8 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini akan ditarik kesimpulan dari serangkaian aktivitas penelitian yang telah dilakukan dan saran yang dapat direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya dan saran kepada pihak-pihak yang terkait dengan topik penelitian tugas akhir ini. 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan terkait dengan perancangan model pengukuran kinerja penyelarasan dan implementasi model pada Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) di Kota Surabaya. Berikut adalah kesimpulan dari penelitian tugas akhir ini. 1. Berdasarkan hasil observasi karakteristik pada data sampel 6 LKP di Kota Surabaya dan dari hasil survey terhadap total 665 lulusan dari LKP sampel didapat kesimpulan sebagai berikut: a) Dimensi Kuantitas Proporsi jumlah peserta dan bidang keahlian tertentu mengindikasikan bahwa setiap LKP memiliki fokus dan daya tarik yang berbeda. Peserta LKP di sektor jasa maupun manufaktur didominasi oleh lulusan SMA dan SMK. Pada sektor manufaktur 74% pesertanya dari SMK. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa pendidikan vokasi di SMK masih belum cukup memadai atau mungkin dapat dinyatakan pendidikan di SMK telah gagal. b) Dimensi Kualitas Sertifikat dan ketrampilan yang diperoleh dari LKP sangat membantu dalam memperoleh dan melaksanakan pekerjaan. 167
168 LKP memiliki kurikulum yang unik dan fleksibel. Unik dalam artian kurikulum antar LKP berbeda-beda, sedangkan fleksibel dapat diartikan kurikulum dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan DUDI. Skema pendidikan pada LKP relatif singkat dengan materi praktis yang cukup padat dengan pembekalan softskill yang cukup. Proporsi pendidikan 70% praktek dan 30% teori. Mayoritas lulusan LKP bekerja sesuai dengan bidang keahliannya. Tercatat 67% pada sektor jasa dan 51% pada sektor manufaktur, lulusannya bekerja sesuai dengan bidang keahliannya. c) Dimensi Lokasi LKP di Kota Surabaya didirikan atas dasar penyesuaian dengan kebutuhan Kota Surabaya. Hal ini selanjutnya diterjemahkan kedalam bidang studi keahlian yang di buka oleh LKP. Peserta didik LKP di Kota Surabaya berasal dari luar Kota Surabaya. Tercatat 26% pada sektor jasa dan 64% pada sektor manufaktur berasal dari luar Kota Surabaya. Mayoritas lulusan LKP, baik pada sektor jasa maupun manufaktur bekerja di lokasi sekota (Surabaya). Tercatat 80% pada sektor jasa dan 59% pada sektor manufaktur bekerja di Surabaya. d) Dimensi Waktu Durasi waktu pendidikan di LKP sangat fleksibel. Beberapa LKP menyelenggarakan pendidikan dengan menghitung jumlah pertemuan, tiga bulanan, 6 bulanan, dan ada juga yang 1 2 tahun. Jika dilihat dari waktu tunggu untuk memperoleh pekerjaan, mayoritas lulusan LKP langsung mendapat pekerjaan setelah lulus. Hal ini disebabkan oleh penempatan kerja kepada perusahaan mitra LKP secara langsung.
169 2. Kendala utama yang dialami dalam pelaksanaan pendidikan di LKP terletak pada bagaimana menarik minat masyarakat untuk mengikuti pendidikan di LKP. 3. Penelitian ini menghasilkan dua jenis model AI, yaitu model AI general yang mengabaikan skill dan latar belakang pendidikan formal, dan model AI spesifik yang memperhatikan keduanya. 4. Model AI menghitung seberapa besar lulusan yang terserap di DUDI pada triwulan ke-i sejak kelulusan, pada tahun kelulusan-t, sesuai dengan sektor/bidang keahlian-j, dan sesuai dengan level lokasi pengukuran kinerja penyelarasan-k. 5. Data yang digunakan untuk implementasi model AI didapatkan dari tracer study dengan wawancara melalui telepon dan sms. Hasil tracer study menunjukkan bahwa hanya 45% dari total 665 data lulusan dapat ditelusuri. 6. Berdasarkan hasil uji coba implementasi model AI pada data sampel diperoleh interpretasi sebagai berikut: a) Nilai AI General dan Spesifik Perhitungan nilai AI dilakukan dalam dua mekanisme, yaitu per triwulan (waktu) yang merupakan akumulasi dari semua level lokasi dan perlokasi yang merupakan rata-rata nilai AI dari semua triwulan (waktu). Nilai AI menggambarkan tingkat penyerapan dunia kerja terhadap lulusan LKP. Nilai AI pada tiap-tiap triwulan menjelaskan tingkat penyerapan tenaga kerja pada triwulan tersebut. Semakin tinggi nilai AI maka dapat dikatakan tingkat penyerapannya semakin baik. Perubahan nilai AI per periode pengukuran menggambarkan perubahan status lulusan. Jika nilai AI bergerak naik, maka jumlah lulusan yang bekerja semakin banyak. <
