PENGGUNAAN Trichoderma sp. SEBAGAI AGENSIA PENGENDALIAN TERHADAP Pyricularia oryzae Cav. PENYEBAB BLAS PADA PADI

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang

III. BAHAN DAN METODE. Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

PENGARUH Trichoderma viride dan Pseudomonas fluorescens TERHADAP PERTUMBUHAN Phytophthora palmivora Butl. PADA BERBAGAI MEDIA TUMBUH.

I. METODE PENELITIAN. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Juni 2011 sampai Januari 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitan ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan dan Penyakit

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Penelitian Metode Penelitian Isolasi dan Identifikasi Cendawan Patogen

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

III. BAHAN DAN METODE. Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great

BAHAN DAN METODE. Tabel 1 Kombinasi perlakuan yang dilakukan di lapangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun PT NTF (Nusantara Tropical Farm) Way

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan

METODE PENELITIAN. Kehutanan dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

EKSPLORASI DAN KAJIAN KERAGAMAN JAMUR FILOPLEN PADA TANAMAN BAWANG MERAH : UPAYA PENGENDALIAN HAYATI TERHADAP PENYAKIT BERCAK UNGU (Alternaria porri)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada beras sebagai bahan pangan pokok. Pembangunan pertanian

BAHAN DAN METODE. I. Uji Daya Hasil Galur-galur Padi Gogo Hasil Kultur Antera.

Pembinaan Terhadap Terpidana Lanjut Usia di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Jambi

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Indonesia ABSTRACT

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tembakau dalam sistem klasifikasi tanaman masuk dalam famili

MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

PENGARUH BEBERAPA JENIS EKSTRAK TUMBUHAN TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) DI LAPANGAN

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian Laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi,

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit PTPN 7 Unit Usaha

Fusarium sp. ENDOFIT NON PATOGENIK

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi

Gambar 1 Tanaman uji hasil meriklon (A) anggrek Phalaenopsis, (B) bunga Phalaenopsis yang berwarna putih

BAHAN DAN METODE. Bahan

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang

BAHAN. bulan Juli diremajakan. pertumbuhan. Gambar 4

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan,

PENGARUH PENYIMPANAN DAN FREKUENSI INOKULASI SUSPENSI KONIDIA Peronosclerospora philippinensis TERHADAP INFEKSI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG

III. BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel buah kopi penelitian dilakukan pada perkebunan kopi rakyat

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

EFEKTIVITAS AGENS ANTAGONIS TRICHODERMA SP PADA BERBAGAI MEDIA TUMBUH TERHADAP PENYAKIT LAYU TANAMAN TOMAT

III. METODE PENELITIAN

PENGUJIAN DOSIS KOMPOS Trichoderma UNTUK PENGENDALIAN JAMUR PATOGEN TULAR TANAH PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogea L.)

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Penelitian ini

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyiapan Tanaman Uji Pemeliharaan dan Penyiapan Suspensi Bakteri Endofit dan PGPR

III. METODE PENELITIAN. Muhammadiyah Malang, dan Laboratorium Sentra Ilmu Hayati Universitas. Brawijaya. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan.

III. BAHAN DAN METODE

EKSPLORASI Pseudomonad fluorescens DARI PERAKARAN GULMA PUTRI MALU (Mimosa invisa)

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman sayuran yang

PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL

Diagnosa Penyakit Akibat Jamur pada Tanaman Padi (Oryza sativa) di Sawah Penduduk Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat

I. PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman pangan utama keempat dunia setelah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpotensi sebagai komoditas agribisnis yang dibudidayakan hampir di seluruh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

UJI PERTUMBUHAN IN VITRO

METODOLOGI. Kerapatan jenis (K)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB 5 PENEKANAN PENYAKIT IN PLANTA

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

VIRULENSI BEBERAPA ISOLAT METARHIZIUM ANISOPLIAE TERHADAP ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) di LABORATORIUM

