BAB I PENDAHULUAN. proteksi ekonomi secara resmi dari pemerintah.

dokumen-dokumen yang mirip
Economic Education Analysis Journal

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

URUSAN WAJIB KOPERASI & USAHA KECIL MENENGAH. Hal Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Usaha Kecil 50 Juta 500 Juta Maksimal 300 Juta

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pergerakan perekonomian nasional. UMKM memiliki kontribusi dalam

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang. Sektor UKM telah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha mikro memiliki

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional baik di bidang ekonomi maupun sosial, termasuk

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

PENGARUH PERSEBARAN LOKASI UMKM BERBASIS RUMAH (HOME BASED ENTERPRISES) TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KEL. BUGANGAN DAN JL.

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia tampak masih cukup kokoh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis (perusahaan) merupakan suatu organisasi yang menyediakan berbagai

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. keluar untuk mengatasi masalah perekonomian di Indonesia. UMKM di. ditampung sehingga tingkat pengangguran semakin berkurang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Usaha. Kriteria No Uraian. > 300 Juta-2,5 Milyar 3

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

Analisis Isu-Isu Strategis

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DAN LOKASI USAHA TERHADAP PENDAPATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

I. PENDAHULUAN. menjadi Rp per dollar pada bulan juni 1998 dan inflasi meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. (UMi), Usaha Kecil (UK), Usaha Menengah (UM) dan Usaha Besar (UB) berdasarkan ketiga alat ukur ini berbeda di setiap negara.

SEMARANG. Ngaliyan) Oleh : L2D FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. comparative advantage menjadi competitive advantage. Seiring dengan. lingkungan yang terus berubah ataupun semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pada suatu negara terutama pada negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian suatu Negara sangat ditunjang oleh berkembangnya usaha

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

BAB I PENDAHULUAN. bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itu disebabkan dalam

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Nurlina, 2013

BAB I PENDAHULUAN ,83 % , ,10 13,15 % Sumber :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian saat itu mengalami keterpurukan. Kemunculan sektor Usaha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian suatu negara maupun daerah pada kenyatannya terdapat berbagai sektor-sektor yang dapat memperlihatkan tingkat pertumbuhan perekonomian, yitu sektor formal maupun sektor non formal. Dalam pengertiannya sektor informal umumnya merupakan sebagai usaha berskala kecil denga modal, ruang lingkup, dan pengenmbangan yang terbatas serta sedikit sekali menerima proteksi ekonomi secara resmi dari pemerintah. Dengan adanya sektor informal tersebut merupakan suatu hal dimana perekonomian kerakyatan dapat berlangsung secara seimbang dan berkelanjutan. Dalam penerapannya sektor inforlmal justru menjadi sektor yang dapat diandalkan untuk pertumbuhan ekonomi, hal ini ditandai dengan sektor informal dapat menjadi penampung dan alternatif peluang kerja. Usaha mikro kecil dan menen/gah (UMKM) mempunyai peran yang sangat strategis bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi. UMKM telah membuktikan diri mampu memberikan kontribusi terhadap stabilitas ekonomi di Indonesia dan sekaligus membuktikan bahwa UMKM mampu bertahan dalam krisis global. UMKM mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga membantu mempercepat laju pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1

2 Terdapat bukti empiris pula ketika kejadian krisis ekonomi tahun 2007-2008 menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia. Pertma, usahausaha ekonomi berskala besar yang menjadi penggerak ekonomi nasional terbukti sangat rentan terhadap terjadinya gejolak ekonomi global sehingga menyebabkan terjadinya krisis moneter pada saat itu. Kedua, sektor UMKM memberikan bukti bahwa mereka mampu beradaptasi dan bertahan hidup ditengah pusaran gejolak ekonomi dunia sehingga dapat menjadi penyangga ekonomi nasional pada saat datangnya krisis ekonomi global seperti yang terjadi pada tahun 2007-2008. Perkembangan UMKM oleh masyarakat dapat dimulai dari membentuk suatu perusahaan kecil yang sebagian usaha dikembangkan berawal dari rumah sebagai pilihan tempat mereka berkeja, yang disebut dengan home based enterprises (UMKM berbasis rumah). Dalam hal ini rumah tidak hanya dianggap sebagai salah satu kebutuhan dasar mereka tetapi juga dijadikan sesuatu yang produktif yaitu tempat aktifitas yang menghasilkan pendapatan dengan menjadi pengusaha kecil. Menurut (M.Irfan, 2000 dalam Anoraga, 2002) lebih lanjut mengatakan Usaha kecil dan menengah (UKM) dalam perekonomian suatu negara,memiliki peranan penting. Bukan hanya di Indonesia tetapi kenyataann menunjukan bahwa posisi usaha kecil dan menengah mempunyai peranan strategis di negara-negara lain juga. Tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan kecil dengan segala kelemahannya adalah merupakan salah satu sendi kehidupan ekonomi Indonesia karena : perusahaan kecil menyediakan lapangan kerja untuk berjuta-juta rakyat

