BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pola tidur bayi usia 3 6 bulan. Penelitian ini dilakukan di Dusun

dokumen-dokumen yang mirip
`PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP POLA TIDUR PADA BAYI USIA 3 6 BULAN DI DUSUN GANDEKAN DESA TRIRENGGO BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap,

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN. Non Equivalent Control Groups, yaitu penelitian dilakukan sebelum dan

Objective: The aim of this research to analyze the effectiveness of massage on sleep quality infant aged 5-7 months.

PERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak mengalami proses tumbuh kembang yang berbeda-beda. Baik menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN LAMA TIDUR MALAM PADA BAYI 3-6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. pencapaiannya dalam MDGs (Millenium Development Goals) yang sekarang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Deri, 2008) dari Warwick medical school, Institute of Education dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

HUBUNGAN PIJAT BAYI DENGAN KUALITAS TIDUR BAYI

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam

EFETIVITAS BABY SPA TERHADAP LAMANYA TIDUR BAYI USIA 3-4 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

Lampiran 1. Catatan Observasi. CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... Lama terbangun. No. Observasi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama jam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN DI POLIKLINIK KESEHATAN DESA PURWOREJO KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dengan usia gestasi kurang dari 37

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan dan proses persalinan pada ibu primipara membutuhkan

PENGARUH KOMBINASI PIJAT BAYI DENGAN MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP BERAT BADAN DAN KUALITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

Maria Dewi Christiyawati

PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI MELALUI PEMIJATAN

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI USIA 6 12 BULAN DI RUMAH BERSALIN RACHMI YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP BERKURANGNYA KELUHAN GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA DI PANTI AL-MUDAKKIR DAN DI PANTI AL-AMIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUANTITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN DI DESA LEMINGGIR KECAMATAN MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. optimal bagi manusia. Maslow dalam teori kebutuhan dasar manusia, membagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. mengambil 7 subjek mahasiswa yang mengalami kecemasan tinggi.

Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUANTITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN DI DESA MUNUNGREJO KECAMATAN NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP LAMA TIDUR BAYI DI DESA DUWET KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

PENDAHULUAN. relatif singkat, hanya 4 sampai 6 minggu sudah bisa dipanen. Populasi ayam

FIRMAN FARADISI J

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FREKUENSI KUNJUNGAN SOLUS PER AQUA (SPA) BAYI KAITANNYA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea pada kasus Ny.S

BAB I PENDAHULUAN. emosional serta perkembangan otaknya. Yaitu dengan cara berinteraksi secara

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

Medan, April Peneliti. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN. perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan. yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari

BAB 4 HASIL. 4.1 Koleksi Data Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

PERBEDAAN TINGKAT INSOMNIA LANSIA SEBELUM DAN SESUDAH SENAM YOGA DI POSYANDU LANSIA DESA BLULUKAN, KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN KARANGANYAR

PENGARUH FISIOTERAPI ORAL TERHADAP REFLEKS HISAP PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI RSD dr. SOEBANDI JEMBER

INFLUENCE OF MASSOTHERAPY (BABY SQUEEZE) AND SIDE DISH GIVING TO GIZI STATUS OF BALITA AGE 1-3 YEAR WITH GIZILESS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

Terapi Komplementer Massage Punggung untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

PENGARUH PIJAT BAYI BARU LAHIR TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT Dewi Afrita Sari 1,Misrawati 2,Agrina

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Istimewah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu

Transkripsi:

58 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian tentang pengaruh pijat bayi terhadap pola tidur bayi usia 3 6 bulan. Penelitian ini dilakukan di Dusun Gandekan Desa Trirenggo Bantul dengan jumlah responden 30 orang.peneliti dibantu asisten peneliti memberikan informasi, pengetahuan dan motivasi tentang cara melakukan pijat bayiyang dapat dilakukan oleh ibu bayi sendiri. Pemberian informasi, pengetahuan dan motivasi juga dilakukan melalui pemutaran video cara melakukan pijat bayi oleh orang tua/ibu bayi. Kegiatan tersebut dilakukan pada acara KIA di pedukuhan. Pada waktu tersebut dilakukan praktek langsung pijat bayi yang dilakukan oleh ibu bayi sendiri dan di bantu peneliti. Pada kegiatan tersebut peneliti juga melakukan pengisian ceck listtentang kondisi bayi dan pola tidur bayi. Ibu bayi diminta mempraktekanya di rumah setiap hari selama satu mnggu.pada 2 minggu berikutnya peneliti mendatangi kembali tiap rumah untuk mengevaluasi efektivitas dari pijat bayi tersebut.lingkungan Dusun Gandekan Desa Trirenggo Bantul secara umum merupakan wilayah pedesaan sehingga jauh dari bising. Tiap rumahtersedia suhu, sirkulasi udara, cahaya yang cukupdan tidak adanya adanya asap yang dapat menganggu tidur bayi. Bayi yang

