Bakteri Asam Laktat dari Peda, Bekasam, Terasi dan Rusip Penghambat Morganella morganii (Pembentuk Histamin)

dokumen-dokumen yang mirip
Bakteri Asam Laktat Penghambat Eschericia coli dari Produk Fermentasi Ikan Sumatera Selatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Rinto, Ade Dwi Sasanti, Kusamawati Fitria. (Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya) / HP: ) ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

AKTIVITAS PENGHAMBATAN ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT IKAN NILA DAN TONGKOL TERHADAP BAKTERI MERUGIKAN PRODUK PERIKANAN

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

III.METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

VIABILITAS BAKTERI ASAM LAKTAT ASAL ASI TERHADAP ph ASAM LAMBUNG DAN GARAM EMPEDU Sri Sinto Dewi*, Herlisa Anggraini **

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

II. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Teknik Isolasi Bakteri

III. METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

METODE Lokasi dan Waktu Materi

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh : SURYA HADI SAPUTRA H

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

Diterima 7 Januari 2015 / Disetujui 21 Januari 2015 ABSTRACT

bio.unsoed.ac.id LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium MRSA (demann Rogosa Sharpe Agar) Komposisi medium MRSA per 1000 ml:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

Perubahan Kandungan Mikroflora

BAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Teknik Isolasi Bakteri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Yijk = + αi + βj + (αβ) ij + ijk

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI ORGAN SALURAN PENCERNAAN AYAM SEBAGAI PENGHASIL SENYAWA ANTIMIKROBA

III. MATERI DAN METODE

Y ij = µ + B i + ε ij

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

II. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

3. HASIL PENELITIAN Fermentasi Asinan Rebung

Koloni bakteri endofit

POTENSI BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI NIRA AREN DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI PATOGEN ASAL PANGAN

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Pendahuluan Preparasi Kultur Starter.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

MENGENAL LEBIH JAUH SKOMBROTOKSIN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT TEMPOYAK ASAL JAMBI DARI BERBAGAI KOSENTRASI GARAM. Abstrak

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

METODE Lokasi dan Waktu Materi

II. METODE PENELITIAN. 1. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat. /./. Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan

Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

Pengaruh ph terhadap Produksi Antibakteri oleh Bakteri Asam Laktat dari Usus Itik

I. PENDAHULUAN. panjang serta bersifat anaerob fakultatif dan katalase negatif (Prescott et al.,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Balai Penyelidik dan

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA MANDAI MAKANAN TRADISIONAL NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk) VAR. SALAK, GUNUNG PATI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

III. METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

Pengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan

IV. KULTIVASI MIKROBA

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AKTIVITAS KUALITATIF ENZIM KITINOLITIK (INDEKS KITINOLITIK)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PENGERTIAN ISOLASI MIKROORGANISME

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 11 (2): 99-103 ISSN 1410-5020 Bakteri Asam Laktat dari Peda, Bekasam, Terasi dan Rusip Penghambat Morganella morganii (Pembentuk Histamin) Lactic acid bacteria from Peda, Bekasam, Terasi and Rusip as a Morganella morganii Inhibitor (Histamine Forming) Rinto Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Jl. Palembang-Prabumulih KM. 32 Indralaya, Ogan Ilir Sumatera Selatan Telp: 0711-580934 email: rinto_thi@yahoo.co.id ABSTRACT The aim of this research is find out the lactic acid bacteria (LAB) from peda, bekasam, terasi and rusip which had antagonis by Morganella morganii (histamin producer bacteria). The result was that the number isolate from peda was 3 (1P1 10 4, 3P1 10 4, 2P2 10 4 ), bekasam was 7 (1B1 10 4, 2B110 4, 1B210 4, 2B210 4, 3B2 10 4, 1B1 10 5, 2B110 5 ), terasi was 4 (1T1 10 4, 2T1 10 4, 3T1 10 4 ) and rusip was 5 isolates (1R110 3, 2R110 3, 3R110 3, 1R110 4, 1R210 4 ). All the isolates was bacill, gram positive, and negative catalase. The isolate which had biggest of clear zone was 3B110 4 and 1T1 1 10 4, with the diameter of clear zone was 1.725 cm and 1.300 cm. Key word: Antagonis, Lactic acid bacteria, Morganella morganii Diterima: 05-02-2011, disetujui: 28-04-2011 PENDAHULUAN Proses kemunduran mutu pada ikan-ikan scombroid biasanya diiringi dengan terbentuknya biogenik amin seperti histamin yang bersifat racun bagi manusia. Histamin merupakan biogenik amin berbahaya bagi kesehatan yang menyebabkan keracunan scombroid. (US FDA, 2001). Sebagian besar histamin terbentuk pada ikan-ikan golongan scombroidae yaitu tuna, tongkol, tenggiri dan kembung. Banyaknya kandungan histidin bebas pada golongan ikan scombroidae yang lebih dari 500mg/100g daging ikan (Kime et al. 2002) serta aktivitas dekarboksilasi histidin oleh bakteri-bakteri pembusuk merupakan faktor penentu terbentuknya histamin pada ikan segar. (Rodriguez-Jerez, et al. 1994). Morganella morganii sebagai bakteri yang diindikasikan paling besar membentuk histamin pada ikan golongan scombroidae juga mempunyai kemampuan pembentukan histamin yang berbeda pada berbagai jenis ikan. Pada ikan mackerel, Morganella morganii merupakan bakteri yang membentuk histamin terbanyak dengan berbagai perlakuan variasi suhu (Kim et al., 2002). Pada suhu 25 sampai 37 o C proses pembentukan histamin oleh Morganella morganii berlangsung sangat cepat. Hal ini seiring dengan pertumbuhan bakteri yang juga optimal pada suhu tersebut. Sedangkan Volume 11, Nomor 2, Mei 2011 99