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini terdiri atas dua percobaan utama dan satu percobaan lanjutan, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

II. MATERI DAN METODE

Transkripsi:

J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 414 Jurnal Agrotek Tropika 2(3):414-419, 2014 Vol. 2, No. 3: 414 419, September 2014 PENGGUNAAN Trichoderma sp. SEBAGAI AGENSIA PENGENDALIAN TERHADAP Pyricularia oryzae Cav. PENYEBAB BLAS PADA PADI Yulida Sarif Hidayat, Muhammad Nurdin & Suskandini R.D Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro no. 1 Bandar Lampung 35145 Email: hidayatsarief@gmail.com ABSTRAK Salah satu kendala dalam budidaya tanaman padi adalah penyakit blas padi yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae Cav. Salah satu cara pengendalian yang dapat dilakukan adalah penggunaan agensia hayati ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui keefektifan Trichoderma sp. untuk menghambat pertumbuhan Pyricularia oryzae Cav. in vitro. dan mengetahui keefektifan Trichoderma sp. untuk mengurangi keparahan penyakit blas pada tanaman padi di lapangan. Penelitian ini terdiri dari dua sub percobaan, pertama yaitu sub percobaan secara in vitro untuk menguji antagonisme Trichoderma sp. terhadap Pyricularia oryzae serta sub percobaan yang kedua yaitu menguji kefektifan Trichoderma sp. mengurangi keparahan penyakit blas pada tanaman padi di lapangan. Pada sub percobaan kedua disusun dalam rancangan acak lengkap dengan dua perlakuan dan 10 ulangan. Perlakuan terdiri atas perlakuan benih disertai dengan penyemprotan suspensi konidia Trichoderma sp. terhadap padi kultivar Ciherang (T1) dan kontrol tanpa pemberian Trichoderma sp. (T0). Data keparahan penyakit yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (Anova), dan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf nyata 5% atau 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Trichoderma sp. mampu menghambat pertumbuhan Pyricularia oryzae secara in vitro dan perlakuan perendaman benih serta penyemprotan menggunakan suspensi konidia Trichoderma sp. mengurangi keparahan penyakit blas pada tanaman padi. Kata Kunci : Padi, Pyricularia oryzae Cav, Trichoderma sp. PENDAHULUAN Padi (Oryza sativa L.) sebagai tanaman pangan terpenting di Indonesia memiliki beberapa faktor pembatas dalam pertumbuhannya. Salah satu faktor pembatas dalam produksi padi adalah penyakit blas yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae. P.oryzae selain menyerang daun, juga menyerang malai (bulir), dan leher (neck). Penyakit blas telah menurunkan hasil panen padi di Asia tenggara dan Amerika selatan sekitar 30-50%, dan mengakibat kan kerugian jutaan dolar Amerika. Di Indonesia serangan penyakit blas dapat mencapai luas 1.285 juta ha atau sekitar 12% dari total luas areal pertanaman padi di Indonesia (Shimamoto et al., 2001 dalam Sijabat, 2007). Penyakit blas dapat menular secara langsung dari tanaman sakit ke tanaman sehat di pertanaman. Selain itu, penyakit blas juga dapat tertular melalui benih, sehingga diperlukan perhatian terhadap kualitas benih padi yang akan ditanam. Sampai saat ini pengujian kesehatan benih padi belum pernah dilakukan secara benar sehingga benih sehat hanya dicerminkan oleh keseragaman benih dengan tingkat kemurnian varietas yang tinggi, dan daya tumbuh minimal 80% (Anonim, 2007 a ). Sampai saat ini pengendalian jamur P.oryzae masih menggunakan fungisida sintetik, sehingga jika penggunaan fungisida dilakukan terus menerus dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu perlu diteliti caracara atau metode pengendalian yang ramah lingkungan dengan menggunakan mikroorganisme. Salah satu mikroorganisme yang dapat digunakan untuk menekan penyakit tanaman adalah jamur Trichoderma sp. Jamur Trichoderma sp. diketahui efektif dalam menekan beberapa patogen tanaman seperti Armillaria mellea, Pythium sp., Phytophthora sp., Rhizoctonia solani, Sclerotium rolfsii, dan Heterobasidium annosum (Parker et al., 1985 dalam Murniasih, 2009). Oleh karena itu pada penelitian ini akan dicoba pengaruh Trichoderma sp. terhadap Pyricularia oryzae pada padi yang bertujuan mengetahui keefektifan Trichoderma sp. untuk menghambat pertumbuhan Pyricularia oryzae Cav. in vitro dan keefektifan Trichoderma sp. untuk mengurangi keparahan penyakit blas pada tanaman padi.