3 Indonesia, perusahaan kecil juga ikut membayar pajak, perusahaan kecil merupakan ujung tombak industri nasional. Kementrian Koperasi dan UMKM menyebutkan usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berekembang saat ini menjadi beberapa kategori yaitu pertanian, perternakan, perikanan, kehutanan, listrik, gas, air bersih, perdagangan, hotel, restoran, jasa-jasa swasta, dan industri pengolahan. Kota Semarang adalah ibu kota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia sekaligus kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia sesudah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. Sebagai salah satu kota paling berkembang di Pulau Jawa, Kota Semarang mempunyai jumlah penduduk yang hampir mencapai 2 juta jiwa dan siang hari bisa mencapai 2,5 juta jiwa. Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat. Luas Kota 373.67 km2. Membuka usaha adalah tujuan para pelaku UMKM untuk meperoleh pendapatan yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan mereka, sedangkan pengertian pendapatan sendiri adalah menurut (Boediono 1982, dalam Samsul, 2013). Mengemukakan bahwa Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Tabel di bawah ini menunjukan data pendapatan jenis usaha makanan yang dijalankan oleh para pelaku UMKM di Kota Semarang yang mengalami penurunan setiap tahunnya. Berikut adalah tabel omzet pendapatan yang diterima oleh para UMKM di Kota Semarang menurut jenis usaha.

4 Tabel 1.1 Data Omzet Pendapatan UMKM Binaan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang Tahun 2011-2014 No. Nama Komodity 2011 2012 2013 2014 1 Handy Craft 37.904.200.000 34.320.000.000 39.301.100.000 32.851.000.000 2 Batik 1.319.876.000 1.220.762.000 1.215.100.000 1. 353.779.000 3 Minuman 889.000.000 694.000.000 744.000.000 797.500.000 4 Makanan 13.113.000.000 9.323.000.000 4.351.000.000 2.933.657.000 5 Fashion 236.300.000 275.000.000 1.072.252.300 450.000.000 6 Konveksi 345.000.000 156.986.000 208.000.000 293.000.000 7 Kerajinan 754.098.000 602.287.000 300.000.000 1.538.000.000 8 Sabun 989.000 2.985.000 2.190.000 1.120.000 9 Jasa - - 11.000.000 - Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang Tahun 2015 Berdasarkan Tabel 1.1 membuktikan bahwa pendapatan yang diterima oleh para pelaku usaha yang menggeluti bidang makanan turun terus menerus setiap tahunnya dari tahun 2011-1014, bahkan sangat jauh dari pendapatan awal yang diterimanya. Pada tahun 2011 pendapatan yang diterima pelaku usaha makanan sebesar Rp.13.113.000.000, pada tahun 2011-2012 mengalami penurunan 28,90% pendapatan yang diterima sebesar Rp.9.323.000.000, pada tahun 2012-2013 pendapatan yang diterima juga mengalami penurunan yang sangat drasitis yaitu 53,33% pada tahun 2013 pendapatan yang diterima sebesar Rp.4.351.000.000, sedangkan pada tahun 2014 pendapatan yang diterima oleh para pelaku usaha makanan yang ada di Kota Semarang mengalami penurunan 32,58% dengan pendapatan yang diterima sebesar Rp.2.933.657.000. Bertambahnya jumlah pelaku

