IbM PENGRAJIN ROTAN DI KELURAHAN LEMBO

dokumen-dokumen yang mirip
IbM Kelompok Usaha Pengolahan Kerupuk Ikan Di Desa Tedunan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Buchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI SARANA HASIL PRODUKSI IKM KERAJINAN INDUSTRI ANEKA

BAB 6 KESIMPULAN dan SARAN

Sri Wahyu Lelly Hana Setyanti, Lina Winarti Fakultas Ekonomi Universitas Jember Abstrak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKM DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

PEMBERDAYAAN WANITA PADA DUA KELOMPOK IBU RUMAH TANGGA BHAKTI LUHUR DAN SEKARWANGI DALAM MEMBANTU PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA

IbM KELOMPOK PENGRAJIN GERABAH MELALUI PENGEMBANGAN DESAIN, ALAT PRODUKSI DAN MANAJEMEN PEMASARAN DI KABUPATEN KLATEN

PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR

USAHA KRIPIK DI DESA MALAKOSA DAN DESA TUMPAPA INDAH KECAMATAN BALINGGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROPINSI SULAWESI TENGAH

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya

Titin Eka Ardiana1), Nanang Cendriono2) Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali

IPTEKS BAGI PENGRAJIN MEBEL USAHA KECIL GUNA MENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN HASIL PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dikembangkan untuk mengetahui interaksi antar stakeholder dalam

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang


BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK PERAJIN SANGKAR BURUNG GRIYAKUKILA KADIPIRO MELALUI DIVERSIVIKASI PRODUK

PENGEMBANGAN SISTEM KELOMPOK HOME INDUSTRY KRIPIK TEMPE PADA DESA BANGUN JAYA

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

BAB VI PENUTUP. produktif, adaptasi produk, kapasitas produksi, dokumen ekspor, dan biaya

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

PELATIHAN KETRAMPILAN DAN PENJUALAN ONLINE HASIL KERAJINAN KAYU BAGI USAHA MIKRO BJ WOOD PROCESSING DAN RAKA JAYA MANDIRI

IbM Pengrajin Anyaman Rotan di Kabupaten Jember: Upaya Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Produksi

Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga.

Fauzan Masykur. Program Studi Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Ponorogo

LAPORAN KEMAJUAN 70% KEGIATAN IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITG b M)

langsung industri kecil kepada pembangunan ekonomi antara lain penciptaan lapangan kerja untuk memproduksi barang-barang. Problem masyarakat miskin,

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian sebagaimana disampaikan dalam bab-bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang dirumuskan sebagai berikut.

Pembinaan Kelompok UPPKS Maju Bersama Deli Serdang. Sulaiman Lubis (Dosen Jurusan Manajemen Universitas Negeri Medan)

I. PENDAHULUAN. oleh kualitas SDM yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut. (Indriati, A. 2015)

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI, DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH Jumlah

LAPORAN Pengabdian Masyarakat

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PELATIHAN TARI KREASI BARU DI SD NEGERI TRENGGULUNAN KECAMATAN PANCUR KABUPATEN REMBANG BIDANG KEGIATAN :

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

LAMPIRAN BAHAN LKPJ TAHUN 2016 DINAS KOPERASI DAN UMKM KABUPATEN BANJAR

IbM USAHA RUMAH TANGGA OLAHAN BUAH SALAK DI KABUPATEN KARANGASEM BALI

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

Membangun Wirausaha Melalui Pemanfaatan Limbah Kulit Jagung Bahan Kerajinan Merangkai Bunga Kelompok Usaha Ibu dan Remaja Putri

BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL PEMANFAATAN EKOWISATA MELALUI PETANI SALAK PONDOH DI DESA PANDANSARI, KAJORAN, MAGELANG.

