PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN OLEH

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PEMECAHAN MASALAH DI KELAS V

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MEDIA LUAS DAERAH ARSIRAN KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN. Oleh:

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh SISKA DAMAYANTI NIM F

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS II SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ROMIDA NIM F

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERBANTUAN POWERPOINT DI SDS KANISIUS

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENDEKATAN TEMATIK ARTIKEL. Oleh SYARIFAH PAUJIAH F

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

MINAT PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEAD TOGETHER ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERKALIAN BILANGAN BULAT DENGAN STRATEGI POLAMATIKA DI SD ARTIKEL PENULISAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MEDIA ARSIRAN KELAS IV SDN 27

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS III SD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI ARTIKEL PENELITIAN

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE INKUIRI DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 08 PADANG PIO ARTIKEL PENELITIAN

MENINGGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR HEWAN KELAS II SDN 35 TUMABANG LANDAK ARTIKEL PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK MURID KELAS V SDN 14 BADAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR OPERASI PENGURANGAN BILANGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA SISWA KELAS II SDN 01 MENTEBAH

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS KELAS I SDN I MEMPAWAH HILIR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 3 SUNGAI KUNYIT

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PERMAINAN PAPAN MEMORI DALAM PEMBELAJARAN IPS

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

Syafaryani, Siti Halidjah, K.Y. Margiati. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan .

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MURID MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN KETERAMPILAN PROSES PADA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH PANJAITAN F

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS I OLEH : SITI RUQAYAH NIM : F

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN MEDIA KONKRIT DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

AGUS SALIM NIM. F

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

Marsina, Rosnita Maridjo A. Hajsmy, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Untan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK WORD SQUARE DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL ROLE PLAYING PADA MATERI KOLOID ARTIKEL PENELITIAN OLEH

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

PENINGKATAN KEAKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA METODE PERMAINAN KARTU BILANGAN KELAS II SDN 15 BENTARAT, BENGKAYANG ARTIKEL PENELITIAN O L E H

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENDEKATAN TEMATIK DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS I SD 3 SIANTAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIK KELAS IV SDN 48 KETANJAK MELIAU ARTIKEL PENELITIAN.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PQ4R

Oleh: Ari Herliyanto, Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN KARTU BILANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 06 SUNGAI LAUR ARTIKEL PENELITIAN OLEH SULIANI NIM F

Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV SD SUBSIDI PAHAUMAN ARTIKEL PENELITIAN. ZULKIPLI ILUS Nim: F

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SD

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI KELAS V SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN 71 PONTIANAK BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN OLEH NELLY SUSINAWATY NIM F34211144 PROGRAM STUDI S1 KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2012

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV Nelly Susinawaty, Drs. H. Kaswari S.Pd, M.Pd, Drs. Sugiyono, M.Si PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak Abstract : Classroom Action Research aims to describe the use of problemsolving methods in improving student learning activities in mathematics in grade IV pembelajara SDN 16 Pelaik Keruap. The method used is descriptive method. Forms of research is a class act. The subject of this study is 1 person teacher and grade IV students of SDN 16 Pelaik Keruap were 10 people with the details of 3 men and 7 women people person and third-grade teacher. Data collection techniques with techniques of direct observation and indirect communication techniques. Data collection tool uses observation sheets and questionnaires satisfaction. While the technique of data analysis using the percentage formula. The results obtained showed an increase in activity as follows: physical activity increased by 30% from 62% to 92%, mental activity increased 35% from 45% to 80%, emotional activity increased 32.5% from 47.5% to 80%. Finally, the conclusions of this study are: that the problem pemcahan method capable of increasing physical activity, mental, emotional, and learning outcomes of students in learning mathematics. Abstrak : Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan metode pemecahan masalah dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa pada pembelajaran matematika di kelas IV SDN 16 Pelaik Keruap. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah 1 orang guru dan siswa kelas IV SDN 16 Pelaik Keruap berjumlah 10 orang dengan rincian laki-laki 3 orang dan perempuan 7 orang dan guru kelas IV Teknik pengumpulan datanya dengan teknik observasi langsung dan teknik komunikasi tidak langsung. Alat pengumpul datanya menggunakan lembaran pengamatan, dan angket kepuasan. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan rumus persentase. Hasil diperoleh menunjukkan adanya peningkatan aktifitas sebagai berikut : aktifitas fisik meningkat 30% dari 62% menjadi 92%, aktifitas mental meningkat 35% dari 45% menjadi 80%, aktifitas emosional meningkat 32,5% dari 47,5% menjadi 80%. Akhirnya kesimpulan dari penelitian ini yaitu : bahwa dengan metode pemcahan masalah mampu meningkatkan aktifitas fisik, mental, emosional, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Pembelajaran Matematika, Metode Pemecahan Masalah.

M atematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern. Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Untuk itu perlu diupayakan peningkatan aktivitas pembelajaran dengan memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya dan membuat pembelajaran menjadi menantang dan menarik. Guru sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan, seyogyanya dapat memenuhi kebutuhan dan kemampuan siswa dalam suatu proses pembelajaran yang menarik, kreatif dan menantang untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran khususnya Matematika. Pada dasarnya setiap anak mempunyai kemampuan yang sama tapi kemampuan antara anak yang satu dengan anak yang lainnya berbeda. Menurut Piaget (dalam Sri Subariah, 2006:2) Siswa SD berada pada tahap berpikir operasional konkrit. Siswa SD berpikir dari yang konkrit ke yang abstrak. Hal ini perlu dipahami oleh guru agar dapat memaksimalkan pembelajaran sehingga menyenangkan bagi siswa. Guru harus mampu menciptakan inovasi pembelajaran yang menarik bagi siswanya didukung dengan penggunaan media yang dapat menggugah semangat siswa. Penggunaan media membantu guru dalam menyampaikan materi ajar sehingga proses belajar mengajar lebih optimal dan bermakna bagi siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam proses pembelajaran, siswa diharapkan pada permasalahan terutama dalam pembelajaran Matematika yang akan menyeret siswa kepada proses berpikir bagaimana cara pemecahannya, agar masalah dapat dipecahkan secara rasional, logis dan benar. Matematika sebagai suatu ilmu memiliki objek dasar abstrak yang dapat berupa fakta, konsep, operasi, dan prinsip. Dari objek dasar itu berkembang menjadi objek-objek lain, misalnya pola-pola, struktur-struktur dalam matematika yang ada dewasa ini. Pola pikir yang digunakan dalam matematika itu adalah deduktif atau deduktif aksiomatik (Sumarno dan Sukahar, 1996:25). Matematika sebagai ilmu dasar begitu cepat mengalami perkembangan, hal itu terbukti dengan makin banyaknya kegiatan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, matematika juga sangat diperlukan siswa dalam mempelajari dan memahami mata pelajaran lain. Akan tetapi pada kenyataannya banyak siswa merasa takut, enggan dan kurang tertarik terhadap mata pelajaran matematika. Banyak siswa yang kurang tertantang untuk mempelajari dan menyelesaikan soal-soal matematika, terutama soal-soal cerita. Terlihat dari pengamatan awal pada aktivitas fisik terdapat 62%, aktivitas mental 45%, dan aktivitas emosional 52,5%. Berdasarkan kenyataan yang dialami selama ini metode yang dipergunakan dalam pembelajaran soal cerita dalam matematika pada kelas IV SD Negeri 16 Pelaik Keruap Kabupaten Melawi, masih menggunakan metode ceramah dan soal latihan sedangkan soal cerita dalam matematika itu sendiri merupakan kegiatan pemecahan masalah penyampaian materi dalam mata pelajaran matematika lebih didominasi oleh kerja guru sehingga membuat siswa mudah jenuh dan kurang aktif dalam belajar. Secara umum tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan penggunaan metode pemecahan masalah dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada

pembelajaran matematika di kelas IV SDN 16 Pelaik Keruap Kabupaten Melawi, sedangkan secara khusus bertujuan untuk : (1) Untuk mendapatkan data yang akurat tentang peningkatan aktifitas fisik siswa dalam pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 16 Pelaik Keruap Kabupaten Melawi. (2) Untuk mendapatkan data yang akurat tentang peningkatan aktifitas mental siswa dalam pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 16 Pelaik Keruap Kabupaten Melawi. (3) Untuk mendapatkan data yang akurat tentang peningkatan aktifitas emosional siswa dalam pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 16 Pelaik Keruap Kabupaten Melawi. (4) Untuk mendapatkan data yang akurat tentang hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 16 Pelaik Keruap Kabupaten Melawi. Metode menurut Sagala (2003:37) adalah cara yang digunakan guru/siswa dalam mengelola informasi yang berupa fakta, data, dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi pembelajaran. Masalah adalah suatu yang tidak dapat terpecahkan oleh seseorang, sedangkan pemecahan masalah pada dasarnya adalah proses yang ditempuh oleh seseorang siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi menjadi masalah baginya. Ada sebelas strategi yang sering digunakan dalam pemecahan masalah matematika, yaitu : (1) beraksi, (2) membuat gambar atau diagram, (3) membuat pola, (4) membuat tabel, (5) menghitung semua kemungkinan secara sistematis, (6) menebak dan menguji, (7) bekerja mundur, (8) mengidentifikasikan informasi yang diinginkan dan diberikan, (9) menulis kalimat terbuka, (10) menyelesaikan masalah yang lebih sederhana atau serupa dan, (11) mengubah pandangan. (Sri Riyanti, 2010:17). Kelebihan metode pemecahan masalah : (a) Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja, (b) Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia, (c) Metode ini merangasang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan, (d) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, (e) Memecahkan masalah yang dihadapi secara realsitis, (f) Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, (g) Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan. Sedangkan kekurangan metode pemecahan masalah : (a) Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru, (b) Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain, (c) Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan

tersendiri bagi siswa (http://gurupkn.woodpress.com/2007/11/16.metode pemecahan masalah problem solving). Langkah-langkah penggunaan metode pemecahan masalah adalah (1) Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya, (2) Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan unuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain, (3) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja berdasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua diatas, (4) Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betulbetul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metodemetode lainnya seperti demonstrasi, tugas diskusi, dan lain-lain, (5) Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi. Aktivitas menurut Anton M. Mulyono (2001:26) menyatakan Aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatankegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik, merupakan suatu aktivitas. Menurut Sumadi Suryabrata (2004:97) menyatakan, Aktivitas adalah banyak sedikitnya orang yang menyatakan diri, menerjemahkan perasaannyadan pikiranpikirannya dalam tindakan yang spontan. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Menurut Oemar Hamalik (2005:28) menyatakan belajar adalah Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Aspek tingkah laku tersebut adalah : pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial jasmani, budi pekerti dan sikap. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan disini adalah kegiatan pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Jenis aktivitas belajar menurut Paul D. Dierich (dalam Sardiman A. M, 2010:101) memiliki jenis yang diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut : (a) Kegiatan-kegiatan Visual (Visual Activities). Sebagai contoh misalnya : melihat gambar-gambar, mengamati media, bermain dan sebagainya, (b) Kegiatan-kegiatan Lisan (Oral Acitivities). Yang termasuk di dalamnya antara lain : mendengarkan penjelasan (uraian), mendengarkan instruksi dan lain-lain, (c) Kegiatan-kegiatan mendengarkan (Listening Activities). Yang termasuk di dalamnya antara lain : mendengarkan penjelasan (uraian) mendengarkan instruksi dan lain-lain, (d) Kegiatan-kegiatan menulis (Writing Activities). Yang termasuk di dalamnya antara lain : menulis/mencatat, mengerjakan latihan dan menyalin, (e) Kegiatan-kegiatan menggambar (Drawing Activities). Yang termasuk di dalamnya antara lain : menggambar, membuat garis bilangan dan lain-lain, (f) Kegiatan-kegiatan motorik (Motor Activities). Sebagai contoh misalnya : menyiapkan buku-buku, alat tulis, dan menyelenggarakan permainan, (g)