59 menjadi sampel observasi secara umum sehat (tidak dalam masa pengobatan), masih menggunakan ASI serta mempunyai Berat Badan normal. 1. Karakteristik Bayi Karakteristik responden menurut umur dan jenis kelamin di di Dusun Gandekan Desa Trirenggo Bantul. Tabel 4.1 Karakteristik Responden Menurut Umur dan Jenis Kelamin No. Uraian Jumlah (n) persen (%) 1 Umur 3 bulan 8 26.67 4 bulan 8 26.67 5 bulan 8 26.67 6 bulan 6 20.00 Jumlah 14 46.67 2 Jenis kelamin Laki-laki 17 56.67 Perempuan 13 43.33 Jumlah 30 100.00 Sumber: diolah Observasi Lapangan, 2013 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat karakteristik bayi berdasarkanusia mayoritas berusia 5 bulan sebanyak11 (36,67%), dan paling sedikit berusia 6 bulansebanyak 5 orang (16,67%) sedangkan untuk usia 3 bulan dan 4 bulan bulan yaitu masing-masing sebanyak 7 orang (23,33%). Berdasarkan jeniskelamin pada terbanyak adalah bayi perempuan sebanyak 16orang (63,33%) sedangkan untuk laki-laki sebanyak 14 orang (46,67%).

60 2. Pola Tidur Bayi Sebelum dan Sesudah dilakukan Pijat Bayi Berikut ini pola tidur bayi sebelum dan sesudah dilakukan Pijat Bayidisajikan pada tabel berikut: Tabel 4.2Pola Tidur Bayi Sebelum dan Sesudah dilakukan Pijat Bayi No. Uraian Pre-test Post Test Jumla h (n) persen (%) Jumla h (n) persen (%) 1 Jumlah jam Tidur dalam 1x 24 jam > 18 jam sehari 7 23.33 19 63.33 < 18 jam sehari 23 76.67 11 36.67 Jumlah 30 100.00 30 100.00 2 Berapa Kali terbangun dalam 1 kali tidur malam hari < 3 kali 20 66.67 26 86.67 > 3 kali 10 33.33 4 13.33 Jumlah 30 100.00 30 100.00 3 Lama terbangunnya >1 jam 26 86.67 30 100.00 <1 jam 4 13.33 0 0.00 Jumlah 30 100.00 30 100.00 4 Kuantitas dan Kualitas Tidur baik 6 20.00 10 33.33 sedang 15 50.00 20 66.67 buruk 9 30.00 0 0.00 Jumlah 30 100.00 30 100.00 5 Perubahan kuantitas dan kualitas tidur peningkatan 21 70.00 tetap 9 30.00 penurunan 0 0.00 Jumlah 30 100.00 Sumber: diolah Observasi Lapangan, 2013 Bayi 3-6 bulan dikatakan mengalami gangguan tidur jika lama tidurnya dalam 1 x 24 jam kurang dari 18 jam, terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangunnya sejak awal tidur lebih dari 1 jam.pemenuhan

61 kebutuhan tidur bayi sebelum mendapatkan perlakuan pijat bayi didapatkan hasil bahwa 24 responden (80.00%) mengalami tingkat pemenuhan kebutuhan tidur sedang (50.00%) dan buruk (30.00%), baik ditinjau dari kuantitas dan kualitas tidur.ditinjau dari kuantitas, sebanyak 23 (76.67%) mempunyai kuantitas tidur kurang dari 18 jam sehari (dalam 24 jam). Ditinjau dari kualitas, sebanyak 10 responden (33.33%) terbangun lebih dari 3 kali dalam tidur di malam hari, sebanyak 4 responden (13.33%) sering terbangun kurang dari 1 jam. Bayi yang terbangun lebih dari 3 kali dalam tidur di malam hari dan sering mengalami terbangun kurang dari 1 jam menunjukkan kualitas tidurnya tidak nyenyak. Pemenuhan kebutuhan tidur bayi setelah mendapatkan perlakuan pijat bayi didapatkan hasil bahwa 20 responden (66,67%) mengalami tingkat pemenuhan kebutuhan tidur sedang (10%, sebanyak 10 responden (66,67%) mengalami tingkat pemenuhan kebutuhan tidur baik dan tidak ada responden dengan kualitas tidur buruk. Ditinjau dari kuantitas, sebanyak 11 (36.67%) mempunyai kuantitas tidur kurang dari 18 jam sehari (dalam 24 jam). Ditinjau dari kualitas, sebanyak 4 responden (13.33%) terbangun lebih dari 3 kali dalam tidur di malam hari, tidak ada responden terbangun kurang dari 1 jam sejak tidur awal. Kondisi tersebut menunjukkan adanya peningkatan kualitas dan kualitas tidur bayi pasca pijat bayi.

