S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH INTERNASIONAL STATUS MATA KULIAH KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 PRASYARAT : SEMESTER SAJIAN : SEMESTER 7

dokumen-dokumen yang mirip
SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SILABUS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013

BAB II PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL. A. Sejarah Perkembangan Penyelesaian Sengketa Internasional

HUKUM INTERNASIONAL PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL PERTEMUAN XXVII, XXVIII & XXIX. By Malahayati, SH, LLM

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

Pada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace

BAB III. PENUTUP. internasional dan merupakan pelanggaran terhadap resolusi-resolusi terkait

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL. Wahyuningsih

SENGKETA INTERNASIONAL

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL SECARA DAMAI. Dewi Triwahyuni

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Mata Kuliah HUKUM INTERNASIONAL

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG

IDENTITAS MATA KULIAH

DAFTAR PUSTAKA. Adolf, Huala, 2002, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta,, 2004, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Bandung,

NASKAH PENJELASAN PROTOCOL TO THE ASEAN CHARTER ON DISPUTE SETTLEMENT MECHANISM (PROTOKOL PIAGAM ASEAN MENGENAI MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA)

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

HUKUM INTERNASIONAL 2 SKS SEMESTER IV

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG 14 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL A.

BAB VII PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

BAB II KEDUDUKAN LEMBAGA PERMANENT COURT OF ARBITRATION DALAM PENYELESAIAN SENGKETA

International Dispute. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM Pengertian Mengenai Embargo Senjata. telah dibuat, yaitu misalnya dengan pemberian

KEDUDUKAN ORGANISASI INTERNASIONAL DALAM MAHKAMAH INTERNASIONAL

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

KULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) HUKUM LAUT INTERNASIONAL

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN [GBPP]

BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 12 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL

SILABUS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

: PENGANTAR A. Pendahuluan B. Proses Perbandingan Hukum. A. Orang B. Badan Hukum

BAB III PENUTUP. dilakukanlah penelitian hukum normatif dengan melacak data-data sekunder

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL (STUDI KASUS NIKARAGUA AMERIKA SERIKAT)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ORGANISASI INTERNASIONAL SEBAGAI SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL DAN PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian Shimoda 1855 adalah perjanjian resmi pertama Rusia-Jepang

KULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG

BAB II TINJAUAN UMUM. 1.1 Tinjauan Umum Mengenai Subjek Hukum Internasional Pengertian Subjek Hukum Internasional

Upaya Penyelesaian Sengketa Di Bidang HEI RANAH PUBLIK PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL PADA UMUMNYA 20/05/2017

SILABUS. Mata Kuliah : Hukum Pidana Internasional Kode Mata Kuliah : HKIn 2081 SKS : 2 : Ir. Bambang Siswanto, S.H., M.Hum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengenai dilaksanakan atau tidaknya kewajiban-kewajiban yang terdapat dalam

PERANAN DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DALAM PROSES PENYELESAIAN KONFLIK INTERNASIONAL

MATERI PERKULIAHAN HUKUM INTERNASIONAL MATCH DAY 3 SUMBER-SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PEJANJIAN CELAH TIMOR DAN PENYELESAIAN SENGKETA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari pembahasan yang telah di sampaikan dalam penulisan tesis ini, maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Kegiatan usaha

KEDUDUKAN MAHKAMAH INTERNASIONAL DALAM MENGADILI PERKARA KEJAHATAN KEMANUSIAAN. Rubiyanto ABSTRACT

Upaya Penyelesaian Sengketa Di Bidang HEI RANAH PUBLIK PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL PADA UMUMNYA 4/2/2015

HPI PEMAKAIAN HUKUM ASING PERTEMUAN XIII, XIV & XV. By Malahayati, SH, LLM

Eksistensi Mahkamah Internasional Sebagai Lembaga Kehakiman Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA

BAB I PENDAHULUAN. perdamaian dan keamanan internasional. PBB/United Nations lahir pada tanggal 24

BAB I PENDAHULUAN. pernah kunjung selesai. Selama perkembangan peradaban manusia dari zaman

PERANAN SEKRETARIS JENDERAL PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DALAM PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

SILABUS. A. Identitas Mata Kuliah. 1. Nama Mata Kuliah : Perselisihan Hubungan Industrial. 2. Status Mata Kuliah : Wajib Konsentrasi

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENCEMARAN LINTAS BATAS NEGARA, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA INTENASIONAL

BEBERAPA CATATAN TENTANG BADAN PENYELESAIAN SENGKETA; ARBITRASE oleh: Prof. DR. H. Yudha Bhakti A., SH., MH.