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PENGEMBANGAN PRODUK DAN STRATEGI PEMASARAN BAHAN BUSANA BATIK BANTULAN DENGAN STILASI MOTIF ETHNO MODERN

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi produksi, dan

Studi Kasus Pengembangan Usaha : Kolaborasi PTS, PRA dan IKM Keripik Tempe Pedan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

PEMBERDAYAAN KELOMPOK SENIMAN BARONGSAI-LION KOTA DAN KABUPATEN MALANG (IBM) Nanik Suratmi

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN USAHA MIKRO DHI SABLON & PRINTING DAN THE JOKER S SABLON & OFFSET DI MALANG

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PENGANUGERAHAN PIAGAM OVOP JAKARTA, 22 DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN RENJA DISKOP.UKM LATAR BELAKANG

PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN UKM ATAU SENTRA INDUSTRI KRAWANG DI KABUPATEN GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga keuntungan selisih nilai tukar rupiah

IbM PENGRAJIN KUE BAGIAK DI KABUPATEN BANYUWANGI. Herlina dan Triana Lindriati

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DINAS KOPERASI USAHA KECIL MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ,949,470,000

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah

Sri Zuliarni PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS FISIP, UNIVERSITAS RIAU RAHASIA. Lampiran 1: Kuestioner Riset. Selamat pagi/ siang/ sore/ malam,

LAMPIRAN I.2 : KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN U K M. JUMLAH ( Rp. ) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN

IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu

MENGEMBANGKAN DESA WISATA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN ROTAN. impian, gagasan dan cita-cita untuk membangkitkan kembali semangat kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG

Perempuan dan Industri Rumahan

TARGET ,60 (dalam milayar rupiah)

PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI CINDERAMATA DAN MAKANAN OLEH-OLEH DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR TKP Oleh: RINAWATI NUZULA L2D

Kota Bandung 20 lokasi pengecer barang hasil tembakau

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2017

PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 34 TAHUN 2007 PERATURAN BUPATI CIREBON

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T

Eri Yusnita Arvianti, Karunia Setyowati Suroto, Tourusman Situmeang Universitas Tribhuwana Tunggadewi

USAHA MIKRO MAKANAN TRADISIONAL DI KELURAHAN DENDENGAN DALAM KOTA MANADO TENTANG MANAJEMEN MODAL KERJA

BAB I PENDAHULUAN. terletak antara lintang selatan dan. serta Kabupaten Demak di Selatan. Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena

DINAMIKA PERKEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MEBEL KAYU DESA BULAKAN, SUKOHARJO TUGAS AKHIR. Oleh : SURYO PRATOMO L2D

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA PARE PARE TAHUN ANGGARAN 2013

Lampiran 1 DOKUMENTASI

Transkripsi:

IbM PENGRAJIN ROTAN DI KELURAHAN LEMBO Fatmawati Andi Mappasere 1), Naidah Husein 2) 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unismuh Makassar email: fatmamappasere@gmail. com 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Unismuh Makassar email: naidahusain@yahoo.com Abstract Rotan merupakan industri kreatif yang banyak ditekuni secara turun temurun oleh masyarakat di Kelurahan Lembo Kota Makassar. Proses produksi dilakukan dengan menggunakan alat-alat yang sederhana dengan mengandalkan keterampilan tangan para pekerja. Dua kelompok mitra (MAWAR dan ANGGREK) sebagai kelompok sasaran program IbM ini mengalami berbagai kendala dalam mengembangkan usahanya, seperti: kurangnya modal, kurangnya keterampilan dan lemahnya pemasaran. Program IbM dilakukan dengan tujuan: 1) meningkatkan pemahaman mitra tentang manajemen organisasi; 2) meningkatkan keterampilan mitra dalam mengelola administrasi keuangan; dan 3) meningkatkan kemampuan mitra dalam produksi kreatif dan pemasaran. Pendekatan yang ditawarkan untuk mencapai tujuan ini adalah model pemberdayaan melalui penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Pelaksanaan kegiatan meliputi beberapa tahap, antara lain: 1) persiapan, 2) penilaian, 3) rencana aksi, 4) implementasi, dan 5) evaluasi. Keywords: Industri kreatif rotan dan Pemberdayaan. P a g e 6 51

