Kartu Tani Bawang. 05 Oktober PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Wilayah Padang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat Tantangan dan Hambatan Di Masa Depan. Oleh : Asmar Arsjad APKASINDO

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA)

Potensi Efektivitas Asuransi Pertanian Terhadap Pendapatan Bersih Petani Cabai Besar Kabupaten Garut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

RANCANGAN KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK LANGSUNG KEPADA PETANI

Kebijakan PSO/Subidi Benih Untuk Padi, Kedelai dan Jagung

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN USAHA PERBIBITAN TERNAK TAHUN 2015 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 02 TAHUN 2014 TENTANG

KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI KUDUS,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN. PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR Nomor 1 Tahun 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 8 TAHUN 2012 T E N T A N G

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2011

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2012

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2016

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 42/Permentan/OT.140/09/2008 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERMASALAHAN PENGEMBANGAN TEMBAKAU DI JAWA TIMUR. Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Timur

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR 7 TAHUN

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2010

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2011

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 072 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan pembahasan pada bab IV, maka penulis akan mencoba. menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2015 SERI E.4 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI TA 2016

RINGKASAN INFORMASI PRODUK TABUNGAN D-SAVE

PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 5 TAHUN 2014

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 12 TAHUN 2012 T E N T A N G KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA,

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Samarinda, 29 Februari 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

V. DESKRIPSI UMUM PT PADI ENERGI NUSANTARA (PEN) 5.1 Pembentukan PT Padi Energi Nusantara (PEN)

BAB II LANDASAN TEORI

D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN PENDAMPINGAN VERIFIKASI DAN VALIDASI PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI TA 2018

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PASAR LELANG KOMODITAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Mikro

Transkripsi:

Kartu Tani Bawang 05 Oktober 2017 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Wilayah Padang

Latar Belakang 1. Ketahanan Pangan dicanangkan oleh pemerintah melalui berbagai program untuk membentuk masyarakat yang sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan. 2. Mendorong ketersediaan akses keuangan yang seluas-luasnya kepada masyarakat Petani bawang dalam mendukung perekonomian daerah, mencari terobosan dalam membuka akses keuangan yang lebih produktif bagi masyarakat Petani Bawang 3. meningkatkan percepatan akses keuangan daerah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera. 4. BNI menyediakan solusi sistem yang terintegrasi dengan Kartu Tani sebagai akses layanan perbankan dengan keunggulan single entry, validasi berjenjang, transparan, dan multifungsi.

Sebaran Produksi Bawang Merah SUMATERA BARAT Kontribusi Thd Produksi (Ton) Stock Nasional (%) 61,336 4.97 SULAWESI SELATAN Kontribusi Thd Produksi (Ton) Stock Nasional (%) 51,728 4.19 95% Produksi Bawang Merah dihasilkan di Kabupaten Solok yang terpusat di Alahan Panjang Lembah Gumanti NTB Kontribusi Thd Produksi (Ton) Stock Nasional (%) 117,513 9.52 JAWA BARAT Kontribusi Thd Produksi (Ton) Stock Nasional (%) 130,083 10.54 JAWA TENGAH Kontribusi Thd Produksi (Ton) Stock Nasional (%) 519,356 42.09 JAWA TIMUR Kontribusi Thd Produksi (Ton) Stock Nasional (%) 293,179 23.76

Kendala Yang Dihadapi Pemerintah (Kementan) & Regulator Data belum terintegrasi Solusi Parsial Pengendalian harga sulit dilakukan Distribusi Tidak merata Proyeksi panen, kebutuhan dana sulit dilakukan Penyaluran Bantuan & Subsidi Pelaporan (Monitoring & Realisasi) & Pengawasan Petani Kelompok Tani & Petani Pencairan Bantuan & Subsidi Penjualan hasil tani Akses perbankan termasuk permodalan Pupuk Indonesia, Produsen Pupuk & Bulog Stok Distribusi Monitoring Penagihan (Pupuk subsidi) Stabilitas harga bahan pangan Agen & Distributor Pupuk Distributor Pupuk & Pengecer/Agen Pupuk Stok Pembelian Akses permodalan

Keunggulan Kartu Tani Solusi Kartu Tani merupakan sarana akses layanan perbankan yang terintegrasi (simpanan, transaksi,penyaluran pinjaman) yang juga berfungsi sebagai kartu subsidi/wallet. Keunggulan Kartu Tani sebagai berikut : Single Entry Menggunakan data NIK By Name, by Address Data non finansial terintegrasi (seperti : luas dan lokasi lahan, komoditas, kebutuhan pupuk, musim tanam, dan lain lain) Proses Validasi Berjenjang secara Online Data lebih akurat Validasi awal RDKK (Rencana Devinitif Kebutuhan Kelompok Tani) di desa /daerah dilakukan oleh Kelompok tani, Gapoktan, Dinas Pertanian Validasi untuk persetujuan RDKK dilakukan oleh Kementan Database petani yang telah mendapatkan persetujuan alokasi subsidi pupuk oleh kementan akan disertahkan kepada PT Pupuk Indonesia sebagai penyalur subsidi pupuk Transparan Dapat dimonitor oleh stakeholder melalui Dasboard secara online Multifungsi Kartu Tani selain sebagai database juga berfungsi sebagai Tabungan dan Kuota/Wallet dan juga Akses Perbankan untuk fasilitas pembiayaan