MEMAKSIMALKAN PERAN TREATY OF AMITY AND COOPERATION IN SOUTHEAST ASIA 1976 (TAC) DALAM PENYELESAIAN SENGKETA DI ASEAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II BENTUK-BENTUK PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL (INTERNATIONAL DISPUTE SETTLEMENT) A. Pengertian Penyelesaian Sengketa Internasional

HUKUM INTERNASIONAL DAN MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

SILABUS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013

SILABI KEJAHATAN LINTAS NEGARA

BAB II TINJAUAN UMUM. Sengketa internasional (International Dispute) adalah suatu perselisihan antara subjeksubjek

KOMPETENSI ARBITRASE INTERNASIONAL DAN PENGADILAN NASIONAL TERKAIT PENYELESAIAN SENGKETA PENANAMAN MODAL ASING. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. sengketa dengan orang lain. Tetapi di dalam hubungan bisnis atau suatu perbuatan

TESIS ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DALAM KONTRAK SHOWBIZ DI INDONESIA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL S I L A B U S

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH : HUKUM PERBURUHAN & KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. adanya pengaturan mengenai perjanjian (treaties), hak dan kewajiban raja, hukum

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) HUKUM INTERNASIONAL

Lex et Societatis, Vol. III/No. 5/Juni/2015

OLEH HERIBERTUS JAKA TRIYANA

KAPASITAS ORGANISASI INTERNASIONAL (PBB) DALAM MENENTUKAN SUATU ENTITAS (PALESTINA) SEBAGAI NEGARA

Al-Bayyinah: Journal of Islamic Law-ISSN: (p); (e) Volume VI Number 2, pp

DEWAN SENGKETA DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI

SENGKETA PULAU KURIL ANTARA RUSIA DAN JEPANG DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL JURNAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan perbedaan pendapat, pertikaian atau perbantahan. 11

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERTANGGUNGJAWABAN IMPORTIR ATAS KERUGIAN EKSPORTIR AKIBAT DARI FREE ON BOARD TRAP

TINJAUAN YURIDIS PENYELESAIAN SENGKETA PULAU BATU PUTEH (PEDRA BRANCA) ANTARA MALAYSIA- SINGAPURA MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM WARIS BW STATUS MATA KULIAH : WAJIB KONSENTRASI KODE MATA KULIAH : HKT 4013 JUMLAH SKS

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

Modul 2 Modul 3 Modul 4

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lex et Societatis, Vol. I/No. 4/Agustus/2013. PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK DAGANG INTERNASIONAL 1 Oleh : Raditya N. Rai 2

DAFTAR PUSTAKA. J.G.Starke, Pengantar Hukum Internasional 1, Sinar Grafika, Jakarta, 2010

PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) By Dewi Triwahyuni

DAFTAR PUSTAKA. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, alinea ke- IV.

DAFTAR PUSTAKA. A.K., Syahmin, 2010, Hukum Kontrak Internasional, Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi Dan Tata Laksana. Berdasarkan Pasal 185 Surat Keputusan Direksi PT. Kereta Api (Persero)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM PIDANA KHUSUS STATUS MATA KULIAH : LOKAL WAJIB KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2

Oleh : Komang Eky Saputra Ida Bagus Wyasa Putra I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Oxford compact english dictionary mendefinisikan kajian sebagai the systematic

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis,

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) ; PENGANTAR HUKUM INDONESIA

Lex et Societatis, Vol. I/No. 4/Agustus/2013

HUBUNGAN HUKUM NASIONAL DENGAN HUKUM INTERNASIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah mempelajari Bab ini, Anda diharapkan mampu:

Transkripsi:

