PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PROSES MENYUSUI PRIMIPARA DAN MULTIPARA DI PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA 2015 NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

LAMPIRAN. Uji Perbedaan. Group Statistics. Independent Samples Test

PENGARUH DISCHARGE PLANNING TERHADAP KEMAMPUAN IBU POST SECTION CAESAREAN DALAM MERAWAT BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA

Disusun Oleh: Wiwiningsih

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KECEMASAN IBU PRIMIPARA DALAM MERAWAT BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

TINGKAT KECEMASAN SUAMI SAAT ISTRI MENJALANI PERSALINAN NORMAL DI PONEK RSUD Dr. MOEWARDI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DALAM PROSES MENYUSUI ANTARA IBU PRIMIPARA DAN MULTIPARA DI RSUD KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

PERBEDAAN KESIAPAN MERAWAT BAYI PADA IBU YANG HAMIL SETELAH MENIKAH DENGAN YANG HAMIL SEBELUM MENIKAH DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Umur : tahun Pendidikan: 1. SD Pekerjaan: 1. IRT tahun 2.SMP 2.PNS tahun

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) terendah pada tahun 2011

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Nunung Nurjanah Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama mortalitas (Saefudin, 2002). AKI ini menggambarkan jumlah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: VINA FEBRI ASTAMI NIM:

Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak. Abstract

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu dan angka

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya perilaku dalam perawatan bayi baru lahir disebabkan kurangnya. pengetahuan akan perawatan bayi baru lahir.

1 BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. peralihan, masa bayi juga memerlukan penyesuaian. Bagi beberapa bayi

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. seperti semula dan berlangsung kira-kira 6 minggu. 1. dibagi menjadi periode pasca persalinan (immediate postpartum), periode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9

EVALUASI PENATALAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP LAMA PENGELUARAN ASI DI RB AMANDA, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA 2014 NASKAH PUBLIKASI

HASIL PENELITIAN. Analisis Deskriptif

ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

Jurnal Kebidanan 08 (02) Jurnal Kebidanan http : / EFEKTIFITAS BREAST CARE POST PARTUM TERHADAP PRODUKSI ASI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain dengan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. riwayatkan dalam hadist. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

HUBUNGAN STATUS PEKERJAANDENGAN PEMANFAATAN BUKU KIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR. Oleh:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENERAPAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN JAMINAN PERSALINAN DENGAN MOTIVASI MENGGUNAKAN KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAGLIK I YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.

BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator dasar pelayanan kesehatan. terhadap wanita usia produktif adalah Angka Kematian

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DESA PTT DALAM PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

GAMBARAN KEPATUHAN IBU BAYI DALAM MELAKUKAN KUNJUNGAN NIFAS DI PUSKESMAS GODEAN II NOGOSARI, SIDOKARTO, GODEAN, SLEMAN

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. saat ini masih menggunakan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

Transkripsi:

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PROSES MENYUSUI PRIMIPARA DAN MULTIPARA DI PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NITA ASRI WULANDARI 201410104168 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2015

HALAMAN PERSETUJUAN PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PROSES MENYUSUI PRIMIPARA DAN MULTIPARA DI PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NITA ASRI WULANDARI 201410104168 Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui untuk Dipublikasikan Pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Oleh : Pembimbing : Mufdlilah, S.Si.T. M.Sc Tanggal : 09 Juli 2015 TandaTangan :