62 Berdasarkan hasil analisis data dapat dilihat dengan jelas perubahan tingkat kualitas tidur bayi usia tiga sampai enam bulan di Dusun Gandekan Desa Trirenggo Bantul sebelum dan setelah pemberian intervensi pijat bayi. Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebelum diberikan pijat bayi terdapat 9 responden (30%) dengan tingkat kualitas tidur buruk, 15 responden (50%) dengan tingkat kualitas tidur sedang, dan 6 responden (20%) dengan tingkat kualitas tidur baik. Setelah diberikan pijat bayi, tidakterdapat responden dengan tingkat kualitas tidur buruk (0%).Kualitas tudur sedang dialami oleh 20 responden ( 66.67 % ) dan 80% atau 24 responden (33.33%) dengan tingkat kualitas tidur baik. Selain itu. Jugadidapatkanhasil sebagian besar bayi usia tiga sampai enam bulan di Dusun Gandekan Desa Trirenggo Bantul mengalami peningkatan kualitas tidur (Tabel 4.2) setelah diberikan intervensi pijat bayi yaitu 21 responden (70%), sedangkan 9 responden (30%) tidak mengalami peningkatan kualitas tidur setelah diberikan intervensi pijat bayi. Tabel 4.2 juga menunjukkan bahwa tidak terdapat bayi usia tiga sampai enam bulan di Dusun Gandekan Desa Trirenggo Bantul yang mengalami penurunan kualitas tidur setelah diberikan intervensi pijat bayi.

63 3. Pengujian Statistik Perbandingan Pola Tidur Bayi Sebelum dan Setelah dilakukan Pijat Bayi Berikut ini pengujian statistik perbandingan pola tidur bayi sebelum dan setelah dilakukan pijat bayidisajikan pada tabel berikut: Tabel 4.3 RangkumanWilcoxon Signed Ranks Test Perbandingan Pola Tidur Bayi Sebelum dan Setelah dilakukan Pijat Bayi Mean Std. Deviation p pre 1.767 0.935 0.000 post 2.367 0.809 Sumber: diolah Observasi Lapangan, 2013 Bendasarkan uji Wilcoxon Signed Ranks Testdengan menggunakan sistem komputerisasi untuk data ordinal dengan tingkat kepercayaan 95 % (p 0,05 ) yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemberian pijat bayi terhadap kualitas pola tidur bayi usia tiga sampai enam bulan di Dusun Gandekan Desa Trirenggo Bantul, maka diperoleh nilai asymp sig (2 tailed)0,000 (kurang dari nilai α = 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Hipotesa (Ha) dalam penelitian ini diterima, dimana ada perbedaan kuantitas dan kualitas tidur bayi setelah diberikan intervensi pijat bayi.. Hasil ini memberikan implikasi ada pengaruh secara bermakna pemberian pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi tiga sampai enam bulan di Dusun Gandekan Desa Trirenggo Bantul 2013.Hasil penelitian juga menunjukan rata rata kuantitas dan kualitas tidur post test lebih besar dibandingkan pre test.

