PERKEMBANGAN STANDARDISASI TATA RIAS PENGANTIN SOLO BASAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN HASIL PAES TATA RIAS PENGANTIN SOLO BASAHAN ANTARA MENGGUNAKAN METODE TRADISIONAL DAN METODE PROPORSIONAL

PEMBUATAN PAES PENGANTIN SOLO DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROPORSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Cantik identik dengan wanita karena semua wanita ingin cantik, Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang kaya akan budaya tidak lepas dari tata rias pengantin yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat film dokumenter

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA RIAS PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT

2015 MANFAAT HASIL PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN SOLO PUTRI SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA SALON RIAS PENGANTIN

MINAT CALON PENGANTIN TERHADAP TATA RIAS PENGANTIN PAES AGENG MODIFIKASI DI KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA : PENGANTIN INDONESIA II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

Journal of Beauty and Beauty Health Education

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODUL TATA RIAS WAJAH PENGANTIN SUNDA PUTRI ( JAWA BARAT) Disusun oleh: Endang Kuncahyawati S.Pd

MODIFIKAS TATA RIAS PENGANTIN PUTRI MUSLIM TRENGGALEK

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

MANIFESTASI NILAI TRADISIONAL RIASAN PENGANTIN KONTEMPORER DALAM MATA PELAJARAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN DI SMK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA : PENGANTIN INDONESIA I

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia sebagai makhluk

TATA RIAS PENGANTIN DENGAN PAES

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VII TATA RIAS. STANDAR KOMPETENSI: Mahasiswa dapat memahami hakikat Tata Rias

1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri. Mahasiswa dapat :

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN. dan pengolahan data serta perancangan dalam pembuatan film dokumenter ini.

Gambar 3. 2 Pengantin Sunda Putri (Sumber : HARPI)

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak pada garis khatulistiwa. Dengan

KAJIAN ESTETIKA BUSANA PERNIKAHAN ADAT SURAKARTA BASAHAN DODOT GADHÜNG MLATHI

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan bagian bagian wajah yang kurang sempurna menjadi bentuk

Usaha Sampingan Jasa Rias Pengantin

BATIK INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE. Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (PENGANTIN INDONESIA II) 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan.

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN BERBASIS

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan mencakup

KREASI TATA RIAS PENGANTIN MUSLIM TERINSPIRASI BATIK LUMAJANG DAN PENGANTIN LUMAJANG SARI AGUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MODIFIKASI RIAS PENGANTIN MUSLIM MENGHITUNG SECARA SEDERHANA BIAYA MRP MUSLIM MRP.MS

STUDI TENTANG TATACARA UPACARA PERKAWINAN DI DESA TAMANAN KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

KARAKTERISTIK TATA RIAS PENGANTIN SOLO

MODIFIKASI TATA RIAS PENGANTIN PUTRI MUSLIM CIREBON KEBESARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang bertempat tinggal dalam satu lingkungan masyarakat. Budaya

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita

BAB 1. Pendahuluan. kepada manusia lainnya. Karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

UPAYA PENGENALAN TATA RIAS PENGANTIN TRADISIONAL GAGRAG KARTIKA RUKMI PADA MASYARAKAT DI DAERAH DESA GAPRANG, KANIGORO, BLITAR

ASPEK PENDIDIKAN SPIRITUAL DALAM PROSESI INJAK TELUR PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MINAT KONSUMEN DALAM PEMILIHAN TATA RIAS PENGANTIN TRADISIONAL DAN MODIFIKASI DI SALON KEMUNING PURWOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN PAES PENGANTIN SOLO PUTRI DENGAN MENGGUNAKAN WELAT LATINO DI BLK KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nova Kristiana,2014

BAB I PENDAHULUAN. beragam tergantung pada budaya dari daerah tertentu. Sanggul merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160 TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

PELATIHAN PEMBUATAN HANTARAN PENGANTIN SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN WAKTU LUANG BAGI IBU RUMAH TANGGA DI DUSUN COKROBEDOG

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN SENI TATA RIAS PENGANTIN DI BANJARNEGARA

ABSTRAK PERANCANGAN BOOK DESIGN TATA CARA PERNIKAHAN ADAT YOGYAKARTA. Oleh Wenny Anggraini Natalia NRP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SMK Negeri 1 Beringin merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

