RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO /SK-DIR/RSIA-CI/VIII/2014 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT)

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN

Informed Consent INFORMED CONSENT

Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016

PANDUAN INFORMED CONSENT

PENERAPAN INFORMED CONSENT PADA PASIEN BEDAH DI RSI SOEMANI SEMARANG

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS LESTARI RAHARJA Nomor : /Dir /SK /XII /2013. Tentang

3. Apakah landasan dari informed consent?

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

BAB V PEMBAHASAN Kelengkapan Pengisian Persetujuan Tindakan Kedokteran di rumah Sakit Bedah Asri tahun 2015

tindakan pendidikan serta kondisi dan situasi pasien.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan 26 Puskesmas rawat jalan dan tiga Puskesmas

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CHECKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB) NO. MATERI DOKUMEN NILAI KETERANGAN Elemen Penilaian PAB 1.

PANDUAN PENJELASAN HAK PASIEN DALAM PELAYANAN LOGO RS X

PANDUAN PENOLAKAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN RSIA NUN SURABAYA 1. LATAR BELAKANG

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DPK NOMOR : 000/SK/DIR/I/2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RADIOLOGI RUMAH SAKIT DPK

dalam yang memenuhi standar profesi serta peraturan perundang- undangan. (R) Pedoman Pelayanan

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR PT. RUMAH SAKIT...No. T E N T A N G KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR

Panduan Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP )

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB)

PAB: Maksud Anestesi, sedasi, dan intervensi bedah adalah sering dilakukan dan kompleks Hal-hal tersebut membutuhkan: Pengkajian yang lengkap dan meny

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TABA

BAB I DEFINISI. pengampunya. Ayah :

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

U/ meningkatkan hak pasien di rs, harus dimulai dgn mendefinisikan hak tersebut, kemudian mendidik pasien dan staf tentang hak tersebut.

- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI NOMOR: 070/KEP/DIR/RSIA-PBH/IX/2015

SURAT KEPUTUSAN PEMIMPIN BLUD RSUD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TANJUNGPINANG NOMOR : / SK-RSUD PROV / X / 2016 T E N T A N G

EVALUASI TERHADAP PROSEDUR PENYAMPAIAN INFORMASI

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN INFORMED CONSENT PADA KASUS BEDAH ORTHOPEDI DI RS PKU MUHAMADIYAH GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK [ INFORMED CONSENT ]

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM CITRA BMC PADANG No : 019/SK/DIR/IV/2010 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN INFORMED CONSENT PERSFEKTIF HUKUM DI RS PROVINSI LAMPUNG Samino 1 ABSTRAK

PANDUAN TEKNIS PESERTA DIDIK KEDOKTERAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN

BAB 5 PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

PEDOMAN WAWANCARA. 1. Apakah pasien yang anda rawat, diberikan penjelasan tentang diagnosa. - tingkat pemahaman pasien/keluarga yang berbeda

PANDUAN PELAKSANAAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK (INFORMED CONCENT)

Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan

1. Apakah ada SPO yang terkait analisa rekam medis pasien rawat jalan. 2. Berapa jumlah keseuruhan staf yang ada di Instalasi Rekam Medis Rumah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

dr. T. Caroline Kawinda, MARS

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG NOMOR : TENTANG PENGELOLAAN REKAM MEDIS KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

Dr. Edhy Sihrahmat, MARS - Bimbingan Program Khusus 4 hari - RSIA Al H

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III. Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto (RS PWDC) adalah sebuah rumah sakit. umum kelas madya (kelas C) yang merupakan satu unit kerja dari Yayasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

20 STANDAR, 70 ELEMEN PENILAIAN. dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes Komisi Akreditasi Rumah Sakit

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan. kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

PERSETUJUAN UMUM PELAYANAN KESEHATAN ( GENERAL CONSENT )

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

JENIS DOKUMENTASI MR 1

SK AKREDITASI BAB I EP NAMA DOKUMEN ADA TDK ADA SK Ka Puskesmas ttg jenis pelayanan yang

PANDUAN REKAM MEDIK PUSKESMAS KARANGLEWAS. No Dokumen :PD/C.VII/UKP/ /IV/2016 Tanggal Terbi:4 April No Revisi : -

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI

PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO TINGGI. ( dr. Syukri, SpJP, Ns.Martalena,Skep, Ns.Syahlinda,Skep )

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAGAS WARAS KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, timbul pula kebutuhan dan keinginan untuk

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI Kelengkapan Pengisian Persetujuan Tindakan Kedokteran. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit menyebutkan bahwa

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

CURICULUM VITAE Nama : Sagung Putri M.E.

TABULASI POKJA PAP ( PELAYANAN ASUHAN PASIEN)

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI

DOKUMEN DAN REKAMAN BAB. VII.

UKP (UPAYA KESEHATAN PERORANGAN)

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L

KRITERIA PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT PASIEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa pada uraian dari Bab I (satu) sampai dengan Bab IV. merupakan cangkupan dari bahasan sebelumnya.

