BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan. mengalami perubahan sejalan dengan tuntutan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting pada tahap pembangunan dewasa ini, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wujud kebudayaan manusia, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tersebut maka dilakukan dengan melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu pembekalan dan kualitas bagi setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pelatihan. Menurut Nursid dalam Edward (2013), pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI. Lulusan JPTM FPTK UPI

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dalam masyarakat, juga untuk menjawab tentang masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu lembaga formal yang memang dirancang khusus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. secara kompetitif dalam mengembangkan pembangunan suatu negara. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoga Sidik Permana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) sebagai tulang punggung dalam pembangunan bangsa. meningkatkan kualitas SDM sesuai dengan program keahliannya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. hekekatnya untuk membangun suatu Negara dibutuhkan individu individu yang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah kejuruan (SMK). Hal ini sesuai dengan Undang Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang menghasilkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga

dikelola oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Mengengah Kejuruan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini, dihadapkan pada berbagai sumber masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis, serta syarat akan perkembangan yang memang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di era globalisasi seperti saat ini. (Rudiono, 2010)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin, dan mengarahkan siswa-siswa dengan berbagai problema atau persoalan dan pertanyaan yang mungkin timbul dalam pelaksanaanya. Pendidikan juga diartikan sebagai hasil, di mana pendidikan itu merupakan wahana untuk membawa siswa mencapai tingkat perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan hakiki dan ciri-ciri kemanusiaannya. Pendidikan sebagai proses dan sebagai hasil dalam pelaksanaannya sangat memerlukan adanya pengkajian yang mendalam dan komprehensif agar proses untuk mencapai hasil yang dicapai dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai manusia mulia. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga pendidikan kejuruan, bertujuan untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kemampuan serta keterampilan tingkat menengah sesuai dengan bidangnya. Titik berat sekolah menengah kejuruan yaitu memberi bekal pengetahuan dan keterampilan guna mempersiapkan siswa dalam memasuki lapangan kerja sehingga siswa itu nantinya akan mempunyai kemampuan dalam mengaplikasikannya dilapangan sekaligus mampu mencipatakan lapangan kerja. 1

2 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Medan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah kejuruan di kota Medan dengan kekhususan mempersiapkan lulusan siswanya untuk mampu memilih karir, memasuki lapangan kerja, berkompetisi, dan mengembangkan dirinya dengan sukses dilapangan kerja. SMK Negeri 5 Medan memiliki 4 pembagian jurusan, yaitu : Teknik Bangunan, Teknik Otomotif, Teknik Mesin, dan Teknik Elektro, serta terdiri dari 5 program keahlian, yaitu : Teknik Gambar Bangunan (TGB), Teknik Konstruksi Kayu (TKK), Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Pemesinan (TPM), dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL). Dalam kegiatan Pembelajarannya, SMK Negeri 5 Medan terbagi menjadi 3 kelompok mata diklat, yaitu : (1) mata diklat produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membekali siswa agar memiliki kompetensi kerja sesuai dengan kompetensi keahlian masing-masing, (2) mata diklat normatif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk siswa menjadi pribadi utuh, memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial anggota masyarakat, baik sebagai warga Negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Mata diklat ini berisi mata diklat yang dialokasikan secara tetap meliputi: Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga, dan Seni Budaya, (3) mata diklat adaptif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk siswa sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan luas dan kuat untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja serta mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

3 teknologi. Mata diklat adaptif meliputi: Bahasa Inggris, IPA, IPS, Matematika, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dan Kewirausahaan. Jurusan Teknik Bangunan memiliki program keahlian diantaranya adalah Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB), memiliki kelompok mata diklat produktif yang berfungsi untuk membekali siswa agar memiliki kompetensi kerja sesuai dengan kompetensi keahliannya, diantaranya adalah : Statika dan Tegangan, Konstruksi Bangunan, Ilmu Bahan Bangunan, Gambar Teknik Dasar, Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan Autocad. Salah satu mata diklat produktif diantaranya adalah mata diklat Gambar Teknik Dasar, yang merupakan salah satu syarat untuk bisa lulus ke tingkat/jenjang berikutnya. Mata diklat Gambar Teknik Dasar memiliki hubungan yang sangat erat dengan mata diklat produktif lainnya, misalnya dengan mata diklat RAB, memiliki hubungan yang erat yaitu: jika kita ingin menghitung RAB bangunan yang kita rencanakan, terlebih dahulu kita harus memiliki gambar bangunannya. Melihat pentingnya mata diklat ini, maka diharapkan semua siswa Jurusan Teknik Bangunan memiliki kemampuan yang baik dalam bidang tersebut. Namun pada kenyataanya belum seluruh siswa yang dapat menguasai mata diklat Gambar Teknik Dasar. Hal ini dapat dilihat pada hasil belajar mata diklat Gambar Teknik Dasar siswa kelas X program keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK Negeri 5 Medan setelah dilakukan observasi pada tanggal 29 Maret 2016, saat mewawancarai guru mata diklat Gambar Teknik Dasar yaitu Bapak Sutriadi, ST., yang mengatakan nilai ulangan harian yang diperoleh siswa kelas X TGB pada