1 S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL : WAJIB STATUS MATA KULIAH KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 PRASYARAT : SEMESTER SAJIAN : SEMESTER 7 B. DESKRIPSI MATA KULIAH Merupakan mata kuliah hukum internasional di bidang penyelesaian sengketa internasional dengan materi sajian meliputi : pendahuluan, prinsip-prinsip penyelesaian sengketa secara damai, penyelesaian sengketa internasional yang bersifat nonlitigasi, penyelesaian sengketa internasional yang bersifat litigasi, penyelesaian sengketa internasional berdasarkan Bab VII Piagam PBB, penyelesaian sengketa dengan menggunakan kekerasan, penyelesaian sengketa di organisasi internasional. C. KOMPETENSI MATA KULIAH Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan, aturan-aturan di bidang penyelesaian sengketa internasional; prinsip2nya serta metode penyelesaian sengketa yang kerapkali digunakan, baik melalui metode litigasi maupun non-litigasi atau yang biasa disebut alternative dispute resolutions. Sengketa yang menjadi fokus pembahasan mata kuliah ini adalah sengketa antar negara sebagai subyek hukum internasional. D. LEVEL KOMPETENSI I. LEVEL KOMPETENSI I : PENDAHULUAN a. Pengertian Sengketa Internasional b. Penyebab Munculnya Sengketa Internasional c. Jenis Metode Penyelesaian Sengketa Internasional d. Aturan Dasar Penyelesaian Sengketa dalam Piagam PBB II. LEVEL KOMPETENSI II : PRINSIP-PRINSIP PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL a. Prinsip Itikad Baik b. Prinsip Tidak Menggunakan Kekerasan dalam Penyelesaian Sengketa c. Prinsip Kebebasan Memilih Cara Penyelesaian Sengketa d. Prinsip Kebebasan Memilih Hukum yang akan Diterapkan Terhadap Pokok Sengketa e. Prinsip Kesepakatan Para Pihak yang Bersengketa f. Prinsip Exhaustion of Local Remedies

2 g. Prinsip Hukum Internasional tentang Kedaulatan, Kemerdekaan dan Integritas Wilayah Negara III. LEVEL KOMPETENSI III : PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL SECARA DAMAI YANG BERSIFAT NON LITIGASI a. Negosiasi (negotiation) b. Pencarian Fakta (inquiry/fact-finding) c. Jasa baik (good offices) d. Mediasi (mediation) e. Konsiliasi (conciliation) IV. LEVEL KOMPETENSI IV : PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL SECARA DAMAI YANG BERSIFAT LITIGASI a. Arbitrase 1. Sejarah Arbitrase 2. Penunjukan Arbitrase 3. Prosedur Arbitrase 4. Keputusan Arbitrase 5. Permanent Court of Arbitration b. Mahkamah Internasional 1. Sejarah MI 2. Pihak yang dapat berpekara di MI 3. Hukum yang dipergunakan di MI 4. Kekuatan Hukum Keputusan MI 5. Kewenangan MI dalam Memberikan Pendapat Hukum (advisory opinion) V. LEVEL KOMPETENSI V : PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL BERDASARKAN BAB VII PIAGAM PBB a. Dewan Keamanan b. Penerapan Bab VII Piagam PBB (dalam praktik) c. Peran Majelis Umum d. Wewenang Sekretaris Jenderal PBB dalam Perdamaian dan Keamanan Internasional e. Pasukan Pemelihara Perdamaian (peacekeeping forces) VI. LEVEL KOMPETENSI VI : PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN KEKERASAN a. Retorsi b. Tindakan Pembalasan (reprisals) c. Blokade secara Damai d. Intervensi e. Perang dan Tindakan Bersenjata Non Perang

3 VII. LEVEL KOMPETENSI VII : PENYELESAIAN SENGKETA DI ORGANISASI INTERNASIONAL a. Penyelesaian Sengketa di ASEAN b. Penyelesaian Sengketa di Uni Eropa c. Penyelesaian Sengketa di Liga Arab d. Penyelesaian Sengketa Menurut Organisasi Negara-Negara Amerika