PERATURAN DIREKTUR RSKB DIPONEGORO DUA SATU KLATEN NOMOR : 38/ SK- DIR/ DDS/ VII/ 2014

PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK)

Transkripsi:

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO /SK-DIR/RSIA-CI/VIII/2014 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT) DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI Menimbang a. Bahwa salah satu cara pasien dan keluarga di libatkan dalam pengambilan keputusan tentang pelayanan medis terhadap dirinya adalah dengan memperoleh pernyataan persetujuan tindakan kedokteran (informed consent) sehingga pelayanan dapat berlangsung dengan baik dan tepat dan meningkatkan keselamatan pasien. b. bahwa untuk mendapat persetujuan, pasien diberikan penjelasan tentang hal yang berhubungan dengan pelayanan yang telah direncanakan, terkait dengan keputusan persetujuan tersebut. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b tersebut, perlu ditetapkan tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran (InformedConsent)di RSIA Citra Insani dengan Keputusan Direktur RSIA Citra Insani Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 /Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis. MEMUTUSKAN Menetapkan Pertama Kedua Ketiga Keempat Keputusan Direktur RSIA Citra Insani tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) di RSIA Citra Insani. Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) di RSIA Citra Insani sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini. Ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Diktum Kedua agar menjadi acuan bagi Staf Rumah Sakit dalam pemberian Pernyataan Persetujuan Umum (Informed Consent) kepada pasien ataupun keluarga pasien. Apabila dikemudian hari ditemukan kekeliruan dalam penetapan ini, akan dilakukan penyempurnaan/perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Parung Tanggal 19 Oktober 2014 Direktur RSIA Citra Insani Dr. Mula Dharma VA NIK 56020050006 Lampiran Keputusan Direktur RS. Nomor Tanggal

PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT) DI RUMAH SAKIT 1. Persetujuan tindakan kedokteran (informed consent) adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien. 2. Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan. 3. Persetujuan tindakan kedokteran dapat diberikan secara tertulis maupun lisan. Persetujuan tindakan kedokteran diberikan sebelum tindakan dan pasien mendapat penjelasan yang diperlukan terlebih dahulu tentang perlunya tindakan kedokteran dilakukan. 4. Penjelasan harus diberikan secara lengkap dengan bahasa yang mudah dimengerti atau cara lain yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman. Penjelasan harus dicatat dan didokumentasikan dalam berkas rekam medis oleh dokter yang memberikan penjelasan dengan mencantumkan tanggal, waktu, nama, dan tanda tangan pemberi penjelasan dan penerima penjelasan. Dalam hal dokter atau dokter gigi menilai bahwa penjelasan tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan penjelasan, maka dokter atau dokter gigi dapat memberikan penjelasan tersebut kepada keluarga terdekat dengan didampingi oleh seorang tenaga kesehatan lain sebagai saksi. 5. Pasien dan keluarga juga harus diinformasikan nama DPJP atau para praktisi lain yang bertanggung jawab langsung terhadap pelayanan pasien atau yang berwenang melakukan prosedur atau pengobatan serta informasi tambahan lain yang dibutuhkan mengenai praktisi utama yang melayani pasien. 6. Pemberi informasi adalah dokter yang akan akan melakukan tindakan (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) dan dapat didelegasikan kepada dokter yang berkompeten atau dibantu tenaga kesehatan lain yang terlatih/senior yang ikut memberikan pelayanan langsung kepada pasien sesuai dengan kewenangannnya. Pendelegasian ini tetap dalam tanggungjawab DPJP.

7. Penerima Informasi dan pemberi persetujuan adalah a. Pasien yang kompeten adalah pasien dewasa yang berusia 18 tahun atau telah/pernah menikah, tidak terganggu kesadaran fisiknya, mampu berkomunikasi secara wajar, tidak mengalami kemunduran perkembangan (retardasi) mental dan tidak mengalami penyakit mental sehingga mampu membuat keputusan secarabebas. b. Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung,saudara saudara kandung atau pengampunya. Pada keadaan tidak sadar dan tidak ada keluarga terdekat maka akan diberikan informasi kepada yang mengantar pasien. 8. Penjelasan usulan pengobatan atau tindakan pasien dan bila perlu kepada keluarga, dengan rencana pengobatan meliputi a. Kondisi pasien. b. Usulan pengobatan. c. Nama individu yang memberikan pengobatan. d. Potensi manfaat tindakan dan kekurangannya. e. Kemungkinan alternatif lain. f. Kemungkinan keberhasilan. g. Kemungkinan timbulnya masalah selama masa pemulihan. h. Kemungkinan yang terjadi apabila tidak diobati/tidak dilakukan tindakan. 9. Setiap tindakan kedokteran yaitu pembedahan, anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam), penggunaan produk darah dan tindakan invasif atau pengobatan lain yang berisiko tinggi, harus memperoleh persetujuan tertulis sebelum tindakan dan ditanda tangani oleh yang berhak memberikan persetujuan. Tindakan kedokteran yang tidak mengandung risiko tinggi dapat diberikan dengan persetujuan lisan. Dalam hal persetujuan lisan yang diberikan dianggap meragukan, maka dapat dimintakan persetujuan tertulis. 10. Daftar tindakan dan pengobatan yang memerlukan persetujuan pasien dan keluarga di RSIA Citra Insani adalah a. Informed Consent Bedah. b. Informed Consent Anestesi. c. Informed Consent Transfusi Darah. 11. Penjelasan tentang tindakan kedokteran sekurang kurangnya mencakup a. Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran b. Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan c. Alternatif tindakan lain, dan risikonya d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

