PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENINGKATAN MINAT PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI 06 KETAPANG

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOOPERATIF DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SD

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SEKOLAH DASAR 17 KETAPANG ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS IV SEKOLAH DASAR 05 KETAPANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENDEKATAN TEMATIK DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS I SD 3 SIANTAN

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN KETERAMPILAN PROSES PADA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH PANJAITAN F

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh Saryana PENDAHULUAN

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENDEKATAN TEMATIK ARTIKEL. Oleh SYARIFAH PAUJIAH F

PENINGKATAN KETERLIBATAN SISWA SECARA AKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERBANTUAN POWERPOINT DI SDS KANISIUS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh :

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS I OLEH : SITI RUQAYAH NIM : F

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS IV SDN 01 MHU KETAPANG ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ROSIDAH NIM.

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK MURID KELAS V SDN 14 BADAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SD

Muhammad Abdul Kadir Jaelani, Syifa ul Gummah, Samsun Hidayat. Pendidikan Fisika ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

Economic Education Analysis Journal

PENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS III SD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh SISKA DAMAYANTI NIM F

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE DISKUSI DI KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MEDIA LUAS DAERAH ARSIRAN KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN. Oleh:

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SEKOLAH DASAR NEGERI 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

PEMANFAATAN MEDIA LINGKUNGAN SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS V

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI DIKELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN PERKALIAN MENGGUNAKAN MEDIA KOTAKMATIKA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISLAH NIM F

Sumarni Elda SD Negeri 024 Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU JURNAL. Oleh FENTI MIFTAHUL JANNAH ASMAUL KHAIR RAPANI

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK KELAS IV SD NEGERI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PELAJARAN IPS ARTIKEL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

Transkripsi:

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I ARTIKEL PENELITIAN OLEH : DAHLIANA NIM F34211747 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014 1

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I Dahliana, Tahmid Sabri, Abdussamad PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email : sdn03.mhs@gmail.com Abstrak : Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan Ketapang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Bentuk penelitiannya adalah survey studies. Jenis penelitiannya tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah pendidik dan peserta didik yang berjumlah 20 orang. Aktivitas fisik peserta didik pada penelitian awal rata-rata 32,50% meningkat pada siklus 3 dengan rata-rata sebesar 88,75% meningkat sebesar 56,25% dengan kategori cukup tinggi. Aktivitas mental peserta didik pada penelitian awal rata-rata 25,00%, meningkat pada siklus 3 dengan rata-rata sebesar 76,25% meningkat sebesar 51,25% dengan kategori cukup tinggi. Aktivitas emosional peserta didik pada penelitian awal rata-rata 32,50%, meningkat pada siklus 3 dengan rata-rata sebesar 92,50% meningkat sebesar 60,00% dengan kategori cukup tinggi. Dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat meningkatkan aktivitas peserta didik pada pembelajaran tematik terpadu kelas V SDN 03 Matan Hilir Selatan Ketapang. Kata kunci : Peningkatan aktivitas, tematik terpadu, saintifik. Abstract : The purpose of this study to describe the increase in the activity of learners in an integrated thematic learning by using the scientific approach in class I Matan 03 State Primary School South Lower Ketapang. The method used in this research is descriptive method of research is a survey studies Form. Type class action research. Subjects in this study were educators and learners who totaled 20 people. Physical activity of students at the beginning of the study the average 32.50% increase in cycle 3 with an average of 88.75% increase of 56.25% with a fairly high category. Mental activity of students at the beginning of the study the average 25.00%, increase in cycle 3 with an average of 76.25% increase of 51.25% with a fairly high category. Emotional activity learners at the beginning of the study average of 32.50%, increase in cycle 3 with an average of 92.50% increase of 60.00% with a fairly high category. By using a scientific approach can increase the activity of students in class integrated thematic learning SDN 03 Matan Hilir Selatan Ketapang. Keywords : Increased activity, integrated thematic, scientific. 2

P embelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar (SD) adalah bagian dari sistem pendidikan nasional. Menurut kurikulum 2013 pembelajaran tematik terpadu bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi tematik terpadu dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan. Hal ini mengisyaratkan bahwa pelajaran tematik terpadu pada dasarnya mengharapkan agar dalam prakteknya, peserta didik mendapatkan pengalaman belajar secara langsung sehingga dapat memanipulasi pembelajaran untuk digunakan dalam permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, karena memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bersentuhan dengan obyek yang sedang dipelajari seluas mungkin, karena dengan demikian proses konstruksi pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. Aktivitas Belajar diperlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Berdasarkan refleksi peneliti selaku guru di SDN 03 Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang, pembelajaran tematik terpadu yang diberikan masih menggunakan pembelajaran yang bersifat abstrak. Peneliti hanya memberikan pembelajaran yang sifatnya hapalan, setelah itu latihan soal sehingga aktivitas peserta didik masih dirasakan kurang maksimal. Peneliti hanya bertindak sebagai pemain tunggal dalam pembelajaran atau dengan kata lain hanya sebagai penceramah dibandingkan sebagai fasilitator. Selain itu, peneliti hanya memberikan pembelajaran yang sifatnya hanya menghapal rumus dimana cara tersebut bertentangan dengan tujuan pembelajaran tematik terpadu. Dari aktivitas pembelajaran yang kurang maksimal, mengakibatkan peserta didik hanya ingat sesaat dalam pembelajaran. Maksudnya adalah peserta didik hanya ingat pada saat belajar saja, jika sudah selesai pembelajaran peserta didik sudah kehilangan pengetahuan yang sudah dipelajarinya. Dari aktivitas yang kurang bermakna, hasil belajar yang didapat dari evaluasi pada pertemuan berikutnya atau test jadwal tes formatif berikutnya menjadi kurang memuaskan. Dalam aktivitas pembelajaran, sebagian besar peserta didik cenderung pasif dalam arti kata pembelajaran kurang bersemangat, lebih banyak menulis rumus dan hanya mengotak-atik angka-angka yang abstrak. Pertanyaan yang disampaikan peserta didik hanya seputar rumus tematik terpadu sehingga aktivitas fisik, mental dan emotional peserta didik tidak terlibat langsung pada pembelajaran atau tidak terlibat dalam pengalaman pembelajaran yang bersifat kongkrit. Pada akhirnya kebermaknaan pembelajaran tematik terpadu menjadi kurang maksimal. Berdasarkan hasil refleksi kinerja sebagai guru, mempertimbangkan aktivitas fisik, mental dan emosional peserta didik yang kurang maksimal, maka permasalahan ini peneliti anggap mendesak dan harus dicarikan jalan keluarnya. Maka, penting bagi peneliti untuk mengadakan perbaikan-perbaikan pembelajaran tematik terpadu. Oleh karena itu, peneliti mengadakan penelitian untuk peningkatan aktivitas peserta didik kelas I. 3

Berdasarkan dari uraian tersebut, maka judul penelitian ini adalah Peningkatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu menggunakan pendekatan saintifik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan Ketapang dengan harapan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dapat ditingkatkan baik itu berupa aktivitas fisik, mental dan aktivitas emosional khususnya bagi peserta didik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan Ketapang. Hakikatnya aktivitas belajar adalah daya hidup yang diarahkan dalam suatu proses baik itu latihan atau pengalaman untuk mencapai perubahan tingkah laku. dan diperlukan dorongan dari penulis sebagai pendidik dalam pembelajaran baik. Jenis-jenis aktivitas belajar memberikan gambaran kepada penulis, bahwa peserta didik dapat dikondisikan atau diubah tingkah lakunya berdasarkan jenis aktivitis pembelajaran. Aktivitas belajar menurut Diendrich dalam Sardiman (2012: 101) dikelompokan ke dalam beberapa kegiatan, yaitu sebagai berikut. a) Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan peserta didik lain. b) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. c) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. d) Writing activities, seperti misalnya: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. e) Drawing activities, misalnya:menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f) Motor activities, termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak. g) Mental activities, sebagai contohnya misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. h) Emotional activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan peserta didik selama proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap daya ingat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan. Menurut Vernon Magnesen (dalam Anni : 2004 : 85), ingatan yang diperoleh dari belajar melalui membaca sebesar 20%, mendengar sebesar 30%, melihat sebesar 40%, mengucapkan sebesar 50%, melakukan sebesar 60%, dan gabungan dari melihat, mengucapkan, mendengar, dan melakukan sebesar 90%. Pendekatan saintifik (scientific) disebut juga sebagai pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Penggunaan Pendekatan saintifik dalam pembelajaran harus dipandu dengan kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi 4

pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan pengimplementasian pembelajaran tematik terpadu di SD (sekolah dasar) bila kita tinjau dari aspek peserta didik dan pendidik, yaitu: a) Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu. b) Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai Kompetensi dasar antar mata pelajaran yang dipelajari peserta didik berada dalam tema yang sama. c) Pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan. d) Kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik. e) Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas. f) Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain. g) Pendidik dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan dapat dipersiapkaan sekaligus. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan. h) Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir. i) Pembelajaran menjadi utuh sehingga peserta didik akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. j) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka dapat diharapkan penguasaan konsep oleh peserta didik akan semakin baik dan meningkat. Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Kurikulum 2013 mengisyaratkan agar peserta didik dapat memahami konsep konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep yang sudah dan akan mereka terima. Menurut Suaidinmath.wordpress.com/2014 pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun dalam antar mata pelajaran. pembelajaran tematik terpadu pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi-kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang 5

dapat diukur dan diamati. Penilaian proses dan hasil belajar itu saling berkaitan satu dengan lainnya, hasil belajar merupakan akibat dari suatu proses belajar. Sebelum mengetahui tujuan pembelajaran tematik terpadu, maka kita pelajari dulu tentang tujuan pemberian tema yang diantaranya adalah: 1. Menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh. 2. Memperkaya perbendaharaan kata anak 3. Pemilihan tema dalam kegiatan pembelajaran hendaknya dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak,sederhana, serta menarik minat anak. 4. Mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas. 5. Memudahkan anak untuk memusatkan perhatian pada satu tema. 6. Anak dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai bidang pengembangan. 7. Pemahaman terhadap materi lebih mendalam dan berkesan. 8. Belajar terasa bermanfaat dan bermakna. 9. Anak lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata. 10. Dapat menghemat waktu karena bidang pengembangan disajikan terpadu. Setelah kita mengetahui tujuan pemberian tema, maka kita dapat mengetahui / memahami tentang tujuan pembelajaran tematik terpadu. Tujuan pembelajaran tematik terpadu ialah : 1. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna. 2. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfatkan informasi. 3. Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan. 4. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain METODE Hasil penelitian ini beorientasi pada pemberian gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya baik dari segi kemampuan pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tema kegemaranku melalui pembelajaran tematik terpadu. Oleh sebab itu, berdasarkan masalah dan ruang lingkupnya metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Bentuk penelitian yang tepat menurut Hadari Nawawi, (2001:64), : Bentukbentuk pokok metode deskriptif ada tiga, yaitu (1) survei (survey studies), (2) studi hubungan (interrelationship studies), dan (3) studi perkembangan (developmental studies). Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, maka bentuk penelitian yang sesuai dengan penelitian ini adalah bentuk survei (survey studies). Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Selanjutnya Suharsimi (2008:3) menyatakan penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah tindakan yang dilakukan secara bersama melihat kondisi kelas untuk mencapai suatu tujuan yang lebih baik. Sifat dalam penelitian ini adalah bersifat kualitatif. Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas I SDN 03 Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang, berjumlah 20 peserta didik terdiri dari 9 peserta didik laki-laki dan 11 peserta didik perempuan. 6

Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung dan pengukuran. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi yakni pencatatan data yang dilakukan oleh peneliti terhadap jenis gejala yang akan diamati. Lembar observasi dalam penelitian ini meliputi lembar observasi mengenai keterampilan membaca peserta didik dan lembar observasi pendidik dalam melaksanakan pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Untuk mengoptimalkan kondisi sosio emosional di kelas maka diperlukan adanya pengelolaan kelas yang dinamis. Begitupun dalam pembelajaran tematik, untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik hendaknya memperhatikan kondisi sosio emosional di kelas, karena emosi positif dapat merangsang keluarnya kemauan belajar yang merupakan syarat penting untuk merangsang bekerjanya syaraf otak, sehingga otak dapat bekerja lebih efisien dan efektif, sehingga dalam kondisi ini peserta didik dapat mengoptimalkan seluruh kemampuannya untuk berpikir kritis, fokus pada pembelajaran, melakukan eksperimen, bertanya atau menjawab pertanyaan, bekerjasama dan lain-lain. Sebaliknya keadaan stress dan rasa takut yaitu perasaan yang sering muncul apabila proses belajar hanya melibatkan aspek otak kiri saja, dapat menghambat proses berpikir dan mengingat. Perlu disadari bahwa ketika proses pembelajaran berlangsung, seluruh aspek kejiwaan peserta didik dan pendidik terlibat. Observasi dilakukan oleh kolaborator dengan memperhatikan setiap aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu. Kolaborator mengobservasi dari aspek data tentang aktivitas pendidik dalam perencanaan dan pelaksanaan, aktivitas belajar peserta didik yang terdiri dari aspek peserta didik yang aktif secara fisik, peserta didik yang aktif secara mental, dan peserta didik yang aktif secara emosional terlibat kejiwaan dan perasaan untuk aktif dalam proses pembelajaran. Semua aspek tersebut terdapat dalam indikator kinerja. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan tentang aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan kabupaten Ketapang ialah sebagai berikut. Dari hasil penelitian awal aktivitas belajar peserta didik masih tergolong rendah hal ini dapat dilihat dari rata-rata tiap aspek seperti aktivitas fisik rata-rata 32,50% kategori rendah, aktivitas mental 25,00% kategori rendah dan aktivitas emosional 32,50% dengan kategori rendah. Berdasarkan hasil penelitian awal melalui observasi, gambaran pembelajaran tematik terpadu pada tema kegemaranku di Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan adalah sebagai berikut :1. Pendidik kurang fokus ketika menjelaskan materi pelajaran. 2. Kurang ramah dalam pembelajaran. 3. Kurang menghargai jawaban peserta didik. 4. Pendidik kurang sigap ketika kelas merespon negatif terhadap peserta didik yang salah menjawab pertanyaan, dan ketika peserta didik kurang memperhatikan penjelasan ataupun tugas dari pendidik. 7

Sedangkan permasalahan yang ditemui pada diri peserta didik yaitu : 1. Peserta didik tampak kurang nyaman dalam pembelajaran, hal ini tampak dari : a) Peserta didik ragu-ragu untuk bertanya atau menjawab pertanyaan pendidik b) Tidak berani tampil di depan kelas, ketika pendidik meminta mempersentasikan hasil diskusi kelompok. c) Berwajah murung, posisi duduk kaku dan suasana kelas ribut. d) Kurang antusias saat merespon tindakan pendidik e) Menunjukan sikap jenuh saat pembelajaran yang ditunjukan dengan mengobrol dan menguap. Dari uraian diatas terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik pada penelitian awal masih tergolong rendah dengan rata-rata 30,00 kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik banyak yang belum tampak. Berdasarkan pengamatan siklus 1 yang dilakukan tentang aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan kabupaten Ketapang ialah sebagai berikut. Hasil observasi siklus 1 tentang pembuatan RPP dapat dilihat dilihat hasil skor total 20 dengan rata-rata 2,22 dan prosentase sebesar 55,55% kategori cukup tinggi. Dari hasil observasi tentang pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dapat dilihat hasil skor total 28 dengan rata-rata 2,33 dan prosentase sebesar 58,33% kategori cukup tinggi Dari hasil penelitian siklus 1 aktivitas belajar peserta didik mulai menunjukkan peningkatan hal ini dapat dilihat dari rata-rata tiap aspek seperti aktivitas fisik rata-rata 55,00% kategori cukup tinggi, aktivitas mental 42,50% kategori cukup tinggi dan aktivitas emosional 62,50% dengan kategori tinggi. Pendidik bersama kolaborator mengevaluasi hasil observasi selama pembelajaran awal. Maka didapatlah kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan siklus 1 sebagai berikut : 1) Kelebihan : a) Pendidik cukup baik dalam merencanakan pembelajaran. b) Media cukup baik untuk digunakan dalam menyampaikan informasi pengelompokkan gambar. 2) Kekurangan : a) Aktivitas pendidik masih belum tampak dalam pelaksanaan pembelajaran. b) Pendidik masih belum merangsang dan memberikan bimbingan kepada peserta didik secara aktif. c) Peserta didik masih banyak yang belum bersemangat dalam memperhatikan penjelasan pendidik. d) Peserta didik masih belum terampil. e) Peserta didik masih belum berani dalam menanggapi pertanyaan yang diberikan pendidik. Berdasarkan pengamatan siklus 2 yang dilakukan tentang aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan kabupaten Ketapang ialah sebagai berikut. Dari hasil observasi tentang pembuatan RPP dapat dilihat hasil skor total 30 dengan rata-rata 3,33 dan prosentase sebesar 83,33% kategori sangat tinggi. Dari hasil observasi tentang pelaksanaan pembelajaran siklus 2 dapat dilihat hasil skor total 39 dengan rata-rata 3,25 dan prosentase sebesar 81,25% kategori sangat tinggi. Dari hasil penelitian siklus 2 aktivitas belajar peserta didik mulai menunjukkan peningkatan yang cukup baik hal ini dapat dilihat dari rata-rata tiap aspek seperti 8