Hidayat et al.: Penggunaan Trichoderma sp. sebagai agensia pengendalian 415 BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dari bulan Mei sampai dengan Desember 2013. Alat yang digunakan ialah cawan petri, gelas piala, gelas ukur, otoklaf, meja laminar air flow, timbangan elektrik, nampan plastik, jarum ose, bor gabus, polibag, bunsen, aluminium foil, plastik tahan panas. Bahan yang digunakan ialah alkohol 70%, aquades, media PSA, benih padi varietas Ciherang. Untuk perlakuan benih dan penyemprotan digunakan agensia hayati berupa Trichoderma sp. koleksi Klinik Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode rancangan acak lengkap (RAL). Percobaan terdiri atas dua perlakuan yaitu perlakuan benih disertai dengan penyemprotan menggunakan suspensi konidia Trichoderma sp. terhadap padi kultivar Ciherang dan kontrol tanpa pemberian Trichoderma sp. Masingmasing perlakuan diulang 10 kali. Perlakuan yang diaplikasikan pada padi adalah : (1). Perendaman biji padi Ciherang dalam air biasa dan tidak ada penyemprotan apapun sebagai kontrol (T0) dan (2). Perendaman biji padi Ciherang dalam suspensi konidia Trichoderma sp. yang dilanjutkan dengan penyemprotan suspensi konidia Trichoderma sp. pada tanaman padi umur 40 hari setelah tanam (T1). Peubah yang diamati adalah keparahan penyakit. Setelah data keparahan penyakit didapatkan, data dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam (Anova), dan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf nyata 5% atau 1 %. Penyiapan biakan Pyricularia oryzae Cav. Pyricularia oryzae diisolasi dari daun padi Ciherang yang menunjukkan gejala terserang blas daun dari pertanaman padi di Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Gejala daun padi yang terserang blas yaitu adanya bercak belah ketupat berwarna abu-abu kecoklatan. Daun padi yang menunjukkan gejala bercak belah ketupat dicuci dengan air bersih, direndam dalam larutan NaOCl 0,5% selama 30 detik, kemudian dibilas dengan air steril. Benih tersebut diisolasi menggunakan media PSA (Potato Succrose Agar) yang ditambah dengan asam laktat. Pertumbuhan jamur hasil isolasi yang diharapkan berupa Pyricularia oryzae diamati selama 7 hingga 10 hari inkubasi pada suhu 30 0 C. Isolat dimurnikan dan diperbanyak dengan media PSA Penyiapan biakan Trichoderma sp. Jamur antagonis yang digunakan pada penelitian ini merupakan isolat jamur Trichoderma sp. koleksi Klinik Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Isolat murni Trichoderma sp. diidentifikasi dan diperbanyak pada media PSA. Pada setiap cawan petri diletakkan 1 potongan induk Trichoderma sp. berukuran bor gabus yang berdiameter 1 cm, dan diinkubasikan selama 7 hingga 10 hari Uji penghambatan Trichoderma sp. terhadap Pyricularia oryzae secara in vitro. Uji antagonis dilakukan dengan cara menumbuhkan dua jamur yaitu Trichoderma sp. dan Pyricularia oryzae dalam satu cawan petri secara berlawanan. Cawan petri yang telah berisi media PSA padat dibalik dan pada bagian belakangnya dibuat garis yang saling berpotongan pada tengah cawan petri menggunakan spidol permanen. Kemudian pada garis tersebut ditentukan dua titik yang berjarak 3 cm dari tepi cawan secara berlawanan. Titiktitik tersebut digunakan sebagai tempat infestasi jamur Trichoderma sp. dan Pyricularia oryzae yang masingmasing berumur 3 hari dan 5 hari inkubasi. Masingmasing diinfestasikan pada titik yang telah ditentukan, kemudian diinkubasikan di ruang dengan suhu 30 0 C (gambar 1). Gambar 1. Rancangan aplikasi tempat infestasi jamur Trichoderma sp. dan Pyricularia oryzae pada cawan petri. P = Biakan Pyricularia oryzae, T = Biakan Trichoderma sp. r1 = Jari-jari koloni Pyricularia oryzae yang menjauhi Trichoderma sp., r2 = Jari-jari koloni Pyricularia oryzae yang mendekati Trichoderma sp. Pengamatan dilakukan setiap hari dengan mengukur jari-jari koloni Pyricularia oryzae yang berlawanan arah dan menuju ke arah jamur Trichoderma sp. Kemudian persentase penghambatan diukur dengan menggunakan rumus (Mahadtanapuk dkk., 2007 dalam Kurniawati, 2012): Suspensi

