BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting untuk kehidupan manusia yaitu untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Selain itu, manusia juga dapat mengutarakan yang ada di pikirannya dengan bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa memiliki arti sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Semua negara mempunyai bahasa sebagai identitas negaranya. Namun, karena berbagai faktor seperti faktor geografis dan faktor kondisi sosial, ekonomi masyarakatnya, bahasa yang dimiliki oleh suatu bangsa dapat menjadi bervariasi. Variasi bahasa yang ditimbulkan tidak menghasilkan bahasa baru, melainkan hanya menghasilkan dialek. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dialek merupakan variasi bahasa yang berbeda menurut pemakai (misalnya bahasa dari suatu daerah tertentu, kelompok sosial tertentu, atau kurun wantu tertentu). Berdasarkan objek kajiannya, dialek dibedakan menjadi dialek geografi dan dialek sosial. Dialek geografi merupakan awal mula kajian dialektologi yang menekankan pada varian bahasa secara struktural geografis, sedangkan dialek sosial menekankan pada variasi bahasa pada kelompok-kelompok sosial masyarakat penuturnya (Zulaeha, 2010). Setiap bahasa mempunyai variasinya atau mempunyai dialek yang berbeda-beda, seperti bahasa Jawa, terdapat bahasa Jawa dialek Solo, dialek 1
2 Yogyakarta, dialek Banyumasan dan masih banyak lagi. Begitu juga dengan bahasa Korea. Di Korea Selatan terdapat enam jenis dialek yaitu dialek Seoul/gyeonggi, Chungcheon, Gangwon, Gyeongsang, Jeolla dan Jeju. Dialek Seoul/Gyeonggi, Chungcheon, Gangwon, Gyeongsang, Jeolla masih dapat dimengerti oleh orang yang bukan penutur dari salah satu dialek tersebut karena tidak jauh berbeda dengan bahasa Korea standar. Namun berbeda dengan dialek pulau Jeju. Dialek pulau Jeju susah dimengerti oleh orang Korea yang bukan penutur dialek pulau Jeju, atau dari luar daerah Jeju. Dalam dunia hiburan, bahasa menjadi faktor penting sebuah hiburan tersebut dapat diterima dengan baik oleh penikmat atau tidak. Sebagai contoh dalam pembuatan drama atau film di Indonesia, dengan memunculkan sebuah variasi bahasa atau dialek misalnya dialek Jawa atau Sunda maka akan menjadi daya tarik tersendiri. Seperti itu juga dengan yang terdapat di Korea. Banyak film maupun drama yang didalamnya disisipkan tokoh yang bertutur dengan dialek yang ada di Korea. Beberapa dialek daerah di Korea seringkali muncul dalam film atau drama. Namun sepengetahuan penulis dialek yang paling jarang digunakan adalah dialek Pulau Jeju karena populasi penuturnya sangat sedikit dan wilayah pulau Jeju juga terpisah dan sempit. Beberapa perbedaan eomi ( 어미 ) pada tuturan dialek pulau Jeju dan bahasa Korea standar adalah saat memberi salam pada Bahasa Korea Standar mengatakan annyeonghasimnikka? ( 안녕하십니까?), sedangkan pada dialek pulau Jeju mengatakan annyeonghasikkwa? ( 안녕하시꽈?). Pada kasus tersebut terdapat perbedaan eomi ( 어미 ) pada bahasa Korea standar menggunakan eomi ( 어미 )
3 (b)nikka? (-ㅂ니까?), sedangkan pada dialek pulau Jeju menggunakan eomi ( 어미 ) kkwa? ( 꽈?). Hal tersebut yang akhirnya membuat penulis tertarik untuk meneliti eomi ( 어미 ) dalam bahasa Korea dialek pulau Jeju dalam drama Korea Maendorong Ttottot (Warm and Cozy, 맨도롱또똣 ). Dalam meneliti tuturan dialek pulau Jeju, penulis menggunakan naskah drama Warm and Cozy ( 맨도롱또똣 ) yang diunduh dari blog.daum.net. 1.2 Rumusan Masalah 1) Bagaimana bentuk eomi ( 어미 ) bahasa Korea dialek pulau Jeju dalam drama Warm and Cozy? 2) Bagaimana perbedaan eomi ( 어미 ) bahasa Korea dialek pulau Jeju dalam drama Warm and Cozy dengan bahasa Korea standar? 1.3 Tujuan Penelitian 1) Mendeskripsikan bentuk eomi ( 어미 ) yang ada pada bahasa Korea dialek pulau Jeju dalam drama Warm and Cozy. 2) Mendeskripsikan perbedaan eomi ( 어미 ) bahasa Korea dialek pulau Jeju dalam drama Warm and Cozy dengan bahasa Korea standar. 1.4 Manfaat Penelitian 1) Diharapkan dapat menambah wawasan dalam pendidikan bahasa Korea terutama dalam memahami eomi ( 어미 ) dalam bahasa Korea dialek pulau