64 B. PEMBAHASAN 1. Pola Tidur Bayi Sebelum dilakukan Pijat Bayi Hasl penelitan menemuan bahwa Sebelum dilakukan Pijat Bayi, sebanyak 15 responden (50.00%) mengalami tingkat pemenuhan kebutuhan tidur sedang dan sebanyak 9 responden (30.00%)mengalami tingkat pemenuhan kebutuhan tidurburuk. Sebanyak 23 (76.67%) mempunyai kuantitas tidur kurang dari 18 jam sehari (dalam 24 jam), sebanyak 10 responden (33.33%) terbangun lebih dari 3 kali dalam tidur di malam hari, sebanyak 4 responden (13.33%) sering terbangun kurang dari 1 jam. Padahal secara teoritis Bayi 3-6 bulan dikatakan mengalami gangguan tidur jika lama tidurnya dalam 1x 24 jam kurang dari 18 jam, terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangunnya sejak awal tidur lebih dari 1 jam(asmadi, 2008). Selama fase bayi, pertumbuhan sel-sel syaraf belum sempurna sehingga diperlukan waktu tidur yang lebih lama untuk perkembangan syaraf, pembentukan sinaps dan sebagainya. Otak bayi tumbuh 3 kali lipat dari keadaan saat lahir atau 80% dari otak orang dewasa di tahun pertamanya. Kondisi ini hanya terjadi satu kali saja seumur hidup. Sehingga untuk tumbuh kembang yang maksimal bayi membutuhkan waktu tidur yang cukup (Atmaji, 2005). Tidur yang kurang dapat menyebabkan bayi sering rewel ketika bangun tidur, nafsu makannya berkurang dalam mengkonsumsi air susu ibu (ASI)(Roesli, 2001). Bayi yang dipijat akan dapat tidur dengan lelap, sedangkan pada waktu bangun, daya konsentrasinya akan

65 lebih penuh (Roesli, 2001). 2. Pengaruh Pijat Bayiterhadap Perbaikan Pola Tidur Bayi Setelah dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji beda dua sampel berpasangan, yaitu Wilcoxon Signed Ranks Test pada program komputerisasi dengan tingkat kepercayaan 95% (p < 0,05)yang dilakukan untukmengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemberian pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi usia tiga sampai enam bulan di Dusun Gandekan Desa Trirenggo Bantul, diperoleh nilai asymp sig (2-tailed) atau nilai p = 0.000 (kurang dari nilai a = 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi usia tiga sampai enam bulan di Dusun Gandekan Desa Trirenggo Bantul.Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari Diater,et al. Yang menyimpulkan bahwa ada peningkatan BB pada bayi yang di pijat sebesar 53 % lebih tinggi dari kelompok kontrol, serta pola tidur kelompok intervensi lebih teratur dari pada kelompok kontrol. Penelitianserupa jugadilakukan oleh Tiffany Field, direktur Touch Research Institute di University of Miamy School of MedicinediFlorida menunjukkan bayi yang rnendapatkan pijatan lebih aktif dan waspada. selain itu pijatan menyebabkan neurologis pada bayi yang dipijat lebih cepat matang daripada bayi yang tidak dipijat. Anak-anak yang mendapatkan sentuhan penuh cinta kasih sejak usia dini mempunyai ketrampilan bahasa dan membaca, dan IQ yang lebih kuat. Ini dibuktikkan pada kajian yang diselenggarakan di Rainbow Babies and Children's Hospital di Cleveland,

66 Ohio. Suatu tim peneliti dari Warwick Medical School dan Institute of Education dari University of Warwick, meneliti sembilan macam gerakan massage yang diterapkan kepada 598 bayi usia dibawah enam bulan. Hasil penelitian tersebut salah satunya disebutkan bahwa pijatan dapat mempengaruhi keluamya hormon tidur melatonin, dimana dengan hormon tersebut bayi dapat memiliki pola tidur yang teratur (Roesli, 2009). Penelitian di atas diperkuat oleh teori dari Pengamat T.Field yang dikutip dr. J. David Hull, ahli virologi molekuler dan Inggris. dalam makalah berjudul Touch Therapy : Science Confirms Instinct, menyebutkan terapi pijat 30 menit per hari bisa mengurangi depresi dan kecemasan. Tidur bayi bertambah tenang. Terapi pijat 15 menit selama enam minggu pada bayi usia satu sampai tiga bulan juga akan meningkatkan kesiagaan (alertness) dan tangisnya berkurang. Ini akan diikuti peningkatan berat badan, perbaiki kondisi psikis. berkurangnya kadar hormon stres, dan bertambahnya kadar serotonin. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gading (2010) dan Desi (2009) yang menemuan adanya hubungan positif dan nilai koefisien korelasi antara frekuensi pijat bayi terhadap durasi tidur pada bayi dan pertumbuhan Bayi. Pemijatanjugaakanmerangsang peredaran darah danmenambah energi karena oksigen lebihbanyak dikirim ke otak dan ke seluruhtubuh (Field002). Peningkatankualitas tidur pada bayi yang diberipemijatan tersebut disebabkan olehadanya peningkatan kadar sekresiserotonin yang dihasilkan