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PROSES MENYUSUI PRIMIPARA DAN MULTIPARA DI PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA 2015 1 Nita Asri Wulandari 2, Mufdlilah 3 INTISARI Latar Belakang : Pada masa pascanatal, orang tua terutama ibu akan menghadapi tuntutan bayi baru lahir seperti menyusui bayi. Keputusan ibu untuk menyusui atau tidak berkaitan dengan pengalaman menyusui pada anak sebelumya. Tuntutan tersebut bagi seorang ibu akan dirasa berat sehingga dapat menimbulkan gangguan psikologi seperti kecemasan. (Purnama, 2008) Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan proses menyusui primipara dan multipara. Metode : Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian sebanyk 36 orang ibu menyusui di Puskesmas Kasihan I Bantul selama bulan maret 2015. Pengambilan sampel menggunakan metode teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 34 orang. Instrument penelitian menggunakan kuesioner data diri dan skala tingkat kecemasan proses menyusui. Analisis data menggunakan teknik independent t-test dengan bantuan program komputernisasi. Hasil : Diperoleh skor tingkat kecemasan proses menyusui pada primipara yaitu tingkat kecemasan sedang sebanyak 12 (70,6 %) dan bagi ibu multipara yaitu tingkat kecemasan ringan sebanyak 14 (82,4 %). Hasil analisis data independent t-test menunjukkan nilai significancy (ρ) sebesar 0,000 (ρ < 0,05). Simpulan : Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan proses menyusui primipara dan multipara dimana tingkat kecemasan proses menyusui pada primipara lebih tinggi daripada multipara Saran : Ibu dapat melatih emosinya dengan meredamnya ketika menghadapi masalah-masalah dalam proses menyusui sehingga ibu tidak cenderung untuk menyalahkan orang lain Kata kunci Kepustakaan Jumlah Halaman : tingkat kecemasan proses menyusui, primipara, multipara : 27 buku (2005-2011), 12Jurnal (2006-2013), 2 internet (2011-2012), Al-Qur an : xiv, 70 halaman, 7 tabel, 2 gambar 1 Judul Skripsi 2 Mahasiswa Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV STIKES Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen Pembimbing STIKES Aisyiyah Yogyakarta

PENDAHULUAN Kecemasan merupakan salah satu penyebab terjadinya partus lama dan kematian janin. Partus lama memberikan sumbangsih 5 % terhadap penyebab kematian ibu di Indonesia. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) adalah 32/1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359/100.000 kelahiran hidup sedangkan target Millenium Developmen Golds (MDG s) pada tahun 2015 untuk AKB adalah 23/1000 kelahiran hidup dan untuk AKI 102/100.000 kelahiran hidup. Tahun 2007 AKI sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Meskipun AKB di Indonesia terus menurun namun tingkat kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN, yaitu 4,2 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,2 kali lebih tinggi dari Filipina dan 2,2 kali lebih tinggi dari Thailand, Sedangkan AKI di Indonesia menempati urutan tertinggi di kawasan ASEAN (SDKI, 2012). Secara keseluruhan, saat ini AKI tertinggi adalah Nusa Tenggara Barat, sementara yang terendah adalah di Yogyakarta. Di tingkat propinsi DIY sendiri, AKI mencapai 110/100.000 kh, sedangkan AKI di kota Yogyakarta dibanding di tingkat DIY maupun Nasional termasuk rendah, yaitu berada pada angka 40 80/100.000 kh. Meski demikian, AKI di sejumlah Kabupaten di DIY saat ini masih cukup tinggi. Banyak faktor penyebab tingginya AKI. Salah satunya adalah kondisi emosi ibu hamil selama kehamilan hingga kelahiran bayi (wulandari, 2006). Data Statistik Indonesia berdasarkan profil data kesehatan indonesia tahu 2011, pemberian ASI eksklisuf pada bayi 6 bulan sebesar 61,5 % sedangakan di wilayah yogyakarta sebesar 42,7% (KemenKes, 2011). Cakupan bayi yang diberi ASI eksklusif dikabupaten bantul tahun 2012 sebesar 63% meningkat bila dibandingkan tahun 2011 sebanyak 42,3%. Dan di puskesmas kasihan 1 bantul pada tahun 2012 yang diberi ASI eksklusif sebanyak 55% dan mengalami penurunan pada tahun 2013 yang diberi ASI eksklusif sebanyak 43% (KemenKes, 2013). Ibu menyusui mengalami kegelisahan, kecemasan dan ketidaknyamanan secara psikologis pada waktu menyusui, ditemukan pada sebagian besar ibu yang bayinya dirawat diruang perinatal RSUD Cengkareng Jakarta Barat. Dampak psikologis akan berkaitan dengan kelancaran produksi ASI, dimana ibu merasa pesimistis mengenai jumlah ASI yang dihasilkan. Masalah seperti ini sering dijumpai pada ibu masa postpartum, kekecewaan ini bisa terjadi karena adanya masa transisi menjadi orangtua. Kecemasan saat post partum akan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Kecemasan itu sendiri mulai timbul ketika individu menghadapi pengalamanpengalaman baru dimulai dari kehamilan, proses melahirkan dan setelah melahirkan (Pratiwi, 2010).