pada suhu 15 o C pembentukan histamin mulai terhambat, pada suhu di bawah 4 o C histamin masih terbentuk namun tidak lebih dari 8mg/100g daging ikan (Kim et al., 2002). Beberapa bakteri asam laktat diketahui mampu menjadi biokontrol untuk meningkatkan kualitas bahan pangan (Rahayu, 2003). Pediococcus acidilactici F-11 diketahui dapat menghambat pembentukan histamin oleh bakteri selama fermentasi peda (Rinto, 2006). Josten dan Nunez (1996) melaporkan bahwa Lactococcus lactis menghasilkan bakteriosin (nisin) yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembentukan histamin seperti Lactobacillus buchneri dan Lactobacillus brevis. Lactococcus lactis merupakan bakteri asam laktat yang berperan dalam proses fermentasi, oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan isolasi bakteri asam laktat dari produk fermentasi seperti peda, bekasam, terasi dan rusip yang berpotensi menghambat Morganella morganii sebagai bakteri pembentuk histamin. METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel peda, bekasam, terasi, dan rusip, media de Man Rogosa Sharpe Agar (MRS) (Oxoid), Nutrient broth (NB) (Oxoid), Nutrient Agar (NA) (Oxoid), CaCO 3, NaCL 0,85%, aquades, susu skim, dan gliserol. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah autoclave, inkubator, mikropipet volumetrik, tabung reaksi dan cawan petri. Cara Kerja Isolasi Bakteri Asam Laktat Isolasi bakteri asam laktat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: Sampel (peda, bekasam, terasi, dan rusip) sebanyak 50gram ditambahkan dengan aquades steril sebanyak 250mL. Kemudian dihomogenisasi menggunakan stomacer. Isolat bakteri asam laktat yang diduga ada pada peda, bekasam, terasi, dan rusip ditumbuhkan pada media MRS+CaCO 3. Bakteri asam laktat yang tumbuh pada media MRS+CaCO 3 akan membentuk koloni dengan zona jernih disekitar koloni. Koloni yang ada, dimurnikan dengan metode goresan pada media MRS. Satu koloni yang diperkirakan murni, dikembangbiakan pada media agar miring untuk penyimpanan. Sebelum dilakukan pengujian antagonis terhadap bakteri pembusuk dan patogen, isolat yang ada diperiksa kemurniaanya dengan melihat keseragaman bentuk sel (batang, bulat, koma) pada mikroskup, dilakukan uji pewarnaan gram dan uji katalase bakteri. Hal ini diperuntukan agar benar-benar diperoleh bakteri asam laktat. Uji Antagonis (penghambatan) BAL terhadap Morganella morganii Uji penghambatan dilakukan dengan mengikuti metode sumuran (well diffusion agar) yang dikembangkan Biswas, et al. (1991). Tahapan-tahapan dalam penelitian ini yaitu BAL hasil seleksi diambil sebanyak 1 ose dan ditumbuhkan pada media MRS cair (5ml) kemudian diinkubasi pada 30-37 o C selama 16-24 jam. Pengujian dimulai dengan menuangkan 10ml medium NA lunak yang telah diinokulasikan dengan bakteri penghasil pembusuk sebanyak 1 l dari kultur murni dan disimpan dalam refrigerator selama 1 jam, dibiarkan memadat. Setelah 1 jam, suspensi BAL yang telah dipersiapkan sebelumya diambil sebanyak 25 l dan diteteskan pada sumuran, selanjutnya diinkubasi pada 36 o C selama 18-24 jam. Bakteri asam laktat yang menghasilkan zona jernih dipilih. Penghambatan BAL ditunjukan oleh zona jernih yang terbentuk pada media uji antagonis. Volume 11, Nomor 2, Mei 2011 100

