BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB III PROGRAM PERANCANGAN

BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB III PROGRAM RANCANGAN. Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB III PROGRAM RANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

Bab V Konsep Perancangan

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERENCANAAN

DESKRIPSI OBJEK STUDI

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB III: DATA DAN ANALISA

Tugas Akhir 127/49 Redesain Pengadilan Negeri Semarang Kelas IA Khusus BAB IV STUDI BANDING LOKASI

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB III: DATA DAN ANALISA

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

KATA PENGANTAR Galeri Seni Kriya Logam, Kulit dan Rotan di Denpasar

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

BAB IV ANALISA. Berdasarkan referensi dari studi banding: susun untuk menambah efisiensi kerja. pembukaan kios di pagi hari.

BAB V ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN. Utara : Jl. Kebon Bibit, Pasar Balubur. Selatan : Jl. Kebon Kembang, pemukiman penduduk.

International Fash on Institute di Jakarta

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB V KONSEP PERANCANGAN. masuk ke Indonesia. Dalam syariat perdagang islam mengandung nilai nilai

Transkripsi:

BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Lokasi Rancangan Gorontalo merupakan salah satu dari empat kota tertua yang ada di pulau Sulawesi, yakni Gorontalo, Makassar, Manado, dan Parepare. Gorontalo berdiri secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang Provinsi Gorontalo oleh DPR, yang disahkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada tanggal 22 Desember Tahun 2000. Gambar 3.1 Peta Provinsi Gorontalo ( Sumber : Balai Pusat Statistik Provinsi Gorontalo) Provinsi Gorontalo terletak di bagian utara Pulau Sulawesi pada posisi yang cukup strategis, yakni: Utara: Laut Sulawesi 14

Selatan: Teluk Tomini Barat: Provinsi Sulawesi Tengah Timur: Provinsi Sulawesi Utara. a. Kondisi Fisik Kota Gorontalo Letak astronomis. Kota Gorontalo Letak administratif. 122º59 44-123º05 59 BT dan 0º28 17-0º35 56 LU dengan Luas wilayah Kota Gorontalo adalah ± 64,79 Km² terbagi dalam 9 kecamatan dan 50 kelurahan (belum termasuk daerah pemekaran) dan batas batas Kota Gorontalo yaitu : a) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tapa, Kabupaten Bonebolango. b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kabila dan Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bonebolango. c) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Telaga, Batudaa, dan Batudaapantai Kabupaten Gorontalo. d) Sebelah selatan Teluk tomini. 15

Gambar 3.2 Peta Kota Gorontalo ( Sumber : Balai Pusat Statistik Kota Gorontalo) 16

b. Keadaan Morfologis dan Geografis Posisi geografis Kota Gorontalo sangat menguntungkan karena berada diporos Provinsi Gorontalo yang tidak lain adalah kawasan pertumbuhan ekonomi yang besar. Juga karena Provinsi Gorontalo merupakan daerah lintasan dua Provinsi yakni Palu Luwuk (Sulawesi Tengah) dan Manado Bitung (Sulawesi Utara). Letaknya yang strategis itu menjadikan kota seluas 64,79 km 2 ini sebagai daerah transit seluruh komoditas dari dan ke kedua Provinsi tersebut. 2. Penentuan Site a. Kriteria Penentuan Site Salah satu hal yang cukup penting dalam pemilihan site adalah dengan memperhatikan kriteria-kriteria site yang memenuhi syarat dari segi fisik, tata lingkungan dan kebutuhannya: 1) Lokasi perencanaan memerlukan tempat yang aman yang jauh dari kebisingan. 2) Ditinjau dari sarana dan prasarana seperti jaringan listtrik, air bersih, telpon dan jlan serta sarana prasarana penunjang lainya seperti rumah sakit. 3) Pencapaian yang mudah dari berbagai bagian kota. 4) Daerah sekitar site belum terlalu padat dari pemukiman penduduk. 5) Lingkungan yang tertib dan teratur. Guna memilih site yang ideal untuk pembangunan Pusat Rehabilitasi Narkoba, maka dilakukan analisa pada alternatif site 1 dan 2 berdasarkan beberapa kriteria yang ada di atas sebagai dasar pertimbangan. Berikut tabel analisa untuk memilih site secara kuantitas. 17