BUSANA TENUN IKAT TRADISIONAL KAB. KUPANG

Oleh: Asi Tritanti Eni Juniastuti

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGETAHUAN TENTANG KOSMETIKA PERAWATAN KULIT WAJAH DAN RIASAN PADA MAHASISWI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Transkripsi:

PERKEMBANGAN STANDARDISASI TATA RIAS PENGANTIN SOLO BASAHAN TRISNA ANGGUN SHINTA KARNELIS Prodi Tata Rias, Jurusan IKK-FT Jln Rawamangun Muka. Gd. H Jakarta Timur Fax.021-4715094 Email. tatarias57@gmail.com ABSTRACT Anggun Trisna Shinta Karnelis (Development of Standardization Bridal Makeup basahan Solo). A qualitative study in Surakarta, Central Java (2012). Thesis: Makeup Studies Program, Department of Family Welfare, Faculty of Engineering, State University of Jakarta, 2012. This study is a qualitative research aimed to find out and analyze in depth about. Standardization developments Bridal Makeup Solo basahan from 1978 to 2012. Data was collected through observational techniques, interviews, documentation, and library research. Analysis of data is done through a technical analysis of the model consists of grooves interaktifyang activities taking place simultaneously namely data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. These results indicate that the development of standardization are examined starting from year 1978 to 2012. This year is set for bridal makeup new basahan Solo standardization standardization was held in 1978. Key Word: Standardization, bridal makeup basahan Solo, dress & makeup wedding ABSTRAK Trisna Anggun Shinta Karnelis (Perkembangan Standardisasi Tata Rias Pengantin Solo Basahan). Suatu penelitian kualitatif di Kota Surakarta, Jawa Tengah (2012). Skripsi: Program Studi Tata Rias, Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta, 2012. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis secara mendalam mengenai. Perkembangan Standardisasi Tata Rias Pengantin Solo Basahan dari tahun 1978-2012. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Analisa data dilakukan melalui teknik analisa model interaktifyang terdiri dari alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan standardisasi yang diteliti mulai dari tahun 1978-2012. Tahun ini ditetapkan karena tata rias pengantin Solo Basahan baru diadakan pembakuan standardisasi pada tahun 1978. Solo Basahan banyak terjadi pada tahun 2008 yang meliputi aspek bentuk, cara penggunaan, fungsi, warna, bahan dan arti. Standardisasi tata rias pengantin Solo Basahan sangat berperan penting untuk digunakan sebagai pegangan atau pedoman bagi para penata rias dalam menjalankan profesinya, sehingga perkembangan yang terjadi akibat modernisasi tidak membawa perubahan- perubahan yang keluar jauh dari standardisasi yang telah ditetapkan. Kata kunci : Standardisasi, Tata Rias Pengantin Solo Basahan, Busana & Tata Rias Pengantin 1

PENDAHULUAN Keanekaragaman budaya di Indonesia merupakan sebagian dari ciri kesatuan budaya Indonesia yang beragam. Upacara adat, busana dan tata rias pengantin nusantara adalah salah satu keanekaragaman yang telah tumbuh dan berkembang selama berabad- abad. Tiap daerah memiliki pola dan corak kebudayaanya masingmasing dan berusaha melestarikannya secara turun temurun, meskipun dalam proses perkembangan senantiasa mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan jamannya. Indonesia terdiri dari beberapa provinsi, masing- masing provinsi di Indonesia mempunyai adat istiadat yang beraneka ragam. Salah satu keanekaragaman tersebut yakni tata rias pengantin. Dalam sebuah provinsi terdapat berbagai macam tata rias pengantin salah satunya adalah Surakarta yang masih melestarikan kebudayaan Jawa serta merupakan salah satu pusat pengembangan tradisi Jawa. Perkembangan berupa adanya perubahanperubahan tersebut dapat dilihat pada tata rias wajah pengantin yang disesuaikan dengan penggunaan warna- warna yang sesuai dengan busananya, selain itu juga bisa dilihat pada tata rias rambut berupa perhiasan maupun roncean bunga yang digunakan, busana pun mengalami perkembangan baik dari warna, perhiasan, asesoris dan lain sebagainya. Perkembangan standardisasi tata rias pengantin Solo Basahan dapat dilihat dari penyelenggaraan standardisasi atau pembakuan tata rias pengantin Solo Basahan melalui seminar atau lokakarya yang diselenggarakan oleh Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati dan dihadiri oleh perwakilan HARPI Melati Cabang diseluruh Indonesia, Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah. Melalui lokakarya standardisasi tata rias pengantin khususnya tata rias pengantin Solo Basahan diharapkan agar penata rias di daerah Surakarta pada khususnya mengetahui benar tentang pedoman dan acuan dari perubahan- perubahan yang telah ditetapkan atau dibakukan melalui kesepakatan serta dapat melestarikan kebudayaan yang ada secara turun temurun. Oleh karena itu, peneliti ingin mengkaji Solo Basahan yang meliputi tata rias wajah, tata rias rambut, busana dan asesoris yang digunakan. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui perkembangan standardisasi tata rias pengantin Solo Basahan dari tahun 1978-2012 MATERI DAN METODOLOGI A. Hakikat Perkembangan Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan merupakan proses perubahan individu yang terjadi dari kematangan dan pengalaman yang merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar. Setiap individu ada salah satu faktor yang paling dominan. Perkembangan dapat di definisikan sebagai deretan progresif menandakan bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju, dan bukan mundur. Tujuan perubahan perkembangan menurut Maslow adalah aktualisasi diri upaya untuk menjadi yang lebih baik secara jasmani maupun rohani agar mereka merasa puas dan memberi harapan dalam kehidupannya nanti. B. Hakikat Standardisasi Tata Rias Pengantin Solo Basahan 1) Standardisasi Tata Rias Pengantin Standar adalah suatu ukuran, patokan, tingkat, kriteria atau persyaratan tertentu yang disepakati untuk dicapai. sedangkan standardisasi juga dapat diartikan sebagai spesifikasi yang dibuat dengan kriteria tertentu serta dirancang sedemikian rupa untuk digunakan secara konsisten sebagai peraturan dan acuan. Dengan demikian 2