Berdasarakan studi pendahuluan yang dilakukan kepada 10 ibu nifas yang terdiri dari 5 orang ibu primipara dan 5 oarng multipara, dari 5 orang ibu primipara 4 orang ibu mengatakan mengalami kecemasan saat pertama kali menyusui dan 5 orang dari ibu multipara 2 orang ibu mengatakan pendapat yang sama. Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perbedaan Tingkat Kecemasan Proses Menyusui Primipara Dan Multipara di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan proses menyusui primipara dan multipara di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan kasus cross sectional. Responden dalam penelitian ini adalah ibu primipara dan multipara pada 1 bulan masa nifas di Puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel 34 responden. Analisis statistik yang digunakan Independent t-test HASIL PENELITIAN Perbedaan Tingkat Kecemasan Proses Menyusui Primipara Dan Multipara Di Puskesmas Kasihan I Bantul Tahun 2015 tingkat kecemasan Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances Sumber : data primer dan sekunder, 2015 F Sig. t df t-test for Equality of Means Sig. (2- tailed) 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper.114.737-4.633 32.000-1.101 -.428-4.633 28.800.000-1.102 -.427 PEMBAHASAN 1. Tingkat kecemasan proses menyusui pada ibu primipara Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta 2015, dari 17 ibu primipara di puskesmas kasihan I bantul Yogyakarta tahun 2015, yang tidak cemas yaitu sebanyak 0 ( 0 %), tingkat

kecemasan ringan yaitu sebanyak 3 (17,6 %), tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 12 (70,6 %), dan tingkat kecemasan berat yaitu sebanyak 2 (11,8 %). Hal ini didukung oleh penelitian Shinta Ratna Anggraini (2011), dengan judul Gambaran tingkat kecemasan dalam proses menyusui pada ibu primipara dan multipara.. Hasil penelitian diperoleh skor tingkat kecemasan dalam proses menyusui pada ibu primipara yaitu dari 30 orang, yang mengalami tingkat kecemasan ringan sebanyak 2 (6,67 %) dan tingkat kecemasan sedang sebanyak 28 (93,33 %). Menyusui merupakan pengalaman baru yang dapat menjadikan stressor bagi ibu primipara (Nichol, 2005). Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin mengalami berbagai masalah, hanya karena tidak mengetahui bagaimana cara - cara yang sebenarnya sangat sederhana (Bahiyatun, 2009). Ibu primipara sering membutuhkan lebih banyak informasi praktis tentang cara menyusui, menggendong, menenangkan, dan merawat bayi baru lahir (Handerson, 2005). 2. Tingkat kecemasan proses menyusui pada ibu multipara Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta, dari 17 ibu multipara di puskesmas kasihan I bantul Yogyakarta tahun 2015, yang tidak cemas yaitu sebanyak 0 ( 0 %), tingkat kecemasan ringan yaitu sebanyak 14 (82,4 %), tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 3 (17,6 %), dan tingkat kecemasan berat yaitu sebanyak 0 ( 0 %). Hal ini didukung oleh penelitian Shinta Ratna Anggraini (2011), dengan judul Gambaran tingkat kecemasan dalam proses menyusui pada ibu primipara dan multipara.. Hasil penelitian diperoleh skor tingkat kecemasan dalam proses menyusui pada ibu multipara. Dari 30 orang, yang mengalami tingkat kecemasan ringan sebanyak 15 (50 %) dan tingkat kecmasan sedang sebanyak 15 (50 %). Ibu multipara cenderung lebih berpengalaman dibandingkan dengan ibu primipara sehingga segala permasalahan yang akan timbul terkait menyusui dapat segera diantisipasi. Kecemasan ibu multipara lebih terkait dengan sikap saudara kandung (sibling) terhadap bayi yang baru lahir (Handerson, 2005). 3. Perbedaan tingkat kecemasan prose menyusui primipara dan multipara Pada uji Independent t-test, didapatkan nilai ρ sebesar 0,000 yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan proses menyusui primipara dan multipara di Puskesmas Kasihan I bantul Yogyakarta. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Shinta Ratna Anggraini (2011), dengan judul Gambaran tingkat kecemasan dalam proses menyusui pada ibu primipara dan multipara.. Hasil penelitian diperoleh skor tingkat kecemasan dalam proses menyusui pada ibu primipara sebesar 78,37 dalam kategori tingkat kecemasan sedang dan bagi ibu multipara sebesar 69,70 dalam kategori tingkat kecemasan ringan.