aktivitas fisik rata-rata 73,75% kategori tinggi, aktivitas mental 63,75% kategori tinggi dan aktivitas emosional 77,50% dengan kategori tinggi. Dari hasi observasi tersebut diatas dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut. 1) Terjadi peningkatan aktivitas peserta didik sebesar 18,35 bila dibandingkan pada tindakan 1. 2) Telah tercapai ketuntasan belajar secara klasikal. 3) Media yang digunakan pendidik pada saat pelaksanaan pembelajaran sudah cukup baik untuk digunakan dalam menyampaikan informasi pembelajaran. 4) Aktivitas pendidik sudah tampak dalam pelaksanaan pembelajaran. 5) Pendidik sudah mampu merangsang dan memberikan bimbingan kepada peserta didik secara aktif. 6) Peserta bersemangat dalam memperhatikan penjelasan pendidik. Berdasarkan pengamatan siklus 3 yang dilakukan tentang aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan kabupaten Ketapang ialah sebagai berikut. Dari hasil observasi tentang pembuatan RPP dapat dilihat hasil skor total 31 dengan rata-rata 3,44 dan prosentase sebesar 86,10% kategori sangat tinggi. Dari hasil observasi tentang pelaksanaan pembelajaran siklus 3 dapat dilihat hasil skor total 42 dengan rata-rata 3,50 dan prosentase sebesar 87,50% kategori sangat tinggi. Dari hasil penelitian siklus 3 aktivitas belajar peserta didik menunjukkan peningkatan yang sangat baik hal ini dapat dilihat dari rata-rata tiap aspek seperti aktivitas fisik rata-rata 88,75% kategori sangat tinggi, aktivitas mental 76,25% kategori tinggi dan aktivitas emosional 92,50% dengan kategori sangat tinggi. Dari observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut. 1) Media yang digunakan pendidik pada saat pelaksanaan pembelajaran sudah sangat baik untuk digunakan dalam menyampaikan informasi pembelajaran. 2) Aktivitas pendidik sudah tampak dalam pelaksanaan pembelajaran. 3) Pendidik sudah mampu merangsang dan memberikan bimbingan kepada peserta didik secara aktif. 5) Peserta bersemangat dalam memperhatikan penjelasan pendidik. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 3 diputuskan untuk tidak mengadakan tindakan lanjutan atau siklus selanjutnay karena pendidik merasa ketuntasan belajar peserta didik sudah sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian bahwa penerapan pembelajaran melalui pendekatan saintifik dapat meningkatkan aktivitas peserta didik. Hal ini dapat dilihat pada hasil observasi dalam setiap siklus tindakan yang selalu meningkat. Hasil perbandingan observasi peningkatan perencanaan, pelaksanaan dan aktivitas peserta didik dengan menerapakan pendekatan saintifik pada penelitian awal, siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 dapat disajikan dalam tabel berikut ini: 9

