S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN


BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

6.1 Program Dasar Perencanaan

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

BAB III: DATA DAN ANALISA

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN

LOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan.

DUKUH ATAS COMMUTER CENTER 2019

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

1. Penumpang ANALISA LAHAN PABRIK KARET. 2. Pengunjung 3. Pengantar. 6. Pedagang / penyewa stan JEMBATAN SUTOYO JALAN SUTOYO PEMUKIMAN

BAB IV KONSEP. Gambar 25 Konsep Hub

TUGAS AKHIR SUDIRMAN INTERCHANGE JAKARTA PUSAT DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

Kriteria Green Infrastructure dalam Penentuan Luas Stasiun Kereta Api

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

Skema 4.1 skema kajian konsep dan fungsi yang diajukan Sumber : penulis, 2016

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD


Pelabuhan Teluk Bayur

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB III : DATA DAN ANALISA

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisa Tapak Aksesbilitas

TUGAS AKHIR 138 TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari

REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR

TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB IV KONSEP. 4.1 Konsep Dasar

STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI BAB I PENDAHULUAN

TERMINAL BUS TIPE B KABUPATEN MAGELANG Oleh : Fathoni Lutfi Marheinis, Abdul Malik, Bharoto

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB IV ANALISA. Berdasarkan referensi dari studi banding: susun untuk menambah efisiensi kerja. pembukaan kios di pagi hari.

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III DESKRIPSI PROYEK

KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4. Analisa Tapak Luas Tapak : ± 7.840 m² KDB : 60 % ( 60 % x 7.840 m² = 4.704 m² ) KLB :.5 (.5 x 7.840 m² =.760 m² ) GSB : 5 meter Peruntukan : Fasilitas Transportasi 4.. Analisa Batasan Tapak Gambar 4. : Batasan sekitar tapak Lokasi tapak berada di Jalan Jendral Sudirman / Dukuh Atas yang berbatasan langsung antara lain : Sebelah Utara Jalan Kendal yang berupa deretan Rukan Komersial dan juga perumahan penduduk, Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Sungai Kali Malang, Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan utama Jendral Sudirman berupa Fly Over dengan perbedaan Page 45

ketinggian ± 6 meter dari jalan Kendal, dan Sebelah Timur berbatasan dengan area taman (jalur hijau) yang berada ditepian Rel kereta api. 4.. Sirkulasi Transportasi Sekitar Tapak Gambar 4. : Alur Sirkulasi Transportasi sekitar tapak Alur sirkulasi transportasi yang berada dan melalui sekitar tapak tergolong sangatlah padat. Seluruh moda transportasi yang ada di Jakarta hampir semuanya melalui tapak perancangan dari yang telah ada hingga yang direncanakan pemerintah. Dengan demikiain potensi tapak akan transportasi sekitar sangatlah baik sekali dan memungkinkan pengembangan fasilitas transportasi menjadi stasiun antarmoda ( interchange ). Page 46

4..3 Analisa Rute Antar Moda Gambar 4.3 : Rute Perjalanan Moda Transportasi Jabodetabek Rute di atas menunjukan jalur sirkulasi Moda Transportasi yang melintasi Stasiun Sudirman yaitu, Monorel, Transjakarta, dan Kereta Rel Listrik, serta angkutan kota lainnya. Rute Tangerang Bogor adalah dengan menaiki Trans Jakarta koridor 3 tangerang Kalideres Harmoni, lalu trasit ke Trans Jakarta koridor ke arah Blok M, selanjutnya transit di Sudirman Interchange dengan menaiki Kereta Rel listrik menuju ke Stasiun Manggarai dan Bogor. Page 47

