BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam serta keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai flokulan alami yang ramah lingkungan dalam pengolahan

KOAGULAN PADA PENURUNAN TURBIDITAS LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL PT. LSI DAN PENURUNAN KADAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. industri tapioka, yaitu : BOD : 150 mg/l; COD : 300 mg/l; TSS : 100 mg/l; CN - :

BAB 1 PENDAHULUAN. ditambahkan ke dalam tanah (Akelah,1996). Kehilangan sejumlah nutrisi dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

Kelarutan & Gejala Distribusi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian juga memiliki dampak meningkatkan pencemaran oleh limbah cair

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN Latihan Soal 2.6

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Faqih

BAB I PENDAHULUAN. tanaman terutama hasil pertanian dan rempah-rempah. Hal ini didukung oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA Isolasi Trimiristin dan Asam Miristat dari Biji Buah Pala Penyabunan Trimiristin Untuk Mendapatkan Asam Miristat

ion dari dua zat atau lebih. Pelarut etanol akan melarutkan senyawa polar yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung bahan anorganik yang berisi kumpulan mineral-mineral berdiameter

Aries Kristanto et al., Pengaruh Ekstrak Kasar Tanin dari Daun Belimbing Wuluh... 54

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMURNIAN. Nama : Shinta Wijaya NRP : Kelompok : E Meja : 10 (Sepuluh) Asisten : Tyas Citra Aprilia

UCAPAN TERIMA KASIH...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Serbuk Biji Kelor Sebagai Koagulan Harimbi Mawan Dinda Rakhmawati

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Friska Dwi Nur Styani, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

Coagulation. Nur Istianah, ST,MT,M.Eng

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

KELARUTAN DAN LARUTAN. Ivan Isroni, S.Si., Apt.

LAMPIRAN 1. LEMBAR INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK GURU KIMIA, DAN GURU KEPERAWATAN TENTANG RELEVANSI MATERI KIMIA TERHADAP MATERI KEPERAWATAN

I. PENDAHULUAN. timbulnya berbagai macam penyakit seperti jantung koroner, kanker, diabetes,

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON- ELEKTROLIT

Peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

ISOLASI DNA BUAH I. TUJUAN. Tujuan dari praktikum ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. terutama disebabkan oleh kurangnya kebersihan. Penanganan penyakit yang

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN 1% 4 JENUH CO2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Teknik Bioseparasi. Dina Wahyu. Genap/ March 2014

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK

Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

ISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride)

BAB I PENDAHULUAN. dalam peradaban manusia. Untuk setiap pertumbuhannya, tanaman memerlukan zat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia kedokteran dan kesehatan banyak membahas tentang

EKSTRAKSI SENYAWA BIOAKTIV DARI DAUN MORINGA OLEIFERA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin luas.

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Pengaruh Massa dan Ukuran Biji Kelor pada Proses Penjernihan Air

I. PENDAHULUAN. Keberadaan logam berat di sistem perairan dan distribusinya, diatur oleh

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

KELARUTAN DAN GEJALA DISTRIBUSI. Oleh : Nur Aji, S.Farm., Apt

I. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI ABSTRAK...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

PENDAHULUAN. yang berasal dari bagian biji pada kebanyakan tanaman lebih banyak. diantaranya adalah daun singkong (Manihot utilisima).

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan enzim protease, yaitu pada produksi keju. tinggi sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pada tubuh manusia.

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR I SENTESIS BENZIL ALKOHOL DAN ASAM BENZOAT

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekayaan alam serta keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia menyimpan potensi yang sangat besar. Namun, pemanfaatan terhadap potensi tersebut belum dilakukan secara maksimal. Salah satu upaya untuk memanfaatkan potensi kekayaan alam tersebut adalah dengan cara menggunakan bioflokulan sebagai flokulan alami pada pengolahan limbah cair industri. Proses pengolahan limbah cair secara kimia umumnya meliputi proses netralisasi, koagulasi dan flokulasi. Pada proses flokulasi digunakan polimer sintetik seperti polielektrolit kationik, polielektrolit anionik, dan polielektrolit nonionik. Polimer-polimer sintetik tersebut sulit dibiodegradasi oleh mikroorganisme. Oleh karena itu, pemakaian flokulan alami terus dikembangkan sebagai alternatif pengganti flokulan sintetik. Flokulan alami lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan flokulan sintetik. Hal itu dapat dilihat dari sifatnya yang mudah terbiodegradasi, sehingga tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Tim Peneliti Bioflokulan Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia telah berhasil menemukan beberapa jenis tumbuhan tropis Indonesia yang diperkirakan potensial untuk digunakan sebagai flokulan pada pengolahan limbah. Penelitian diawali pada tahun 2002 melalui eksplorasi bahanbahan alam yang dapat digunakan sebagai flokulan alternatif yang ramah