Tabel 1. Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran No Komponen Rencana Pelaksanaan Skor Pembelajaran Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 1 Rumusan Kompetensi dan Indikatornya 2,33 3,33 3,33 2 Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar 2,00 3,50 4,00 3 Pembelajaran dengan Pendekatan Scientifik 2,50 3,50 3,50 4 Penilaian hasil belajar 2,00 3,00 3,00 Rata-Rata 2,22 3,33 3,44 Prosentase 55,55% 83,33% 86,10% Berdasarkan tabel tersebut bahwa perencanaan pembelajaran tematik terpadu Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan Ketapang pada penelitian siklus 1 diperoleh prosentase 55,55% dengan kategori cukup tinggi kemudian pada siklus 2 meningkat sebesar 83,33% dengan kategori sangat tinggi dan pada siklus 3 sebesar 86,10% dengan kategori sangat tinggi. Tabel 2. Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran No Aspek yang Diamati Skor Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 I Persiapan Pembelajaran 2,33 3,33 3,67 II Keterampilan Penggunaan Pendekatan 2,33 3,17 3,50 Scientifik III Melakukan Evaluasi 2,33 3,33 3,33 Rata-rata 2,33 3,25 3,50 Persentase 58,33% 81,25% 87,50% Berdasarkan tabel tersebut bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan Ketapang pada penelitian siklus 1 diperoleh persentase 58,33% dengan kategori cukup tinggi kemudian pada siklus 2 meningkat sebesar 81,25% dengan kategori sangat tinggi dan pada siklus 3 sebesar 87,50% dengan kategori sangat tinggi. Tabel 3. Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Rekapitulasi No Aspek Yang Diamati Baseline Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 % % % % A Aktivitas Fisik 32,50% 55,00% 73,75% 88,75% B Aktivitas Mental 25,00% 42,50% 63,75% 76,25% C Aktivitas Emosional 32,50% 62,50% 77,50% 92,50% Total A + B + C / 3 30,00% 53,33% 71,68% 85,83% 10

Peningkatan aktivitas peserta didik berdasarkan hasil penelitian tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Aktivitas Fisik : a. Aktivitas fisik peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari baseline 32,50% ke siklus 1 sebesar 55,00% meningkat sebesar 22,50% dengan kategori rendah. b. Aktivitas fisik peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari baseline 32,50% ke siklus 2 sebesar 73,75% meningkat sebesar 41,25% dengan kategori cukup tinggi. c. Aktivitas fisik peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari baseline 32,50% ke siklus 3 sebesar 88,75% meningkat sebesar 56,25% dengan kategori cukup tinggi. 2. Aktivitas Mental : a. Aktivitas mental peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari baseline 25,00% ke siklus 1 sebesar 42,50% meningkat sebesar 17,50% dengan kategori sangat rendah. b. Aktivitas mental peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari baseline 25,00% ke siklus 2 sebesar 63,75% meningkat sebesar 38,75% dengan kategori rendah. b. Aktivitas mental peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari baseline 25,00% ke siklus 3 sebesar 76,25% meningkat sebesar 51,25% dengan kategori cukup tinggi. 3. Aktivitas Emosional : a. Aktivitas emosional peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari baseline 32,50% ke siklus 1 sebesar 62,50% meningkat sebesar 30,00% dengan kategori rendah. b. Aktivitas emosional peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari baseline 32,50% ke siklus 2 sebesar 77,50% meningkat sebesar 45,00% dengan kategori cukup tinggi. c. Aktivitas emosional peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari baseline 32,50% ke siklus 3 sebesar 92,50% meningkat sebesar 60,00% dengan kategori cukup tinggi. Rata-rata peningkatan aktivitas pembelajaran tematik terpadu menggunakan pendekatan saintifik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang diuraikan sebagai berikut : 1. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari baseline 30,00% ke siklus 1 sebesar 53,33% meningkat sebesar 23,33% dengan kategori rendah. 2. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari baseline 30,00% ke siklus 2 sebesar 71,68% meningkat sebesar 41,68% dengan kategori cukup tinggi. 3.Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari baseline 30,00% ke siklus 3 sebesar 85,83% meningkat sebesar 55,83% dengan kategori cukup tinggi. Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan kabupaten Ketapang, ketika diterapkan pembelajaran melalui pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik terpadu pada tema kegemaranku lebih tinggi bila ketika tidak diterapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik terpadu. 11

