UJICOBA PERALATAN PENYULINGAN MINYAK SEREH WANGI SISTEM UAP PADA IKM I N T I S A R I Ujicoba peralatan penyulingan minyak sereh wangi sistem uap pada IKM bertujuan untuk memanfaatkan potensi sereh wangi;menyebarluaskan informasi tentang teknologi proses penyulingan sereh wangi sistem uap kepada petani dan penerapan langsung teknologi proses penyulingan sereh wangi sistem uap di IKM (khususnya yang terdapat di Desa Peparik Gaib Kecamatan Kota PanjangKabupaten Gayo Lues). Ujicoba peralatan penyulingan minyak sereh wangi sistem uap skala IKM dilakukan di salah satu IKM sereh wangi yang terdapat di Desa Peparik Gaib Kecamatan Kota Panjang Kabupaten Gayo Lues, diikuti oleh 10 orang petani sereh. Hasil penyulingan pada performance test diketahui bahwa rendemen minyak sereh wangi terbaik yaitu sebesar 1% diperoleh pada waktu proses penyulingan selama 5 jam. Perolehan rendemen minyak sereh wangi dari hasil ujicoba, performance test dan hasil petani pada waktu proses selama 5 jam, masing-masing sebesar 1,2%; 1% dan 0,8%. Rendemen yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh bahan baku sereh wangi dan kondisi peralatan penyulingan yang digunakan.kandungan sitronellal pada minyak sereh wangi dari hasil ujicoba, performance test dan hasil petani pada waktu proses selama 5 jam, masing-masing sebesar 51,067%, 47,837% dan 48,777%. Jumlah kadar sitronellal yang terkandung dalam minyak sereh wangi sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan baku yang digunakan dan perlakuan pendahuluan sebelum penyulingan. Komponen-kompenen terbesar yang teridentifikasi pada minyak sereh wangi hasil ujicoba dan hasil petani memiliki kesamaan yaitu: limonene, sitronellal, sitronellol, dan geraniol. Analisa sifat fisika kimia diketahui bahwa minyak sereh wangi hasil performance test dan hasil ujcoba memenuhi persyaratan SNI tentang Minyak Sereh, Sedangkan minyak sereh hasil petani tidak memenuhi pada parameter uji indeks bias dengan nilai sebesar 1,486. Hasil analisis kelayakan usaha penyulingan minyak sereh wangi diketahui bahwa seluruh biaya investasi akan kembali dalam jangka waktu 13,23 bulan atau pada operasional penyulingan bulan ke 13. Dari pelaksanaan ujicoba ini disarankan kegiatan sosialisasi/ transfer teknologi dilakukan pada peralatan-peralatan litbang lain yang sifatnya aplikatif, khususnya bagi masyarakat Industri skala kecil dan menengah. Kata kunci : sereh wangi, minyak sereh wangi, penyulingan sistem uap, dan ujicoba
TEKNOLOGI PROSES EKSTRAKSI OLEORESIN JAHE DENGAN BANTUAN GELOMBANG ULTRASONIK Penelitian teknologi ekstraksi oleoresin jahe dengan bantuan gelombang ultrasonik dilaksanakan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh. Penelitian ini merupakan eksperimen untuk mencoba mengaplikasikan gelombang ultrasonik pada proses ekstraksi oleoresin jahe dengan menggunakan pelarut organik. Diharapkan hasil penelitian ini akan mendapatkan informasi tambahan bagi penelitian serupa yang sebelumnya telah pernah dilaksanakan. Adapun variabel perlakuan pada penelitian ini merupakan faktor-faktor yang berpengaruh pada suatu proses ekstraksi yang meliputi: ukuran partikel jahe (16, 32, 48 dan campuran 16-48 mesh), suhu proses (50 dan 60 o C, jenis pelarut (etanol dan n-heksan teknis) serta type proses (ultrasonik dan tanpa ultrasonik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi proses yang menghasilkan rendemen oleoresin jahe tertinggi diperoleh pada proses ekstraksi oleoresin jahe dengan bantuan ultrasonik pada kondisi ukuran partikel 16 mesh, pada suhu proses 60 o C, menggunakan pelarut etanol teknis, dengan perolehan rendemen 6,70%. Proses dengan bantuan ultrasonik menghasilkan rendemen oleoresin jahe 48,78% lebih besar daripada proses tanpa menggunakan bantuan gelombang ultrasonik yang hanya memperoleh rendemen 4,50%. Analisa mutu terhadap oleoresin jahe yang dihasilkan dari penelitian ini telah memenuhi persyaratan/standar baik menurut Koswara (1995) maupun EOA No. 243. dengan hasil: warna = gelap, wujud = kental, bobot jenis = 1,032 gr/cc, dan indeks bias = 1,4932. Kata kunci: Jahe, oleoresin, ekstraksi, ultrasonik PENGGUNAAN EVEK KAVITASI HIDRODINAMIK PADA PROSES PEMBUATAN BIODIESEL Telah dilakukan penelitian tentang penggunaan evek kavitasi hidrodinamik pada proses pembuatan biodiesel. