BAB I PENDAHULUAN. setiap daerah begitu juga dengan karakter pelajar di sekolah (Ari, 2011: 2).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembelajaran siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

PENGELOLAAN LAYANAN PERPUSTAKAAN DALAM PENINGKATAN MINAT BACA SISWA DI SD NEGERI 1 NGOMBOL PURWOREJO

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang penting bagi bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Kriteria untuk mengetahui apakah kegiatan belajar mengajar itu berhasil atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

RENDAHNYA MINAT BACA SISWA MASA KINI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. penindasan bangsa lain, pada era global ini harus mempertahankan. identitas nasional dalam lingkungan yang kolaboratif.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap warga negara.

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan perguruan tinggi atau sekolah tinggi, akademi dan pendidikan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar seseorang salah satunya dipengaruhi oleh faktor

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. melalui membaca. Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena kemiskinan perdesaan bukan merupakan suatu gejala yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi berkembang semakin pesat. Manusia dituntut dengan segala

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan publik dibidang perpustakaan, diselenggarakan atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan perasaan yang jernih maka akan tercipta komunikasi yang jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sekompleks dunia pekerjaan yang kita temukan pada saat ini. Dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam meningkatkan harkat martabat suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar. ragam. Untuk memperoleh keterampilan berbahasa, mula-mula anak pada

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, baik ekonomi, Iptek, sosial, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia untuk membangun bangsa dan negara.

berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan senang terhadap aktivitas membaca, sehingga siswa mau melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru. menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan adalah suatu jenjang formal yang dilalui oleh seorang

Perlu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat dalam hal membaca.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kutipan Undang-Undang Dasar 1945 mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PROFIL NARAPIDANA BERDASARKAN HIERARKI KEBUTUHAN ABRAHAM MASLOW. Skripsi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu bangsa semakin banyak orang yang terdidik, namun

I. PENDAHULUAN. Dunia bisnis berkembang semakin pesat saat ini. Perkembangan yang pesat ini

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini peranan dan partisipasi usaha kecil dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ghina Afini Capriditi,2013

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karakter merupakan sifat khusus atau moral dari perorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bila berbicara mengenai penyimpangan dimasyarakat, perhatian seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan pengangguran yang tinggi, keterbelakangan dan ketidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional dapat dikatakan berhasil apabila

BAB I PENDAHULUAN. hasil survei yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkompeten. Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang. dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat dididik dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia kaya dengan keberagaman, yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB I PENDAHULUAN. penting yang memberikan kemungkinan hidup, perkembangan dan memperlancar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. Glenn Doman dalam bukunya How to Teach your Baby to Read yang dikutip oleh

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masyarakat di Indonesia memiliki karakter yang berbeda-beda di setiap daerah begitu juga dengan karakter pelajar di sekolah (Ari, 2011: 2). Dalam bidang budaya membaca seringkali media dalam mempublikasikan selalu di dominasi dengan pemberitaan yang menyatakan bahwa minat baca pelajar di Indonesia Rendah. Padahal secara fakta pasti ada (mungkin banyak) sekolah yang pelajarnya banyak yang suka membaca tapi hampir tidak pernah (sangat jarang) di publikasikan. Membaca merupakan kegiatan yang produktif untuk dilakukan, mengingat membaca begitu penting untuk dilaksanakan dalam kehidupan manusia banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan membaca dengan demikian mengingatkan akan pentingnya kegiatan membaca sebagai upaya yang sangat bermanfaat bila anak-anak sejakdini sudah diajari untuk membac, agar nantinya dapat terbiasa, namun perlu diingat orang tua dalaam melaksanakannya untuk tetap memperhatikan perkembangan dari anak, sehingga tidak terdapat unsur pemaksaan dalam penanamanya. Minat membaca pertama kali harus ditanamkan melalui pendidikan dan kebiasaan keluarga. Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan kata. Membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan (Sulthoni, 2008: 2). 1

2 Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan. Berdasar pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca. BPS tahun 2006 mempublikasikan, membaca bagi masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan sebagai sumber untuk mendapatkan informasi. Masyarakat lebih memilih menonton televisi (85,9%) dan mendengarkan radio (40,3%) dari pada membaca (23,5%). Artinya, membaca untuk mendapatkan informasi baru dilakukan oleh 23,5% dari total penduduk Indonesia. Masyarakat lebih suka mendapatkan informasi dari televisi dan radio dari pada membaca. Dengan data ini terbukti bahwa membaca belum menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Membaca belum menjadi proritas untuk mendapatkan ilmu dan informasi yang baru. Membaca masih menjadi kebutuhan pelengkap dan tidak dijadikan sebagai sebuah tradisi dalam kehidupan (Hentasmaka, 2001: 1). Rendahnya minat baca dikalangan siswa dan masyarakat Indonesia pada umumnya berpengaruh buruk terhadap kualitas pendidikan. Wajar, sudah lebih setengah abad bangsa Indonesia merdeka, permasalahan kualitas pendidikan masih berada dalam potret yang buram. Kualitas pendidikan bangsa Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangganya.