Gambar 3.3 : Site A 1) Site A, berada di Jalan Kasuari, Kecamatan Kota Timur Kelurahan Heledulaa Utara terletak di dekat sarana perdagangan, pemukiman dan pendidikan. 18

Gambar 3.4 : Site B 2) Site B, berada di Jalan Ikrar, Kecamatan Kota Utara Kelurahan Dulomo Selatan terletak di dekat sarana perkantoran dan pendidikan 19

Tabel 2.1 Penilaian Site KRITERI DASAR PERTIMBANGAN Alt.1 Alt.2 Fungsi BWK 4 5 Aksesibilitas 5 5 Ketersediaan Infrastruktur 5 5 Kriteria Kenyamanan/Ketenangan 2 5 Khusus Bebas Banjir 3 5 19 25 A Kriteria Umum TOTAL SCORE (Keterangan : Penilaian berkisar pada 1 sampai 5) Berdasarkan tabel analisa, maka di peroleh lokasi yang tepat untuk pembangunan Pusat Rehabilitasi Narkoba yaitu Alternatif Site 2, kecamatan Kota Utara, kelurahan Dulomo Selatan Gambar 2.9. Lokasi dan site Gambar 3.5 : Lokasi dan Site 20

B. Aspek Site dan Lingkungan 1. Analisa Site 1) Topografi UU Keadaan tanah pada site tidak terlalu berkontur. Oleh karena itu dalam perencanaan pembangunan tidak akan banyak mengalami perubahan atau perombakan.hanya pada lahan-lahan tertentu seperti taman akan dibuat sedikit berkontur Topografi mempengaruhi rancangan dalam 3 hal yaitu: Iklim dan cua Bidang muka tanah Mengembangkan karakter tapak Gambar 3.6 Analisa Topografi 2) Orientasi arah matahari Untuk mengurangi panasnya matahari yang masuk ke dalam bangunan dan efek silau cahaya matahari, maka dilakukan: Membuat oversteak pada bagian jendela bangunan serta penggunaan tirai pada setiap jendela yang terkena sinar matahari langsung. Menanam vegetasi atau pepohonan sebagai penghalang sinar matahari ke bangunan, dan menanam tanaman penutup tanah seperti rumput/semak sebagai penangkap pantulan panas ke dalam bangunan. Membersihkan bukaan-bukaan untuk memanfaatkan penghawaan dan pencahayaan alami. 21

UU Matahari terbenam 17.30 Matahari terbit 6.30 Gambar 3.7 Orientasi Arah Matahari 3) Angin dan Curah Hujan Kondisi klimatologi akan sangat berpengaruh terhadap rancangan dimana akan menetukan orientasi bangunan khususnya bagi penghadiran sistem penghawaan dan penerangan alami pada bangunan. Penempatannya terhadap bangunan adalah sebagai berikut: Pengaturan masa bangunan dan ruang-ruang yang ada di dalam bangunan. Mengutamakan penghijauan sebagai pelindung terhadap sinar matahari, menghindari debu dan angin yang bertiup kencang. Penggunaan ventilasi dan jendela untuk penghawaan alami ke dalam ruangan. Penggunaan bentuk atap yang sesuai dengan kondisi cuaca dan iklim di sekitar bangunan. 22

A B C Keterangan Gambar: A. Penggunaan overstek untuk meminimalisir air hujan agar tidak masuk ke dalam bangunan. B. Penggunaan talang air agar air hujan dapat mengalir secara teratur hingga ke saluran air. C. Penggunaan saluran air kotor untuk menampung dan mengalirkan air kotor. Gambar 3.8 Analisa Air Hujan 4) Analisa Utilitas Ket : Saluran Air Kotor Saluran Air Bersih Jaringan Listrik Gambar 3.9 Analisa Utilitas 5) Analisa Noise/Kebisingan U Gambar 3.10 Analisa Noise/Kebisingan 23

