IV. KONSEP PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi

II. METODOLOGI. Metodologi. Fenomena. A. Kerangka Berfikir Studi

V. ULASAN PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN. Tugas Akhir Mainan edukasi 1

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan




BAB IV KONSEP PERANCANGAN


BAB IV KONSEP PERANCANGAN

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.

IV. KONSEP PERANCANGAN

III. DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BEKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang


BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Putih Abu Hitam Coklat

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tradisional di Sumatera Utara adalah seni tradisional etnis Batak Karo.

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

Alamat : Jl. Boulevard Bukit Gading Raya, Jakarta, Kota Jakarta Utara.

BAB II METODE PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

TEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM. A. Teori Perancangan Ruang Dalam.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

diatas sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lain-lain.

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan.


BAB III METODE PENCIPTAAN

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

IV. Konsep Perancangan


BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU

III. DATA PERANCANGAN

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

II. METODOLOGI. Latar Belakang. Data Data Analisis. Solusi Permasalahan. Proses Produksi. Proses Produksi

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet

V ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 3 METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. secara otomatis dengan menggunakan sensor PIR dan sensor LDR serta membuat

II. METODE/PROSES PERANCANGAN. Data-data Analisis

PETUNJUK PENGGUNAAN KIPAS ANGIN DENGAN LAMPU NEON & RADIO AM/FM POWER AC/DC ISI ULANG

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG


APARTEMEN. LU 74 m 2

BAB IV DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah

Cozy Urban Loft SEBIDANG DINDING ABU- Tekstur alami kayu dipadu dengan semen menghasilkan suasana nyaman dalam sentuhan modern di hunian ini.

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bisnis ritel menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

UKDW BAB 1. PENDAHULUAN

Transkripsi:

IV. KONSEP PERANCANGAN A. Ide Desain Perancangan Ide ini muncul dari teman penulis yang memang mempunyai suatu usaha dari produk lampu hias. Walaupun teman penulis usahanya lampu hias ruangan, akan tetapi disini penulis mempunyai suatu ide dan inovasi yang tertuju kepada lampu ruang belajar dengan mempunyai nilai fungsional. Hal ini lah yang membuat penulis merasa bahwa memang perlunya penerangan dalam sebuah ruang, khususnya ruang belajar. Karena memang lampu belajar ini sangat membantu si pengguna saat beraktivitas dalam ruangan. Keberadaan lampu selalu menjadi prioritas utama yang harus dipenuhi dan merupakan suatu kebutuhan primer dalam rumah kita. Perkembangan lampu hias saat ini memang sangat pesat dikarenakan munculnya sebuah inovasi-inovasi baru dalam lampu ruang belajar, tak terkecuali trend lampu belajar pada saat ini memang cenderung lebih ke minimalis dan klasik. Lampu belajar memang memiliki suatu karakter tersendiri yang menarik baik dari bentuk, dan bahan materialnya. Kemajuan jaman saat ini dimana produk lampu ruang belajar juga digunakan sebagai hiasan interior yang sekaligus berfungsi sebagai penerang ketika tidur. Sesuai perkembangan lampu ruang belajar saat ini yang kebanyakan dibuat dengan desain minimalis, karena memang desain minimalis itu sederhana. Oleh sebab itu dalam segi desain, perancang membuat suatu inovasi dari lampu belajar yang ada saat ini, dengan memanfaatkan nilai multifungsi dan bisa dibongkar pasang yaitu dengan konsep desain klasik memilih nilai multifungsi pada lampu ini. Karena lampu belajar saat ini kurang memanfaatkan nilai multifungsi dan hanya mengunggulkan aspek desain minimalis karena masyarakat memang suka yang sederhana dalam ruang belajar. Produk yang dirancang tentu tidak dapat terlepas dari unsur-unsur desain yang mendukung, diantaranya: bentuk, ukuran, warna dan bahan materialnya sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh sasarannya dan pengguna. Lampu belajar ini bersifat multifungsi yang memudahkan pengguna 35