3 Kualitas pendidikan yang rendah ini berimplikasi pada rendahnya kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola masa depan dan lambatnya kemiskinan teratasi. Rendahnya kemampuan sumberdaya manusia itu, dapat dilihat dari minimnya bangsa Indonesia melahirkan pelaku-pelaku ekonomi yang berdaya saing. Foreign Direct Investment (FDI) Indonesia berada diurutan 138 dari 140 negara (Hentasmaka, 2001: 1). Menurut Ciputra sampai hari ini bangsa Indonesia hanya baru mempunyai 0,18% pengusaha dari jumlah penduduk sedangkan syarat untuk menjadi negara maju minimal 2% dari jumlah penduduk harus ada pengusaha. Saat sekarang Singapura sudah mempunyai 5% dan Amerika Serikat 7% dari jumlah penduduk. Berdasarkan kondisi Indonesia sekarang ini maka Indonesia membutuhkan minimal 400 ribu pengusaha. Pendidikan yang berkualitas sangat berperanan dalam melahirkan pengusaha-pengusaha tersebut. Rendahnya kualitas sumber daya manusia, secara langsung atau tidak langsung ikut memperpanjang angka kemiskinan di Indonesia. Menurut data BPS tahun 2007 di Indonesia orang miskin berjumlah 37,17 juta orang atau 16,58%. Namun, mengikuti standar yang ditetapkan oleh Bank Dunia, maka jumlah orang miskin di Indonesia hampir 50% dari jumlah penduduk. Tidak kalah pentingnya, rendahnya sumber daya manusia terlihat dari angka pengangguran yang dikandung oleh negara ini. Minat membaca perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak anak tetapi hal ini semua tidak dapat terlepas dari peran orang tua dalam menumbuhkan minat baca anak. Pentingnya pedidikan keluarga merupakan konsekuwensi

4 rasa tanggung jawab orang tua terhadap anaknya, didalam keluarga anak mulai mengenal hidupnya hal ini perlu disadari bahwa anak dilahirkan dalam lingkungan keluarga tumbuh dan berkembangnya hingga anak melepaskan diri dari keluarga oleh karena itu begitu besarnya pengaruh orang tua terhadap anaknya maka dalam hal ini merangsang minat baca anak-anak sebagai upaya untuk melatih membaca sejak dini. Bicara terkait dengan budaya baca tidak lepas dengan adanya peran penting sebuah perpustakaan terlebih di lingkungan sekolah. Sebuah perpustakaan harus memberikan pelayanan dan manajemen yang baik dalam memberikan kebutuhan referensi siswa di sekolah. Jika perpustakaan adalah sebuah produk maka dia harus menjamin kwalitasnya dengan baik dan disukai oleh konsumen dalam hal ini oleh pelajar. Pustakawan juga harus cerdas dalam menganalisa koleksi buku apa yang di inginkan dan disuka oleh pelajar jika perlu dilakukan penelitian atau request. Keberadaan perpustakaan sekolah sangatlah vital dalam pembentukan budaya positif sejak dini. Selain sebagai pusat informasi, perpustakaan sekolah dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya baca. Hal tersebut diperoleh melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para siswa (Sulaiman, 2007). Perpustakaan sekolah sebagai media dalam membangun budaya baca siswa belum sepenuhnya berjalan efektif. Kurangnya jam baca di perpustakaan sekolah yang disediakan oleh sekolah untuk siswa

5 (Khoerunnisa: 2009: 4). Dukungan guru pun dalam membangun budaya baca kurang maksimal, misalnya dalam pemberian tugas dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah. Hal tersebut berefek pada siswa menjadi tidak proaktif untuk menggunakan perpustakaan sekolah sebagai sarana membaca. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sumber belajar diakui keberadaannya sebagai jantung sekolah (the heart of schools). Namun demikian, terutama di kebanyakan Sekolah Dasar (SD), setidak-tidaknya masih ada dua kondisi yang perlu mendapatkan perhatian serius. Pertama, ada sebagian SD yang tidak memiliki perpustakaan, dalam arti kalau pun memiliki beberapa koleksi buku kepustakaan, buku tersebut tidak ditata sebagaimana seharusnya dalam suatu institusi yang disebut perpustakaan. Kedua, di sebagian besar SD, jika memiliki perpustakaan, kondisi penyelenggaraan dan pengelolaannya jauh dari memadai sebagai suatu perpustakaan. Kondisi pertama terutama disebabkan oleh ketiadaan ruang khusus yang bisa dipergunakan untuk perpustakaan. Masalah ini diperbesar pula oleh ketiadaan sumber daya dan dana. Kondisi kedua lebih disebabkan oleh ketiadaan sumber daya manusia yang memahami tatacara (sistem) pengelolaan perpustakaan dan mampu mengelolanya sebagaimana mestinya. Ketiadaan sumber daya ini disebabkan SD pada umumnya tidak memiliki petugas khusus yang bertanggung jawab mengelola perpustakaan secara penuh, atau yang setidak-tidaknya memiliki banyak waktu untuknya. Penyelenggaraan perpustakaan kerap kali disampirkan sebagai tugas