5 usaha makanan yang berskala mikro maupun pelaku usaha yang memeliki modal, ternyata tidak berdampak baki pada pelaku usaha kecil,mereka mengalami penurunan pendapatan usaha yang diterima. Di karenakan para pelaku usaha kecil kalah bersaing dengan para pengusaha yang memiliki modal, sebagian besar dari mereka juga hanya memproduksi makanan ketika ada pesanan. Berikut adalah data jumlah pelaku usaha kecil makanan di 16 kecamatan yang ada di Kota Semarang Tabel 1.2 Data Pelaku Usaha Makanan Binaan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang Tahun 2011-2014 No Kecamatan 2011 2012 2013 2014 1 Banyumanik 7 6 8 5 2 Candi Sari - - - - 3 Gajah Mungkur 2 3 4 1 4 Gayam Sari 1 2 2 2 5 Genuk 1 1 1 1 6 Gunungpati 1 1 1 1 7 Mijen 5 2 3 4 8 Ngaliyan 1 2 1 1 9 Pedurungan 3 4 6 7 10 Semarang Barat 5 8 6 6 11 Semarang Selatan 6 10 5 7 12 Semarang Tengah 18 13 18 24 13 Semarang Timur 4 3 5 6 14 Semarang Utara 6 5 4 4 15 Tembalang 20 24 28 36 16 Tugu - 1 1 1 Jumlah 80 85 92 108 Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang tahun 2015 Dari data di atas membuktikan bahwa setiap tahunnya jumlah pelaku usaha makanan yang ada di Kota Semarang selalu mengalami peningkatan, tetapi dengan bertambahnya jumlah pelaku usaha ini tidak berdampak baik pada pendapatan yang

6 diterima oleh para pelaku uasaha makanan yang ada di Kota Semarang. Harapan dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, dengan bertambahnya jumlah para pelaku usaha mereka dapat saling bekerja sama dalam menjual produk mereka ke pasaran, tetapi teryata semakin banyaknya jumlah UMKM makanan baik yang terdaftar di Dinas UMKM ataupun yang tidak terdaftar membuat persaingan usaha semakin ketat. Kecamatan yang paling banyak memiliki pelaku usaha makanan ada di Kecamatan Tembalang, 36 pelaku usaha makan di Kecamatan Tembalang pada tahun 2014 yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang. Di Kecamatan Tembalang terdapat banyak sekali jenis-jenis usaha yang ada di daerah tersebut sebagian besar adalah usaha makanan dari jenis makanan pinggir jalan sampai jenis makanan yang kelas atas. Dari data Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang para pelaku usaha kecil makanan juga sebagian besar berada di Kecamatan Tembalang. Daerah Kecamatan Tembalang terdapat beberapa kampus ini merupakan tempat lokasi usaha yang baik untuk membuka jenis usaha makanan. Dari wawancara Dinas Koperasi danumkm Kota Semarang para pelaku usaha makanan yang ada di Kota Semarang mengalami penurunan pendapatan mereka dikarenakan bertambahnya jumlah pesaing yang menggeluti usaha di bidang makanan, baik pesaing dari sesama pelaku usaha kecil dan pelaku usaha makanan yang berskala besar, dengan banyaknya pelaku usaha menyebabkan pelaku usaha kecil yang kurang memeiliki modal mengalami kesulitan memasarkan produk ke konsumen.

7 Masalah kesulitan bahan baku juga dialami oleh para pelaku usaha makananan, bahan baku yang semakin mahal membuat para pelaku usaha makanan kesulitan untuk menentukan harga produk makanan yang dijualnya. Dalam menjalankan usahanya UMKM selau mengalami berbagai faktor masalah yang di hadapi untuk memperoleh pendapatannya yaitu Menurut Anoraga (2002 : 250) Faktor- faktor maslaah yang dihadapi oleh UMKM dalam menjalankan usahanya adalah, faktor masalah pemasaran, faktor kemitraan, faktor sumber daya manusia. Selain faktor-faktor masalah yang diungkapkan oleh Anoraga faktor masalah lain yang dihadapi oleh para pelaku UMKM adalah masalah produksi. Menurut J.B.Say (Mulyadi, 2008 : 5 ) Menganggap bahwa peningkatan produksi akan selalu diiringi oleh peningkatan pendapatan. Sedangkan hasil dari suatu studi lintas negara yang dilakukan oleh James dan Akrasanee 1988 (Tambunan, dalam Asruni 2011) menunjukan Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap pendapatan UMKM adalah, faktor pemasaran, faktor keterbatasan finansial. Tambunan (2002) UKM khususnya di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek finansial, mobilisasi modal awal (star_cup capital) dan akses kemodal dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi pertumbuhan output jangka panjang, kemudain faktor keterbatasan sumber daya manusia, faktor produksi, dan faktor keterbatasan tekhnologi.hardjanto (2005 : 6) mengemukanan dalam suatu bisnis seharusnya Hubugan antara elemen-elemen pembentuk sistem bisnis sangat terkait. Masing-masing elemen merupakan faktor penunjang bagi elemen lainnya, faktor-faktor penunjang dalam kegiatan bisnis, baik yang bersifat teknis