Bisnis Proses Kartu Tani dalam Budi Daya Pertanian, Penyaluran Subsidi Pupuk,Pembiayaan Perbankan dan penanganan pasca panen. 1 Data awal RDKK 3 KEMENTAN 2 DATA : Jumlah Petani Alokasi quota Pupuk Subsidi Atas dasar RDKK 4 7 Pembayaran Hasil Panen Melalui Rekening Petani Budidaya/On Farm Bawang 6a Panen Bawang Penyerapan Hasil Panen/Off Taker Identitas Petani Luas Lahan Quota pupuk Plafond kredit 5 Agen Pupuk/Agen Bank Kerjasama Onfarm Bulog, Petani & Oftaker 5a Penagihan Subsidi pupuk Pencairan Subsisi Pupuk Pengajuan Kredit 4b Pembayaran Premi Alur Budidaya Klaim Asuransi Gagal Panen 6b Alur Pengembalian Dana

Launching Kawasan Inklusi Keuangan Terpadu di Kabupaten Solok Kartu Tani Bawang 05 Oktober 2017 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Wilayah Padang

Gambaran Kabupaten Solok Kabupaten Solok berada di kawasan Gunung Talang yang berhawa sejuk dengan tanah yang subur sangat cocok untuk pertanian. Berbagai jenis sayur-mayur dapat tumbuh subur di sejumlah kecamatan di kaki Gunung Talang itu, namun bawang merah merupakan tanaman yang mendominasi ditanam masyarakat petani. Pemkab Solok terus memperluas areal tanam bawang merah dan untuk tahun 2017 ditargetkan penanaman di lahan seluas 7.289,9 hektare atau mengalami kenaikan seluas 1.771,9 hektare dari 2016 yang hanya 5.518 hektare. Untuk perluasan tanam ini Kementerian Pertanian pada 2017 membantu dana pengembangan lahan seluas 250 hektare, dan sarana dan prasarana untuk menunjang penanaman. Dinas Pertanian terus mendorong petani memperluas areal tanam, khususnya di sentrasentra penghasil bawang terbanyak, yaitu di Kecamatan Lembah Gumanti, dengan produksi pada 2016 mencapai 43.902 ton, Danau Kembar 5.838,4 ton, Gunung Talang 1.344 ton, Lembang Jaya 4.670 ton.

Tahap Awal Percepatan Akses Keuangan Petani Bawang Kartu Multi Fungsi memberikan akses keuangan kepada para Petani Bawang yang dapat digunakan sebagai Tabungan dan Penyaluran Pinjaman

Pola Pembiayaan Bawang Merah 2 4 3 Fasilitas KUR One on One Pengajuan KUR Pola Yang Akan Dibangun Keterangan Pola Pembiayaan : 1. Petani menjadi mitra Pertani / BULOG untuk pengadaan bawang merah konsumsi/benih dan berhak memperoleh pendampingan Teknis Penanaman, Pemeliharaan dan Panen 2. BNI bekerjasama dengan Pertani / BULOG dalam Pembiayaan kepada Petani Pertani / BULOG bertindak off taker, pendamping teknis Petani dan merekomendasikan Petani 3. Petani mengajukan KUR kepada BNI dengan rekomendasi dari Pertani / BULOG 4. BNI menyalurkan KUR kepada Petani 1 Analisa Usaha per Ha : ASUMSI PENDAPATAN Hasil Bawang Merah (Kg/Ha) : 10,000 Harga Bawang Merah (Rp/Kg) (Konde Basah) : 15,000 Pendapatan (Rp) : 150,000,000 ASUMSI BIAYA - Rp. Bibit : 15,000,000 Tenaga Kerja : 30,000,000 Pupuk : 9,500,000 Pestisida : 15,000,000 Biaya Panen dan Pasca Panen : 10,000,000 Peralatan : 15,000,000 Total Biaya : 94,500,000 Hasil Usaha : 55,500,000 PENDANAAN PERBANKAN Pinjaman KUR : 94,500,000 Bunga Pinjaman 9% selama 3 bulan : 2,835,000 Hasil Usaha Setelah kewajiban Bank : 52,665,000 Keterangan Analisa Usaha : Selama masa tanam sd. panen biaya yang dikeluarkan petani sebesar Rp.94,5 juta/ha dengan biaya tersebut petani memperoleh pembiayaan KUR dengan bunga 9% pertahun. Dengan luas lahan 1 Ha, dapat menghasilkan rata-rata 10 ton bawang merah basah dengan harga Rp.15.000 / kg Total potensi pendapatan petani dalam 3 bulan sebesar Rp. 52,7 juta (Rp. 17,6 juta / bulan) Jenis Pembiayaan KUR adalah KMK Musiman (Pembayaran Pokok dan Bunga pada saat panen) = Account Type 1006

