KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Memorandum Program Sanitasi (MPS)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 05 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN BONE

katalog

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

menyusun Rencana Strategis (Renstra-SKPD), dan dalam pelaksanaannya akan dijabarkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KABUPATEN BONE.

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KATALOG BPS :

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bone Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Penentuan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

TUGAS AKHIR ANALISIS INDEKS JALAN DAN KARAKTERISTIK SPASIAL KABUPATEN BONE BERBASIS GIS MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 DI SUSUN OLEH :

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM

PROFIL SANITASI SAAT INI

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

KONDISI UMUM BANJARMASIN

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA

V. GAMBARAN UMUM. Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o sampai

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah


BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

KABUPATEN BONE bonekab.bps.go.id

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

BAB IV GAMBARAN UMUM

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. Wonogiri (Jawa Tengah) : Kabupaten Trenggalek (Jawa Timur)

Transkripsi:

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Geografis Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten di pesisir timur Propinsi Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 174 km dari Kota Makassar. Mempunyai garis pantai sepanjang 138 km dari arah selatan ke arah utara. Secara astronomis terletak dalam posisi 4 0 13-5 0 06 Lintang Selatan dan antara 119 0 42-120 0 40 Bujur Timur. Di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa, sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep dan Barru. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 6. Kabupaten Bone mempunyai luas wilayah 4.599 km 2, terdiri atas 27 kecamatan, dan terbagi dalam 333 desa dan 39 kelurahan, dengan jumlah dusun sebanyak 888 dan lingkungan sebanyak 121. Pembagian wilayah administrasi kabupaten Bone tahun 2006 dapat di lihat pada Tabel 6. Daerah Kabupaten Bone terletak pada ketinggian yang bervariasi mulai dari 0 meter (tepi pantai) hingga lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut. Ketinggian daerah digolongkan sebagai berikut (Lampiran 2): Ketinggian 0-25 meter seluas 81.925,2 Ha (16,54 %) Ketinggian 25-100 meter seluas 101.620 Ha (20,51 %) Ketinggian 100-250 meter seluas 202.237,2 Ha (40.82 %) Ketinggian 250-750 meter seluas 62.640,6 Ha (12,64 %) Ketinggian 750 meter keatas seluas 40.080 Ha (8,09 %) Ketinggian 1000 meter keatas seluas 6.900 Ha (1,39 %) Keadaan permukaan lahan bervariasi mulai dari landai, bergelombang hingga curam. Daerah landai dijumpai sepanjang pantai dan bagian Utara, sementara di bagian Barat dan Selatan umumnya bergelombang hingga curam, dengan rincian sebagai berikut (Gambar 7 dan Lampiran 3) : Kemiringan lereng 0-2 % : 164.602 Ha (40,46 %) Kemiringan lereng 2-8 % : 102.352 Ha (25,16 %) Kemiringan lereng 8-15 % : 45.623 Ha (11,21%) Kemiringan lereng 15-25 % : 34.562 Ha (8.50 %) Kemiringan lereng 25-40 % : 34.526 Ha (8.49 %) Kemiringan lereng > 40 % : 25.142 Ha (6.18 %)