1. PENDAHULUAN Kerajinan rotan merupakan industri kreatif yang memanfaatkan bahan dasar dari rotan yang banyak ditekuni oleh masyarakat di Kelurahan Lembo Kecamatan Tallo Kota Makassar. Seperti kebanyakan industri kecil lainnya, industri kerajinan rotan dari kelompok pengrajin rotan ini belum dikelola secara profesional. Hal ini tentu tak lepas dari banyaknya permasalahan yang dihadapi industri kecil pada umumnya. Industri rotan di sini diusahakan dalam bentuk industri kerajinan tangan yang dikelola secara tradisional. Proses produksi dikerjakan dengan menggunakan alatalat yang sangat sederhana dengan mengandalkan keterampilan tangan para pekerjanya. Dua kelompok mitra (MAWAR dan ANGGREK) sebagai kelompok sasaran dari program IbM ini mengalami berbagai kendala antara lain: permodalan, keterampilan dan pemasaran. Walaupun kegiatan kelompok ini sudah berjalan dan memberikan manfaat bagi para anggotanya, namun belum berjalan optimal disebabkan masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam bidang manajeman organisasi dan administrasi keuangan. Pencatatan pembukuan masih dilakukan secara sangat sederhana. Kelemahan lainnya adalah produk yang dihasilkan terkesan monoton (kurang kreatifitas atau diversifikasi produk). Dari segi pemasaran, menerima pesanan dari langganannya dan hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. Dengan kualitas yang seperti itu penjualan hasil industri kerajinan rotan, hanya mampu menembus pasar lokal saja. Dengan demikian, Mitra ini perlu dibantu dalam bidang manajemen usaha untuk pengembangan jaringan pemasaran, serta teknik pencatatan administrasi keuangan yang baik. Melalui progam IbM ini telah dilakukan pelatihan dan pendampingan kemampuan manajerial seperti pembenahan pembukuan, perluasan pemasaran dan diversifikasi desain. Diharapkan ke dua Mitra ini akan mampu memasarkan produk secara mandiri dan mampu mengembangkan produk dengan desain-desain yang lebih menarik dan harga yang bersaing. 2. KAJIAN LITERATUR DAN PEGEMBANGAN HIPOTESIS Keranjang rotan merupakan salah satu kelompok dari barang kerajinan. Dalam pembuatannya memerlukan ketrampilan, ketekunan, dan kreativitas dari pembuatnya. Sehingga kerajinan rotan dapat dimasukkan ke dalam sektor industri kreatif, dimana masyarakat setiap harinya terlibat dalam situasi dan aktivitas membuat berbagai barang kerajinan berbahan dasar rotan. Seperti yang diungkapkan oleh Mari Eka Pangestu (2007), bahwa yang termasuk sektor industri kreatif beberapa diantaranya adalah; periklanan, pasar seni, kerajinan, dan desain. 3. METODE PENELITIAN Berdasarkan beberapa permasalahan mitra yang telah dirumuskan sebelumnya, maka pendekatan yang ditawarkan bagi realisasi program IbM ini adalah model pemberdayaan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Tahap Persiapan; 2) Tahap Assesment; 3) Tahap Perencanaan Alternatif Kegiatan; 4) Tahap Formulasi Rencana Aksi; 5) Tahap Pelaksanaan Kegiatan; 6) Tahap Evaluasi; serta 7) Tahap Terminasi. (Isbandi, 2008) Program IbM ini dilaksanakan sebagai upaya pemberdayaan kelompok pengrajin rotan melalui kegiatan pelatihan kewirausahaan yang menitikberatkan kepada pengembangan usaha. Metode pelaksanaan program yang akan dilakukan adalah: (1) pelatihan manajemen organisasi; (2) Pelatihan produksi; (3) pelatihan administrasi keuangan; dan (4) pendampingan. Semua metode ini merupakan satu kesatuan. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan yang sudah dilakukan beserta hasil yang dicapai sebagai berikut: 4.1 Persiapan Tim melakukan persiapan melalui koordinasi dalam tiga kali rapat atau pertemuan. Dalam persiapan ini dibahas tentang materi kegiatan, menentukan narasumber, waktu kegiatan, dan pembagian tugas panitia pelaksana kegiatan di lapangan. Dalam pertemuan koordinasi ini, ketua tim pengabdi melakukan koordinasi dengan anggota tim untuk melaksanakan rangkaian kegiatan pengabdian. Koordinasi dilaksanakan pada bulan April-Juli 2016 dalam rangka melaksanakan pelatihan manajemen P a g e 7 51