4..4 Analisa Sirkulasi Menuju Tapak KRL (Kereta Rel Listrik) Angkutan Perkotaan Monorel Fast Train Angkutan Tradisional Trans Jakarta Kendaraan Pribadi Pejalan Kaki Titik pertemuan alur sirkulasi sekitar menuju tapak tapak Gambar 4.4: Alur Sirkulasi menuju tapak Pencapaian menuju tapak bisa dicapai melalui beberapa jalan yaitu dari jalan utama Sudirman Dukuh atas dan jalan Kendal yang berada dibawah jalan Sudirman. Pencapaian yang paling besar terletak pada jalan utama Dukuh atas karena pada titik ini semua alur sirkulasi menuju tapak bertemu yaitu Pejalan kaki, Biskota, Transjakarta, Taksi, Pengguna sepeda, Transportasi tradisional, dan Kendaraan pribadi. Pada Jalan Kendal intensitas alur sirkulasi kecil, namun terdapat juga titik pertemuan alur sirkulasi di area ini yaitu pertemuan antara Pejalan kaki, Kendaraan pribadi, pengguna sepeda, dan Angkutan tradisional (Ojek, Angkutam umum, Taksi). Page 48

Pada analisa ini dapat ditetapkan letak pintu utama dan pintu samping Stasiun Sudirman dan kebutuhan akan fasilitas untuk menunjang alur sirkulasi menuju ke dalam tapak. Pada jalan utama Dukuh Atas digunakan sebagai pintu utama dan pada jalan kendal digunakan sebagai pintu samping stasiun. Kebutuhan lain adalah rancangan pedestrian, pemberhentian bis, jalur sepeda, pemberhentian taksi dan jembatan penyebrangan, kebutuhan tersebut akan dirancang pada jalan utama Dukuh Atas dan Kendal. 4..5 Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan Sirkulasi dalam bangunan menggunakan beberapa jenis alur sirkulasi yang disesuaikan dengan kebutuhan bangunan dan kondisi tapak. Dengan kondisi tapak yang memanjang jenis sirkulasi yang digunakan adalah sirkulasi linear yaitu alur sirkulasi berbentuk garis lurus dan menjadi jalur sirkulasi utama dan melewati ruang-ruang di sekitarnya. Fasilitas dalam stasiun Gambar 4.5: Jalur sirkulasi linear dalam bangunan Selain jenis sirkulasi linear bangunan juga menggunakan sirkulasi radial atau terpusat yaitu pola sirkulasi yang memiliki titik pusat sebagai permulaan sirkulasi dan menyebar ke sekeliling pusat dari jalur sirkulasi tersebut. Jenis sirkulasi ini dipilih juga karena memiliki pola memusat dan Page 49

menyebar yang bisa memudahkan pengguna untuk memilih tujuan yang diinginkan dan pada titik pusat penumpang menunggu dan melihat serta menentukan jalur mana yang akan mereka ambil tanpa perlu berjalan dahulu untuk menemukan jalannya, yang bisa di aplikasikan pada area Transit Center (Pusat Transit Stasiun). Fasilitas dalam stasiun Gambar 4.6: Jalur sirkulasi Radial dalam bangunan 4..6 Analisa Alur Sirkulasi Dalam Bangunan Sirkulasi Pengguna Stasiun Sirkulasi Menuju Stasiun Kereta Sirkulasi Menuju Stasiun Trans Jakarta Sirkulasi Menuju Stasiun Monorel Gambar 4.7: Alur Sirkulasi Dalam Bangunan Page 50

4..7 Analisa View Ke dalam-luar Tapak Gambar 4.8 : Analisa View ke dalam tapak Gambar 4.9 : Analisa View ke dalam- luar tapak Tapak berada di antara dua ketinggian level tanah, satu sisi tapak berada di jalan Kendal dan disisi lain tapak juga berada di jalan Sudirman Dukuh Atas yang merupakan jalan fly over yang lebih tinggi dari jalan disekitarnya. Sehingga potensi view kedalam tapak sangat baik. Dari seberang sungaipun tapak dapat terlihat oleh pengguna jalan karena pandangan dapat leluasa terlihat dari bangunan stasiun yang cukup tinggi. Potensi ini yang bisa menjadikan tapak mudah terlihat dan mudah pencapaian ke stasiun maupun ke tempat lain setelah penumpang tiba di stasiun. Page 5

