BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. heran karena seirama dengan kemajuan dalam berbagai kehidupan, pertambahan

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan dalam berlalu lintas menjadi hal yang karena menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan mudah. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua, roda empat

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

Foto 5. public adress Foto 7. public adress

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara

I. PENDAHULUAN. bahwa : Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam. secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan antara Das Sein dengan Das Sollen adalah suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. komprehensif, yakni pendidikan kemampuan mental, pikir, kepribadian. manusia seutuhnya. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan. Begitu pun dalam hal lalu-lintas atau transportasi.

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan

UPAYA MENEKAN TINGGINYA ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS MELALUI SOSIALISASI UU NO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu

EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Tinjauan Tentang Pendidikan Lalu Lintas. a. Pengertian Pendidikan Lalu Lintas. Tahun. 2003) dijelaskan bahwa :

LAPORAN HASIL KEGIATAN KAMSELTIBCAR LANTAS KEPADA SISWA SMK YKPP BONTANG PADA HARI SELASA, 25 SENIN 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aas Assa adatul Muthi ah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

BAB I PENDAHULUAN. pemantapan integrasi nasional guna memperkukuh ketahanan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan Polri lebih dari 50 Tahun yang lalu hingga saat ini, dalam kurun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan berperan sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di sekitar jalan raya, sehingga undang-undang ini memiliki fungsi hukum sebagai

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB II KAJIAN TEORI. dengan disciple yaitu individu yang belajar dari atau secara suka rela

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang permasalah. Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu pula.

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNA JALAN DALAM MEMATUHI PERATURAN DI KAWASAN TERTIB LALU LINTAS PROPOSAL

I. PENDAHULUAN. Transportasi juga diharapkan memiliki fungsi untuk memindahkan obyek sampai tujuan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang berbunyi Negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Artinya

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TATA TERTIB LALU LINTAS TERHADAP SIKAP BERLALULINTAS SISWA KELAS XII IPS (Studi di SMA Negeri 1 Palu )

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

KUESIONER. Identitas Responden

SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR

BAB III PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: plat nomor kendaraan palsu, dilakukan dalam dua tahap yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs

BAB I PENDAHULUAN. suatu kota, terutama kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

No Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan maupun secara berk

BAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1

STUDI TENTANG PERILAKU PENGENDARA KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SAMARINDA The study on the behavior of motorists in Samarinda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 21 Tahun 2017 Seri E Nomor 15 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kata lain terjadi kemacetan lalu lintas dan berbagai gangguan lalu lintas lainnya. termasuk ancaman keselamatan lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pelarangan penggunaan HP saat berkendaraan dapat disimpulkan sebagai

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

Transkripsi:

120 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu lintas yang dilakukan di SMA Negeri I Cipatat maka penulis dapat mengambil kesimpulan secara umum dan secara khusus yaitu sebagai berikut : Kesimpulan secara umum yang peneliti dapatkan dari penelitian yang telah dilakukan adalah bahwa kesadaran hukum siswa dalam berlalu lintas terdapat dalam tingkatan patuh atau sadar karena takut pada sanksi atau takut karena ada petugas. Ini merupakan kepatuhan yang berifat sementara selama sanksi-sanksi benar diterapkan dan apabila ada petugas yang mengawasi pelaksanaan peraturan lalu lintas dan angkutan jalan. Hal ini terbukti dari alasan-alasan yang dikemukakan oleh responden, mematuhi isi peraturan tentang lampu merah yakni karena takut pada sanksinya karena ada polisi lalu lintas. Berdasarkan uraian tersebut sangat jelas bahwa kesadaran hukum siswa dalam berlalu lintas rendah, baik dari segi pengetahuan tentang lalu lintas, isi dari peraturan peraturan lalu lintas, sikap serta perilaku dalam berlalu lintas. Adapun kesimpulan secara khusus peneliti sampaikan sebagai berikut : 1. Pengetahuan siswa umumnya hanya sebatas mengetahui aturan-aturan mana yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam berlalu lintas. Sedangkan pengetahuan siswa terhadap Undang-Undang Lalu Lintas dan