standardisasi adalah proses usaha atau kegiatan supaya sesuatu menjadi terstandar (mencapai suatu tingkat, kriteria atau persyaratan tertentu yang telah ditetapkan). Dibidang tata rias pengantin, standardisasi berperan penting sebagai acuan ataupun patokan oleh penata rias dimanapun berada, maksudnya yakni dalam menjalankan profesinya para penata rias pengantin diseluruh provinsi di Indonesia yang sedang belajar tentang tata rias pengantin. 2) Tata Rias Pengantin Tata rias merupakan aturan ataupun sistem berhias yang digunakan dalam mengubah penampilan dari bentuk asli yang sebenarnya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik Jadi dapat disimpulkan bahwa tata rias adalah aturan berhias atau cara berhias yang bertujuan untuk mempercantik diri sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, tata rias pengantin merupakan suatu bentuk karya seni yang mengandung nilai- nilai luhur yang tersirat secara simbolik, hal ini dapat dilihat dari masing- masing setiap daerah memiliki keunikan dan ciri khas yang menunjukkan salah satu identitas daerah yang harus dijaga keutuhannya dan dilestarikan. Surakarta adalah salah satu kota di Jawa Tengah yang terkenal dengan keraton dan kebudayaanya, Sejarah pendirian kota ini dimulai dari: Surakarta menjadi lambang kelestarian bahasa dan budaya jawa, Surakarta juga menjadi salah satu pusat kebudayaan jawa yang menjunjung tinggi adat istiadat secara turun temurun. Upacara adat pengantin Surakarta biasanya dimulai dengan acara madik, madik artinya mencari calon jodoh untuk putera dengan diam- diam, proses madik ini dilakukan dengan sembunyi- sembunyi untuk mengetahui keadaan seseorang. 3) Tata Rias Pengantin Solo Basahan. Secara umum tata rias pengantin Surakarta dibagi menjadi 2 macam antara lain tata rias pengantin Solo putri dan tata rias pengantin Solo basahan. a) Tata Rias Pengantin Solo Basahan Tata rias wajah meliputi penggunaan warna- warna make up pada wajah pengantin dan paes yang diisi dengan lotha warna hijau. Tata rias rambut meliputi adanya sunggar, sanggul pengantin wanita disebut bokor mengkurep. Sanggul ini bernama bokor mengkurep karena bentuk sanggul ini bulat seperti bentuk bokor. Tata rias Solo Basahan menggunakan busana Solo Basahan berupa dodot atau kampuh dengan pola batik warna gelap bermotif alas-alasan (binatang) dan tumbuhan hutan. Makna dari busana basahan adalah simbolisasi berserah diri kepada kehendak Tuhan akan perjalanan hidup yang akan datang. b) Tata Rias Pengantin Solo Putri. Tata rias pengantin Solo Putri merupakan tata rias wajah, rambut, busana hingga asesoris yang dipakaikan pada calon pengantin baik pria maupun wanita pada masyarakat Surakarta. Tata rias wajah meliputi alas bedak dengan warna kekuning- kuningan, bentuk alis menjangan ranggah, warna kelopak mata menggunakan warna hijau dengan bayangan mata warna coklat dan highlight warna kuning serta bibir menggunakan warna merah sirih. Paes pada pengantin solo putri ini diisi dengan lotha warna hitam. Tata rias rambut meliputi sunggar, sanggul pengantin wanita disebut sanggul bangun tulak. sanggul bangun tulak ini berbentuk kupu- kupu. Sanggul disebut bangun tulak karena pada sanggul dipasang bunga bangun tulak, yaitu bunga yang dironce dan kemudian dipasang pada sanggul bagian belakang. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu tidak bermaksud menguji hipotesis tertentu tetapi hanya 3