Gambar 6. Peta lokasi penelitian

Gambar 7. Peta kelas lereng Kabupaten Bone

Tabel 6. Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Bone tahun 2006 No Kecamatan Ibukota Luas Daerah (km 2 ) Jumlah Desa/ Kelurahan 1 Bontocani Kahu 463,35 10 Desa, 1 Kel 2 Kahu Palattae 189,50 19 Desa, 1 Kel 3 Kajuara Bojo 124,13 17 Desa, 1 Kel 4 Salomekko Manera 84,91 17 Desa, 1 Kel 5 Tonra Bulu-bulu 200,32 11 Desa 6 Patimpeng Latobang 130,47 10 Desa 7 Libureng Camming 344,25 19 Desa, 1 Kel 8 Mare Kadai 263,50 17 Desa, 1 Kel 9 Sibulue Pattiro Bajo 155,80 19 Desa, 1 Kel 10 Cina Tanete Harapan 147,50 11 Desa, 1 Kel 11 Barebbo Apala 114,20 18 Desa 12 Ponre Lonrong 293,00 9 Desa 13 Lappariaja Matango 138,00 9 Desa 14 Lamuru Lalebbata 208,00 11 Desa, 1 Kel 15 Tellu limpoe Tujue 318,00 11 Desa 16 Bengo Bengo 164,00 9 Desa 17 Ulaweng Taccipi 161,67 14 Desa, 1 Kel 18 Palakka Passippo 115,32 15 Desa 19 Awangpone Componge 110,70 17 Desa, 1 Kel 20 Tellu Siattinge Tokaseng 159,30 15 Desa, 2 Kel 21 Amali Taretta 119,13 15 Desa 22 Ajangale Pompanua 139,00 14 Desa 23 Dua Beccoe Uloe 144,90 21 Desa, 1 Kel 24 Cenrana Ujung Tanah 143,60 15 Desa, 1 Kel 25 T. Riattang Barat Macanang 53,68 8 Kelurahan 26 Tanete Riattang Salekoe 23,79 8 Kelurahan 27 T. Riattang Timur Lonrae 48,88 8 Kelurahan Kabupaten Bone Watampone 4.559,00 333 Desa, 39 Kel Sumber : BPS Kabupaten Bone (2007) Kedalaman efektif tanah terbagi dalam empat kelas yaitu : 0-30 cm seluas 120.505 Ha (26,44 %) 30-60 cm seluas 120.830 Ha (26,50 %) 60-90 cm seluas 30.825 Ha (6,76 %) Lebih besar dari 90 cm seluas 183.740 Ha (40,30 %) Jenis tanah yang ada di Kabupaten Bone terdiri dari tanah Aluvial, Gleyhumus, Litosol, Regosol, Grumosol, Mediteran dan Renzina. Jenis tanah didominasi oleh tanah Mediteran seluas 67,6 % dari total wilayah, kemudian Renzina

9,59 % dan Litosol 9 %. Penyebaran jenis tanahnya dapat dijelaskan sebagai berikut : sepanjang Pantai Timur Teluk Bone ditemukan tanah Aluvial (Gambar 8). Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang. Kelembaban udara berkisar antara 95 % - 99 % dengan temperatur berkisar 26 0 C 43 0 C. Pada periode April-September, bertiup angin timur yang membawa hujan. Sebaliknya pada Bulan Oktober-Maret bertiup Angin Barat, saat dimana mengalami musim kemarau di Kabupaten Bone. Selain kedua wilayah yang terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga wilayah peralihan, yaitu: Kecamatan Bontocani dan Kecamatan Libureng yang sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian lagi mengikuti wilayah timur. Ratarata curah hujan tahunan diwilayah Bone bervariasi, yaitu: rata-rata <1.750 mm; 1750-2000 mm; 2000-2500 mm dan 2500-3000 mm. Pada wilayah Kabupaten Bone terdapat juga pegunungan dan perbukitan yang dari celah-celahnya terdapat aliran sungai. Di sekitarnya terdapat lembah yang cukup dalam. Kondisi sungai yang berair pada musim hujan kurang lebih 90 buah. Namun pada musim kemarau sebagian mengalami kekeringan, kecuali sungai yang cukup besar, seperti Sungai Walanae, Cenrana, Palakka, Jaling, Bulubulu, Salomekko, Tobunne dan Sungai Lekoballo. Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Bone Tahun 2005 sebanyak 694.311 jiwa, pada tahun 2006 naik menjadi 696.712 jiwa yang terdiri dari laki-laki 329.750 jiwa dan perempuan 366.962 jiwa. Jumlah penduduk terbesar terletak di Kecamatan Tanete Riattang sebanyak 43.232 jiwa, disusul Kecamatan Tellu Siattinge sebanyak 41.889 jiwa, kemudian Kecamatan Tanete Riattang Timur sebanyak 37.282 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Tonra sebanyak 11.484 jiwa, dan Kecamatan Tellu Limpoe sebanyak 12.953 jiwa, kemudian Kecamatan Ponre sebesar 12.965 jiwa. Sedangkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bone dalam kurun waktu 2002-2006 sebesar 1,4 % persen per tahun. Laju pertumbuhan penduduk terbesar di Kecamatan Cenrana sekitar 3,03 persen per tahun, kemudian disusul Kecamatan Tanete Riattang Barat sebesar 2,69 persen per tahun, dan