saat berada dalam ruang belajar. memiliki kelebihan yaitu bisa menerangi kemana saja dengan kap memutar 360 derajat, bertujuan memudahkan pengguna saat beraktivitas dalam ruang. Kenyamanan suatu proses belajar mengajar tidak lepas dari desain ruang belajar dalam kamar yang baik serta pencahayaan yang cukup baik. Serta bisa dibongkar pasang dan di kaki kerangka lampu ruang belajar ini terdapat lubang berfungsi untuk menaruh alat tulis seperti pensil dan pulpen sehingga membuat lampu ruang belajar ini berbeda dengan lampu ruang belajar pada umumnya kemudian juga dengan menggunakan tombol saklar on/off pada kabel lampu tersebut agar memudahkan pengguna ingga pengguna bisa sewaktu-waktu mematikan dan menghidupkan lampu dengan menekan tombol on/off tersebut yang ada dikabel tersebut sesuai keinginan walaupun kabel lisrik terpasang sehingga tidak perlu mencopot kabel listrik tersebut. B. Inovasi Desain Penulis merasa tertantang dalam penciptaan inovasi terhadap lampu ruang belajar. Dimana pada masa ini memang perkembangan lampu ruang belajar sangat pesat dengan jenis dan bentuk yang sangat variatif. Untuk itu penulis beupaya untuk menciptakan sebuah desain dengan inovasi yang tidak biasa agar konsumen serta para pengguna bisa melihat desain tersebut dan dapat tertarik, serta dapat membantu aktivitas dalam ruangan. Penulis membuat lampu ruang belajar sebanyak 3 buah. Inovasi yang penulis terapkan pada lampu ruang belajar tersebut yaitu dengan sebuah ide kreatif si penulis. Selain itu penulis juga menggunakan warna-warna yang elegen dan tidak mencolok, sepeti warna cokelat tua seperti kulit buah salak. Sejauh ini penulis belum menemukan lampu ruang belajar yang menggunakan teknik multifungsi seperti bisa dibongkar pasang serta memutar hingga 360 derajat. Penulis mendapatkan ide untuk menerapkan teknik multifungsi ini dari teman yang menggunakan teknik multifungsi dalam sebuah produknya. Dan penulis berfikir kenapa tidak diterapkan dalam sebuah lampu ruang belajar. Karena menurut penulis dengan menambahkan teknik rmultifungsi ini pengguna yang melihat lampu tersebut akan merasa penasaran dan mencoba untuk mendekati serta ingin tahu untuk dilihat dan memutarnya. Walaupun proses multifungsi pada lampu belajar 36

tersebut adalah proses yang sudah ada, akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika lampu ruang belajar ini menjadi pembaharuan dalam poster-poster sebelumnya. Untuk itu ide yang penulis hasilkan menjadikan ide yang inovatif untuk dijadikan sebuah media yang dapat menarik perhatian khalayak khususnya anak remaja. C. Sasaran Desain Sasaran desain yaitu anak berumur sekitar 10-12 tahun atau setara anak-anak sekolah dasar kelas 5. Pada target usia ini diharapkan dapat membangun serta memberikan pemahaman tentang kesadaran sejak dini akan kesiapan anak dalam menghadapi bencana yang datang secara tiba-tiba. D. Pendekatan Estetis Desain Desain yang digunakan sebagai pendekatan estetis dalam produk lampu hias ruangan ini terdapat pada bentuk karakter yang minimalis dan klasik yang mengacu kepada mobile fungsi, namun tetap terlihat menarik dan unik serta berbeda pada lampu umumnya. Warna yang digunakan disamakan dengan karakter dari lampu tersebut, dan disesuaikan dengan motif batik yang warnanya tidak terlalu terang dan norak. Guna menjadikan lampu ruang ini terlihat minimalis dan klasik serta terlihat saling berkaitan antara desain lampu satu dengan desain lampu belajar lainnya. Karena lampu ruang belajar ini ditargetkan untuk anak remaja, maka penulis menggunakan desain yang tidak terlalu kekanak-kanakan. E. Muatan Lokal Perancangan Desain Konten isi yang terdapat dalam lampu ruang belajar adalah konten yang berkaitan dengan nilai lokalitas kebudayaan, dengan memakai motif batik dari kap lampu tersebut. 37