4 Jeju bagi penulis, serta dapat menjadi referensi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti dialek yang ada di Korea terutama dialek pulau Jeju. 2) Diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan sumber pengetahuan mengenai ilmu kebahasaan Korea. 1.5 Ruang Lingkup Agar penelitian lebih terarah dan tidak meluas perlu adanya pembatasan masalah. Agar penelitian dapat dilakukan secara fokus dan dibahas secara lengkap, dalam penelitian ini penulis menggunakan tuturan Bahasa Korea dialek pulau Jeju yang muncul dalam Drama Warm and Cozy ( 맨도롱또똣 ) dari episode 1 sampai episode 16 yang diunduh dari blog.daum.net. Drama ini bercerita tentang seorang wanita dan pria yang pindah ke pulau Jeju untuk menghindari kehidupan keras di Seoul. Drama ini tayang mulai 13 Mei 2015 sampai 2 Juli 2015. Penulis mengambil eomi ( 어미 ) pada naskah drama episode 5 sampai episode 10 dikarenakan pada episode tersebut paling banyak terdapat tuturan dialek pulau Jeju sehingga menurut penulis sudah dapat mewakili data yang penulis perlukan. 1.6 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai dialek bahasa Korea pernah dilakukan sebelumya oleh Zahrani Balqis (2011) berjudul Studi Perbandingan : Akhiran Kalimat Bahasa Korea Dialek Provinsi Gyeongsang yang muncul dalam Film Hae-undae dan Bahasa Korea Standar. Dalam penelitiannya Balqis mengelompokkan dan
5 menganalisis akhiran berdasarkan jenis kalimat yang dibentuknya, tingkat tuturnya, dan jenis akar kata yang ditempelinya. Penelitian lain pernah dilakukan oleh Jun Young Jin (1982) dengan judul Sebuah Studi Akhiran dalam Dialek pulau Jeju. Dalam penelitiannya Jun Young Jin menganalisis mengenai eomi ( 어미 ) dalam Dialek pulau Jeju dan mengklasifikasikannya ke dalam eomi ( 어미 ) predikatif, interogatif, imperatif, propositif, dan eksklamatif. 1.7 Metode Penelitian Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara studi pustaka yaitu dengan menemukan semua sumber yang terkait dengan objek penelitian, yaitu naskah drama Warm and Cozy sebagai objek utama, buku-buku yang berkaitan dengan linguistik dan eomi pada bahasa Korea, dan sumber referensi lainnya yang menunjang penulis dalam melakukan penelitian ini. Metode analisis data yang penulis gunakan adalah menggunakan metode agih. Menurut Sudaryanto (1985 dan 1993 dalam Tri Mastoyo, 2007:57) Metode Agih adalah metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti. Pada penelitian ini, penulis melakukan deskripsi terkait dengan eomi ( 어미 ) kata ataupun kalimat pada bahasa Korea dialek pulau Jeju. Analisis deskriptif yang dilakukan penulis setelah melakukan telaah naskah film dan studi pustaka adalah sebagai berikut :
6 A. Mengumpulkan eomi ( 어미 ) pada Bahasa Korea dialek pulau Jeju pada naskah drama Warm and Cozy ( 맨도롱또똣 ). B. Menganalisis eomi ( 어미 ) yang ditemukan. C. Mengklasifikasikan eomi ( 어미 )-eomi( 어미 ) pada Bahasa Korea dialek pulau Jeju, D. Menganalisis perbedaan eomi ( 어미 ) Bahasa Korea dialek pulau Jeju dengan Bahasa Korea Standar. E. Merevisi hasil analisis jika diperlukan. F. Menyusun pembahasan dari hasil analisis kemudian menyusun kesimpulan dan rekomendasi terkait dengan hasil analisis tersebut. 1.8 Sistematika Penyajian Secara keseluruhan, penelitian akan disajikan dalam empat bab. Bab I adalah pendahuluan yang berisi pengantar permasalahan yang dibahas, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II adalah bab landasan teori. Pada bab ini diuraikan secara rinci landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini menyertakan landasan teori yang digunakan sebagai batasan teori dalam proses penelitian. Teori yang digunakan sebagai batasan adalah teori linguistik. Bab III merupakan analisis data. Bab IV adalah penutup yang merupakan akhir dari hasil penelitian yang dilakukan. Bab ini terdiri dari kesimpulan.