f. Perkiraan pembiayaan. 12. Sebelum pelaksanaan tindakan bedah, Dokter yang melakukan pembedahan (DPJP/operator) menginformasi assesmen prabedah pasien dan membuat rencana asuhan bedah dan diagnose praoperatif dari informasi assesmenter sebut kepada pasien dan atau keluarga dan meminta persetujuan kepada pasien dan atau keluarga serta menandatangani persetujuan tersebut 13. Sebelum tindakan anestesi, Dokter Spesialis Anestesi memberikan penjelasan dan mengenai tindakan yang akan dilakukan, resiko dan efek samping yang mungkin terjadi akibat pemberian sedasi, alternative pemilihan jenis anestesi, serta penggunaan darah, produk atau komponen darah kepada pasien dan atau keluarga, kemudian meminta persetujuan kepada pasien dan atau keluarga serta menandatangani persetujuan tersebut 14. Sebelum tindakan transfuse darah, DPJP atau yang didelegasikan oleh DPJP memberikan informasi mengenai tindakan, manfaat, resiko transfuse darah kepada pasien dan atau keluarga, kemudian meminta persetujuan kepada pasien dan atau keluarga serta menandatangani persertujuan tersebut 15. Sebelumtindakandanprosedurberisikotinggi, maka DPJP memberikaninformasimengenaitindakantersebutkepadapasiendanataukeluarga, kemudianmemintapersetujuankepadapasiendanataukeluargasertamenandatanganipersetuj uantersebut 16. Persetujuan tertulis dibuat dalam bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir khusus yang dibuat untuk itu yaitu formulir persetujuan tindakan kedokteran. 17. Dilarang keras menuliskan keterangan dalam persetujuan tindakan kedokteran (informed consent) menggunakan singkatan. 18. Bagi pasien dalam keadaan gawat darurat tanpa pendamping maka untuk menyelamatkan jiwa pasien dan/atau mencegah kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran. Hal itu diputuskan oleh dokter atau dokter gigi dan dicatat dalam rekam medik pasien. Dokter atau dokter gigi wajib memberikan penjelasan sesegera mungkin kepada pasien setelah pasien sadar atau kepada keluarga terdekat. 19. Pembatalan Persetujuan Tindakan kedokteran dapat dilakukan sebelum tindakan kedokteran dan harus dilakukan secara tertulis oleh yang memberi persetujuan.segala akibat yang timbul dari pembatalan persetujuan tindakan kedokteran menjadi tanggung jawab yang membatalkan persetujuan.

20. Penolakan Tindakan Kedokteran dapat dilakukan setelah menerima penjelasan dan harus dilakukan secara tertulis. Akibat penolakan tindakan kedokteran ini menjadi tanggung jawab pasien, tetapi tidak memutuskan hubungan dokter dan pasien. 21. Dalam hal terdapat indikasi kemungkinan perluasan tindakan kedokteran, dokter yang akan melakukan tindakan juga harus memberikan penjelasan.penjelasan kemungkinan perlu akan tindakan kedokteran merupakan dasar dari pada persetujuan. 22. Perluasan tindakan kedokteran yang tidak terdapat indikasi sebelumnya, hanya dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien. Setelah perluasan tindakan kedokteran dilakukan, dokter atau dokter gigi harus memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga terdekat. 23. Dalam hal tindakan kedokteran harus dilaksanakan sesuai dengan program pemerintah dimana tindakan medic tersebut untuk kepentingan masyarakat banyak, maka persetujuan tindakan kedokteran tidak diperlukan. 24. Tindakan penghentian/penundaan bantuan hidup (withdrawing/withholding lifesupport) pada seorang pasien harus mendapat persetujuan keluarga terdekat pasien.persetujuan penghentian/penundaan bantuan hidup oleh keluarga terdekat pasien diberikan setelah keluarga mendapat penjelasan dari tim dokter yang bersangkutan. Persetujuan harus diberikan secara tertulis. 25. Dalam pemberian Informasi,Persetujuan, Penolakan atau Pembatalan Tindakan Kedokteran harus ada2 Saksi(pihak rumah sakit dan pihak keluarga). Jika tidak memungkinkan, dapat menyertakan dua saksi dari pihak rumah sakit namun harus dituliskan alasannya. 26. Formulir Pemberian Informasi,Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent), Penolakan atau PembatalanTindakan Kedokteran harus tercatat dan disimpan dalam Rekam Medik. 27. Pengaturan tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) ini akan diatur dalam Standar Prosedur Operasional (SPO) tersendiri. Direktur RS