121 Angkutan Jalan dapat dikatakan masih rendah hal ini disebabkan karena proses belajar dan pengalaman yang diterima oleh para siswa belum memadai. 2. Pemahaman siswa terhadap isi peraturan lalu lintas dikategorikan sedang karena baru setengahnya siswa memahami bagaimana seharusnya aturan berjalan kaki menurut Undang-Undang No.22 Tahun 2009, sedangkan pemahaman siswa terhadap ketentuan menggunakan kendaraan umum dikategorikan cukup karena sebagian besar siswa memahami bagaimana seharusnya naik ataupun turun dan memberhentikan kendaraan menurut aturan Undang-Undang No.22 Tahun 2009, dan ketentuan mengemudi kendaraan bermotor hampir seluruhnya siswa (cukup baik) memahami bagaimana mengendarai kendaraan bermotor menurut aturan Undang-Undang No.22 Tahun 2009. Keterangan tersebut mengindikasikan bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan masih harus ditingkatkan dan perlu mendapat perhatian yang serius. 3. Sikap siswa sebagai pejalan kaki dalam mematuhi peraturan lalu lintas berdasarkan Undang-Undang No.22 Tahun 2009 dapat dikategorikan sedang. Sikap siswa sebagai penumpang kendaraan umum dalam mematuhi peraturan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dapat dikategorikan cukup baik. Sikap siswa sebagai pengemudi kendaraan bermotor dalam mematuhi peraturan Undang-Undang No.22 Tahun 2009 dapat dikategorikan masih kurang, hal ini juga terbukti dari data pelanggaran yang dilakukan oleh siswa dari tahun ke tahun terus meningkat.

122 4. Pola perilaku siswa dalam berlalu lintas merupakan hal yang terpenting dalam kesadaran hukum berlalu lintas karena di sini dapat terlihat apakah suatu peraturan berlaku atau tidak dalam masyarakat. Dengan demikian sampai seberapa jauh tingkat kesadaran hukum suatu masyarakat dapat dilihat dari pola perilakunya. Perilaku siswa SMA dalam berlalu lintas baik sebagai pejalan kaki, pengguna kendaraan umum dan pengemudi kendaraan bermotor masih rendah. Hal ini dapat disebabkan karena adanya faktor psikologis dan sosiologis yang mempengaruhi pola perilaku tersebut di samping pemahaman yang masih rendah. 5. Dari hasil kajian tentang pengetahuan, pemahaman, sikap dan perilaku siswa dalam berlalu lintas, dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan kesadaran hukum siswa SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat masih rendah. Rendahnya kesadaran hukum siswa dalam berlalu lintas ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : a. rendahnya frekuensi sosialisasi hukum melalui kegiatan penyuluhan hukum dari pihak kepolisian; b. kurang tegasnya sanksi yang diberikan oleh aparat polisi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terhadap siswa yang melanggar peraturan lalu lintas; c. kurangnya upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah khususnya guru PKn yang belum mengoptimalkan perannya sebagai penyampai informasi bagi siswa khususnya tentang Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; d. kurangnya komunikasi dengan keluarga mengenai arahan tentang peraturan-peraturan lalu lintas; e. faktor psikologis siswa cenderung dinamis (berubah-ubah) dimana sering kali pola perilaku yang muncul tidak sejalan dengan harapan peraturan yang berlaku dan masyarakat sekitarnya.

123 B. Saran 1. Bagi Pihak Sekolah Perlu ditingkatkan kuantitas kerja sama antara pihak sekolah dan kepolisian dalam memberikan penyuluhan tentang tata cara berlalu lintas, dan Bagi para guru khususnya guru PPKn perlu ditingkatkan wawasan keilmuan yang memadai tentang Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan agar siswa dapat mengetahui dan memahami tentang UU tersebut dan tertanam dalam dirinya untuk berperilaku baik dalam berlalu lintas 2. Bagi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Penelitian ini memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman untuk mengarahkan, mendidik dan membina siswa untuk taat serta sadar hukum. 3. Bagi guru BP/BK penelitian ini diharapkan dapat membantu serta memberikan bimbingan agar siswa dalam psikologi perkembangannya selalu sadar dalam tata cara berlalu lintas. 4. Bagi Siswa Diharapkan siswa terus belajar dan mengikuti penyuluhan yang diberikan dari pihak kepolisian agar siswa dapat mengetahui, memahami dan berperilaku yang lebih baik dalam berlalu lintas sehingga terciptanya keamanan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas guna tercapainya kenyamanan dan keselamatan berlalu lintas bagi kita semua.

124 5. Bagi Orang Tua Siswa Orang tua senantiasa memberikan arahan dan nasehat kepada anak mengenai aturan-aturan yang harus dipatuhi dalam berlalu lintas baik sebagai pejalan kaki, pengguna kendaraan umum maupun pengemudi kendaraan bermotor. 6. Bagi Pihak Kepolisian Perlunya ditingkatkan kualitas dan kuantitas personil perangkat hukum (polantas/kasatlantas) yang masih belum memadai untuk memberikan penerangan dan penyuluhan hukum tentang Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada para siswa. Dan perlunya diadakan penyuluhan-penyuluhan secara rutin serta pembinaan terhadap club-club motor yang bekerja sama dengan instansi terkait sehingga generasi-generasi muda dapat mengetahui secara langsung bagaimana tata cara sopan santun berlalu lintas yang baik dan benar. 7. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti kesadaran hukum yang dikaitkan dengan sosialisasi hukum, pengaruh penegak hukum, sarana prasarana lalu lintas dan sebagainya.