Hamka dan Ibn Kathir dalam menafsiran ayat-ayat tentang Isra>f? 2. Apakah persamaan dan perbedaan penafsiran Prof. Dr. Hamka dan Tafsir Ibn Kathir terkait dengan kata Isra>f dalam al-qur an?

6 D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pendekatan dan teori Prof. Dr. Hamka dan Ibn Kathir dan penafsiran ayat-ayat tentang Isra>f. 2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan penafsiran Prof. Dr. Hamka dan Tafsir Ibn Kathir terkait dengan Kata Isra>f dalam al-qur an. E. Kegunaan Penelitian Beberapa hasil yang didapatkan dari studi ini diharapkan akan bermanfaat sekurang-kurangnya untuk hal-hal sebagai berikut: 1. Menambah khazanah keilmuan bagi semua kalangan, khususnya dalam bidang memahami penafsiran Prof. Dr. Hamka dan Tafsir Ibn Kathir terkait penafsiran kata Isra>f. 2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan atau pegangan dalam memahami konsep Isra>f dalam al-qur an yang di telaah dalam sebuah penafsiran komparatif (perbandingan). 3. Manfaat atau kegunaan penelitian ini dari segi teoritis, merupakan kagiatan dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang tafsir melalui pendekatan metode Muqarin. Sedangkan dalam segi praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan atau pedoman untuk memahami konsep Isra>f yang di telaah melalui penafsiran komparatif.

7 F. TelaahPustaka Sejauh penelusuran yang dilakukan penulis, sangat jarang literatur yang membahas mengenai kata Isra>f secara utuh dan menyeluruh. Penulis hanya menemukan satu judul Skripsi yang membahas tema yang sama dengan judul Penafsiran kata Isra>f dalam al-qur an menurut Ibn Kathi>r dan al-mara>ghi> (Kajian perbandingan) oleh Nurfaizah (10932006605) tahun 2014 Fakultas Ushuludin UIN Suka Riau dalam bimbingan Drs. Azwir. Dalam Skripsi ini dijelaskan penyebutan kata Isra>f dalam al-qur an beserta penafsiran Ibnu kathir dan al-mara>ghi> terkait dengan kata Isra>f. Selain itu, pembahasan mengenai Isra>f kebanyakan dikaji secara ringkas dalam bab-bab yang ringkas, bahkan hanya disisipkan dalam tema-tema lain. Seperti dalam kitab Ihya > Ulu>m al-di>n, 11 Di dalamnya Ima>m Ghaza>li> menjelaskan solusi agar terhindar dari perilaku Isra>f dengan cara membiasakan diri dengan pola hidup sederhana, serta disertai dengan Qanaah. Qanaah ialah sifat menerima apa adanya, Ia merupakan harta yang tak pernah sirna. Dilanjutkan dengan kiat-kiat memiliki sifat qanaah. Isra>f dan Tabdhi>r: Konsepsi Etika Religius dalam al-qur a>n Dan Perspektif Materialisme-Konsumerisme karya Dudung Abdurrahman, Bandung. Karya tersebut berbentuk sebuah abstrak yang menjelaskan konsep Isra>f dan Tabdhi>r yang 11 Ima>m Ghaza>li>, Ihya> Ulu>m al-di>n (Semarang: CV. Asy syifa, 2003), hlm.142

8 merupakan sebagian dari konsep etika religius dalam al-qur a>n. Inti tulisan tersebut adalah penjelasan tentang hubungan Isra>f dan Tabdhi>r dengan sikap materialisme dan sikap konsumtif yang tinggi pada masyarakat. Hadith-hadith Tentang Etika Makan (Studi Ma ani al-hadith Tentang Larangan Makan Berlebihan). Karya tersebut merupakan sebuah Skripsi yang ditulis oleh M. Rosidin Nawawi, seorang mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada tahun 2011. Karya tersebut merupakan sebuah kajian Hadith yang berbicara tentang perintah makan sekedar menegakkan tulang punggung dan jika tidak mampu hendaknya membagi perut menjadi tiga bagian yaitu sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum, dan sepertiga untuk nafas. Penulis mengkaji hadith tersebut dari segi sanad (Naqd al-khariji) dan dari segi matan hadith (Naqd al-dakhili) kemudian pada bagian akhir, penulis juga menjelaskan hadith dengan petunjuk ayat-ayat al-qur an dimana salah satunya penulis karya tersebut juga menyebutkan surah al-a ra>f ayat 31. Selanjutnya, kitab al-mausu> ah al-fiqhiyyah, yang merupakan tulisan dari departemen Agama Kuwait, di dalamnya menjelaskan tentang arti Isra>f secara etimologis dan terminologis, dll. Sementara dalam lingkup UIN sunan Ampel belum ada kajian dalam bentuk Skripsi ataupun disertasi yang membahas tentang term ini. Dengan demikian, kajian ini bukanlah kajian ulang atau pengulangan dari apa yang telah dikaji oleh para terdahulu. Disini penulis mengkaji tentang penafsiran