Dengan demikian, pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagai pendekatan mengajar yang tepat dalam pembelajaran tematik terpadu sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu menggunakan pendekatan saintifik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan Ketapang secara umum terjadi peningkatan yakni dari rata-rata pelaksanaan awal 30,00%, meningkat pada siklus 3 dengan rata-rata 85,83% terjadi peningkatan sebesar 55,83% dari pelaksanaan awal dengan kategori cukup tinggi. Adapun untuk membahas dari sub permasalah dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kemampuan peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tematik terpadu melalui pendekatan saintifik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan Ketapang pada siklus 1 diperoleh prosentase 55,55% dengan kategori cukup tinggi kemudian pada siklus 2 meningkat sebesar 83,33% dengan kategori sangat tinggi dan pada siklus 3 sebesar 86,10% dengan kategori sangat tinggi. 2. Kemampuan peneliti melaksanakan pembelajaran tematik terpadu melalui pendekatan saintifik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan Ketapang pada siklus 1 diperoleh persentase 58,33% dengan kategori cukup tinggi kemudian pada siklus 2 meningkat sebesar 81,25% dengan kategori sangat tinggi dan pada siklus 3 sebesar 87,50% dengan kategori sangat tinggi. 3. Aktivitas fisik peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu menggunakan pendekatan saintifik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan Ketapang pada penelitian awal rata-rata 32,50%, meningkat pada siklus 3 dengan rata-rata sebesar 88,75% terjadi peningkatan sebesar 56,25% dengan kategori cukup tinggi. 4. Aktivitas mental peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu menggunakan pendekatan saintifik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan Ketapang pada penelitian awal rata-rata 25,00%, meningkat pada siklus 3 dengan rata-rata sebesar 76,25% terjadi peningkatan sebesar 51,25% dengan kategori cukup tinggi. 5. Aktivitas emosional peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu menggunakan pendekatan saintifik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan Ketapang pada penelitian awal rata-rata 32,50%, meningkat pada siklus 3 dengan rata-rata sebesar 92,50% terjadi peningkatan sebesar 60,00% dengan kategori cukup tinggi Saran Berdasarkan pada temuan temuan selama berlangsungnya penelitian tindakan kelas berupa peningkatan aktivitas peserta didik dengan tema kegemaranku melalui pendekatan saintifik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Matan Hilir Selatan Ketapang dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Hendaknya untuk meningkatkan aktivitas peserta didik sebagai pendidik harus lebih memotivasi dan merangsang peserta didik dalam pembelajaran salah satunya yakni penggunaan pendekatan saintifik. 2. Hendaknya pendidik dapat melihat segala kekurangan yang terjadi dalam proses belajar mengajar, terutama lemahnya aktivitas pembelajaran yang diakibatkan karena media 12

pembelajaran yang digunakan terkesan membosankan. 3. Hendaknya pendidik dapat merangsang cara berpikir peserta didik untuk lebih kreatif serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, dan emosional DAFTAR RUJUKAN A.M. Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Anton Mulyono, (2001). Aktivitas. (Online), (http://tria.wordpress.com-aktivitas pembelajaran, diakses 12 September 2014). Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan praktek Edisi revisi IV.Jakarta : Rineka Cipta. Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara Iskandar. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi Gaung Persada Group. Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Nawawi,Hadari. (2001). Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University. Sugiyono.(2002). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. CV. Al-Fabeta. 13