Hal ini sama dengan pendapat dengan Nelvi (2006). Primipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan 1 orang anak. Pada ibu menyusui yang primipara menurut Penelitian Madjid (2005) bahwa ibu-ibu yang baru pertama kali mempunyai anak (primipara) masalah-masalah menyusui sering timbul, berbeda dengan ibu-ibu multipara yang sudah pernah menyusui sebelumnya lebih baik dari pada yang pertama Multipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan 2-3 orang atau lebih. Dimana pada paritas multipara Ibu cenderung lebih berpengalaman dibandingkan dengan ibu primipara sehingga segala permasalahan yang akan timbul terkait menyusui dapat segera diantisipasi. Kecemasan ibu multipara lebih terkait dengan sikap saudara kandung (sibling) terhadap bayi yang baru lahir (Handerson, 2006). SIMPULAN Dari hasil analisa bivariat menggunakan analisa uji Independent t-test tentang pernedaan tingkat kecemasan proses menyusui primipara dan multipara di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta di dapatkan perbedaan yang signifikan pada skor tingkat kecemasan proses menyusui primipara dan multipara dengan hasil significancy (ρ) sebesar 0,000 (ρ <0,05). SARAN Penelitian ini masih pada variabel yang terbatas sehingga masih perlu menindak lanjuti pada faktor-faktor atau variabel lain dengan sampel dalam jumlah besar dan ruang lingkup yang lebih luas sehingga dapat meningkatkan ketelitian hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA Anggraini, S.A. 2011. Gambaran tingkat kecemasan Dalam Proses Menyusui Antara Ibu Primipara dan Multipara di RSUD kota Surakarta. Program studi DIV kebidanan fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Handerson. C and Jones. K 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC KemenKes Kota Yogjakarta. (2011). Profil Kesehatan Kota Yogjakarta ( Data Tahun 2013). Yogjakarta. Dinkes Kota Yogjakarta. KemenKes Bantul. (2013). Profil Kesehatan Bantul (Data Tahun 2014). Yogjakarta. Dinkes Bantul. Nelvi, N. 2006. Psikologi Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta Nichol, N. 2006. Psikologi kesehatan. Jakarta: EGC. Pratiwi, dan Purnawati, J. 2010. Kendala pemberian ASI eksklusif.

SDKI, 2012. AKI dan AKB Indonesia www. Litbang Depkes.go.id. diaskes tanggal 08 maret 2015 Wulandari, Primatia Y. 2006. Efektivitas senam hamil sebagai pelayanan prenatal dalam menurunkan kecemasan menghadapi persalinan pertama. Fakultas psikologi universitas airlangga