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mendapatkan proses produksi biodiesel dengan menggunakan peralatan kavitasi hidrodinamik untuk menggantikan 2
alat pengaduk konvensional yang memerlukan energi dan bahan pelarut yang lebih besar. Secara khusus penelitian ini bertujuan mempelajari efek-efek kondisi proses seperti rasio mol minyak terhadap metanol, waktu dan temperatur reaksi terhadap yield biodiesel yang dihasilkan serta melakukan pengujian mutu biodiesel yang dihasilkan. Pada penelitian digunakan bahan baku minyak goreng bekas dengan kadar bilangan asam lebih dari 2 mg-koh/g, sehingga diperlukann dua tahapan proses yaitu proses esterifikasi dan proses transesterifikasi. Hasil pengujian bilangan asam pada proses esterifikasi dengan perbandingan molar minyak terhadap metanol 1 : 5 pada suhu reaksi 60 0 C, bilangan asam semakin menurun secara bertahap. Setelah proses esterifikasi bilangan asam minyak jelantah awal sebesar 3,9 mg- KOH/g dapat berkurang menjadi 1,81 mg-koh/g dalam waktu 120 menit. Angka bilangan asam pada 20 menit pertama adalah 3,4 mg-koh/g dan angka bilangan asam pada menit 120 dan 140 adalah 1,81 mg-koh/g. Konversi biodiesel tertinggi pada proses transesterifikasi didapat pada perbandingan 1 : 6 yaitu mencapai 88,03 % dengan waktu proses 150 menit pada suhu proses 60 0 C. Dari hasil uji terhadap beberapa karakter biodiesel yang dihasilkan seperti uji densitas, viscositas dan uji bilangan asam, secara umum dapat disimpulkan bahwa pada variasi perbandingan minyak dan alkohol maupun pada variasi temperatur sifat fisik biodiesel yang diuji tidak mengalami perubahan yang signifikan. Semua parameter yang diuji memenuhi spesifikasi SNI No. 04-7182-2006. Kata kunci: minyak goreng bekas, biodiesel, kavitasi hidrodinamik, esterifikasi, transesterifikasi. UJICOBA PENERAPAN PERALATAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR INDUSTRI Energi merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia baik digunakan untuk rumah tangga dan industri. Sumber energi hidrokarbon semakin berkurang karena terus menerus dieksplorasi seperti minyak bumi, gas bumi dan batubara. Program pemerintah mengenai konversi energi dengan memanfaatkan sumber nabati dengan kewajiban memanfaatkan sumber energi setempat, sangat cocok diterapkan di Propinsi Aceh karena mempunyai potensi sumber energi dari bahan nabati yang berlimpah, khususnya limbah padat cangkang sawit. 3
Penelitian ujicoba penerapan peralatan pembuatan briket arang dari cangkang sawit sebagai bahan bakar industri dilakukan di dua lokasi. Penelitian teknologi pembuatan briket dan rancang bangun alat pencetakan briket semi mekanis dilakukan di Baristand Industri Banda Aceh sedangkan ujicoba penerapan lapangan dilakukan pada pengrajin logam di Kabupaten Bireuen. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya, dengan tujuan untuk mendapatkan teknologi pembuatan briket dari bahan baku limbah padat cangkang sawit dengan bahan perekat tepung kanji. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa teknologi pembuatan arang yang baik diperoleh dari bahan baku cangkang sawit dengan kadar air di bawah 10 persen dan untuk proses pembriketan menggunakan alat cetak briket semi mekanis, menggunakan perekat tepung kanji dengan perbandingan antara bahan perekat tepung kanji dengan arang cangkang sawit adalah 1 : 20. Produk arang dan briket dari bahan cangkang sawit telah dicobakan pada pengrajin logam. Dari hasil ujicoba memperlihatkan bahwa arang dan briket dari bahan cangkang sawit dapat menghasilkan energi dengan panas tinggi dibandingkan arang lain yang selama ini digunakan. Nilai kalor arang dan briket arang cangkang sawit memenuhi syarat mutu arang komersial yaitu lebih besar 5000 kal/gr sesuai persyaratan mutu SNI Briket Arang Kayu. Kata Kunci: energi, cangkang sawit, briket arang, bahan bakar TEKNOLOGI PROSES PENURUNAN KADAR BESI MINYAK NILAM RAKYAT MELALUI METODE RE-DISTILASI Penelitian dan Pengembangan Teknologi Proses Penurunan Kadar Besi Minyak Nilam Rakyat melalui Metode Re-Distilasi bertujuan untuk mendapatkan mutu minyak nilam dengan kadar patchouli alkohol yang tinggi dan kadar Fe serendah mungkin sehingga dapat memenuhi persyaratan mutu SNI 06-2385-2006. Pada penelitian ini variabel tetap yang dilakukan adalah volume minyak nilam 100ml (untuk perbandingan minyak nilam dan air 1 : 5) dan 80 ml (untuk perbandingan minyak nilam dan air 1 : 8). Variabel berubah adalah tekanan operasi penelitian : 600 mbar, 800 mbar, 1 atm dan temperatur operasi distilasi fraksinasi : 130 o C, 140 o C, 150 o C, 160 o C. Kondisi optimum proses redistilasi diperoleh pada tekanan 800 mbar dan temperatur 160 o C pada perbandingan minyak nilam dan air 1 : 8. Hasil pengujian minyak nilam untuk 4
kondisi optimum adalah warna kuning, bobot jenis 0,950, indeks bias 1,5024, kelarutan dalam alkohol 1 : 4, bilangan asam 2,87, bilangan ester 12,35 dan kadar patchouli alkohol 18,86%. Kata Kunci: minyak nilam, re-distilasi, kadar besi MODIFIKASI ALAT DESTILASI FRAKSINASI VAKUM MINYAK NILAM SKALA IKM Minyak nilam yang berasal dari penyulingan daun dan batang yang diproduksi oleh petani nilam di Aceh umumnya masih mengandung kadar patchouli alkohol yang rendah yaitu dibawah 30%. Untuk menghasilkan minyak nilam dengan kadar patchouli alkohol yang tinggi dapat dilakukan proses pengayakan komponen patchouli alkohol dengan menggunakan metode fraksinasi pada tekanan vakum. Distilasi fraksinasi merupakan proses penguapan dan pengembunan campuran komponen, yang dalam campuran uap akan terdapat lebih banyak komponen dengan titik didih yang lebih rendah, sedangkan pada residu lebih banyak mengandung komponen dengan titik didih yang lebih tinggi. Pada saat ini distilasi fraksinasi telah banyak digunakan dalam industri kimia sebagai salah satu alternatif unit pemisahan. Tujuan pemakaian kolom fraksinasi untuk menjaga keseimbangan antara fraksi berat dan fraksi ringan. Bahan yang ada dalam kolom fraksinasi (rasching ring) dapat menahan fraksi berat yang terdapat dalam minyak nilam sehingga akan terpisah dari fraksi ringanya,dengan demikian komponen yang terkandung dalam minyak nilam kaya akan fraksi berat (Patchouli Alkohol). Rekayasa alat fraksinasi minyak nilam didasarka pada kebutuhan petani nilam untuk meningkatkan mutu minyak nilam. Minyak nilam rakyat mengandung kadar patchouli alkohol rendah, dan dengan mengunakan alat distilasi fraksinasi ini kadar patchouli alkohol dapat ditingkatkan, sehingga mutu minyak nilam menjadi lebih baik. Dengan menggunakan metode pemisahan dengan fraksinasi pada tekanan vakum diharapkan minyak nilam dapat terpisah sempurna dari fraksi-fraksi ringan (terpenen). Pada penelitian ini akan diamati variabelvariabel yang mempengaruhi terhadap hasil fraksinasi antara lain pengaruh tekanan vakum, waktu dan temperatur. Pengambilan data meliputi jumlah distilat dan residu yang terbentuk (%) dan kualitas residu minyak niilam dianalisa mengacu pada standar minyak nilam dengan SNI 06-2388-2006, sehingga hasil yang diharapkan minyak nilam mengandung kadar patchouli alkohol yang tinggi. Kata Kunci : minyak nilam, patchouli alkohol, fraksinasi, rasching ring 5