Akuisisi Kartu Tani & Penyaluran KUR Petani Bawang Pengumpulan & Validasi Data Buka Rekening & Cetak Kartu Pembiayaan Petani Proses Kredit Pencairan Kredit Data : Data Petani Luas Lahan Kuota Pupuk Subsidi Jenis Tanaman Agen/Pengecer Pupuk Melalui : Dinas Pertanian RDKK Klpk Tani Front Office Cabang Acc Type : 2700 (Tabunganku) Sub Cat : 5001 (Tabunganku Indonesia Sejahtera) Jenis Kartu : Kartu Debit BNI Tani Indonesia BNI Kartu Debet : 194690 (PIN Based) Card Type : 095 Kartu Debit Indonesia Sejahtera Kerjasama Kemitraan (Off Taker) Institusi dengan Petani Sosialisasi Kepada Petani Pembiayaan Kepada Petani Jenis Pembiayaan KUR Besar pembiayaan berdasarkan analisa kebutuhan dengan pertimbangan RDKK Pencairan Pinjaman melalui Kartu Tani

Transaksi Kartu Tani Bawang Petani Penyaluran KUR Hasil Penjualan/Panen Pembelian Pupuk di Agen Pupuk Agen46 Tarik dan Simpan Dana di Agen46 Pembelian Obat/Pestisida di Toko Obat Agen46

Event Launching Kawasan Inklusi Keuangan Launching Kawasan Inklusi Keuangan Terpadu di Kabupaten Solok Kartu Tani Bawang Pembukaan Rekening Tabunganku Penyerahan Kartu Tani Bawang Penyaluran KUR Petani Bawang Waktu Pelaksanaan : Minggu I November 2017

DIVISI TRANSACTIONAL BANKING SERVICES Terima Kasih

Penjelasan Alur Proses Bisnis Pertanian-Budidaya Bawang 1. Usulan Data Petani dan kebutuhan Pupuk berasal dari RDKK yang dibuat oleh Gapoktan di masing masing Kabupaten yang akan dihimpun dalam skala nasional dan minta persetujuan, kepada Kementan yang selanjutnya data alokasi pupuk yang sudah disetujui akan diberikan kepada Pupuk Indonesia sebagai penyalur subsidi Pupuk 2. Kementan akan mengalokasikan Anggaran Subsidi pupuk setelah mendapatkan anggaran dari Kemenkeu. finalisasi dari alokasi anggaran subsidi pupuk akan disampaikan ke masing masing dinas pertanian di Propinsi/Kabupaten yang akan dialokasikan dalam kartu Tani. 3. Setelah mendapat persetujuan dari Kementan maka Kartu Tani dapat diterbitkan dan diserahkan kepada petani melalui masing masing Gapoktan.Didalam Kartu Tani sudah berisi databased RDKK petani khususnya alokasi pupuk yang tersimpan dalam wallet/kartu Tani. 4. Petani yang telah mendapat Kartu Tani Untuk Budidaya akan dikerjasamakan dengan bulog sebagai off taker dengan penetapan harga yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak melalui sistem MKO (Mitra Kerja On Farm) dan setelah mendapat persetujuan Bulog, maka BNI dapat menyalurkan kredit Petani. Fasilitas kredit petani Bawang yang dapat diberikan maksimum plafond kredit cfm. perhitungan dan dapat diajukan sesuai kebutuhan untuk kepentingan : a. Pembelian saprotan (Benih,Pupuk) di toko yang merupakan agen Bank b. Untuk biaya budidaya c. Untuk biaya Hidup d. Untuk Biaya Premi asuransi 5. Setelah mendapatkan kredit, plafond kredit dimasukan kedalam kartu kemudian dapat dicairkan di agen untuk pembelian pupuk dan budidaya pertanian. 5a. Hasil pencairan alokasi subsidi pupuk melalui agen pengecer Pupuk Indonesia, akan dijadikan dasar untuk penagihan kepada kementan by system 6a Hasil panen budidaya Bawang akan dibeli oleh Bulog dengan harga yang telah disepakati dan hasil pencairannya masuk ke rekening BNI untuk didebet sesuai dengan kewajiban Kredit Petani. 6b. Apabila gagal panen, akan dilakukan klaim kepada Asuransi penjamin kredit KUR sebesar 70% dan untuk sisa yang 30% diharapkan dapat dicover dari asuransi tanaman dengan pembayaran premi dari petani 7. Bulog akan menyetorkan hasil penjualan Bawang kepada rekening petani pada Bank BNI