Tingkat bising paling tinggi datang dari arah pabrik gilingan beras dimana area ini merupakan area publik yang memiliki tingkat aktivitas tinggi. Dari arah pemukiman mempunyai tingkat kebisingan sedang, dan dari arah persawahan memiliki tingkat bising yang rendah. 6) Analisa Sirkulasi Sirkulasi pada jalan lintasan site sangat menentukan entrance atau jalan masuk pada site agar tidak terjadi crossing pada saat kendaraan masuk. Dengan memanfaatkan kondisi dan alur jalan, kita dapat menentukan entrance yang sesuai dan tepat pada site. Penempatan entrance dan exit bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kejelasan pencapaian bagi pengunjung baik yang menggunakan kenderaan pribadi, kenderaan umum, kenderaan pengelola maupun pejalan kaki. Harus ada perbedaan yang jelas antara jalan masuk (entrance) dan jalan keluar (exit), sehingga letak entrance dan exit dapat dengan mudah dikenali oleh pengunjung. Selain itu penempatan entrance dan exit juga dapat mempertimbangkan arus pengunjung yang besar. U Gambar 3.11 Analisa Sirkulasi Dalam Site 24

Tinjauan sirkulasi juga bertujuan untuk menentukan titik tempat perletakan enterance dengan dasar pertimbangan: Dapat terlihat dengan jelas. Dengan menggunakan 1 jalur tidak akan menimbulkan kemacetan akibat crossing kendaraan yang masuk atau keluar site. Mudah untuk dicapai. C. Analisa Program 1. Jenis Pemakai kegiatan yang terjadi dalam Perencaan Pusat Rehabilitasi Narkoba adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan terhadap masyarakat terutama di bidang rehabilitasi maupun di bidang sosialisasi. Pemakai/pengguna Pusat Rehabilitasi Narkoba ini sebagian besar adalah para pengurus pusat rehabilitasi dan para calon residen yang akan masuk serta pada umumnya masyarakat Gorontalo. Menurut data yang di dapat dari Badan Narkotika Nasional Jumlah para residen yang terjaring adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Jumlah Tersangka Kasus Narkoba di Gorontalo Berdasarkan Jenis Kelamin, 2007-2011 ( Sumber : Direktorat Tindak Pidana Narkoba, Maret 2011) JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN NO TAHUN 1 2007 24 5 29 2 2008 27 2 29 3 4 2009 2010 32 19 5 2011 11 2 13 113 9 122 JUMLAH JUMLAH 32 19 25

Untuk mendapatkan daya tampung pada pusat rehabilitasi yang akan direncanakan diambil asumsi sebanyak 100 orang dari data pada tabel diatas. 2. Kebutuhan Ruang Pendekatan dilakukan dari literatur-literatur dan objek lain yang sama kemudian digabungkan dengan kebutuhan ruang yang terjadi akibat aktivitas dalam objek yang diwadahi dalam ruang-ruang tertentu. Tabel 3.2 Kebutuhan Ruang 1 FASILITAS 2 RUANG Lobby Ruang Informasi Ruang Tunggu Ruang Keamanan Rg. Kunjungan Hunian Kantin Ruang Tidur Wc Kamar mandi Ruang Cuci Ruang Loker Servis Kantor Mushola Dapur Ruang makan Ruang Pimpinan Ruang Sekretaris Ruang Wkl Pimpinan Ruang Instruktur dan Kesehatan WC 3 SIFAT Publik Publik Publik Privat Privat Semi Publik Ruang minat dan bakat Semi Privat Ruang mental dan spiritual Semi Privat Ruang pelatihan Ruang Kelas Ruang produksi Rg. Pelatihan tata boga Rg. Pelatihan salon bunga Rg. Pelatihan industri garmen Rg. Pelatihan salon kecantikan Rg. Praktek tata boga Rg. Produksi industri garmen Semi Privat Salon bunga dan tanaman hias Semi Privat Semi Privat Semi Privat 26

