METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA

dokumen-dokumen yang mirip
TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA)

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN

Implementation study. Asep Sundara. BSCE, MT.

ARDYCHA PRAYUDHA NRP

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip

DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH SEKSI 3.1 GALIAN UMUM

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

METODE PELAKSANAAN A. Pekerjaaan Persiapan

ZULFIKAR JAUHARI NRP

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN UMUM PERSYARATAN

BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE)

EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pekerasan Jalan

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

JURNAL TEODOLITA. VOL. 16 NO. 1, Juni 2015 ISSN DAFTAR ISI

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL)

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

METODE PELAKSANAAN. b. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

BAB XII GALIAN BIASA UMUM. 1) Uraian

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TATA CARA PELAKSANAAN LABURAN ASPAL SATU LAPIS (BURTU) UNTUK PERMUKAAN JALAN

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K)

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

Prosedur Teknis Aplikasi TX-300

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

RINTA ANGGRAINI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

METODA PELAKSANAAN. CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

dengan menggunakan metode ACI ( American Concrete Institute ) sebagai dasar

BAB III METODE PELAKSANAAN

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K)

BAB VII METODE PELAKSANAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERAPIHAN BAHU JALAN (FINISHING)

PEMERINTAH KOTA KUPANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KOTA KUPANG Kelompok Kerja Pengadaan Konstruksi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR DAN BETON SEMEN SEKSI 5.1 LAPIS FONDASI AGREGAT. 1) Standar Rujukan Metode Pengujian Kepadatan Berat untuk Tanah.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS. Pada bab ini penulis akan membahas tinjauan khusus sebagaimana yang

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL

BAB IV ANALISA KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN BETON. genangan air laut karena pasang dengan ketinggian sekitar 30 cm. Hal ini mungkin

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Cape Buton Seal (CBS)

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

REKAYASA JALAN REL. MODUL 6 : Tanah dasar, badan jalan dan Drainase jalan rel PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

DIVISI 8 PENGEMBALIAN KONDISI SEKSI 8.1 PENGEMBALIAN KONDISI PERKERASAN LAMA

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PAVING BLOK

METODE PEKERJAAN BORE PILE

KONSTRUKSI PIPA AIR LIMBAH

Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR BINA MARGA NO. JENIS PEKERJAAN SAT. KODE ANALISA

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

AISSTABON SOIL STABILIZATION, ROAD CONSTRUCTION & NATURAL LINERS A TRULY CONTRACTOR S BEST PARTNER CUSTOM MADE FOR YOUR OWN SATISFACTION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang

Penggalian dengan menggunakan metode kerja yang menjamin stabilitas kemiringan lereng samping dan tidak membahayakan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Kaku (Rigid Pavement) Pada Ruas Jalan Tol Solo - Ngawi, yaitu :

Transkripsi:

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA Sebagian besar jalan raya di Indonesia masih menggunakan Asphalt concrete sebagai lapisan permukaannya. Berikut adalah metode pelaksanaan kontruksi jalan raya yang menggunakan Asphalt concrete. Daftar Pekerjaan A. Pekerjaan Perkerasan 1. Tanah Dasar (Sub Grade) a. Pembersihan Lahan b. Galian c. Timbunan Dan Pemadatan d. Tes Kepadatan 2. Perkerasan Bawah (Sub Base Course) a. Penghamparan b. Pemadatan c. Tes Kepadatan 3. Perkerasan Atas (Base Course) a. Penghamparan b. Pemadatan c. Tes Kepadatan B. Lapis Permukaan (Surface Course) 1. Penyiraman Aspal Emulsi (Prime Coat) 2. Asphalt Concrete a. Penghamparan b. Pemadatan 3. Slurry Seal 4. Marka Jalan C. Pengerjaan Drainase 1. Galian 2. Pekerjaan Struktur 1