6 tambahan kepada seseorang guru atau beberapa guru tertentu. Akibatnya, di satu sisi jika bisa terselenggarakan akan tidak maksimal (efektif), di sisi lain kegiatan-kegiatan penting berupa pengolahan koleksi sering kali terabaikan karena tak mampu ditangani. Permasalahan di atas menuntut sebuah solusi yang dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan budaya baca bagi siswa khususnya di lingkungan sekolah. Keterlibatan siswa untuk aktif menggunakan perpustakaan sekolah melalui dukungan guru merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan. Olehnya itu penulis bermaksud untuk mengangkat sebuah kajian terhadap Pustakawan Cilik sebagai sebuah program di sekolah yang diharapkan dapat meningkatkan minat baca siswa. Demikian halnya dengan yang dilakukan oleh pengelolaan layanan perpustakaan di SD Negeri 1 Ngombol Puworejo. Untuk meningkatkan minat baca, pengelolaan layanan perpustakaan mulai melakukan perbaikan dalam pemberian layanan. Mulai dari penataan tata ruang perpustakaan, peningkatan layanan referensi, sampai dengan layanan sirkulasi. Dengan adanya berbagai perbaikan dalam pengelolaan layanan diharapkan siswa lebih termotivasi untuk datang dan membaca di perpustakaan. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian, fokus penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan layanan perpustakaan terhadap peningkatan minat

7 baca siswa di SD Negeri 1 Ngombol Purworejo?. Fokus terdiri dari tiga subfokus. 1. Bagaimana strategi dalam meningkatkan minat baca siswa di SD Negeri 1 Ngombol Purworejo? 2. Bagaimana karakteristik layanan tata ruang perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa di SD Negeri 1 Ngombol Purworejo? 3. Bagaimana karakteristik layanan referensi perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa di SD Negeri 1 Ngombol Purworejo? 4. Bagaimana karakteristik layanan sirkulasi perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa di SD Negeri 1 Ngombol Purworejo? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian, ada tiga tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu: 1. Mendeskripsikan strategi dalam meningkatkan minat baca siswa di SD Negeri 1 Ngombol Purworejo. 2. Mendeskripsikan karakteristik layanan tata ruang perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa di SD Negeri 1 Ngombol Purworejo. 3. Mendeskripsikan karakteristik layanan referensi perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa di SD Negeri 1 Ngombol Purworejo. 4. Mendeskripsikan karakteristik layanan sirkulasi perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa di SD Negeri 1 Ngombol Purworejo.

8 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dalam ilmu manajemen pendidikan, khususnya manjemen perpustakaan sekolah. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi kepala sekolah, bahwa temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengelola perpustakaan yang sesuai dengan karakter dan pengguna perpustakaan sekolah. Disamping itu, penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi atas kelebihan dan kekurangan pengelolaan perpustakaan yang selama ini dilakukan. b. Bagi pengelola atau pustakawan, bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi kinerjanya, sehingga di harapkan pustakawan mampu melakukan langkah-langkah konkrit dalam melaksanakan pekerjaannya dalam pelayanan perpustakaan yang prima. c. Bagi warga sekolah, sebagai masukan agar dapat memanfaatkan perpustakaan dengan baik guna mandukung kegiatan belajar di sekolah. E. Daftar Istilah 1. Perpustakaan sekolah adalah sebagai pusat belajar dan sumber informasi bagi warga sekolah.

9 2. Layanan merupakan semua kegiatan yang ditujukan untuk menyiapkan segala sarana (fisik dan non fisik) untuk mempermudah perolehan informasi atau bahan pustaka yang dibutuhkan siswa sebagai pengguna perpustakaan. 3. Layanan sirkulasi adalah layanan kepala pengguna yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan koleksi. 4. Layanan referensi adalah suatu kegiatan layanan yang berupa pemberian bantuan kepada pengguna perpustakaan agar dapat menemukan informasi yang diutuhkan.

10