4 SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL : WAJIB STATUS MATA KULIAH KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 PRASYARAT : SEMESTER SAJIAN : SEMESTER 7 B. DESKRIPSI MATA KULIAH Merupakan mata kuliah hukum internasional di bidang penyelesaian sengketa internasional dengan materi sajian meliputi : pendahuluan, prinsip-prinsip penyelesaian sengketa secara damai, penyelesaian sengketa internasional yang bersifat nonlitigasi, penyelesaian sengketa internasional yang bersifat litigasi, penyelesaian sengketa internasional berdasarkan Bab VII Piagam PBB, penyelesaian sengketa dengan menggunakan kekerasan, penyelesaian sengketa di organisasi internasional. C. KOMPETENSI MATA KULIAH Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan, aturan-aturan di bidang penyelesaian sengketa internasional; prinsip2nya serta metode penyelesaian sengketa yang kerapkali digunakan, baik melalui metode litigasi maupun non-litigasi atau yang biasa disebut alternative dispute resolutions. Sengketa yang menjadi fokus pembahasan mata kuliah ini adalah sengketa antar negara sebagai subyek hukum internasional. D. LEVEL KOMPETENSI I. LEVEL KOMPETENSI I : PENDAHULUAN a. Pengertian Sengketa Internasional b. Penyebab Munculnya Sengketa Internasional c. Jenis Metode Penyelesaian Sengketa Internasional d. Aturan Dasar Penyelesaian Sengketa dalam Piagam PBB II. LEVEL KOMPETENSI II : PRINSIP-PRINSIP PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL a. Prinsip Itikad Baik b. Prinsip Tidak Menggunakan Kekerasan dalam Penyelesaian Sengketa c. Prinsip Kebebasan Memilih Cara Penyelesaian Sengketa d. Prinsip Kebebasan Memilih Hukum yang akan Diterapkan Terhadap Pokok Sengketa e. Prinsip Kesepakatan Para Pihak yang Bersengketa

5 f. Prinsip Exhaustion of Local Remedies g.prinsip Hukum Internasional tentang Kedaulatan, Kemerdekaan dan Integritas Wilayah Negara III. LEVEL KOMPETENSI III : PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL SECARA DAMAI YANG BERSIFAT NON LITIGASI a. Negosiasi (negotiation) b. Pencarian Fakta (inquiry/fact-finding) c. Jasa baik (good offices) d. Mediasi (mediation) e. Konsiliasi (conciliation) IV. LEVEL KOMPETENSI IV : PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL SECARA DAMAI YANG BERSIFAT LITIGASI a. Arbitrase 1. Sejarah Arbitrase 2. Penunjukan Arbitrase 3. Prosedur Arbitrase 4. Keputusan Arbitrase 5. Permanent Court of Arbitration b. Mahkamah Internasional 1. Sejarah MI 2. Pihak yang dapat berpekara di MI 3. Hukum yang dipergunakan di MI 4. Kekuatan Hukum Keputusan MI 5. Kewenangan MI dalam Memberikan Pendapat Hukum (advisory opinion) V. LEVEL KOMPETENSI V : PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL BERDASARKAN BAB VII PIAGAM PBB a. Dewan Keamanan b. Penerapan Bab VII Piagam PBB (dalam praktik) c. Peran Majelis Umum d. Wewenang Sekretaris Jenderal PBB dalam Perdamaian dan Keamanan Internasional e. Pasukan Pemelihara Perdamaian (peacekeeping forces) VI. LEVEL KOMPETENSI VI : PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN KEKERASAN a. Retorsi b. Tindakan Pembalasan (reprisals) c. Blokade secara Damai d. Intervensi e. Perang dan Tindakan Bersenjata Non Perang