Ruang komputer Semi Privat Aula Semi Privat Ruang Olahraga dan Fitness Semi Privat Ruang Kesehatan Semi Privat Ruang Pegelola Privat ` Ruang luar : 1) Area parkir 2) Taman 3) Area untuk pelatihan bercocok tanam 3. Besaran Ruang Penentuan besaran ruang dalam penataan Pusat Rehabilitasi Narkoba di Gorontalo, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Tabel 3.3 Besaran Ruang NO I 1. Ruang HUNIAN Ruang Tidur II 1 SERVIS Kamar Mandi 2 Ruang Cuci 3 4 Ruang Loker Ruang Makan Kapasitas Standar Luasaan 100 ( Jumlah Residen yang di rehab ) 1 tempat tidur =1,8 m² Meja dan Kursi 1 set meja & kursi = 3,4 m² (data ars 1) 100 org=100x1,8 m²=180m² meja & kursi 3,4m² x 100 set=340m² Sirkulasi : 60%x520m²= 312 m² Total = 520+312= 832m² 10 orang 1 unit (1 orang) =1.5 m dengan lebar 1,8 m (data ars 1 ) 25 m² (data Arc 1) (1,8x1,5x10)=27 m² Sirkulasi 60% x 27 = 16.2 m² Total=43.2= 43m² 125 orang (100+pengolala 25orang) asumsi Tempat makan 7 org = 7,2 m² Pantry : Sirkulasi 60%=15m² Total= 25+15=40m² 40m² 125 org = 128m² Total 128m² + 3,6 + 5,25 = 136.85m² 27

0,6x6=3,6m² tempat penyimpan makanan : 5,25m² (data arc 1) 1 unit ( 4 orang) =10,8m² (data arc 1) Sirkulasi 60%x136.85m² = 82.11m² Total= 136,85+82.11= 218,96m² 1 unit (4 orang ) =10,8m² 2 unit untuk pria dan wanita = 10,8 x 6 = 64,8m² 0,96 m² (dataarc 2) 80 x 0,96 = 76,8m² Sirkulasi 60%=46.08m² Ruang Gerak/orang Untuk 1 unit = 2,07 + 1,35 =2,07m² = 3,42m² Meja/Kursi = Untuk 2 unit 3,42 x 2 = 1,35m² (data arc 1) 6,84 m² asumsi 40 m² 5 Toilet 6 unit 6 Mushola 80 orang 7 Pos jaga 2 unit 8 III 1 Kantin KANTOR Ruang Pimpinan Ruang Wakil Pimpinan Ruang Sekretaris Ruang Karyawan WC asumsi 6 Ruang kunjungan 42 orang (50% dari jumlah penghuni) 2,05 m²/ orang 7 Ruang minat dan bakat 100 org dengan 10 org untuk tiap area Untuk tiap area : 2m²/orang 8 Rg. Pelatihan & tataboga 1 kelas = 20 orang 6m²/orang 9 Rg. Pelatihan salon bunga Rg. Pelatihan salon Kecantikan Rg. Pelatihan Industri 1 kelas = 20 orang 6m²/orang 1,2 m² /orang x 8 org =9,6 =10m² Jadi untuk 42 org x 2,05m² = 86,1 Sirkulasi 60%x 86,1m²= Total 137,76 m² 2m² x 10 org = 20m² Sirkulasi 60% x 20m²= 12m² total 20+12 =32 m², untuk 10 area: 10 x 32m²= 320 m² 20x6m²/org = 120m² Sirkulasi: 60%x120 = 72m² total 192m² 204m² 1 kelas = 20 orang 6m²/orang 204m² 1 kelas = 20 orang 6m²/orang 204m² 2 3 4 5 10 11 1 orang 1 orang 1 orang 22 orang 8 orang Standar=27,89m² (data arc 2) Standar=9,30m² (data arc 2) Standar=6,70m² (data arc 2) Standar=4,46m² (data arc 2) 1,2m²/orang Sirkulasi 60%=16.73 Total 44.6 m² Sirkulasi 60%=5.58 Total 14.9m² Sirkulasi 60%=4.02 Total 10.72 m² 22 x 4,46 = 98,12m² 28