Gambar 15, Kap Lampu Ruang Belajar Dengan Motif Batik Khas Tasik 38

F. Perancangan Sketsa Manual 1. Konsep Proses Perancangan Sketsa Desain Pertama Gambar 16, Proses Sketsa Manual Pertama Hadap Samping Kanan Gambar 17, Proses Sketsa Manual Hadap Samping Kiri 39

2. Konsep Proses Perancangan Sketsa Desain Kedua Gambar 18, Proses Sketsa Manual Hadap Depan Gambar 19, Proses Sketsa Manual Hadap Samping 40

3. Konsep Proses Perancangan Sketsa Desain Ketiga Gambar 20, Proses Sketsa Manual Hadap Depan Gambar 21, Proses Sketsa Manual Hadap Samping 41

G. Perancangan Sketsa Digital 1. Perancangan Sketsa Digital Pertama Gambar 22, Proses Sketsa Digital Pertama 42

2. Perancangan Sketsa Digital Kedua Gambar 23, Proses Sketsa Digital Kedua 43

3. Perancangan Sketsa Digital Kedua Gambar 24, Proses Sketsa Digital Ketiga 44

H. Penjelasan Perancangan Desain 1. Desain Kerangka Lampu Ruang Belajar Pertama 40 Cm 30 Cm 25 Cm Gambar 25, Kerangka Lampu Ruang Belajar Pertama a. Disini perancang membuat inovasi dengan dua kerangka lampu berbentuk huruf L dengan sudut siku tumpul, karena untuk kap yang berputar dan bongkar pasang b. Dengan kap berbentuk kotak supaya penyinaran cahaya lampu agar lebih merata c. Dengan alas kerangka persegi dan sisi yang berlubang dibuat untuk menaruh pensil dan pulpen 45

1. Desain Kerangka Lampu Ruang Belajar Kedua 40 Cm 25 Cm 30 Cm Gambar 26, Kerangka Lampu Ruang Belajar Kedua a. Perancang membuat inovasi dengan dua kerangka lampu dengan satu penyanggah, agar kerangka tersebut bisa memutar juga hingga 360 derajat sama dengan kap lampunya b. Dengan kap berbentuk kotak supaya penyinaran cahaya lampu agar lebih merata c. Dengan alas kerangka bercabang agar tapakan lampu tersebut lebih kokoh dan sisi yang berlubang dibuat untuk menaruh pensil dan pulpen 46

2. Desain Kerangka Lampu Ruang Belajar Ketiga 40 Cm 25 Cm Gambar 27, Kerangka Lampu Ruang Belajar Ketiga 1. Disini perancang membuat inovasi dengan dua kerangka lampu yang berbentuk huruf V, agar kap lampu tersebut bisa memutar hingga 360 derajat 2. Dengan kap berbentuk kotak supaya penyinaran cahaya lampu agar lebih merata 3. Dengan alas kerangka berbentuk bulat lonjong agar tapakan lampu tidak goyah dan 47