Gambar 8. Peta jenis tanah kabupaten Bone

kecamatan Lamuru sebesar 2,3 persen per tahun. Kepadatan penduduk Kabupaten Bone pada tahun 2006 rata-rata 153 jiwa/km2. Kepadatan Penduduk terbesar didominasi oleh Kecamatan Kota, yakni Kecamatan Tanete Riattang sekitar 1.817 jiwa/km2, disusul Kecamatan Tanete Riattang Timur sekitar 763 jiwa/km2, lalu Kecamatan Tanete Riattang Barat sekitar 691 jiwa/km2. Sedangkan kepadatan penduduk terkecil jatuh pada Kecamatan Bontocani sebesar 33 jiwa/km2, disusul Kecamatan Tellu Limpoe sebesar 41 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Ponre sebesar 44 jiwa/km2. Hal ini disebabkan oleh kondisi ketiga kecamatan tersebut yang merupakan daerah pegunungan di Kabupaten Bone. Jumlah dan rata-rata kepadatan penduduk di kabupaten Bone perdesa, kelurahan dan kepadatan penduduk per km 2 menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 7. Penggunaan Lahan Pemanfaatan lahan untuk kepentingan budidaya, non budidaya, dan kawasan strategis lainnya, untuk lima tahun terakhir ini belum mengalami perubahan luasan yang signifikan. Luasan pemanfaatan lahan di Kabupaten Bone dibagi dalam penggunaan lahan basah/persawahan dan lahan kering. Penggunaan lahan di Kabupaten Bone umumnya didominasi oleh penggunaan lahan untuk kawasan hutan seluas 113.518 ha (24,96 %), selanjutnya penggunaan lahan untuk kebun campuran seluas 88.808 Ha (19,53 %), selanjutnya penggunaan lahan untuk pemukiman/bangunan seluas 86.065 ha (19,53 %), selanjutnya penggunaan lahan untuk alang-alang/semak belukar seluas 71.298 ha (15,68%), kemudian penggunaan lahan untuk sawah seluas 41.068 ha (9,03 %). Pemanfaatan lahan untuk persawahan relatif lebih luas untuk kecamatan Lappariaja, Kahu, Ajangale, Libureng, Awangpone dan Barebbo dengan luasan rerata di atas 5.000 ha. Hal ini memberikan gambaran bahwa sektor pertanian padi di Kabupaten Bone merupakan kegiatan ekonomi yang cukup besar peranannya dalam pembangunan ekonomi daerah dan berdasarkan penggunaan lahan, kabupaten Bone masih memiliki kawasan yang berupa alang-alang/semak yang seluas 71.298 ha, sehingga dimungkinkan untuk pembukaan areal sawah, jika kriteria sifat fisik lahan alang-alang/semak tersebut, memenuhi syarat untuk dijadikan sawah. Rincian penggunaan lahan disajikan pada Tabel 8 dan Gambar 9.