416 Jurnal Agrotek Tropika 2(3):414-419, 2014 r1 r2 PR 100% r1 Keterangan: PR = Persentase penghambatan pertumbuhan jamur r1 = Jari-jari koloni Pyricularia oryzae yang menjauhi Trichoderma sp. r2 = Jari-jari koloni Pyricularia oryzae yang mendekati Trichoderma sp. Trichoderma sp. dibuat dengan cara mensuspensikan konidia dan konidiofor Trichoderma sp. yang tumbuh pada media PSA (Potato Succrose Agar ) berumur 3 hari inkubasi, ke dalam air steril sebanyak 10 ml kemudian dikocok sampai homogen. Kerapatan konidia dihitung dengan menggunakan alat haemocytometer sehingga mendapatkan kerapatan 38,5 x 10 2 butir konidia/ ml. Suspensi P. oryzae dibuat dengan cara mensusp.ensikan konidia dan konidiofor P. oryzae dari media PSA (Potato Succrose Agar ) berumur 5 hari inkubasi ke dalam air steril sebanyak 10 ml kemudian dikocok sampai homogen. Kerapatan konidia dihitung dengan menggunakan alat haemocytometer sehingga mendapatkan kerapatan 38,5 x 10 2 butir konidia /ml. Tahapan Pengujian pada perlakuan dengan Trichoderma sp. disajikan pada gambar 2, sedangkan perlakuan tanpa Trichoderma sp. (kontrol) disajikan pada gambar 3. Pengamatan. Peubah yang diamati dalam penelitian ini ialah keparahan penyakit. Pengamatan keparahan penyakit blas dilakukan terhadap tanaman padi dari saat benih mulai tumbuh hingga menunjukkan gejala bercak daun berbentuk belah ketupat. Gambar 2. Perlakuan dengan Trichoderma sp.