6 VII. LEVEL KOMPETENSI VII : PENYELESAIAN SENGKETA DI ORGANISASI INTERNASIONAL a. Penyelesaian Sengketa di ASEAN b. Penyelesaian Sengketa di Uni Eropa c. Penyelesaian Sengketa di Liga Arab d. Penyelesaian Sengketa Menurut Organisasi Negara-Negara Amerika E.1. Mata Kuliah : Penyelesaian Sengketa Internasional LEVEL KOMPETENSI I PENDAHULUAN Waktu : Minggu I/ Pertemuan ke-1 SUB-SUB KOMPETENSI : a. Penjelasan Silabi, SAP dan Kontrak belajar b. Pengertian Sengketa Internasional c. Penyebab Munculnya Sengketa Internasional d. Jenis Metode Penyelesaian Sengketa Internasional e. Aturan Dasar Peneyelesaian Sengketa dalam Piagam PBB TUJUAN PEMBELAJARAN : a. Mahasiswa dapat memahami pengertian dan ruang lingkup sengketa internasional b. Mahasiswa dapat memahami penyebab munculnya sengketa internasional c. Mahasiswa dapat memahami Jenis metode penyelesaian sengketa internasional d. Mahasiswa dapat memahami aturan dasar penyelesaian sengketa dalam Piagam PBB INDIKATOR HASIL BELAJAR : a. Mahasiswa dapat menjelaskan ruang lingkup sengketa internasional b. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab munculnya sengketa internasional c. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis metode penyelesaian sengketa internasional d. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip dasar serta ketentuan-ketentuan dasar dalam penyelesaian sengketa sebagaimana dicantumkan dalam Piagam PBB METODE PEMBELAJARAN : a. Ceramah b. Diskusi EVALUASI : Keaktifan mahasiswa dalam meresume materi kuliah serta berdiskusi dijadikan salah satu komponen penilain Tugas Terstruktur I (T1) BAHAN PUSTAKA : 1. Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global, Alumni, Bandung, 2005.

2. Brierly, J.L., Hukum Bangsa-Bangsa Suatu Pengantar Hukum Internasional, dterjemahkan oleh Moh. Radjab, Bhratara, Jakarta, 1996. 3. F. Sugeng Istanto, Hukum Internasional, Penerbitan Universitas Atmajaya, Yogyakarta, 1998. 4. Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Jakarta 2006. 5. Jawahir Thontowi, Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer, Refika Aditama, Bandung, 2006. 6. Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, 1998 7. Mochtar Kusumaatmadja & Etty R Agoes, Cases and Materials Hukum Internasional 8. McCaffrey, Stephen C., Understanding International Law, Lexis Nexis,San Francisco, 2006. 9. Merrills, J.G, Penyelesaian Sengketa InternasionalPenyadur : Achmad Fauzan, Tarsito, Bandung, 1986. 10. United Nation Charter 7

8 E.2. Mata Kuliah : Penyelesaian Sengketa Internasional LEVEL KOMPETENSI II PRINSIP-PRINSIP PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL Waktu : Minggu II-III/ Pertemuan ke-2 dan 3 SUB-SUB KOMPETENSI : a. Prinsip Itikad Baik b. Prinsip tidak menggunakan kekerasan dalam penyelesaian sengketa c. Prinsip Kebebasan memilih cara penyelesaian sengketa d. Prinsip kebebasan memilih hukum yang akan diterapkan pada pokok sengketa e. Prinsip Kesepakatan para pihak yang bersengketa f. Prinsip Exhaustion of Local Remedies g. Prinsip HI tentang kedaulatan, kemerdekaan dan integritas wilayah negara TUJUAN PEMBELAJARAN : a. Mahasiswa dapat memahami prinsip-prinsip penyelesaian sengketa internasional INDIKATOR HASIL BELAJAR : a. Mahasiswa akan dapat menjelaskan prinsip-prinsip penyelesaian sengketa internasional METODE PEMBELAJARAN : a. Ceramah b. Diskusi EVALUASI : Keaktifan mahasiswa dalam meresume materi kuliah serta berdiskusi dijadikan salah satu komponen penilain Tugas Terstruktur I (T1) BAHAN PUSTAKA : 1. Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Jakarta 2006. 2. Jawahir Thontowi, Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer, Refika Aditama, Bandung, 2006. 3. Merrills, J.G, Penyelesaian Sengketa InternasionalPenyadur : Achmad Fauzan, Tarsito, Bandung, 1986. 4. Merrils, JG, International Dispute Settlement, 1998 5. Sri SetianingsihSuwardi, Penyelesaian Sengketa Internasional, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 2006.