9 yang menggunbakan metode Muqaran, yaitu membandingkan ayat-ayat al-qur an yang berbicara tema tertentu atau membandingkan ayat-ayat al-qur an dengan Hadith Nabi Muhammad Saw. Meskipun Skripsi yang ada juga menggunakan metode yang sama, namun kajian yang penulis lakukan berbeda pada tokoh mufasir yang dibandingkan, yakni antara penafsiran Prof. Dr. Hamka dan Tafsir Ibn Kathir. G. Metodologi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library research) karena yang menjadi sumber penelitian ini adalah data-data yang tertulis yang erat hubungannya dengan permasalahan atau topik yang akan diteliti. Proses penyajian dan analisa masalah Isra>f dengan menggunakan metode perbandingan (Muqaran). Untuk itu langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut: 1. Sumber Data Karena penelitian ini adalah sebagai penelitian pustaka, maka data yang penulis ambil adalah dari berbagai sumber tertulis diantaranya adalah sebagai berikut : a. Data Primer: yaitu, data utama yang bersumber dari Tafsir Prof. Dr. Hamka dan Tafsir Ibn Kathir. b. Data Sekunder: yaitu, sumber data yang diperoleh dari kitab Tafsir dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan tema pokok.

10 2. Teknik Pengumpulan Data Keseluruhan data yang diambil akan dikumpulkan kemudian dilakukan dengan cara pengutipan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Kemudian disusun secara sistematis sehingga menjadi satupaparan yang jelas tentang Penafsiran kata Isra>f menurut Prof. Dr. Hamka dalam Tafsir al-azhar dan Ibn Kathir dalam Tafsi>r al-qur an al- Az}i>m dan (Kajian Perbandingan). 3. Teknik Analisa Data Dalam menganalisa data-data yang ada, maka penulis menggunakan metode deskriptif. Agar mampu memaparkan semua gambaran tentang penafsiran dari masing-masing mufasir untuk kemudian dianalisa sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang akurat. Untuk mencapai proses akhir penelitian, yaitu menjawab semua persoalan yang muncul sekitar kajian ini, maka penulis menggunakan metode komparatif (muqaran). Karena yang dikaji disini adalah pendapat dua mufasir, maka penulis menggunakan dalam analisis data ini adalah membandingkan pendapat dua ulama tafsir dalam menafsirkan ayat-ayat al- Qur an. 12 Tafsir Muqaran dapat dikategorikan kepada tiga bentuk: a. Membandingkan suatu ayat dengan ayat lainnya. b. Membandingkan ayat dengan hadith yang membahas kasus yang sama atau sebaliknya. 12 Nasruddin Baidan, Metode Penelitian al-qur an Cetakan 1 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset 1998), hlm.65.

11 c. Membandingkan suatu tafsir dengan tafsir lainnya mengenai sejumlah ayat yang ditetapkan oleh penafsir itu sendiri. 13 13 Kadar Muhammad Yusuf, Studi al-qur an (Jakarta: Hamzah, 2010), Cet.2.hlm.144

12 H. Sistematika pembahasan Untuk mempermudah penjelasan dari hasil penelitian ini, maka akan dibuat rangkaian pembahasan dengan sistematika sebagai berikut: Bab I adalah pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, telaah pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan. Hal yang sedemikian rupa disusun sebagai kerangka awal dalam melakukan penelitian. Bab II adalah Kaidah Analisis Tafsir atau Landasan teori Ulu>m al-qur an. Bab ini terdiri dari pengertian Asba>b al-nuzu>l, Munasa>batul Ayat dan Kebahsaan, untuk mengetahui teori yang digunakan oleh Hamka dan Ibn Kathir. Bab III adalah sajian data. Bab ini terdiri dari biografi Hamka dan Ibn Kathir, latar belakang Geopolitik dan Sosio Historis Hamka dan Ibn Kathir, Karya-karya Hamka dan Ibn Kathir, tentang tafsir Hamka dan Ibn Kathir, Metode Penulisan Tafsir, kelebihan dan kekurangan Tafsir Hamka dan Ibn Kathir, Metode dan corak penafsiran Hamka dan Ibn Kathir, agar mengetahui pentunjuk-petunjuk al-qur an dalam menafsirkan. Bab IV adalah Penafsiran Hamka dan Ibn Kathir. Bab ini berisi penafsiran kata Isra>f, pengelompokan ayat-ayat Isra>f yang tersebar dalam al-qur an, dan Analisis terhadap penafsiran Hamka dan Ibn Kathir dalam memaknai kata Isra>f.

13 Bab V adalah penutup, yang di dalamnya terdiri dari dua poin, yakni kesimpulan dan saran-saran.