Hidayat et al.: Penggunaan Trichoderma sp. sebagai agensia pengendalian 417 Gambar 3. Perlakuan tanpa Trichoderma sp. (kontrol). Keparahan penyakit dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Dirjen Pertanian Tanaman Pangan, 2003) : ( ni vi) I 100% N V Keterangan : I = Intensitas Serangan ni = Jumlah Tanaman atau Bagian Tanaman Contoh dengan Skala Kerusakan vi vi = Nilai Skala Kerusakan Contoh ke-i N = Jumlah Tanaman atau Bagian Tanaman Contoh yang Diamati V = Nilai Skala Kerusakan Tertinggi Nilai skala kerusakan yang digunakan adalah sebagai berikut : 0 = Daun sehat 1 = 1-20 % permukaan daun terinfeksi 2 = 21-40 % permukaan daun terinfeksi 3 = 41-60 % permukaan daun terinfeksi 4 = 61-80% permukaan daun terinfeksi 5 = 81-100% permukaan daun terinfeksi HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil isolasi jamur Pyricularia oryzae. Isolat Pyricularia oryzae yang digunakan diperoleh dari hasil isolasi daun padi yang menunjukkan gejala terserang blas dengan gejala bercak berbentuk belah ketupat. Dari pengamatan secara mikroskopis diperoleh konidia yang bersekat-sekat, jarang bercabang, tunggal, berbentuk bulattelur dengan ujung runcing, jika masak bersekat 2, dengan ukuran 0-22 x 10-12 µm (Gambar 4). Hal ini sesuai dengan identifikasi menurut Barnett (1960). Persentase Rerata Penghambatan Trichoderma sp. Terhadap Pertumbuhan Pyricularia oryzae. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Trichoderma sp. mempengaruhi pertumbuhan Pyricularia oryzae pada media tumbuh PSA. Pengaruh Trichoderma sp. berupa penghambatan Pyricularia oryzae tampak pada hari ke-2 inkubasi. Pada hari ke-2 inkubasi, persentase penghambatan 11,2%, dan meluas pada hari ke-3 menjadi 14,26%, berlanjut pada hari ke-4 sebesar 17,83%, dan pada hari ke-5 inkubasi Trichoderma sp. telah tumbuh hingga ke pinggir cawan petri. Rerata persentase pengaruh penghambatan Trichoderma sp. terhadap pertumbuhan Pyricularia oryzae dapat dilihat pada Gambar 5. Penghambatan pertumbuhan Pyricularia oryzae oleh Trichoderma sp. diduga karena terjadi persaingan atau kompetisi. Dalam hal ini kebutuhan akan zat makanan yang sama dapat menyebabkan terjadinya persaingan antara kedua jamur tersebut. Jamur yang dapat menyesuaikan diri paling cepat maka akan mengalami pertumbuhan lebih subur. Jika dua jamur ditumbuhkan di dalam suatu media yang sama, maka jamur yang unggul dapat bertahan, sedangkan jamur yang lemah dapat punah (Dwidjoseputro, 1985).

418 Jurnal Agrotek Tropika 2(3):414-419, 2014 Gambar 4. Konidia Pyricularia oryzae (perbesaran 10x40) Gambar 5. Grafik rerata persentase pengaruh penghambatan Trichoderma sp. Terhadap pertumbuhan Pyricularia oryzae (%). Gambar 6. Grafik rerata persentase keparahan penyakit blas (P.oryzae) pada tanaman padi (%). = tanpa Trichoderma sp. (T0), = dengan Trichoderma sp. (T1). Keparahan Penyakit Blas Pada Tanaman Padi. Hasil analisis sidik ragam pengamatan keparahan penyakit blas menunjukkan bahwa perendaman benih dan penyemprotan tanaman padi menggunakan agensia hayati Trichoderma sp. mampu mengurangi keparahan penyakit blas. Hasil pengamatan terhadap keparahan penyakit pada 7, 8, 9, dan 10 minggu setelah pindah tanam (MSPT) disajikan dalam Gambar 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman benih dan penyemprotan menggunakan jamur Trichoderma sp. menyebabkan perbedaan keparahan penyakit blas pada padi dibandingkan dengan tanpa aplikasi Trichoderma sp. Perendaman biji padi dan penyemprotan dengan Trichoderma sp. mampu mengurangi keparahan penyakit blas pada 8, 9 dan 10 MSPT. Suspensi konidia Trichoderma sp. yang digunakan untuk melindungi benih ternyata menyebabkan penghambatan keparahan penyakit blas dari 8 MSPT sampai 10 MSPT. Hal ini sesuai dengan Tandiabang dan Pakki (2007), bahwa Pyricularia oryzae menginfeksi berat pada padi berumur dua bulan atau delapan minggu setelah tanam. Pada umur tersebut padi mulai berbunga sehingga fisiologinya menjadi rentan. Mekanisme penghambatan Pyricularia oryzae oleh Trichoderma sp. di duga disebabkan oleh kompetisi antara kedua jamur yang telah ditunjukkan pada uji kompetisi pertumbuhan jamur secara in vitro. Trichoderma sp. yang diaplikasikan terlebih dahulu akan lebih cepat berkembang di permukaan tanaman padi