170 Sebaliknya, jika nilai AI bergerak turun, maka ada lulusan yang tadinya bekerja berubah status menjadi pengangguran.. > Hasil analisis perhitungan nilai AI memberikan gambaran bahwa nilai AI cenderung tinggi pada triwulan I dan II, selanjutnya menurun pada triwulan berikutnya. Hal ini disebabkan oleh penempatan kerja kepada perusahaan mitra LKP secara langsung dengan durasi kontrak antara 3 bulan sampai dengan 1 tahun. b) Logikanya, nilai AI general selalu lebih besar daripada nilai AI spesifik karena dengan jumlah angkatan kerja (variabel penyebut) yang sama, perhitungan AI general memiliki nilai pembilang yang lebih besar. Namun dalam penelitian ini tidak demikian, hal ini dipengaruhi oleh kondisi data yang tidak baik (tidak mempunyai informasi mengenai latar belakang pendidikan) sehingga harus menghilangkan beberapa data yang mengakibatkan jumlah angkatan kerja sebagai variabel penyebut berubah. 6. Keakuratan model AI sangat tergantung pada kondisi data yang digunakan. Semakin baik kondisi data, maka nilai AI akan semakin akurat. Namun dalam pengumpulan data melalui tracer study, keakuratan merupakan trade off dari kepraktisan sehingga perlu adanya mekanisme pengumpulan data yang akurat namun praktis. 8.2 Saran Penyelarasan akan efektif apabila terjadi sinkronisasi yang baik pada berbagai pihak yang terkait dengan supply side dan demand side. Untuk itulah, saran yang direkomendasikan berikut ini tidak hanya ditujukan bagi penelitian selanjutnya namun saran juga direkomendasikan kepada pihak-pihak yang terkait seperti LKP di Kota Surabaya, Dinas Pendidikan Kota
171 Surabaya, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surabaya, Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), dan institusi lainnya yang terkait. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yaitu perancangan model AI untuk pendidikan SMK. Namun, peneliatian ini masih menjadi pilot project untuk membuat model pengukuran kinerja penyelarasan yang tepat akurat secara lebih general untuk semua jenis pendidikan di Indonesia. Adapun saran yang direkomendasikan adalah sebagai berikut : 1. Untuk penelitian selanjutnya a) Penelitian selanjutnya disarankan agar merancang model pengukuran kinerja penyelarasan yang lebih komprehensif yang tidak hanya mengakomodasi seberapa besar tingkat penyerapan lulusan di dunia kerja tapi juga mengakomodasi seberapa besar tingkat pemenuhan demand baik dalam satu rumus maupun rumus yang berbeda. b) Metode pengumpulan data lewat tracer study dinilai cukup efektif tetapi masih kurang efisien. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat mencari alternatif metode pengumpulan data yang lebih baik. c) Implementasi model AI untuk mengetahui karakteristik sebuah kota sebaiknya dilakukan dengan objek amatan yang lebih banyak sehingga data yang diperoleh akan lebih mewakili kondisi yang sebenarnya. 2. Untuk LKP di Kota Surabaya a) LKP-LKP di Kota Surabaya sebaiknya membuat sebuah mekanisme yang dapat digunakan untuk mengetahui status ter-update lulusannya yang dikombinasikan dengan database yang sudah ada. b) Hasil tracer study menunjukan hanya sedikit lulusan LKP di Kota Surabaya yang berprofesi sebagai
172 wirausaha. Untuk itu disarankan kepada pihak LKP untuk lebih menggalakan program kewirausahaan. c) Mekanisme penelusuran yang dilakukan masih bersifat pasif. Artinya, pihak LKP hanya menunggu jika ada lulusannya yang datang untuk konsultasi pekerjaan atau melaporkan status pekerjaannya. Selanjutnya, peran LKP diharapkan lebih aktif dalam menelusuri status lulusannya untuk membantu pemerintah dalam upaya penyelarasan. 3. Untuk pemerintah pusat dan daerah : a) Apabila pemerintah pusat dan daerah ingin mengarahkan pendidikan agar memiliki kemampuan menciptakan lapangan kerja, maka LKP adalah lembaga yang tepat untuk menanamkan jiwa kewirausahaan melalui pemberian grant untuk program-program kursus kewirausahaan. b) Untuk mengetahui perkembangan kondisi tenaga kerja di Indonesia sebaiknya pemerintah membuat sebuah wadah dan mekanisme standard yang dapat digunakan untuk menelusuri status tenaga kerja. Salah satu alternatifnya adalah dengan membuat Sistem Informasi Manajemen Basis Data (SMBD). c) Adanya sistem kerja kontrak dan outsourcing memerlukan kajian yang lebih dalam oleh pemerintah daerah dan pusat khususnya Kemenakertrans baik terkait dengan undang-undang yang mengatur sistem kerjanya ataupun yang mengatur perusahaan yang menyediakan tenaga outsource dan perusahaan yang menggunakannya. Seperti yang diketahui saat ini, kebijakan kebijakan outsourcing merupakan kebijakan yang sangat tidak berpihak kepada kesejahteraan tenaga kerja. d) Peningkatan koordinasi antara instansi-instansi pemerintahan yang terkait dengan konsep penyelarasan agar program penyelarasan yang dijalankan bisa maksimal. Bukan suatu hal yang tidak mungkin jika
173 semua pihak yang terkait bersatu, maka impian mulia penyelarasan akan dapat tercapai dengan baik.
174 (Halaman ini sengaja dikosongkan)
175