4. Analisa Kegiatan Pelaku Kegiatan Aktifitas Kebutuhan Ruang Pengunjung Pengantar / Penjemput Parkir kendaraan Area parkir Orang lain Turun dari angkutan lain Drop off / halte Mengantarkan penumpang Lobby utama Membawa barang Lobby Membelikan tiket Mesin tiket Menunggu R. Tunggu Istrirahat Ruang istirahat Jalan jalan Pedestrian Makan Cafetaria Buang air Berangkat Anak anak Parkir Area parkir Remaja Turun dari angkutan lain Drop off / halte Dewasa Berjalan / naik sepeda Pedestrian Orang tua Membeli tiket Mesin tiket Orang berkebutuhan Mencari moda transportasi Hall Transit khusus Istirahat R. Istirahat Menunggu R. Tunggu Sholat Mushola Buang air Bermain-main Cafetaria Makan Cafetaria Cek tiket Hall Transit Naik moda transportasi Peron Datang Turun dari moda transportasi Transit / mencari moda transportasi Menunggu Cek tiket Istirahat Peron Hall transit R. Tunggu R. Tunggu R. Istirahat Page 5

Makan Cafetaria Buang air Sholat Mushola Datang Kepala stasiun Parkir Area parkir Waka stasiun Berjalan / naik sepeda Pedestrian Staff kantor Turun dari angkutan lain Drop off / halte Keamanan Absen R. Absen Kebersihan Rapat R. Rapat Tiketing Keruangan kerja Ruang kerja Informasi Menyiapkan minum Pantry Pemeriksa tiket Membersihkan stasiun dan Stasiun Pelayan kantor Istirahat R. Istirahat Solat Mushola Makan Cafetaria / Pantry Buang air Membuang sampah TPS Pulang Absen R. Absen Berjalan / naik sepeda Pedestrian Mengambil kendaraan Area parkir Menunggu angkutan lain Drop off / Halte Pulang Lain Lain Datang Penyewa Retail Parkir Area parkir Pelayan retail Berjalan / naik sepeda Pedestrian Turun dari angkutan lain Drop off / halte Membawa barang Area service Membuka toko Cafetaria / retail Memasak Dapur kios Menyiapkan barang dagangan Kios Berjualan Cafetria / retail Membersihkan meja makan Cafetaria Istirahat R. Istirahat Sholat Mushola Page 53

Makan Kios Memasukan barang dagangan Kios / retail Pulang Merapihkan toko Membawa barang dagangan Berjalan / naik sepeda Mengambil kendaraan Menunggu angkutan Pulang Kios / retail Area services Pedestrian Area parkir Drop off / halte Tabel 4. : Analisa Kegiatan 4.. Alur Kegiatan Pengguna Stasiun Gambar 4.0 : Alur Kegiatan Pengguna Stasiun Page 54

4.3 Analisa Pemakai ( Pengguna ) Pengguna Karakteristik Analisa Buru buru Tidak suka berdiri Suka berjalan jalan Kemudahan pencapaian antara moda Butuh tempat duduk yang sesuai Melihat sekitar stasiun Tidak suka antrian Mudah membawa barang Perlu pemandangan untuk penumpang Desain yang bisa mengurangi antrian Bosan Mencari lokasi sesegera mungkin Bisa sewaktu waktu beribadah dan beristirahat Ruangan cukup untuk luas untuk barang bawaan Perlu adanya tempat istirahat ataupun tempat hiburan untuk penumpang Perlu adanya penunjuk arah yang jelas dan mudah dilihat penumpang Perlu adanya tempat ibadah dan istirahat Pengantar Mudah menjemput dan mengantar Bisa melihat pengantaran hingga naik moda transportasi Mudah membawakan barang bawaan Butuh tempat yang nyaman dan aman Tidak suka cahaya yang kurang Mencari tempat istirahat dengan mudah Penyewa Retail Ingin tempat yang ramai ruangay yang cukup luas untuk pembeli Mudah untuk menyuplai Perlu adanya area pengantaran yang bisa melihat kedatangan dan keberangkatan penumpang Adanya ruangan yang cukup besar untuk menampung barang bawaan penumpang Ruang kantor haruslah efisien dan sesuai kebutuhan Pencahayaan sangat dimaksimalkan Perlu tempat istirahat pengelola Berada di lokasi lalu lalang dan ramai pengunjung Membutuhkan ruangan khusus retail Memiliki pintu khusus agar Page 55