Gambar 9. Peta penggunaan lahan Kabupaten Bone tahun 2003

Tabel 7. Rata-rata penduduk per desa/kelurahan dan kepadatan penduduk per Km 2 Menurut kecamatan di Kabupaten Bone Tahun 2006 Kecamatan Desa & Kel Rumah Tangga (KK) Jumlah Luas (Km 2 ) Pddk (jiwa) Pddk per Desa/Kel Rata-rata Kepadatan pddk (Km 2 ) Bontocani 11 3905 463.35 15.487 1.408 33 Kahu 20 8652 189.50 35.659 1.783 188 Kajuara 18 7395 124.13 31.825 1.768 256 Salomekko 8 3267 84.91 13.720 1.715 162 Tonra 11 2890 200.32 11.484 1.044 57 Patimpeng 10 3420 130.47 14.577 1.458 112 Libureng 20 7339 344.25 29.002 1.450 84 Mare 18 5336 263.50 23.225 1.290 88 Sibulue 20 7480 155.80 30.456 1.523 195 Cina 12 6159 147.50 24.888 2.074 169 Barebbo 18 6250 114.20 25.093 1.394 220 Ponre 9 3135 293.00 12.965 1.441 44 Lappariaja 9 5735 138.00 23.333 2.481 162 Lamuru 12 6509 208.00 25.008 2.084 120 Tellu 11 3210 318.00 12.953 1.178 41 limpoe Bengo 9 5881 164.00 25.919 2.880 158 Ulaweng 15 6756 161.67 25.964 1.731 161 Palakka 15 5547 115.32 21.346 1.423 185 Awangpone 18 6503 110.70 28.849 1.603 261 Tellu 17 9224 159.30 41.889 2.464 263 Siattinge Amali 15 5204 119.13 21.950 1.463 184 Ajangale 14 6975 139.00 28.717 2.051 207 Dua Beccoe 22 7898 144.90 31.119 1.415 215 Cenrana 16 6004 143.60 24.651 1.541 172 T. Riattang Barat 8 8570 53.68 37.119 4.640 691 Tanete Riattang 8 9860 23.79 43.232 5.404 1.817 T. Riattang Timur 8 7936 48.88 37.282 4.660 763 Kabupaten Bone 372 167040 4.559.00 696.712 1.873 153 Sumber : Kabupaten Bone dalam Angka 2007.

Tabel 8. Luas penggunaan lahan Kabupaten Bone tahun 2006 No Jenis penggunaan lahan Luas (Ha) Prosentase (%) 1 Persawahan 41.068 9.03 2 Pemukiman/Bangunan 86.065 18.93 3 Kebun campuran 88.808 19.53 4 Tegalan/Ladang 22.660 4.03 5 Alang-alang/semak belukar 71.298 15.68 6 Rawa-rawa 110 0,02 7 Empang/kolam 9.434 2,07 8 Hutan 113.518 24.96 Total 454.747 100.00 Sumber : Kabupaten Bone dalam Angka tahun 2007 Ketenagakerjaan Pada dasarnya penduduk dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni penduduk yang termasuk dalam kelompok angkatan kerja dan penduduk kelompok bukan angkatan kerja. Tenaga kerja adalah modal bagi gerak roda pembangunan. Jumlah dan komposisi ketenagakerjaaan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Penduduk Kelompok Angkatan Kerja adalah penduduk berumur 10 tahun keatas yang selama seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan, baik yang bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena suatu sebab seperti yang sedang menunggu panenan dan pegawai yang cuti. Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan/mengharap dapat pekerjaan juga termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Penduduk Kelompok Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk berumur 10 tahun keatas yang selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya dan tidak melakukan suatu kegiatan yang dapat dimasukkan dalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan. Pada tahun 2006 penduduk Kabupaten Bone yang berumur 10 tahun keatas sebanyak 560.526 jiwa, dan yang termasuk dalam kelompok angkatan kerja sebanyak 319.620 jiwa. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan salah satu ukuran yang sering digunakan untuk mengukur kegiatan ekonomi penduduk. TPAK merupakan perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah seluruh penduduk usia 10 tahun keatas. TPAK Kabupaten Bone pada tahun 2005 tercatat