Uji pola pertumbuhan BAL pada suhu ruang dan suhu kamar Tahap penelitian uji pola pertumbuhan adalah sebagai berikut: bakteri asam laktat yang mampu menghambat bakteri pembentuk histamin ditumbuhkan pada media MRS cair dan disimpan dalam suhu dingin (0-5) o C dan suhu ruang (25-30) o C. Pola pertumbuhan sel ditentukan dengan menghitung koloni yang tumbuh pada media MRS padat (Total Plate count) setiap 3 jam selama 24 jam. Hasil penelitian dianalisi secara deskriptif sehingga dapat dijelaskan/digambarkan berbagai isolat bakteri asam laktat yang mempunyai daya penghambatan terhadap bakteri pembentuk histamin. HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi Bakteri Asam Laktat (BAL) Media MRS+CaCO 3 merupakan media selektif bagi bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat yang tumbuh pada media MRS-CaCO 3 ditunjukkan oleh koloni dengan zona jernih disekitar koloninya, ini menunjukan terbentuknya asam laktat oleh bakteri tersebut. Dari sekian banyak isolat bakteri asam laktat yang tumbuh, beberapa koloni yang memiliki perbedaan bentuk dipilih untuk uji selanjutnya. Pada peda terdapat 3 isolat (1P 1 10 4, 3P 1 10 4, 2P 2 10 4 ), bekasam 7 isolat 1B 1 10 4, 2B 110 4, 1B 210 4, 2B 210 4, 3B 2 10 4, 1B 1 10 5, 2B 110 5 ), Terasi 4 isolat (1T 1 10 4, 2T 1 10 4, 3T 1 10 4 ) dan rusip 5 isolat (1R 110 3, 2R 110 3, 3R 110 3, 1R 110 4, 1R 210 4 ). Pemurnian dilakukan terhadap 19 isolat terpilih dengan menggunakan media MRS agar. Metode yang digunakan adalah metode streak quadrant. (Atlas, 2001). Uji Penguat Dugaan Bakteri Asam Laktat Uji penguat dugaan bakteri asam laktat digunakan untuk menentukan apakah bakteri dari isolat terpilih termasuk golongan bakteri asam laktat atau tidak, yaitu meliputi pewarnaan gram, morfologi koloni bakteri dan uji katalase. Hasil uji menunjukan bahwa ke-19 isolat berbentuk batang, gram (+) dan katalase negatif, sehingga disimpulkan bahwa semua isolat termasuk bakteri asam laktat. Uji Antagonis BAL terhadap Bakteri Pembentuk Histamin Morganella morganii merupakan bakteri pembentuk histamin terbesar dan terbanyak di ikan-ikan scombroid. Adanya zona hambat (clear zone) yang dibentuk oleh bakteri asam laktat di sekitar sumuran menunjukan adanya penghambatan pertumbuhan BAL terhadap bakteri pembentuk histamine. Kemampuan penghambatan BAL terhadap bakteri pembentuk histamine (Morganella morganii) dapat dilihat pada table berikut ini. Hasil uji antagonis menunjukkan bahwa dari 19 isolat bakteri asam laktat, terdapat 3 isolat yang yang menghasilkan zona hambat yaitu isolat 2B 110 4, 3B 110 4 dan 1T 110 4. Berdasarka zona hambatnya, isolat terbaik adalah isolat 3B 110 4 Kontrol Zona jernih Gambar 1. Zona hambat bakteri asam laktat terhadap Morganella morganii Volume 11, Nomor 2, Mei 2011 101