barang mudah dicapai pembeli tudak mengganggu penumpang Lokasi dan penunjuk jalan harus jelas Pengunjung umum Melihat lihat dalam stasiun Berjalan jalan Zona penumpang dan pengunjung harus jelas dan dipisah Enggan bertanya pada petugas Tidak suka berdiri terlalu lama Perlu adanya tepat untuk publik tanpa harus membeli tiket Penunjuk jalan harus mudah dilihat dan di mengerti Perlu tempat duduk umum Tabel 4. : Analisa Pemakai ( Pengguna ) 4.4 Analisa Kebutuhan Ruang Analisa kebutuhan ruang dibuat mengacu pada rumus kebutuhan ruang dan standar kebutuhan yang diperoleh dari JICA ( Japan ), Architect Data Neufert, Times Saver Standars For Building Types, Snadar bangunan PT.KAI dan sumber terkait lainnya. Standar kebutuhn ruang digunakan untuk menemukan kebutuhan ruang sebuah stasiun Antarmoda dan luasan yang dibutuhkan sesuai dengan rancangan dan kebutuhan dari pengguna fasilitas stasiun Antarmoda. Jumlah penumpang pada Peak Hour berlangsung selama jam = 40.000 x 0 % = 8.000 penumpang perhari Jumlah penumpang komuter = penumpang turun : penumpang naik = 0 % : 80 % = 600 : 6400 Page 56

Ruang Perhitungan Hasil Lebar Tangga W=P / (60 x V) Kantor kepala stasiun S = N + 4 Kantor stasiun S = S + S + S3 Ruang Rapat Jumlah mesin tiketing n = t/b Ruang antrian S = L + L W = total lebar tangga P = jumlah prnumpang sibuk V = kapasitas tiap m lebar tangga, penumpang/menit = 60 S = luas kantor N = jumlah pengunjung kantor = 0 orang/0m² S = luas kantor stasiun S = luas meja kepala = 7 m² S = luas meja staf =,3 m²/orang x 7 orang =.4 m² S3 = ruang untuk staf tanpa meja =, m²/orang x 7 orang = 7,7 m² S = standar luas ruang rapat a = standar pengunjung =,5 m²/orang N = jumlah orang yang rapat = 5 orang n = jumlah mesin t = jumlah penumpang pembeli tiket = 40.000 x 0,5 x 0,4 = 8.000 b = kapasitas pemesanan (.500/jam) S = area hall mesin tiket L = lebar loket x jumlah loket =,05 x 6 mesin = 6,3 m L = panjang antrian 4,5m/0 W = 8000/(60x60) =, m S = 0 + 4 = 4 m² S = 7 +,4 + 7,7 = 37, m² S =,5 x 5 =,5 m² n = 8.000/.500 = 3, ~ 4 buah mesin tiketing (+ buah mesin cadangan) S = 6,3 x 4,5 = 8,35 m ² Tabel 4.3 : Analisa Standar Ruangan Page 57

Kebutuhan Ruang Stasiun Interchange Jenis Ruang Pemakai Kebuthan Ruang Unit Standar Sumber Total Area Parkir Parkir motor 5 0,75 x,5 m 5,3 m² Parkir mobil 7,3 x 5,3 m 07,5 m² pengunjung Parkir sepeda 5 0,6 x,0 m 9,8 m² 5,6 m² Lobby R. Tiketing 4 x m 56 m² R. Antrean 6 x 0 0,6 x,0 m 39,6 m² Pengunjung R. Tunggu x 70 0,5 x 0,45 m 5,75 m² 3 x 3 m 8 m² ATM center x 4 0,7 x m,8 m² Tiket Center 6 x m 3 m² Informasi center 0,5 x 3 m,5 m² Retail 4 x 5 m 0 m² 85,7 m² Transit center R. Tunggu x 50 0,5 x 0,45 m,5 m² Retail 3 x 8 m 4 m² 3 x 3 m 8 m² R. Informasi x 3 m SRF 6 m² Tiket Center 7 x m 4 m² 73,5 m² Rest Area Kios dagang 5 x m 60 m² Meja makan 50 x,8 m 90 m² Pengunjung Mushola x 60 0,8 x, m 57,6 m² Tempat wudhu x 3 0,5 x 0,5 m,5 m² R. tunggu 0 0,5 x 0,45 m 4,5 m² 3 x 3 m 8 m² R. TPS 4 x 4 m 6 m² 59 m² Page 58