I. Tujuan Perancangan Desain Memberikan kemudahan serta kenyamanan kepada para pengguna ruangan sehingga tidak perlu untuk menggeserkan dan memindahkan lampu yang ada pada ruangan belajar secara manual sebab pada kap lampu tersebut bisa memutar 360 derajat dan apabila ingin menghidupkan lampu tersebut tinggal menekan tombol on/off yang ada pada kabel apabila ingin menggunakannya. Membantu mengasah kreatifitas dalam mendesain dan merancang sebuah lampu ruang belajar serta mampu mengetahui hal-hal penting dalam merancang lampu belajar yang multifungsi untuk menumbuhkan rasa nyaman dalam aktivitas belajar sehingga masyarakat mengetahui lampu belajar yang akan dibutuhkan saat ini dan memunculkan rasa betah dalam ruang belajar. J. Alasan Perancangan Desain Walaupun peralatan lampu ruang belajar ini adalah hal yang umum di dalam rumah-rumah, namun yang membuat perbedaan adalah desain yang menarik berbeda dengan desain lampu belajar pada umumnya. Disini perancang ingin membuat suatu inovasi yang berbeda pada lampu belajar tersebut, perancang ingin memberikan kemudahan serta kenyamanan kepada para pengguna ruangan sehingga tidak perlu untuk menggeserkan dan memindahkan lampu yang ada pada ruangan belajar secara manual sebab pada kap lampu tersebut bisa memutar 360 derajat dan apabila ingin menghidupkan lampu tersebut tinggal menekan tombol on/off yang ada pada kabel apabila ingin menggunakannya. Dengan kap lampu desain 360 derajat sesuai dengan keinginan kita sehingga mendukung aktivitas kita dalam ruang belajar. Kemudian lampu terebut bisa dibongkar pasang yang mengaju kepada desain yang multifungsi. Kemudian sistem kelistrikan yang digunakan pada lampu ini adalah dengan memakai kabel listrik dan menerapkan sistem kabel on/off sehingga pengguna bisa sewaktu-waktu mematikan dan menghidupkan lampu dengan menekan tombol on/off tersebut yang ada dikabel tersebut sesuai keinginan walaupun kabel lisrik terpasang sehingga tidak perlu mencopot kabel 48

listrik tersebut. sehingga aman dan dalam ruangan serta akan menghasilkan peralatan yang bernilai ekonomis untuk si pengguna. K. Bahan Material Di indonsia kayu kamper telah menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan dan sekuat kayu jati dan sekuat kayu bingkirai, kayu kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu, jendela dan lampu hias. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui pada kayu kamper. Karena tidak sekeras kayu bingkirai, kecenderungan berubah bentuk juga cukup besar. Sehingga tidak disarankan untuk pintu, jendela dan lampu hias dengan desain yang terlalu lebar dan tinggi. Kayu kamper termasuk kayu kelas awet nomer dua, dan kuat nomer dua. Pohon kamper banyak ditemui dihutan hujan tropis di Kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper yang serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan. Gambar 28, Kayu Kamper Yang Menjadi Bahan Material 49

Perancang memilih kayu kamper ini karena memang kayu kamper ini cukup halus akan seratnya dibandingkan kayu lain yang kasar. Dan juga kayu kamper ini selain halus dia juga tidak terlalu susah untuk ditemukan di tempat pembuatan furniture, begitu juga dengan harga yang cukup terjangkau dan modelnya yang tidak rumit untuk di buat sedemikian rupa sehingga dalam pembuatan pintu, jendela dan lampu ruang belajar ini tidak terlalu lama. L. Proses Perancangan Desain Perancang membuat suatu inovasi desain dari sebuah lampu ruang belajar dengan pencahayaan yang baik dan multifungsi serta menggabungkan dengan nilai lokalitas yaitu dengan unsur kebudayaan lokal. Dengan desain yang baik dan pencahayaan yang tepat, maka akan memberikan kenyamanan bagi penghuni dan pengguna. Cahaya ruang belajar yang terlalu redup akan memberi kesan yang kusam. Sedangkan jika terlalu terang cahaya membuat silau dan sulit saat sedang beraktivitas dalam ruang belajar tersebut. Sumber cahaya pada siang hari yaitu matahari, bila malam, lampu penerangan yangcukup akan memberikan cahaya yang baik pada ruang. Disini pemilihan lampu ruang belajar sangat penting, selain sebagai penerangan lampu juga harus mempunyai nilai estetika danlokalitas yang cukup tinggi. Beragam model lampu ruang belajar tersedia, namun untuk ruang belajar diperlukan keselarasan bentuk dan multifungsi. Dengan kesesuaian ini, lampu ruang belajar akan memberi peran dekoratif yang baik pada ruangan anda. Perancangan sebuah lampu ruang belajar multifungsi, kap lampu tersebut bisa memutar hingga 360 derajat. Dan terdapat sistem aliran listrik yaitu dengan menggunakan kabel dan saklar on/off sehingga pengguna bisa sewaktu-waktu mematikan dan menghidupkan lampu dengan menekan saklar on/off tersebut yang ada dikabel tersebut sesuai keinginan walaupun kabel lisrik terpasang sehingga tidak perlu mencopot kabel listrik tersebut. Berikut adalah sebuah proses perancangan desain lampu ruang multifungsi belajar ; 50