Uraian Teknis Pekerjaan A. Pekerjaan Perkerasan 1. Tanah Dasar (Sub Grade) Dalam pekerjaan tanah pada umumnya kita menemui 2 macam: Galian- cut Timbunan- fill a. Galian- cut Kalau tanah dari galian akan dipergunakan untuk timbunan pertama- tama kita harus bersihkan dari tumbuh- tumbuhan dan lapisan humusnya harus dibuang, tebal lapisan ini umumnya setebal 10-30 cm pekerjaan ini disebut juga Top Soil Stripping. Dapat tidaknya tanah/ material galian ini dipakai untuk timbunan akan dilakukan pengetesan oleh laboratorium. Jadi, dalam hal ini material itu boleh dapat dipakai untuk timbunan setelah ada hasil atau ketetapan tertulis Dario laboratorium. Teknik penggalian: Setiap akan berhenti pekerjaan sedapat mungkin diusahakan kalau hujan datang air tidak tergenang. Sebab, kalau sampai air tergenang mengakibatkan menyulitkan kerja dan selanjutnya akan mempengaruhi mutu/klasifikasi dari material. b. Timbunan :fill- embankment. Materialnya: Dapat dipakai dari hasil galian atau cut. Yang termasuk dalam rencana yang juga disebut Common excavation atau material atau bahan galian yang didatangkan dari luuar daerah pekerjaan disebut Borrow Excavation. Jenis tanah: - Tanah- clay - Tanah bercampur batu- rock clay - Pasir + Batu (sirtu)- Granular material - Batu hasil dari pemecahan (memakai dynamit)-rock. - Pasir sand. Pasir dapat dipakai minimal 0,60 dibawah permukaan badan jalan. Cara pelaksanaan : Setelah diketahui dengan pasti daerah yang dilaksanakan serta siap segala persiapan patok- patok dan lain- lain (pengukuran/ surveyor) maka dapat dikerjakan pekerjaan sebagai berikut: 2

- Clearing & grubbing pekerjaan pemotongan pohon- pohon besar/ kecil. - Top Soil & Stripping- pembuangan humus- humus/ lapisan atas, akar- akar kayu dan umumnya setebal 10-30 cm. - Compaction of foundation of Embankment. - Pemadatan tanah dasar sebelum dilaksanakan penimbunan. - Lapisan ini perlu di test (density- test of proof rolling test) baru diteruskan pekerjaan selanjutnya- penimbunan. - Penimbunan dilaksanakan lapis demi lapis/ layer by layer setebal ± 20 cm dan didapatkan dibawah 1.00 dari sub-grade pengetesan(density test dapat dilaksanakan setiap 3 lapis, jadi setiap lapisnya cukup dengan test proof rolling). 2. Sub-Base Course Sesudah lapisan sub-grade ini betul- betul telah memenuhi syarat- syarat evalasi dan kepadatan kita akan mulai pekerjaan sub-base course. Terlebih dahulu kita tentukan lagi patok- patoknya. Untuk mencapai ketebalan yang dikehendaki. Titik yang diperlukan minimum : 5 titik menurut potongan melintang (X section) dan dengan jarak maksimum 25 meter menurut potongan memanjang atau profil. Cara pengamparan : Setelah selesai pemasangan patok- patok untuk menentukan ketinggian/ ketebalannya maka kita dapat mendatangkan material seb-base ini kelapangan. Patok- patok itu dipasang harus cukup kuat, dan kita lindungi sekelilingnya dengan material sub-base tersebut ± ø 30 cm. Cara pemadatan: Prinsip pemadatan harus dimulai dari pinggir/ dari rendah ke tengah /tinggi. Setelah kita ratakan permukaan dengan motor grader. Pemadatan pertama kita laksanakan dengan road roller (MacAdam Roller atau Tandem Roller). Selanjutnya dengan Tire Roller dimana sambil ikut memadatkan pada waktu/ keadaan memerlukan sambil menyiram. Untuk menyelesaikan pemadatan kita pakai sebaiknya Mac Adam Roller. Sudah cukup padat, melihat dengan pandangan mata pertama kali (pengalaman). Sebelumnya meneruskan pekerjaan selanjutnya mencetak elevasi (oleh surveyor) dan kepadatan. Density Test oleh Soil Material Enginer/ Laboratorium. Apabila sudah memenuhi syarat untuk hal kedua ini (elevasi dan kepadatannya) secara tertulis baru dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya/ base course. 3

3. Base Course Seperti yang diuraikan pada pekerjaan sub-base course pekerjaan base course prinsipnya sama saja. Yaitu: Permukaan sub- base course harus sudah rata dan padat. Dipasang patok- patok untuk pedoman ketinggiannya (dalam arah melintang 5 titik dan arah memanjang dengan jarak maksimal setiap 25 m) sesuai dengan station X-section. Dengan mengetahui volume dari truck, maka didapatkan setiap jarak tertentu volumenya yang diperlukan. Toleransi ketinggian diambil ± 1 cm, dimana menurut pengalaman waktu pengamparannya dilebihkan dari tinggi yang diperlukan Ump. : tebal 15 cm padat, sebelum dipadatkan kita ampar tebalnya 16.5-17.50. Ini jangan lupa bahwa lebih kering akan banyak susut/ turunnya daripada materialnya basah. Menurut pengalaman dengan cara itu kita telah mendapatkan ketinggian dalam ketentuan (toleransi) dan mengurangi segregation. Sesudah tersedia dilapangan kerja dengan volume yang diperlukan barulah kita apreading/ampar dan grading/ratakan, sesudah rata kelihatannya baru kita padatkan (pertama dengan Mac Adam Roller atau Tandem Roller, dimana biasanya dapat dilihat mana yang rendah dan tinggi perlu kita tambah/kurangi. Setelah kira-kira rata lagi baru selanjutnya kita padatkan pakai Tire Roller sambil disiram. Untuk finishing, lebih baik dipadatkan pakai Mac Adam Roller lagi. Setelah rata dan padat tentu dengan pengecekan oleh surveyor (Check level/permukaan) dan kepadatannya oleh Soil Material Enginer (Density test) dengan data tertulis, baru pekerjaan selanjutnya dilanjutkan ke pekerjaan Prime-Coat. 4