8 maupun non teknis. Faktor tersebut tidak berada dalam satu kegiatan yang terpisah akan tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh. Lemahnya satu elemen bisnis akan mempengaruhi kekuatan bagi bisnis tersebut. Elemenelemen bisnis yang utama dan merupakan sumber daya yang kompetetif bagi sebuah bisnis terdiri dari empat elemen utama yaitu modal, bahan-bahan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan keterampilan manajemen. Adapun faktor-faktor yang masih menjadi kendala dalam meningkatkan daya saing dan kinerja untuk mendapatkan hasil yang diinginkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, yaitu faktor lemahnya sistem pembiayaan terhadap dukungan permodalan usaha kecil, faktor kurang kemampuan usaha kecil untuk meningkatkan akses pasar baik pasar domestik maupun pasar global, faktor terbatasnya informasi sumber bahan baku dan penunjang jaringan distribusi, faktor belum terciptanya Blue print atau fasilitas pendukung tekhnologi kerja yang mampu digunakan sebagai keunggulan bersaing, faktor rendahnya kualitas SDM, faktor perizinan pendirian badan usaha, faktor keberadaan jasa lembaga penjamin masih belum mampu melayani usaha kecil secara optimal, Faktor lembaga promosi pemerintah (Hardjanto, 2005 : 91-92). Dengan melihat penjelasan di atas, dengan permasalahan yang dihadapi UMKM Kota Semarang, maka penulis termotivasi untuk meneliti ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHA PADA USAHA MIKRO KECIL MENENGAH MAKANAN DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut:

9 1. Adakah pengaruh manajemen, lokasi usaha, pemasaran terhadap pendapatan usaha para pelaku UMK makanan di Kecamatan Tembalang Kota Seemarang? 2. Adakah pengaruh manajemen terhadap pendapatan usaha Para pelaku UMKM makanan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang? 3. Adakah pengaruh lokasi usaha terhadap pendapatan usaha para pelaku UMKM makanan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang? 4. Adakah pengaruh pemasaran terhadap pendapatan usaha para pelaku UMKM makanan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui adakah pengaruh manajemen, lokasi usaha, pemasaran terhadap pendapatan usaha para pelaku UMKM makanan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. 2. Untuk mengetahui pengaruh manajemen terhadap pendapatan usaha para pelaku UMKM makanan di Kecamatan Tembalang. 3. Untuk mengetahui pengaruh lokasi usaha terhadap pendapatan usaha para pelaku UMKM makanan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. 4. Untuk mengetahui pengaruh pemasaran, terhadap pendapatan usaha para pelaku UMKM makanan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. 1.4. Manfaat Penelitian Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang bersifat teoritis maupun praktis.

10 1. Secara Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi pengembangan ilmu ekonomi sebagai sumber bacaan atau refrensi yang dapat memberikan informasi teoritis dan empiris pada pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini, dan menambah sumber daftar pustaka yang ada. b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menjadin pembanding antara ilmu yang didapatkan pada masa kuliah dengan realita yang ada pada masyarakat sehingga dapat menjadi bekal bila peneliti turun ke lapangan langsung. 2. Secara Praktis a. Bagi UMKM Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi para pelaku usaha UMKM di Kota Semarang faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pendapatan. b. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dalam menerapkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan serta tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang pembahasan penelitian yang serupa.