Kegiatan-kegiatan mental (Mental Activities). Seperti : Merenung, mengingat, memecahkan masalah dan lain-lain, (h) Kegiatan-kegiatan emosional (Emotional Activities). Yang termasuk di dalamnya antara lain : Minat, rebut, berani, tenang dan lain-lain. Berdasarkan dari penjelasan tersebut diatas, aktivitas belajar yang digunakan peneliti adalah : (a) Aktivitas fisik, meliputi siswa memperhatikan guru pada saat diberikan instruksi, siswa aktif mengamati/menggunakan media yang disediakan guru, siswa maju ke depan kelas menyelesaikan masalah, siswa mendemonstrasikan pemecahan masalah bersama kelompoknya, siswa menuliskan hasil kerja kelompoknya, (b) Aktivitas mental, meliputi siswa terampil dalam memecahkan masalah, siswa dapat membaca pecahan dengan tepat, siswa dengan bersungguh-sungguh menyimak/mendengarkan ketika guru menjelaskan materi pecahan, siswa dapat menyimpulkan materi pecahan, (c) Aktivitas emosional, meliputi siswa berani menjawab pertanyaan tentang pecahan, siswa berantusias dalam proses pembelajaran, siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sesuai materi, siswa yang saling memberikan pendapat, siswa yang sibuk sendiri pada saat pembelajaran berlangsung. METODE Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang merupakan prosedur pemecahan masalah dalam suatu penelitian yang berdasarkan pada kenyataan dan kondisi sebagaimana adanya, pada saat penelitian dilaksanakan. Menurut Nurul Zuriah (2009:47) menyatakan bahwa metode deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Hadari Nawawi (2005:63) berpendapat bahwa metode deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta tampak atau sebagaimana adanya. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia tetapi subjek ataupun objek penelitian pada saat sekarang sesuai dengan fakta-fakta pada waktu penelitian dilaksanakan di lapangan. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah actual yang dihadapi oleh guru di lapangan (Wibawa dalam Tukiran, 2004:15) mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Dalam buku prosedur penelitian dalam pendekatan praktek, Suharsimi Arikunto (2006:91) mendefinisikan penelitian tindakan kelas, yakni merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Menurut Wiriaatmadja (dalam Tukiran, 2006:13) penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat

mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Penelitian ini bersifat kolaborasi, yaitu kolaborasi antara peneliti (guru) dengan observer (teman sejawat). Menurut Iskandar (2009:26). Penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaborasi adalah dalam pengertian unsurnya harus secara jelas menggambarkan peranan dan intensitas masing-masing anggota pada setiap penelitian yang dilakukan. Data terdiri dari guru dan siswa yaitu guru yang mengajarkan matematika di kelas IV SD Negeri 16 Pelaik Keruap Kabupaten Melawi. Pada materi pecahan sederhana semester II. Untuk guru sumber datanya adalah berasal dari aktifitas kegiatan mengajar guru dimulai dari rancangan pembelajaran sampai kepada pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan sumber data yang berasal dari siswa adalah aktifitas siswa saat mengikuti pembelajaran matematika di kelas IV pada materi pecahan sederhana, aktifitas yang dimaksud adalah berupa aktifitas fisik, seperti mencatat, mendengar penjelasan guru, maju ke depan. Aktifitas lainnya aktifitas mental, seperti bertanya, mengemukakan pendapat dan mengerjakan soal. Sedangkan aktifitas emosional berupa aktifitas yang menggambarkan semangat siswa dalam belajar. Contohnya : anak sedang belajar tanpa lelah, dan tanpa mengenal waktu dengan aktifitas yang tinggi. Untuk pengumpulan data yang akurat agar mengidentifikasikan masalah lebih tepat. Teknik pengumpul data pada penelitian ini sebagai berikut : Teknik observasi langsung, menurut Hadari Nawawi (2005:94) dikatakan bahwa Teknik observasi langsung adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi terjadi, Peneliti melakukan observasi di SDN IV SD Negeri 16 Pelaik Keruap Kabupaten Melawi. Yang menjadi observer adalah guru yang mengajar dan siswa yang belajar di Kelas IV SD Negeri 16 Pelaik Keruap Kabupaten Melawi Alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah lembaran observasi, baik untuk guru dan siswa. guru perencanaan berupa RPP dan pelaksanannya, siswa aktifitas yang terjadi saat berlangsungnya pembelajaran di kelas IV SDN 16 Pelaik Keluap. Jenis data yang diamati peneliti berdasarkan dari sub masalah sebagai berikut : untuk jenis data pada sub masalah satu, dua, dan tiga, yang tergambar pada halaman rumusan satu, dua, tiga pada bagian terdahulu bab I, berbagai aktifitas tersebut frekeunsi pada masing-masing aktifitas itu (masalah 1, 2, dan 3 dipersentasikan dengan perhitungan statistika sederhana yaitu: Jumlah Indikator yang tampak Prestasi = x100% Jumlah Seluruh Siswa HASIL Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus tindakan. Jumlah siswa sebagai subjek penelitian ini sebanyak 10 orang, yaitu siswa yang aktif dalam pembelajaran matematika kelas IV SD Negeri 16 Pelaik Keruap Kabupaten Melawi yang terdiri dari 7 orang siswa perempuan dan 3 orang siswa laki-laki. Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Ibu Marsiana sebagai