B. Lapis Permukaan (Surface Course) 1. Prime Coat Sebagai mana disebut diatas, apabila pekerjaan prime coat ini akan dilaksanakan, base coursenya betul- betul sudah memenuhi syarat yang dikehendaki, baik ketinggiannya dan kepadatannya. Sesudah itu kita harus menjaga hal seperti berikut ini : Permukaan harus bersih dari kotoran dan debu, serta kering. Alat untuk membersihkan adalah kompresor, sapu lidi, dan karung goni, power brom, atau power blower. Pemakaian alat-alat ini melihat pada keadaan dari kotoran/ debu yang melekat pada permukaan base-course tersebut. Mungkin pada sapu lidi dan karung goni saja sudah cukup, dan adakalanya harus dipakai kompresor dahulu baru dengan sapu dan karung goni, prinsip harus bersih dari debu dan kotoran dan material yang terlepas harus dibuang. Setelah ini selesai baru kita mempersiapkan untuk prime-coating yang dipersiapkan ialah alat- alatnya (distributor kecil), dan alat penarik (Tire Roller) atau distributor (besar), juga disebut distributor- car distributor. Tentu semua alat ini telah diperiksa baik dan berjalan lancar. Untuk memenuhi banyaknya yang dikehendaki tentu sebelumnya melalui beberapa kali percobaan dengan dasar pedoman dari yang sudah diketahui sebelumnya. Panas/temperature, kecapatan, menentukan volume yang keluar, jarak nozel dengan permukaan base-course menentukan ratanya disamping juga ikut menentukan volume tersebut. Untuk pengontrolan mendapatkan volume yang dikehendaki itu, walaupun sudah ada patokan/pedoman dasar selalu setiap pelaksanaan tenaga bahagian laboratorium (Soil Material Engineer) harus hadir untuk mengecek dilapangan 5

(cara timbangan). Sesudah selesai dengan sempurna, dengan menunggu kering lebih dahulu baru pekerjaan selanjutnya/ asphalt concrete dilaksanakan. Umumnya sesudah ± 48 jam sudah cukup kering, dan asphalt concrete dilaksanakan. Cepat dan lambatnya kering itu dipengaruhi oleh cuaca/panas matahari dan tebalnya lapisan dari prime coat tersebut. 2. Asphalt Concrete Sebagaimana yang telah diuraikan tadi, Asphalt- concrete baru dapat dilaksanakan apabila prime- coat telah memenuhi syarat sebagai berikut : a. Harus sudah kering. b. Permukaan prime-coat itu bersih dari kotoran/ debu. Yang Perlu diperhatikan sesudah kita mengetahui beberapa lebar jalan yang akan dilaksanakan kita pakai form (bentuk atau mal) gunanya adalah : a. Mendapatkan bentuk yang dikehendaki. b. Yang lebih penting sewaktu kita memadatkan asphalt concrete tidak lari/bergeser keluar daerah yang kita perlukan. Apabila area/daerah yang kita akan laksanakan tersebut sudah selesai/ memenuhi syarat kita akan beralih pada alat- alatnya. Tebal asphalt concrete Ini tergantung perencanaan. Pengamparan tebalnya sebelum dipadatkan biasanya diampar ± 25% dari tebal yang diperlukan. 6