menggambarkan apa adanya tentang suatu gejala, variabel, atau keadaan. Teknik Pengumpulan data a. Pengamatan Pengamatan sebagai teknik pengumpulan data dalam penelitian. Pengamatan meliputi kegiatan pemusatan terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi pengamatan dapat. b. Wawancara Wawancara merupakan suatu komunikasi verbal yang bertujuan untuk mendapatkan informasi. Penelitian ini menggunakan wawancara berstruktur, terbuka, dan menggunakan pedoman wawancara. Pertanyaan yang ditujukan kepada informan berpedoman pada petunjuk wawancara yang berisi garis- garis pertanyaan yang berpusat pada fokus penelitian. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Milles dan Hubberman, analisa data terdiri dari alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi Analisa data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisa data model interaktif HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui Solo Basahan dari tahun 1978-2012 Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan 11 pertanyaan kepada 10 informan. Penelitian tidak membatasi jawaban informan karena informan yang dipilih benar- benar mengetahui fokus penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara juga dilakukan kepada Ketua HARPI Melati Jawa tengah yang memiliki pengetahuan dalam tata rias pengantin Solo Basahan dan berperan penting dalam menjaga kelestarian tata rias pengantin Solo Basahan. Perkembangan standardisasi tata rias pengantin Solo Basahan banyak terjadi pada tahun 2008 Tata rias pengantin Surakarta terdiri dari tata rias pengantin Solo Basahan dan tata rias pengantin Solo Puteri. Standardisasi tata rias pengantin Solo basahan sangat berperan penting untuk digunakan sebagai pegangan atau pedoman bagi para calon penata rias ataupun penata rias dalam menjalankan profesinya. KESIMPULAN Perkembangan standardisasi diteliti mulai dari tahun 1978-2012, Tahun ini ditetapkan karena tata rias pengantin Solo Basahan baru diadakan pembakuan/ standardisasi pada tahun 1978. Perkembangan standardisasi tata rias pengantin Solo Basahan tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati dan dihadiri oleh perwakilan HARPI Melati Cabang diseluruh Indonesia, Direktorat Pendidikan Masyarakat atau Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah sebanyak 3 kali dalam rentang waktu tahun 1978 sampai tahun 2012. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan Solo Basahan banyak terjadi pada tahun 2008 yang meliputi aspek bentuk, cara penggunaan, fungsi, warna, bahan dan arti. Standardisasi tata rias pengantin Solo Basahan sangat berperan penting untuk digunakan sebagai pegangan atau pedoman bagi para penata rias dalam menjalankan profesinya, sehingga perkembangan yang terjadi akibat modernisasi tidak membawa perubahan- perubahan yang keluar jauh dari standardisasi yang telah ditetapkan, agar tata rias pengantin Solo Basahan tetap terpelihara keutuhannya secara tradisional yang didalamnya terkandung nilainilai luhur dan makna yang harus dilestarikan. 4

DAFTAR PUSTAKA Al Hasyami, Muhammad Ali. Wanita Muslimah. Jakarta:Al Kautsar, 1997. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta, 1992. Bratawijaya, Thomas Wiyasa. Upacara Perkawinan Adat Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2006. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka, 1991. Santoso, Budi. Kebudayaan dan agama. Yogyakarta:Kanisius,1992. Saryoto, Naniek. Pelajaran Tata Rias Basahan Surakarta. Jakarta:Meutia Cipta Sarana, 1995. Sevilla, Consuelo G., et.al. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press, 1993. 5