Stasiun kereta Peron R. Tunggu x 30 x 3,5 m 0,5 x 0,45 m 784 m² 3,5 m² 3 x 3 m 8 m² R. Pemeriksaan x 3 x,5 m 9 m² 84,5 m² Stasiun Monorel GL Pheron R. Tunggu x 30 60 x 4 m 0,5 x 0,45 m 480 m² 3,5 m² 3 x 3 m 8 m² R. Pemeriksaan x 3 x,5 m 9 m² Tiket Center 7 x m 4 m² 894,5 m² Stasium Monorel BL Pheron R. Tunggu x 30 x 3,5 m 0,5 x 0,45 m 784 m² 3,5 m² 3 x 3 m 8 m² R. Pemeriksaan x 3 x,5 m 9 m² Tiket Center 9 x m 8 m² 84,5 m² Stasiun Transjakarta R. Tunggu Pemberhentian bis x 30 0,5 x 0,45 m,5 x,4 m 6,75 m² 57 m² R. Pemeriksaan 3 x,5 m 4,5 m² Tiket Center 5 x m 0 m² 78,5 m² Stasiun angkutan Pengunjung Parkir Taksi Parkir ojek 7 0,3 x 5,3 m 0,75 x,5 m 83,33 m² 6,9 m² R. Tunggu supir x 7 0,5 x 0,45 m 3,8 m² 3 x 3 m 8 m²,5 m² Sirkulasi Lift,9 x,9 m 3,6 m² Travelator 8 x 7 m 36 m² Pengunjung Tangga darurat 6, m² 6, m² Ramp x m 4 m² Page 59

Jalur sepeda 0,8 x,9 m,5 m² 7,5 m² Utilitas R. Pompa 3 x 3 m SKR 9 m² R. AHU 9 x 8 m SKR 7 m² R. Genset 5 x 8 m SKR 40 m² R. Mesin lift,33 x,4 m 5,6 m² R. TPS 3 x 4 m m² R. Elektrikal 5 x 5 m SKR 5 m² 63,6 m² Kantor R. Staff x 0,5 x m 5 m² R. Kepala Stasiun 4,85 x m 4,8 m² R. Waka Stasiun 8,85 x m 9,6 m² R. Rapat x 5,5 x 0,45 m 37,5 m² R. Monitor 4,70 x 4,0 m 45,36 m² R. Tamu,9 X,5 m 4,75 m² x 4 3 x 3 m 7 m² Pantry,4 x 3 m 7, m² Gudang x 4 x 3 m 4 m² 59,5 m² Security R. Pos jaga 3 x m m² R. Informasi 3 x m m² 4 m² TOTAL Sudirman Multi Transport Station 4.385 m² Sirkulasi ( 0 % x 4.385 m² ) + 4.385 m² 5.6 m² Keretangan : = Architect Data Neufert SKR = Skripsi Judul Sejenis = Survey Lapangan Fasilitas Sejenis Tabel 4.4 : Kebutuhan Ruang Page 60

4.5 Analisa Hubungan Ruang Gambar 4.: Analisa Hubungan Ruang LT Gambar 4.: Analisa Hubungan Ruang LT Page 6

Gambar 4.3: Analisa Hubungan Ruang LT 3 4.6 Analisa Zoning Vertikal Lobby Stasiun Kereta Area Parkir Area Pemberhentian taksi - ojek Area Utilitas Bangunan Area Pheron Kereta Area Sirkulasi Vertikal Stasiun Trans Jakarta Area Transit Center Area Kantor Area Peristirahatan Area Stasiun Monorel Gambar 4.4: Analisa Zoning Vertikal Page 6