teman sejawat. Hasil penemuan dalam penelitian ini diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus tindakan yang dilakukan yaitu 2 siklus tindakan. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Hasil Akhir Aktivitas Belajar Siswa Indikator Ya Tidak Jumlah % Jumlah % Siswa aktif memperhatikan 9 siswa 90% 1 siswa 10% guru pada saat diberikan instruksi Siswa aktif 9 siswa 90% 1 siswa 10% mengamati/menggunakan media yang digunakan guru Siswa maju ke depan kelas 10 siswa 100% - - menyelesaikan masalah Siswa mendemonstrasikan 9 siswa 90% 1 siswa 10% pemecahan masalah bersama kelompoknya Siswa menuliskan hasil 8 siswa 80% - - kerja kelomponya Siswa terampil 9 siswa 90% 2 siswa 20% memecahkan masalah Siswa dapat membaca 9 siswa 90% 1 siswa 10% pecahan dengan tepat Siswa yang bersungguhsungguh 9 siswa 90% 1 siswa 10% menyimak, mendengarkan ketika guru menjelaskan materi pecahan Siswa menyimpulkan materi 9 siswa 90% 1 siswa 10% pecahan Siswa aktif memperhatikan 9 siswa 90% 1 siswa 10% guru pada saat diberikan instruksi Siswa berantusias dalam 10 siswa 100% - - proses pembelajaran Siswa aktif mengajukan 4 siswa 40% 6 siswa 60% pertanyaan sesuai materi Siswa yang saling 10 siswa 10% - - memberikan pendapat PEMBAHASAN Dari pelaksanaan penelitian siklus I dan siklus II diperoleh hasil terlihat bahwa aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran pada pra siklus ada yang meningkat dari siklus I ke siklus II, Pra siklus ke siklus I dan ke siklus II ada pula yang tetap. Hal tersebut dapat ditinjau dari : (1) Aktivitas belajar siswa dalam aktivitas fisik : point I meningkat 30% dari 60% menjadi 70% dan 90%. Point 2