12 Garmen Rg. kelas Tiap kelas menampung 20 murid Tempat be;ajar : 2m²/orang Ruang kerja: Gdg bahan mentah 20m² Gdg Minuman 20m² Gdg Pendingin 20m² Rg penyimpan : 20m² Toko/tempat jual beli 80m² Dapur 60m² Ruang kerja : Meja servis : 20 x 4 m² = 80m² Gdg material : 20m² Rg pajang : 20m² Rg cuci : 30m² Rg mengepas : 10m² Gdg sesudah produksi : 20m² Rg. Kerja : 10m²/org 13 Rg. Praktek tata boga 20 orang 14 Rg. Produksi industri Garmen 20 orang 15 Salon bunga dan tanaman hias Rg. komputer 20 orang 20 orang 3,9 x 2,3 x ( 20org) Aula Rg. Mental spritual Rg. fitnes 200 org (asumsi) 90 org Standar=1,2m² 1,2m² 40 org Menara pengawas Hunian Pengelola 2 org Rg. Alat : 200m² Rg. Senam : 100m² Asumsi ( 2 lantai 50m²) 1 tempat tidur = 1,8m² Meja & kursi 1 set meja & kursi 16 17 18 19 20 21 4 org tempat belajar : 2m²/orang x 20 org = 40m² sirkulasi:60%40=24m² total:40+24 = 64 m² untuk 120 org = 6 kelas 384 m² Total 220m² Sirkulasi : 60% x 220 = 132 m² Total 220m² + 132m² = 352m² Total 180m² Sirkulasi : 60% x 180 = 126m² Total : 288m² 20 x 10m² = 200m² Sirkulasi : 60%x200 = 120 Total 200 + 120 = 320m² Total = 179,4 Sirkulasi 60%= 287,04m² 240m² 90x1,2= 108 m² Sirkulasi 60% = 172,8 m² Total 200+100 = 300m² 3 menara pengawas = 150 m² 4 x 1,8 = 7,2 4 set meja dan kursi = 3,4 x 4 = 13,6 20,8 x sirkulasi 60%= 29

= 3,4m² (data ars 1 ) TOTAL LUAS LANTAI BANGUNAN 33,28m² 5325.9M² Sirkulasi : 60 % = 8521,44 m² Luasan Parkir dan Sirkulasi Pejalan Kaki 1) Luasan parkir untuk pengelola Adapun untuk penggunaan fasilitas parkir untuk pengelola pada tempat ini diasumsikan sebagai berikut: Kendaraan roda 4 (mobil) = 5 % Kendaraan roda 2 (motor) = 70 % Pejalan kaki = 25 % Kendaraan roda 4 1 mobil = 4 orang (idealnya dipertimbangkan bagi Atasan) Asumsi Mobil = 2 Mobil Standar luasan mobil = 10,58 m 2 Jadi luas parkir mobil = 2 x 10,58 m 2 = 21,16 m 2 ~ 21 m 2 Kendaraan roda 2 1 motor = 2 orang (idealnya dipertimbangkan bagi karyawan) 70 % x 134/2 = 20 motor Standar luasan motor = 3,75 m 2 Jadi luas parkir motor = 49 x 3,75 m 2 = 75 m 2 ~ 75 m2 Total luas parkir pengelolah yaitu: 21 m2 + 75 m2 = 96 m2 2) Luasan parkir untuk pengunjung 30