organisasi dan pembukuan keuangan dan pelatihan aneka kreasi souvenir dari rotan. Langkah berikutnya adalah mengurus surat izin pelaksanaan pengabdian pada pemerintah setempat yaitu Pemerintah Kelurahan Lembo. Proses administrasi yang tim pelaksana program IbM tempuh adalah berkoordinasi dengan Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Unismuh Makassar untuk meminta surat pengantar kegiatan pengabdian dalam program IbM dengan judul IbM Kelompok Pengrajin Rotan di Kelurahan Lembo. Surat pengantar kemudian dibawa di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Propinsi Sulawesi Selatan. Besoknya, surat pengantar dari BKPMD dibawa di Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Makassar. Hasilnya Selanjutnya dibawa ke Kantor Kecamatan Tallo. Selanjutnya dibawa ke Kantor Kelurahan Lembo dimana lokasi kegiatan kedua mitra berada di kelurahan tersebut. Di Kantor Kelurahan Lembo, Tim IbM meminta izin dan sekaligus mensosialisasikan maksud dan tujuan dari program ini pada aparat kelurahan. 4.2. Sosialisasi Kegiatan Program IbM Setelah alur birokrasi dilewati, maka Tim program IbM melakukan pertemuan dengan kedua kelompok mitra dan mensosialisasikan maksud dan tujuan dari program IbM ini. Kedua kelompok mitra menyambut dengan hangat dan pada prinsipnya bersedia bekerja sama dengan tim IbM. Dengan adanya tanggapan positif dari pihak kelompok mitra kegiatan IbM bisa berjalan lancar, semua program dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Gambar 2. Sosialisasi pada mitra 4.3. Pelaksanaan Kegiatan Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan pengabdian adalah sebagai berikut. a. Pelatihan Manajemen Usaha. Pelatihan ini bertujuan untuk : 1. Meningkatkan pengetahuan dan jiwa wirausaha para pengrajin rotan; 2. Meningkatkan kemampuan mitra mengelola organisasi 3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mitra melakukan administrasi keuangan dan pembukuan usaha 4. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan manajemen usaha terutama manajemen pemasaran dalam rangka meningkatkan pendapatan usaha. Gambar 3.Pelatihan Manajemen Organisasi Ganbar 1. Sosialisasi pada aparat kelurahan 4.4. Penyerahan Bantuan Sarana Produksi Penyerahan bantuan sarana produksi diberikan kepada mitra dalam rangka menunjang pelaksanaan kegiatan pelatihan desain industri kerajinan yang lebih beraneka ragam dan kreatif. Peralatan yang diberikan kepada mitra P a g e 8 51

berupa: kompor rotan, timbangan, cat pernis dan peralatan mewarnai produk, dan gunting rotan. Selain peralatan itu, mitra dibantu pula dalam pengadaan bahan baku kerajinan berupa rota. Pemberian bantuan rotan terdiri atas 3 jenis yaitu rotan fitrit, rotan ulasan, rotan bundar dan rotan kulit. Gambar 6. Beberapa produk hasil dari kegiatan pelatihan Gambar 4. Pemberian bantuan peralatan 4.5 Pelatihan desain yang lebih kreatif Pelatihan ini diberikan kepada mitra dalam rangka mengatasi kemonotoman produksi dari mitra. Dengan adanya pelatihan ini menimbulkan kemampuan berkreasi sehingga terjadi diversifikasi produk. Gambar 5. Kegiatan pelatihan 5. KESIMPULAN DAN SARAN Program IbM yang dilakukan pada Mitra berupa pendampingan manajemen organisasi dan administrasi keuangan serta pelatihan desain produk kreatif berhasil meningkatkan kinerja organisasi kedua mitra berupa: 1. Administrasi keuangan telah dilakukan secara kontinu, sehingga aliran kas dana masuk dan keluar dapat terpantau serta modal dan laba dapat diketahui. 2. Kualitas produk ditingkatkan dengan menggunakan bahan baku dan peralatan yang lebih baik, serta desain produk yang lebih kreatif. 3. Pemasaran semakin luas dengan memperkenalkan produk mitra melalui pameran. 4. Perlu dukungan pemerintah dalam bentuk fasilitasi peralatan pengolahan rotan yang lebih modern. REFERENSI Hamid, Edy Suandi dan Susilo, Sri. Y. 2011. Strategi pengembangan usaha mikro kecil dan menengah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ekonomi Pembangunan,Vol.12, (no.1) : 44-55. Isbandi R. Adi. 2008. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Jakarta: Raja Grafindo Persada P a g e 9 51

Kemendag RI. 2013. Pengembangan Produk Mebel Rotan Indonesia. Warta Ekspor: http://djpen.kemendag.go.id/ Longenecker. Justin. Dkk. 2003. Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat Soetomo, 2010, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. Yogjakarta: Pustaka Pelajar Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditana P a g e 10 51