4 mata diklat Gambar Teknik Dasar masih ada yang belum sesuai dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70. Tabel 1.1.Daftar Nilai Ulangan Harian Semester Ganjil Mata Diklat Gambar Teknik Dasar Siswa Kelas X-4 Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran Nilai Kategori Jumlah Persentase % Keterangan 90 100 A - - Sangat Kompeten 2015/2016 80 89 70 79 B C 12 18 34,29 51,43 Kompeten Cukup kompeten < 70 D 5 14,29 Tidak Kompeten Jumlah 35 100 90 100 A - - Sangat Kompeten 2016/2017 80 89 70 79 B C 14 15 40,00 42,86 Kompeten Cukup kompeten < 70 D 6 17,14 Tidak Kompeten Jumlah 35 100 Sumber : Guru mata diklat Gambar Teknik Dasar Informasi lain yang diperoleh peneliti pada saat melakukan observasi dilapangan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa diakibatkan oleh faktor mengajar guru. Sesuai observasi penulis dalam proses mengajar guru cenderung hanya menggunakan metode ceramah, menuliskan materi di papan tulis dan memberikan tugas yang akan dikerjakan di rumah. Belum ada suatu upaya guru untuk membangkitkan semangat siswa pada saat proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan gambaran nilai/skor siswa yang di peroleh melalui proses belajar mengajar. Rendahnya hasil belajar yang dialami siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Slameto, ada dua faktor yang

5 mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu: (1) faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu faktor jasmani (mencakup faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (mencakup intelejensi, konsep diri, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan) dan faktor kelelahan; (2) faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar diri siswa yang terbagi menjadi tiga, yaitu faktor keluarga (mencakup cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan), faktor lingkungan belajar (mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standart pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah) dan faktor lingkungan masyarakat (mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat). Minat merupakan faktor psikologis yang terdapat pada setiap orang, sehingga minat terhadap sesuatu/kegiatan tertentu dapat dimiliki setiap orang. Bila seseorang tertarik pada sesuatu maka minat akan muncul. Dari pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa terjadinya minat itu karena dorongan dari perasaan senang dan adanya perhatian terhadap sesuatu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah : (1) Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat, yang berasal dari dalam diri sendiri. Faktor internal tersebut antara lain: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan; (2) Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat

6 yang datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua, dorongan dari guru, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas, dan keadaan lingkungan. Konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri atas bagaimana cara seseorang melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana seseorang merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang kita harapkan. Semakin baik atau positif konsep diri seseorang maka akan semakin mudah mencapai keberhasilan. Sebab, dengan konsep diri yang baik/positif, seseorang akan bersikap optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses dan berani pula gagal, penuh percaya diri, antusias, meras diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, serta bersikap dan berpikir secara positif. Dari cara guru mengajar yang peneliti amati saat observasi, peneliti melihat guru tersebut hanya fokus dalam menyampaikan materi pembelajaran dan pemberian tugas saja, belum terlihat bagaimana cara guru dalam membangkitkan minat belajar siswa. Selain itu juga tidak adanya penanaman konsep diri yang diberikan oleh guru kepada siswa. Ketika peneliti diberi kesempatan untuk langsung bertatap muka dengan siswa, peneliti mencoba menanyakan arti dari konsep diri, tetapi tidak ada siswa yang bisa menjelaskan apa arti dari konsep diri yang dimaksud. Hal ini lah yang menyebabkan rendahnya minat belajar dan konsep diri pada siswa tersebut. Memperhatikan latar belakang masalah yang peneliti amati, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Hubungan antara Minat

7 Belajar dan Konsep Diri dengan Hasil Belajar Gambar Teknik Dasar pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Medan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalahmasalah yang terkait dengan penelitian ini, yaitu : 1. Hasil belajar siswa kelas X pada mata diklat Gambar Teknik Dasar Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan belum optimal. 2. Minat belajar siswa kelas X pada mata diklat Gambar Teknik Dasar Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan masih rendah. 3. Belum adanya penanaman konsep diri oleh guru kepada siswa kelas X pada mata diklat Gambar Teknik Dasar Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, serta mempertimbangkan keterbatasan waktu dan luasnya cakupan masalah, maka masalah yang diteliti dibatasi hanya pada : 1. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dan konsep diri dengan hasil belajar siswa dalam mata diklat gambar teknik dasar. 2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar bangunan SMK Negeri 5 Medan.

8 3. Materi belajar yang dibahas pada penelitian ini hanya materi semester ganjil, yaitu : dasar-dasar gambar teknik, peralatan gambar teknik, dan menggambar garis. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan setelah dibatasi masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar Gambar Teknik Dasar pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar bangunan SMK Negeri 5 Medan? 2. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dengan hasil belajar Gambar Teknik Dasar pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar bangunan SMK Negeri 5 Medan? 3. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan secara bersama-sama antara minat belajar dan konsep diri dengan hasil belajar Gambar Teknik Dasar pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar bangunan SMK Negeri 5 Medan? E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan utama dari penelitian ini adalah :

9 1. Untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar Gambar Teknik Dasar pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar bangunan SMK Negeri 5 Medan. 2. Untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan hasil belajar Gambar Teknik Dasar pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar bangunan SMK Negeri 5 Medan. 3. Untuk mengetahui hubungan secara bersama-sama antara minat belajar dan konsep diri dengan hasil belajar Gambar Teknik Dasar pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar bangunan SMK Negeri 5 Medan. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat secara teori untuk memperkaya wawasan dalam menentukan bagaimana cara untuk membangkitkan minat belajar dan penanaman konsep diri siswa dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Sebagai bahan masukan kepada guru mata diklat Gambar Teknik Dasar dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 2) Memberikan pandangan baru tentang bagaimana cara untuk membangkitkan minat belajar dan penanaman konsep diri kepada siswa.

10 3) Memberikan motivasi guru agar semakin mantap dalam mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran b. Bagi siswa 1) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata diklat Gambar Teknik Dasar. 2) Membentuk sikap tanggung jawab, kerjasama, aktif, dan keratif antara siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. c. Bagi sekolah Memberikan pemikiran baru kepada sekolah dalam mengembangkan cara meningkatkan hasil belajar siswa. d. Bagi peneliti 1) Melatih dan menambah pengalaman bagi peneliti dalam pembuatan karya ilmiah. 2) Sebagai bahan acuan bagi peneliti apabila kelak menjadi seorang guru.