Tabel 1. Diameter zona hambat BAL dari peda dan bekasam terhadap Morganella morganii No BAL Zona hambat No BAL Zona hambat 1 1P 1 10 4 Tidak menghambat 11 1T 110 4 1,3 2 2P 1 10 4 Tidak menghambat 12 2T 110 4 Tidak menghambat 3 3P 1 10 4 Tidak menghambat 13 3T 110 4 Tidak menghambat 4 1P 2 10 4 Tidak menghambat 14 1T 210 4 Tidak menghambat 5 2P 2 10 4 Tidak menghambat 15 1R 110 3 Tidak menghambat 6 3P 2 10 4 Tidak menghambat 16 2R 110 3 Tidak menghambat 7 1B 1 10 4 1,225 17 3R 110 3 Tidak menghambat 8 2 B 110 4 Tidak menghambat 18 1R 110 4 Tidak menghambat 9 3B 1 10 4 1,725 19 1R 210 4 Tidak menghambat 10 1B 210 4 Tidak menghambat Ket : * = diameter sumuran yaitu 0,7 cm = isolat terbaik (3B 1 10 4 ) Pola Pertumbuhan BAL Hasil pengamatan kurva pertumbuhan 3B 1 10 4 seperti terlihat pada Gambar 2. 10 Log (CFU/mL) 8 6 4 2 0 0 3 6 9 12 15 18 21 24 Jam ke- Gambar 2. Pola pertumbuhan BAL isolat 3B 110 4 (- - suhu ruang (30 o C) dan - - suhu dingin(0-5 o C). Dari Gambar 2, menunjukan bahwa pola pertumbuhan BAL pada isolat 3B110 4 untuk suhu ruang (30 o C) dan suhu dingin (5 o C) sama yaitu pada jam ke-0 sampai jam ke-3 terjadi fase lag (fase adaptasi bakteri terhadap lingkungan baru dan bakteri belum berkembangbiak), setelah jam ke-3 sampai jam ke-12 merupakan fase eksponensial, setelah jam ke-12 populasi bakteri mencapai maksimum sampai jam ke-15 merupakan fase stasioner dan setelah jam ke- 15 sampai jam ke-24 mengalami fase kematian. Dari hasil pengamatan dapat dilihat, 3B110 4 pada penyimpanan suhu dingin (5 o C) menunjukan jumlah populasi bakteri yang sedikit dibandingkan dengan penyimpanan suhu ruang (30 o C). Pertumbuhan BAL 2B110 4 pada suhu ruang (30 0 C) lebih cepat yaitu terjadi pada jam ke-12 bila dibandingkan dengan suhu dingin (5 0 C) pada isolat yang sama, dan isolat B110 4 pada suhu dingin dan ruang yaitu pada jam ke-15. Namun, isolat tersebut masih dapat tumbuh sehingga dapat dimungkinkan isolat 3B110 4 yang terpilih bisa digunakan untuk penghambatan bakteri pembentuk histamin selama proses produksi dan penyimpanan ikan segar. Volume 11, Nomor 2, Mei 2011 102

KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa isolat BAL 3B 110 4 merupakan bakteri asam laktat yang mempunyai kemampuan penghamabtan terbesar terhadap bateri pembentuk histamin (Morganella morganii) dan pertumbuhan optimum 3B 1 10 4 terjadi pada kondisi suhu ruang (30 C). DAFTAR PUSTAKA Atlas, R.M. 2001. Principle of Microbiology. Second Edition. Wm.C. Brown Publisher. Biswas, S.R., P. Ray, M.C. Johnson, dan B. Ray. 1991. Influence of Growth Ccondition on the Production of a Bacteriocin, Pediocin AcH, by Pediococcus acidilactici H. Appl. Environ. Microbiol. 57(4): 1265-1267. Josten, H.M.L. dan M. Nunez. 1996. Prevention of Histamine Formation in Cheese by Bacteriocin- Producing Lactic Acid Bacteria. Appl. Envir. Micro. 62 (4) :1178-1181. Kim, S.H., R.J. Price, M.T. Morrissey, K.G. Field, C.I. Wei, dan H. An. 2002. Histamine Production by Morganella morganii in Mackerel, Albacore, Mahi-mahi, dan Salmon at Various Storage Temperature. J. of Food Science. 67 (4) : 1522-1528. Rahayu, E.S. 2003. Lactic Acid Bacteria in Fermented Foods in Indonesian Origin. Agritech. 23(2): 75-84. Rinto. 2006. Aplikasi Bakteri Asam Laktat dalam menghambat pembentukan histamin selama fermentasi peda. Seminar dan Diseminasi Teknologi Pengembangan Hasil Perikanan, Bandar Lampung 4-5 Desember 2006. Rodriguez-Jerez, J.J., E.I. Lopez-Sabater, A.X. Roig-Sagues, dan M.T. Mora-Ventura. 1994. Histamin, Cadaverin, and Puterscin Forming Bacteria From Ripened Spanish Semipreserved Anchovies. Jour. Food Science. 59 (5):998-1001. U.S Food and Drug Administration. Juni 2001. Fish and Fisheries Products: Hazards and Controls Guidence (Scombrotoxin Histamine Formation). US FDA. Volume 11, Nomor 2, Mei 2011 103

Volume 11, Nomor 2, Mei 2011 104