47,19 persen. Angka ini hampir sama dibanding tahun 2004 yang hanya sebesar 47,04 persen. Tingkat Pengangguran Terbuka merupakan rasio antara pencari pekerjaan dan jumlah angkatan kerja. Dari seluruh angkatan kerja yang berjumlah 319.620 jiwa tercatat bahwa 55.974 jiwa dalam status pengangguran. Dari angka tersebut dapat dihitung tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Bone pada tahun 2005, yakni sebesar 6,99 persen. Sebagian besar angkatan kerja di Kabupaten Bone adalah lakilaki yang berjumlah 197.754 jiwa atau 61,87 persen dari total angkatan kerja. Dilihat dari lapangan usaha, sebagian besar penduduk Kabupaten Bone bekerja di sektor pertanian yang berjumlah 168.030 jiwa atau 63,73 persen dari jumlah penduduk yang bekerja. Sektor lain yang juga banyak menyerap tenaga kerja cukup besar adalah sektor perdagangan (13,60 persen) dan jasa-jasa (10,73). Pendapatan Regional Kondisi perekonomian suatu daerah/wilayah sangat tergantung pada potensi sumber daya alam yang dimiliki dan kemampuan daerah tersebut untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, berbagai kebijaksanaan, langkah dan upaya telah dilakukan oleh pemerintah, khususnya pemerintah daerah Kabupaten Bone. Semua kebijaksanaan dan upaya pembangunan yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2005 telah mencapai 3.327,716 milyar rupiah. Jika dibandingkan dengan nilai PDRB tahun 2004 sebesar 2.978,647 milyar rupiah maka terjadi kenaikan sebesar 11,72 persen. Salah satu manfaat hasil perhitungan PDRB yaitu dapat digunakan untuk melihat gambaran struktur perekonomian suatu daerah/wilayah. Struktur perekonomian kabupaten Bone masih didominasi oleh sektor pertanian. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan total PDRB tahun 2005 sebesar 56,17 persen, urutan kedua sektor jasa-jasa sebesar 11,19 persen disusul sektor industri pengolahan 8,97 persen dan sektor perdagangan, restoran dan hotel 8,54 persen dan sektor lainnya sebesar 15,13 persen.

Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah/wilayah adalah PDRB perkapita. PDRB perkapita penduduk kabupaten Bone dari tahun 2002 sampai 2005 telah berkembang sangat cepat. Pada tahun 2002 PDRB perkapita penduduk kabupaten Bone hanya mencapai Rp 3.800.803 dan pada tahun 2005 telah meningkat menjadi Rp 4.792.832. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 PDRB dan angka perkapita atas dasar harga berlaku kabupaten Bone Tahun 2002-2005 URAIAN 2002 2003 2004 2005 1. PDRB ADHP 2. PENYUSUTAN 3. PDRN ADHP 4. PAJAK TAK LANGSUNG 5. PDRN ADBF 6. PENDUDUK (JIWA) 2.491.568,69 239.974,11 2.251.594,58 89.522,15 2.162.072,43 655.538 2.755.785,97 271.171,98 2.484.613,99 99.015,48 2.385.598,50 685.590 2.978.646,53 300.153,30 2.678.493,23 107.022,87 2.571.470,36 688.807 3.327.715,77 324.153,30 3.027.582,47 112.214,57 2.915.347,90 694.311 ANGKA PER KAPITA 7. PDRB PER KAPITA (RP) 8. PDRN PER KAPITA (RP) 3.800.803 2.298.167 4.019.583 3.479.629 4.336.948 3.744.095 4.792.832 4.198.908 Sumber : BPS Kabupaten Bone Tahun 2007

Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah/wilayah adalah PDRB perkapita. PDRB perkapita penduduk kabupaten Bone dari tahun 2002 sampai 2005 telah berkembang sangat cepat. Pada tahun 2002 PDRB perkapita penduduk kabupaten Bone hanya mencapai Rp 3.800.803 dan pada tahun 2005 telah meningkat menjadi Rp 4.792.832. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 PDRB dan angka perkapita atas dasar harga berlaku kabupaten Bone Tahun 2002-2005 URAIAN 2002 2003 2004 2005 1. PDRB ADHP 2. PENYUSUTAN 3. PDRN ADHP 4. PAJAK TAK LANGSUNG 5. PDRN ADBF 6. PENDUDUK (JIWA) 2.491.568,69 239.974,11 2.251.594,58 89.522,15 2.162.072,43 655.538 2.755.785,97 271.171,98 2.484.613,99 99.015,48 2.385.598,50 685.590 2.978.646,53 300.153,30 2.678.493,23 107.022,87 2.571.470,36 688.807 3.327.715,77 324.153,30 3.027.582,47 112.214,57 2.915.347,90 694.311 ANGKA PER KAPITA 7. PDRB PER KAPITA (RP) 8. PDRN PER KAPITA (RP) 3.800.803 2.298.167 4.019.583 3.479.629 4.336.948 3.744.095 4.792.832 4.198.908 Sumber : BPS Kabupaten Bone Tahun 2007