Hidayat et al.: Penggunaan Trichoderma sp. sebagai agensia pengendalian 419 karena ada penambahan air gula pada suspensi Trichoderma sp. sebagai sumber nutrisi. Selanjutnya diduga Trichoderma sp. menggunakan kemampuannya yang lain untuk menghambat keparahan penyakit blas daun dengan cara Trichoderma sp. mengekskresikan enzim b-(1,3)- glukanase dan kitinase yang diduga dapat menghancurkan dinding sel jamur. Kemampuan Trichoderma sp. mengekskresikan enzim b-(1,3)- glukanase dan kitinase yang menghancurkan dinding sel jamur dinyatakan oleh Chet (1987). Selain itu menurut Papavizas (1985) Trichoderma sp. dapat menghasilkan antibiotik yaitu trichodermin dan viridin. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Trichoderma sp. menghambat pertumbuhan Pyricularia oryzae secara in vitro. Perlakuan perendaman benih dan penyemprotan menggunakan suspensi konidia Trichoderma sp. mengurangi keparahan penyakit blas pada padi. DAFTAR PUSTAKA Anonim.2007 a. Interaksi Poligenik Ketahanan Padi Terhadap Blas. http://biogen.litbang.deptan. go.id. Diakses pada tanggal : 12 januari 2014. Barnett, H.L, 1960. Imperfect Fungi. Burgess Publishing Company. Virginia. 225 hlm. Chet, I. 1987. Innovative Approaches to Plant Diseases Control. Jhon Wiley and Sons, A Wiley- Interscience Publication, USA. pp. 11-210. Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan. 2003. Pedoman Pengujian Pestisida Berbahan Aktif Majemuk. Direktorat Jenderal Bina Sarana Pertanian. Jakarta.76 p. Dwidjoseputro, D. 1985. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang. 207 hlm. Kurniawati, Y. 2012. Pengaruh Trichoderma viridae dan Pseudomonas fluorescens Terhadap Pertumbuhan Phytophthora palmivora Butl. Pada Berbagai Media Tumbuh. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 60 hlm Murniasih, Y. 2009. Pengaruh Aplikasi Tepung Kencur dan Kunyit Terhadap Kemampuan Antagonis Trichoderma viridae Pers. Pada Phytophthora palmivora L. Penyebab Busuk Buah Kakao Secara In Vitro. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 35 hlm Papavizas, G. C. 1985. Trichoderma & Gliocladium : Biology, Ecology, and Potential For Biocontrol. Annual Reviews of Phytopathol. Maryland. 23: 23-54 pp. Semangun, H. 1991. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 449 hlm. Sijabat, O.N.S.BR. 2007. Epidemi Penyakit Blas (Pyricularia oryzae Cav.) Pada Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza sativa L) Dengan Jarak Tanam Berbeda Dilapangan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan. 103 Hlm. Tandiabang, J. dan S. Pakki. 2007. Penyakit Blas (Pyricularia grisea) dan Strategi Pengendalian nya pada Tanaman Padi. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVIII. Komda Sul-Sel. Hal : 241-245.