9 E.3. Mata Kuliah : Penyelesaian Sengketa Internasional LEVEL KOMPETENSI III PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL SECARA DAMAI YANG BERSIFAT NON-LITIGASI Waktu : Minggu IV-V/ Pertemuan ke-4 dan 5 SUB-SUB KOMPETENSI : a. Negosiasi (negitiation) b. Pencarian Facta (Inquiry/Fact Finding) c. Jasa Baik/Good Offices d. Mediasi (Mediation) e. Konsiliasi (Conciliation) TUJUAN PEMBELAJARAN : a. Mahasiswa dapat memahami prinsip-prinsip penyelesaian sengketa secara damai, non-litigasi, yaitu : 1. Negosiasi (negotiation) 2. Pencarian Fakta (Fact Finding/Inquiry) 3. Jasa Baik/Good Offices 4. Mediasi (Mediation) 5. Konsiliasi (Conciliation) INDIKATOR HASIL BELAJAR : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip-prinsip penyelesaian sengketa secara damai, non-litigasi METODE PEMBELAJARAN : a. Ceramah b. Analisa dan bedah kasus c. Diskusi EVALUASI : Keaktifan mahasiswa dalam meresume materi kuliah serta berdiskusi dijadikan salah satu komponen penilain Tugas Terstruktur I (T1) BAHAN PUSTAKA : 1. Merrils, JG, International Dispute Settlement, 1998 2. United Nations Charter 3. Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global, Alumni, Bandung, 2005. 4. Brierly, J.L., Hukum Bangsa-Bangsa Suatu Pengantar Hukum Internasional, dterjemahkan oleh Moh. Radjab, Bhratara, Jakarta, 1996. 5. F. Sugeng Istanto, Hukum Internasional, Penerbitan Universitas Atmajaya, Yogyakarta, 1998. 6. Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Jakarta 2006.

7. Jawahir Thontowi, Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer, Refika Aditama, Bandung, 2006. 8. McCaffrey, Stephen C., Understanding International Law, Lexis Nexis,San Francisco, 2006. 9. Merrills, J.G, Penyelesaian Sengketa InternasionalPenyadur : Achmad Fauzan, Tarsito, Bandung, 1986. 10. Romli Atmasasmita, Pengadilan Pidana Internasional dan Rancangan Undang-Undang Pengadilan Hak Asasi Manusia, www.legalitas.org 11. Sri SetianingsihSuwardi, Penyelesaian Sengketa Internasional, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 2006. 10

11 E.4. Mata Kuliah : Penyelesaian Sengketa Internasional LEVEL KOMPETENSI IV PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL SECARA DAMAI YANG BERSIFAT LITIGASI Waktu : Minggu VI dan VII/ Pertemuan ke-6 dan ke-7 SUB-SUB KOMPETENSI : a. Arbitrase 1. Sejarah Arbitrase 2. Penunjukan Arbitrase 3. Prosedur Arbitrase 4. Keputusan Arbitrase 5. Permanent Court of Arbitration b. Mahkamah Internasional 1. Sejarah MI 2. Pihak yang dapat berperkara di MI 3. Hukum yang digunakan di MI 4. Kekuatan Hukum Keputusan MI 5. Kewenangan MI dalam memberikan pendpat (advisory opinion) TUJUAN PEMBELAJARAN : a. Mahasiswa mampu memahami mengenai penyelesaian sengketa internasional secara damai yang bersifat litigasi b. Mahasiswa mampu memahami seluk-beluk lembaga arbitrase c. Mahasiswa mampu memahami Mahkamah Internasional dan kekuatan hukum putusan MI INDIKATOR HASIL BELAJAR : a. Mahasiswa mampu menjelaskan lebaga penyelesaian sengketa secara damai yang sifatnya litigasi b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang arbitrase c. Mahasiswa mampu menjelaskan kapasitas, kewenangan serta sifat putusan MI METODE PEMBELAJARAN : a. Ceramah b. Diskusi EVALUASI : Keaktifan mahasiswa dalam meresume materi kuliah serta berdiskusi dijadikan salah satu komponen penilain Tugas Terstruktur I (T1) BAHAN PUSTAKA : 1. Merrils, JG, International Dispute Settlement, 1998 2. Statuta Mahkamah Internasional 3. New York Convention 4. Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam

Era Dinamika Global, Alumni, Bandung, 2005. 5. Brierly, J.L., Hukum Bangsa-Bangsa Suatu Pengantar Hukum Internasional, dterjemahkan oleh Moh. Radjab, Bhratara, Jakarta, 1996. 6. F. Sugeng Istanto, Hukum Internasional, Penerbitan Universitas Atmajaya, Yogyakarta, 1998. 7. Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Jakarta 2006. 8. Jawahir Thontowi, Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer, Refika Aditama, Bandung, 2006. 9. McCaffrey, Stephen C., Understanding International Law, Lexis Nexis,San Francisco, 2006. 10. Merrills, J.G, Penyelesaian Sengketa InternasionalPenyadur : Achmad Fauzan, Tarsito, Bandung, 1986. 11. Sri SetianingsihSuwardi, Penyelesaian Sengketa Internasional, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 2006. 12

13 E.5. Mata Kuliah : Penyelesaian Sengketa Internasional LEVEL KOMPETENSI V PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL BERDASARKAN BAB VII PIAGAM PBB Waktu : Minggu X-XI/ Pertemuan ke-10 dan 11 SUB-SUB KOMPETENSI : a. Dewan Keamanan b. Penerapan Bab VII Piagam PBB (dalam praktik) c. Peran Majelis Umum d. Wewenang Sekretaris Jenderal PBB dalam Perdamaian dan Keamanan Internasional e. Pasukan Pemelihara Perdamaian (peacekeeping forces) TUJUAN PEMBELAJARAN : a. Mahasiswa mampu memahami mengenai penyelesaian sengketa berdasarkan Bab VII Piagam PBB b. Mahasiswa mampu memahami penerapan Bab VII Piagam PBB pada kasuskasus yang relevan INDIKATOR HASIL BELAJAR : a. Mahasiswa mampu menjelaskan penyelesaian sengketa internasional berdasarkan Bab VII Piagam PBB b. Mahasiswa mampu menganalisa kasus-kasus yang ada dengan menerapkan Bab VII Piagam PBB METODE PEMBELAJARAN : a. Ceramah b. Analisa dan bedah kasus c. Diskusi kelompok EVALUASI : Keaktifan mahasiswa dalam meresume materi kuliah serta berdiskusi dijadikan salah satu komponen penilain Tugas Terstruktur I (T1) BAHAN PUSTAKA : 1. Merrils, JG, International Dispute Settlement, 1998 2. United Nations Charter 3. Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global, Alumni, Bandung, 2005. 4. Brierly, J.L., Hukum Bangsa-Bangsa Suatu Pengantar Hukum Internasional, dterjemahkan oleh Moh. Radjab, Bhratara, Jakarta, 1996. 5. F. Sugeng Istanto, Hukum Internasional, Penerbitan Universitas Atmajaya, Yogyakarta, 1998.

6. Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Jakarta 2006. 7. Jawahir Thontowi, Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer, Refika Aditama, Bandung, 2006. 8. McCaffrey, Stephen C., Understanding International Law, Lexis Nexis,San Francisco, 2006. 9. Merrills, J.G, Penyelesaian Sengketa InternasionalPenyadur : Achmad Fauzan, Tarsito, Bandung, 1986. 10. Sri SetianingsihSuwardi, Penyelesaian Sengketa Internasional, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 2006. 14