Sebelum memulai pengamparan, finisher disetel/ diatur sedemikian rupa, supaya dapat asphalt concrete yang kita perlukan. Finisher itu dapat diatur untuk tebal dan kemiringan/slope yang kita perlukan. Asphalt concrete dapat dipakai/diampar setelah sampai dilapangan harus utuh/ tidak basah (yang mungkin dalam perjalanan ditimpa air hujan) dan panasnya memenuhi syarat (spesifikasi)ump., dengan adanya jarak lapangan kerja A.M.P (Produksi Asphalt Concrete) tentu aka nada penurunan/ perubahan panas. Dalam pengalaman setiap jarak ditempuh ± 1 jam perjalanan penurunan panas adalah. Pemadatan : Sewaktu penghamparan mungkin saja terjadi pada tempat- tempat tertentu kurang rata, maka perlu ditambah pengamparan cukup dengan tenaga manusia. Memulai pemadatan dilaksanakan telah cukup tersedia areanya dan panas- panas/ temperature dari asphalt concrete sesudah dihampar. Sewaktu pemadatan roda roller harus disiram air secukupnya. Cara pemadatan : a. Apabila pertama ½ dari lebar jalan belum ada asphalt concrete pemadatannya dilakukan secara berturut- turut sebagai berikut: 1) Pada sambungan melintang/ Transverse joints. 2) Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge) 3) Dari bagian terendah kebagian tinggi sewaktu pemadatan pertama. 4) Pemadatan kedua urutannya sama dengan pemadatan pertama. 5) Pemadatan terakhir pun sama dengan pertama dan kedua urutannya. b. Apabila dibagian lain (½ jalan) sudah ada asphalt concretenya pemadatan dilaksanakan sebagai berikut: 1) Pada sambungan melintang (transverse joints) 2) Pada sambungan memanjang (4 center line) 3) Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge) 4) Dari bagian terendah kebahagiaan yang tinggi sewaktu pemadatan pertama. 5) Pemandangan ke dua sama urutannya dengan pemadatan pertama. 6) Pemadatan terakhir pun sama dengan pemadatan pertama dan kedua urutannya. 7

3. Slurry Seal Slurry seal berfungsi sebagai : 1) Sebagai lapisan penutup(sealing layer) 2) Sebagai lapis anti licin 3) Menutup retak rambut 4) Pelindung lapisan di bawahnya karena kedap air 5) Membuat permukaan tidak berdebu Proses Pengerjaan Slurry seal dituangkan kedalam spreader box perlahan-lahan, lalu Jalankan Pan Mixer dengan alat penarik. Slurry Seal tidak perlu dipadatkan, proses pengerasan tidak melalui pemadatan tetapi penguapan. Selama pengerjaan lalu lintas harus ditutup +/- 2 jam(kondisi panas). Slurry Seal tidak boleh dihamparkan pada kondisi mendung atau hujan 4. Marka jalan lintas. Pekerjaan terakhir adalah pembuatan marka jalan untuk mengarahkan arus lalu 8

C. Pengerjaan Drainase 1. Pengerjaan Galian a) Galian Biasa Untuk pekerjaan galian Tanah Biasa dengan alat berat disini kami lakukan dengan memakai excavator yaitu menggali kedudukan pasangan batu kali dan saluran tanah atau saluran terbuka. Setelah pemasangan bouplank sesuai dengan dimensi yang telah ditentukan pemasangan bouplank ini beriring dengan pekerjaan Galian tanah Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal. Selama pelaksanaan pekerjaan galian Biasa, lereng sementara galian yang stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus dipertahan-kan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut. b) Galian Batu Galian Batu harus mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Direksi Pekerjaan adalah tidak praktis menggali tanpa penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran. Galian ini tidak termasuk galian yang menurut Direksi Pekerjaan dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda netto maksimum sebesar 180 PK (Tenaga Kuda) dengan mengunakan alat berat setara excavator. Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya Pekerjaan ini merupakan ketelitian sangat hati-hati yang mana dilokasi terdapat pipa PDAM, terkecuali bilamana pipa atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam galian dan ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan telah dipadatkan. 2. Pekerjaan Struktur Adukan beton harus memenuhi syarat syarat Peraturan Beton Indonesia. Beton harus mempunyai kekukuatan karakteristik K 225 untuk beton konstruksi beton biasa. Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya tergantung yang ditentukan. Yang penting harus dinyatakan oleh tes Laboratorium resmi dan sah. 9

Beton ready mix harus dicor pada tempatnya dalam waktu max. 2 jam dihitung dari mulai truc mixer keluar dari plan sampai keluar dari proyek. Mortar beton, dituangkan pada acuan beton yang telah disiapkan dan dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Concrete. Pada pengecoran baru (sambungan antara yang lama dan beton baru) maka permukaan beton lama terlebih dahulu dibersihkan dan dikasarkan sampai aggergat kasar tampak, kemudian disiram dengan air semen. Yang perlu diperhatikan selama proses pengerasan : a) Perawatan dengan air yaitu dengan memercikkan air secara terus menerus atau digenangi dengan air. b) Menutupnya dengan suatu lapisan penyerap (karung, goni, kantung semen) yang selalu dijaga supaya basah konstan. Semua permukaan beton yang akan dipengaruhi air deras atau benturan gelombang harus betul-betul dilindungi dari kemungkinan kerusakan selama periode pengerasan, dan semua permukaan beton yang belum mencapai kekerasan yang diharapkan harus ditutup sesuai dengan standar yang ada. 10