meningkat 20% dari 70% menjadi 80% menjadi 90%. Point 3 meningkat 20% dari 80% menjadi 90% menjadi 100%. Point 4 meningkat 30% dari 60% menjadi 80% menjadi 40%. Point 5 tetap dari 40% pra siklus, pada siklus I 40% tetapi pada siklus II meningkat cukup signifikan 60% menjadi 100%. Rata-rata siklus II meningkat disbanding siklus I dan pra siklus meningkat 62%, siklus I 72% dan siklus II 92% peningkatan mencapai 30%, (2) Aktivitas belajar siswa dalam aktivitas mental : point I meningkat 40% dari 40% menjadi 60% menjadi 80%. Point 2 meningkat 50% dari 40% menjadi 70% menjadi 90%. Point 3 meningkat 20% dari 60% menjadi 70% menjadi 80%. Point 4 meningkat 20% dari 40% menjadi 50% menjadi 60%. Rata-rata siklus II meningkat disbanding siklus I dan pra siklus dari 45% pra siklus menjadi 62,5% siklus I 80% siklus II peningkatan mencapai 32,5%, (3) Aktivitas belajar siswa dalam aktivitas emosional. Point I tetap di 60% pra siklus, pada siklus I 60% tetapi pada siklus II meningkat 20% menjadi 80%. Point 2 meningkat sangat signifikan 40% dari 60% menjadi 80% menjadi 100%. Point 3 pencapaian tetap dari 20% menjadi 40%. Point 4 meningkat juga sangat signifikan 30% dari 70% menjadi 80% menjadi 100%. Rata-rata siklus II meningkat disbanding siklus I dan pra siklus, dari 52,5% pra siklus, 60% siklus I dan 80% siklus II peningkatan mencapai 27,5%. Sedangkan berdasarkan hasil tes pada siklus I dan hasil angket kepuasan pada siklus II diperoleh sebagai berikut : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penyajian data dan pembahasan di atas, maka penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Dengan metode pemecahan masalah, aktivitas belajar siswa dalam aktivitas fisik pada pembelajaran matematika kelas IV SD Negeri 16 Pelaik Keruap Kabupaten Melawi dapat meningkat mencapai 30%, (2) Dengan metode pemecahan masalah, aktivitas belajar siswa dalam aktivitas mental pada pembelajaran matematika kelas IV SD Negeri 16 Pelaik Keruap Kabupaten Melawi dapat lebih meningkat mencapai 32%, (3) Dengan metode pemecahan masalah, aktivitas belajar siswa dalam aktivitas emosional pada pembelajaran matematika kelas IV SD Negeri 16 Pelaik Keruap Kabupaten Melawi dapat meningkat mencapai 27,5%. Saran Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh peneliti dalam refleksi pada pelaksanaan pemecahan masalah siklus I dan siklus II masih terdapat kekurangan, maka disarankan : (1) Bagi siswa yang kurang dalam memahami pembelajaran matematika tentang pecahan dianjurkan sering-sering berlatih di rumah dengan memberikan tugas/pr atau dapat juga memacu siswa untuk bertanya tentang kesulitan-kesulitan yang dialami dalam pembelajaran, sehingga baru dapat mencarikan jalan keluar dan solusinya, (2) Guru hendaknya dapat memotivasi siswa sehingga dalam kerja kelompok semua siswa aktif, suasana pembelajaran bermakna dan tidak hanya ketua kelompok yang aktif, (3) Agar pelaksanaan metode pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa tentang pecahan, hendaknya guru dapat mempersiapkan rancangan pembelajaran yang

mudah diapahami siswa dan dapat membuat siswa menjadi lebih aktif, baik fisik, mental maupun emosionalnya. Selain itu, guru juga harus menyediakan media yang tepat dan menarik. DAFTAR PUSTAKA Asep Herry Heriawan, M. Pd, dkk, 2005. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Pusat. Jakarta : Penerbitan Universitas Terbuka. Hadari Nawawi, 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Iskandar, 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Ciputat : Gaung Persada Press. Kurikulum KTSP, 2006, BNSP. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk Departemen Pendidikan Nasional. Nurul Zuriah, 2009. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Malang : Bumi Aksara. Nyimas Aisyah, 2007. Pengembangan Matematika SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Oemar Hamalik, 2005. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Jakarta : Bumi Aksara. Sardiman A.M, 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajagrafindo Persada. Sagala, 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Sumardyono, 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Matematika. Yogyakarta : Departemen Pendidikan Nasional