15 E.6. Mata Kuliah : Penyelesaian Sengketa Internasional LEVEL KOMPETENSI VI PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN KEKERASAN Waktu : Minggu XII dan XIII/ Pertemuan ke-12 dan ke 13 SUB-SUB KOMPETENSI : a. Retorsi b. Tindakan Pembalasan (reprisals) c. Blokade secara Damai d. Intervensi e. Perang dan Tindakan Bersenjata Non Perang TUJUAN PEMBELAJARAN : a. Mahasiswa mampu menganalisis kasus konkrit/fiktif sengketa internasional yang diberikan. b. Mahasiswa mampu memahami macam-macam cara penyelesaian sengketa dengan menggunakan kekerasan INDIKATOR HASIL BELAJAR : a. Mahasiswa dapat memberikan solusi/ pemecahan terhadap kasus konkrit/ fiktif sengketa internasional secara tepat. b. Mahasiswa dapat menerapkan cara penyelesaian sengketa dengan cara kekerasan pada kasus-kasus yang relevan dengan tepat METODE PEMBELAJARAN : a. Ceramah b. Diskusi EVALUASI : Keaktifan mahasiswa dalam meresume materi kuliah serta berdiskusi dijadikan salah satu komponen penilain Tugas Terstruktur II (T2) BAHAN PUSTAKA : 1. Merrils, JG, International Dispute Settlement, 1998 2. Shaw, International Law, 1998 3. Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global, Alumni, Bandung, 2005. 4. Brierly, J.L., Hukum Bangsa-Bangsa Suatu Pengantar Hukum Internasional, dterjemahkan oleh Moh. Radjab, Bhratara, Jakarta, 1996. 5. F. Sugeng Istanto, Hukum Internasional, Penerbitan Universitas Atmajaya, Yogyakarta, 1998. 6. Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Jakarta 2006.

7. Jawahir Thontowi, Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer, Refika Aditama, Bandung, 2006. 8. McCaffrey, Stephen C., Understanding International Law, Lexis Nexis,San Francisco, 2006. 9. Merrills, J.G, Penyelesaian Sengketa InternasionalPenyadur : Achmad Fauzan, Tarsito, Bandung, 1986. 10. Sri SetianingsihSuwardi, Penyelesaian Sengketa Internasional, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 2006. 16

17 E.7. Mata Kuliah : Penyelesaian Sengketa Internasional LEVEL KOMPETENSI VII PENYELESAIAN SENGKETA DI ORGANISASI INTERNASIONAL Waktu : Minggu XIV-XV/ Pertemuan ke-14 dan 15 SUB-SUB KOMPETENSI : a. Penyelesaian Sengketa di ASEAN b. Penyelesaian Sengketa di Uni Eropa c. Penyelesaian Sengketa di Liga Arab d. Penyelesaian Sengketa Menurut Organisasi Negara-Negara Amerika TUJUAN PEMBELAJARAN : a. Mahasiswa mampu menganalisis contoh kasus konkrit/ fiktif sengketa internasional yang diberikan.. b. Mahasiswa mampu memahami macam-macam metode penyelesaian sengketa di berbagai organisasi internasional. INDIKATOR HASIL BELAJAR : a. Mahasiswa mampu memberikan solusi/ pemecahan terhadap kasus sengketa internasional di beberapa organisasi internasional secara tepat. b. Mahasiswa mampu menjelaskan penyelesaian sengketa di berbagai organisasi internasional METODE PEMBELAJARAN : a. Ceramah b. Analisa dan bedah kasus c. diskusi EVALUASI : Keaktifan mahasiswa dalam meresume materi kuliah serta berdiskusi dijadikan salah satu komponen penilain Tugas Terstruktur II (T2) BAHAN PUSTAKA : 1. Merrils, JG, International Dispute Settlement, 1998 2. ASEAN Declaration 3. United Nations Charter 4. Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global, Alumni, Bandung, 2005. 5. Brierly, J.L., Hukum Bangsa-Bangsa Suatu Pengantar Hukum Internasional, dterjemahkan oleh Moh. Radjab, Bhratara, Jakarta, 1996. 6. F. Sugeng Istanto, Hukum Internasional, Penerbitan Universitas Atmajaya, Yogyakarta, 1998. 7. Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Jakarta 2006.

8. Jawahir Thontowi, Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer, Refika Aditama, Bandung, 2006. 9. McCaffrey, Stephen C., Understanding International Law, Lexis Nexis,San Francisco, 2006. 10. Merrills, J.G, Penyelesaian Sengketa InternasionalPenyadur : Achmad Fauzan, Tarsito, Bandung, 1986. 11. Sri SetianingsihSuwardi, Penyelesaian Sengketa Internasional, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 2006. 18