2 lingkungan. Salah satu flokulan yang berhasil ditemukan dan secara terus menerus diteliti adalah bioflokulan DYT. Penelitian mengenai bioflokulan DYT diawali dengan pembuatan bioflokulan dalam bentuk larutannya yang langsung digunakan sebagai zat flokulan. Penelitian yang sedang dikembangkan saat ini adalah mengenai pembuatan bioflokulan dalam bentuk padatan (kristal). Pada penelitan sebelumnya menunjukkan bahwa melalui ekstraksi secara maserasi (Walyadi, 2008) atau refluks (Ahmad, 2007) dapat dihasilkan kristal yang masih memberikan aktivitas flokulasi yang baik untuk dijadikan sebagai flokulan. Kristal tersebut dapat diperoleh melalui ekstraksi menggunakan pelarut pada suhu ruang (maserasi) ataupun ekstraksi pada suhu tinggi (refluks). Ekstraksi merupakan proses isolasi senyawa yang bertujuan untuk memisahkan senyawa tertentu dari suatu campuran alam. Pelarut yang dipakai untuk proses ekstraksi harus memiliki beberapa syarat diantaranya adalah harganya relatif murah, mudah didapat dan ramah lingkungan. Secara teoritis, rendemen maupun jenis senyawa yang dapat diekstrak bergantung kepada kondisi fisiko-kimia sistem. Efektivitas ekstraksi suatu senyawa oleh pelarut sangat bergantung kepada kelarutan senyawa tersebut dalam pelarut. Sesuai dengan prinsip kelarutan like dissolve like yaitu suatu senyawa akan terlarut pada pelarut yang mempunyai sifat yang sama. Dengan demikian pengubahan kondisi sistem pelarut, seperti penggunaan jenis pelarut atau kekuatan ion pelarut, diharapkan dapat memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap komponen senyawa yang terlarut.

3 Parameter yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kelarutan jenis pelarut adalah parameter kelarutan Hildebrand (δ). Setiap pelarut memiliki parameter kelarutan Hildebrand (δ) tertentu. Misalnya, untuk air memiliki parameter kelarutan Hildebrand (δ) sebesar 47,9 J 1/2.cm -3/2 sebagai pelarut polar. Sedangkan n-heksan memiliki parameter kelarutan Hildebrand (δ) sebesar 14,9 J 1/2.cm -3/2 sebagai pelarut nonpolar. (Reichardt, 2003) Larutan elektrolit sulit dikatakan sebagai larutan ideal, karena ada gaya interaksi yang sangat kuat antara ion-ion dalam larutan elektrolit (Hendrawan, 2005). Karena interaksi ion ini berpengaruh di dalam larutan elektrolit, maka ketika konsentrasi zat terlarut meningkat terjadi peningkatan interaksi zat terlarutzat terlarut, zat terlarut-pelarut, dan pelarut-pelarut yang menyebabkan peningkatan kondisi tak ideal (Margaret, 2004). Pengaruh kekuatan ion terhadap sistem pelarut dikenal sebagai salt effect (Santosh, 2006). Salt effect diklasifikasikan menjadi dua yaitu, primary salt effect dan secondary salt effect. Primary salt effect terjadi ketika kehadiran suatu ion mempengaruhi kondisi fisis sistem sehingga terjadi perubahan secara fisis. Sedangkan secondary salt effect, terkait dengan perubahan sistem pelarut yang mendorong terjadinya reaksi kimia. Penggunaan garam NaCl dalam memodifikasi sistem larutan sudah dilakukan oleh Okuda (1999). Pada ekstraksi komponen aktif dari biji Moringa Oleifera (MO) dengan larutan garam NaCl menunjukkan adanya aktivitas koagulasi yang lebih baik jika dibandingkan koagulan MO yang diekstraksi dengan air. Efisiensi ekstraksi dengan larutan garam tersebut dianggap sebagai mekanisme salting in yaitu sebagai akibat dari meningkatnya kekuatan ion oleh

4 garam. Mekanisme tersebut menyebabkan peningkatan kelarutan komponen aktif dari biji MO yang berfungsi sebagai koagulan. (Okuda, 1999) Pada penelitian ini digunakan larutan garam MgCl 2 dalam proses ekstraksi komponen aktif dari bioflokulan DYT. Penggunaan larutan garam tersebut diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap senyawa yang terlarut. Proses pemurnian senyawa dilakukan dengan cara kristalisasi. Informasi mengenai senyawa aktif bioflokulan DYT masih sangat terbatas. Oleh karena itu, karakterisasi senyawa aktif dari bioflokulan DYT ini perlu dilakukan, sehingga diperoleh informasi mengenai senyawa yang berfungsi sebagai flokulan. 1.2 Rumusan masalah Dalam penelitian ini dikaji beberapa masalah yang berhubungan dengan kristal bioflokulan DYT, diantaranya : 1. Bagaimanakah peran efek garam dalam isolasi komponen aktif bioflokulan DYT melalui ekstraksi pelarut? 2. Bagaimanakah karakteristik kristal bioflokulan DYT? 3. Bagaimanakah efektivitas kristal bioflokulan DYT yang dihasilkan sebagai komponen pengolahan air limbah? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui peran efek garam dalam ekstraksi komponen aktif bioflokulan DYT melalui ekstraksi pelarut. 2. Mengetahui karakteristik kristal bioflokulan DYT.

5 3. Mengetahui aktivitas kristal bioflokulan DYT yang dihasilkan dalam menurunkan turbiditas limbah. 1.4 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh suatu teknik isolasi dan kristalisasi senyawa aktif bioflokulan DYT yang merupakan perbaikan dari metode sebelumnya. Informasi-informasi yang diberikan pada penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang akan mengkaji lebih jauh mengenai peran efek garam dalam ekstraksi senyawa aktif dari bioflokulan DYT.