Adapun untuk penggunaan fasilitas parkir untuk pengunjung pada tempat ini diasumsikan sebagai berikut: Kendaraan roda 4 (mobil) = 30 % Kendaraan roda 2 (motor) = 60 % Pejalan kaki = 10 % Kendaraan roda 4 1 mobil = 4 orang (Idealnya dipertimbangkan pengunjung dari kalangan Masyarakat) 30 % x 42/4 = 3 Mobil. Standar luasan mobil = 10,58 m 2 Jadi luas parkir mobil = 3 x 10,58 m 2 = 31,74 m 2 ~ 32 m2 Kendaraan roda 2 1 motor = 2 orang (idealnya dipertimbangkan pengunjung dari kalangan Masyarakat dan Mahasiswa) 60 % x 75/2 = 23 motor Standar luasan motor = 3,75 m 2 Jadi luas parkir motor = 23 x 3,75 m 2 = 86 m 2 Total luas parkir pengunjun yaitu: 32 m2 + 86 m2 = 118,25 m2 Total luas parkir : 96 + 118,25 = 214, 25 m² Sirkulasi 60% = 342,8 m² Untuk area pelatihan bercocok tanam : Pemakai 100 orang residen, dibagi 6 kelompak ( 1 kelompok = 14 orang ) 31

setiap 1 kelompok membutuhkan 1 lahan untuk bercocok tanam dengan luasan lahan : satu orang membutuhkan area 3 m² (data arc 2 ) luasan = 14 orang x 3 m² = 42 m² sirkulasi 30% = 54,6 m² untuk 6 kelompok = 6 x 54,6 m² = 327.6 m² Luas lantai = 5325.9m² Building Coverage (BC) = 30 % : Open Space (OS) = 70 % 30 : 70 OS = 5325.9 : = 5325.9 x 70 OS 30 OS = 12427.1 m 2 OS disini sudah termasuk luasan parkir dan lansekap. Jadi, jika dihitung luas lansekap: = OS Luas parkir = `12427.1 214,25 = 12641,35 m2 Total luasan site adalah: = BC + OS = 5325.9 m2 + 12427 m2 = 17752 m² 32

C. Zoningan Penzoningan tapak dalam hal ini dimaksudkan sebagai pendaerahan pada zona-zona fungsional yang didasarkan pada hirarki ruangnya. Pertimbangan zoning dalam tapak : 1) Sistim pencapaian yang ada 2) Fungsi dan kegiatan yang ada 3) Kondisi dan hasil analisa tapak 4) Faktor yang dapat mewujudkan penampilan bangunan yang menunjang EXIT konsep bentuk. ENTRANCE SEMI PRIVAT Jl. Ikrar PUBLIK PRIVAT SEMI PRIVAT Gambar 3.12 Zooning 33

Pada areal yang merupakan akses masuk dekat dengan jalan utama, akan diletakkan ruang-ruang yang berfungsi sebagai ruang publik, dimana kegiatan yang terjadi dapat menyebabkan kebisingan. Sedangkan pada daerah dengan kebisisngan sedang, akan direncanakan untuk dibangunkan ruang-ruang semiprivat. Serta pada daerah kebisingan rendah, diperuntukkan bagi ruang-ruang privat. Pembagian zoning disesuaikan dengan aktivitas pengguna dan kebutuhan ruang. Sehingga pembagian zoning menjadi seperti berikut: RG. Informasi Lobby RG. Tunggu RG. Keamanan Muhsola Servis Dapur Ruang makan 34

Ruang Minat dan Rg. Mental & spiritual Hunian Ruang Loker Pulang Ruang Pelatihan Rg. Direktur Datang Pulang Kantor Rg. Sekretaris Gambar 3.13 Pola Pembagian Ruang Pusat Rehabilitasi Narkoba Berdasarkan penzoningan tersebut, maka dapat digambarkan alur kegiatan penggunan bangunan yakni sebagai berikut: Kantor Publik Ruang Penunjang proses rehabilitasi Semi Publik Hunian Privat Gambar 3.14 : Alur kegiatan 35