67 pada saatpemijatan (Roesli. 2009).Melalui pijat bayi, dimana ibumemberikan sentuhan disertai dengan penekanan lembut pada bayi akanmenyebabkan ujung-ujung saraf yangterdapat di permukaan kulit bereaksiterhadap sentuhan.selanjutnya saraftersebut mengiginkan pesanpesan keotak melalui jaringan saraf yangberada di medula spinalis.prosestersebutdapatmenyebabkanperangsangan pada reseptor sarafsensorik perifer terutama reseptortekanan.rangsangan ini mengaktifkan system sarafparasimpatis. Perangsangansystemsarafparasimpatis yang paling utama terlibat dalam proses tidur adalah beberapa area dalam saraf otonom parasimpatis nuclei rafe dan nukleus tractus solitarius, yang merupakan regio sensorik medula dan pons yang dilewati oleh sinyal sensorik viseral yang memasuki otak melalui saraf-saraf vagus dan glosovaringeus, juga menimbulkan keadaan tidur. Selain itu,sistemneurotransmiter serotonin juga meningkatkan kapasitas sel reseptor untuk mengikat glukokortikoid (adrenalin suatu hormon stres) sehingga menyebabkan terjadinya penuranan kadar hormon adrenalin (Cortisol hormone). proses ini menyebabkan perasaan rileks pada bayi sehingga merasa lebih nyaman dan tenang saat tidur. (Roesli. 2009). Berdasarkan data yangdiperoleh pada penelitian.pada bayiyang diben perlakuan pemijatan,tidurnya lebih lama dengan frekuensibangun yang lebih sedikit, selama tidurbayi tidak rewel, dan ketika banguntidur bayi

68 tampak ceria. Setelahdiberikan intervensi pijat bayi, rata-rata frekuensi bangun malam harinya sebanyak 2 kali dan frekuensi tidursiangnya sebanyak 2kali. Menurut Roesli(2009). pada pemijatan terdapatpembahan gelombang otak yaituterjadinya penurunan gelombang alphadan pemingkatan gelombang beta sertatheta yang dapat dilihat melaluipenggunaan EEG(Elektroensefalografi). Nuclei rafe juga berproyeksi menuju ke hipotalamus, sehingga perangsangan pada nuclei rafe juga akan mengakibatkan perangsanganpada hipotalamus.perangsangan padahipotalamusmenyebabkandisekresikanyaorticotropinreleasing Factor (CRF).SelanjutnyaCRF merangsang kelenjar pituitaryuntuk meningkatkan produksiproopioidmelanocortin(pomc)sehingga produksi enkephalin olehmedula adrenal meningkat.kelenjarpituitary juga menghasilkan endorphinsebagai neurotransmitter yang dapatmempengaruhi suasana hati menjadirileks.peningkatan endorphin danenkephalin menyebabkan tubuhmenjadi rileks, dan menimbulkanperasaantenangsehinggateganganpun berkurang dan memudahkan bayi untuk jatuh tidur.dengan perasaan rileks dan tenang bayi akan lebih mudah untuk memperoleh tidur yang lelap dan berkualitas.keadaan tenang dan rileks menyebabkan gelombang otak melambat, semakin lamb at akhimya membuat seseorang dapat beristirahat dan tertidur. Perubahan gelombang otak yang terjadi adalah penurunan gelombang alpha dan peningkatkan gelombang beta theta, dimana gelombang-gelombang otak tersebut sangat berpengaruh dalani proses tidur

69 (Roesli, 2009). Berdasarkan data pendukung dari hasil wawancara dengan ibu masing-masing bayi didapatkan data bahwa bayi mereka tidumya lebih tenang, bayi tidak rewel ketika bangun tidur, buang air besar lancar dan nafsu makannya juga meningkat dalam mengkonsumsi air susu ibu (ASI). Hal ini sesuai dengan pendapat Roesli (2009)bahwapemijatan dapatmeningkatkan kadar serotonin yang akan menghasilkan melatonin yangberperan dalam tidur dan membuat tidur lebih lama dan lelap pada malamhari. Seperti yang telah dijelaskan diatas, serotoninjuga akanmeningkatkan kapasitas selreseptor yangberfungsimengikatglukokortikoid (adrenalin, suatu hormon stress). Proses ini menyebabkan tenadinya penurunan kadar honnon adrenalin (hormon stress) sehingga bayi yang diberi perlakuan pemijatan akan tampak lebih tenang dan tidak rewel, Pemijatan juga meningkatkan mekanisme penyerapan makanan oleh nemis vagus sehingga nafsu makan bayi juga meningkat.