M. Struktur Proses Perancangan Lampu Ruang Belajar 1. Perancangan Lampu Ruang Belajar Pertama Gambar 29, Proses Perancangan Desain Lampu Ruang Belajar Pertama Unsur Perancangan Tipe : Minimalis dengan sentuhan klasik Tinggi : 40 cm Lebar : 25 cm Panjang : 35 cm Bahan material : Kayu kamper Warna kap : Batik Daerah Tasik Warna kerangka : Cokelat kayu kamper Aliran listrik : Kabel dan saklar on/off Ukuran kabel : 1,5 meter Penerangan : Lampu bohlam Merk lampu bohlam : Philips Tegangan listrik : 5 Watt, 220 240 Volt Tutup kap lampu : Kaca bening Finishing produk : Melamix glossy 51

2. Perancangan Lampu Ruang Belajar Kedua Gambar 30, Proses Perancangan Desain Lampu Ruang Belajar Kedua Unsur Perancangan Tipe : Minimalis dengan sentuhan klasik Tinggi : 40 cm Lebar : 25 cm Panjang : 35 cm Bahan material : Kayu kamper Warna kap : Batik Daerah Tasik Warna kerangka : Cokelat kayu kamper Aliran listrik : Kabel dan saklar on/off Ukuran kabel : 1,5 meter Penerangan : Lampu bohlam Merk lampu bohlam : Philips Tegangan listrik : 5 Watt, 220 240 Volt Tutup kap lampu : Kaca bening Finishing produk : Melamix glossy 52

3. Perancangan Lampu Ruang Belajar Ketiga Gambar 31, Proses Perancangan Desain Lampu Ruang Belajar Ketiga Unsur Perancangan Tipe : Minimalis dengan sentuhan klasik Tinggi : 40 cm Lebar : 30 cm Panjang : 20 cm Bahan material : Kayu kamper Warna kap : atik Daerah Tasik Warna kerangka : Cokelat kayu kamper Aliran listrik : Kabel dan saklar on/off Ukuran kabel : 1,5 meter Penerangan : Lampu bohlam Merk lampu bohlam : Philips Tegangan listrik : 5 Watt, 220 240 Volt Tutup kap lampu : Kaca bening Finishing produk : Melamix glossy 53

N. Lokalitas Dalam penciptaan desain produk lampu ini, perancang membuat suatu identitas dari sebuah nilai lokalitas kebudayaan dengan menggabungkan motif batik dari daerah Tasik. Identitas tersebut berada pada kap lampu yang diberikan sentuhan motif batik, dikarenakan perancang yang berasal dari daerah Tasik. Gambar 32, Kap DiBalut Dengan Batik Khas Daerah Tasik 54

O. Proses Finishing Proses pembuatan lapu ini dengan menggunakan sistem melamine dengan pernis glosyy. Karena dengan memakai melamine dengan pernis glossy, kerangka kayu pada lampu tersebut menjadi tampak halus serta terlihat berkilau. Dengan warna cokelat terlihat seperti kulit salak ditambah pernis glossy nampak mengkilap dan elegan Gambar 33, Finishing Melamine Glossy 55