BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengubah cara berbinis mereka. Kemampuan bersaing tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi dan informasi menyebabkan perkembangan ekonomi

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN, PERTUMBUHAN DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Fenomena pergeseran tipe masyarakat dari masyarakat industrialis dan

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Financial Performance, Growth, Dan Market Value

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan yang semakin kompetitif, dan perubahan cara pandang pelaku

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

PENDAHULUAN. Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based

BAB I PENDAHULUAN. penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal dapat digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II. oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada umumnya didefinisikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mengubah cara bisnisnya. Perubahan proses bisnis dari bisnis yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowlegde

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran teknologi yang begitu pesat serta pertumbuhan jaringan komputer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB I PENDAHULUAN. an perhatian perusahaan pada praktek pengelolaan aset tak berwujud (intangible

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menjadi perhatian utama pada abad XX-an. Hal ini berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB V PENUTUP. Penelitian ini menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja

BAB I PENDAHULUAN. dan ketersediaan tenaga kerja (tangible asset), tetapi lebih pada inovasi, sistem

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan. Menurut (Suntoso 1999 dalam Wadhikorin, 2010).

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intellectual terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh semakin pesat ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pula pada negara Indonesia. Perkembangan tersebut membuat intensitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi saat ini telah sampai pada pembentukan pasar tunggal dan pusat produksi tunggal

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Resource Based Theory adalah suatu pemikiran yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang terjadi pada era new economy ini tidak

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya berjudul A Resourcesbased

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memicu perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. intelektual pada perusahaan jasa dan manufaktur di Indonesia. Modal intelektual merupakan

Oleh: Moch. Saifulloh Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya

Feri Rachman, Marsono 1

BAB I PENDAHULUAN. No.19 Revisi tahun 2000 mengenai aset tidak berwujud (Ulum, 2009) Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 2009:18). Penerapan strategi bisnis dengan menggunakan Intellectual Capital

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

PENGARUH IC TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. based business) menjadi berdasarkan pengetahuan (knowledge based business).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan usaha mengalami

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisis dan mengevaluasi laporan keuangan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Perkembangan dalam bidang ekonomi membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing. Para pelaku bisnis mulai menyadari bahwa kemampuan bersaing tidak hanya terletak pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya manusia yang dimilikinya. Oleh karena itu, organisasi bisnis semakin menitik beratkan akan pentingnya knowledge asset (aset pengetahuan) sebagai salah satu bentuk aset tak berwujud (Agnes, 2008). Peran knowledge yang meningkat sebagai aset vital bagi perusahaan membuat identifikasi dan pengelolaannya dalam bentuk intangible asset menjadi 1

2 semakin penting. Akan tetapi, hal tersebut tidak diimbangi dengan pelaporan dan identifikasi yang jelas dalam praktik akuntansi tradisional yang ada pada saat ini (Rahardian, 2011). Hal tersebut menunjukkan bahwa laporan keuangan perusahaan tidak mencerminkan nilai perusahaan yang sesungguhnya, sehingga dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan menjadi kurang informatif. Oleh karena itu, model akuntansi yang ada pada saat ini harus diperluas agar dapat meliputi seluruh cakupan intangible asset. Ini menunjukkan bahwa intangible asset adalah komponen penting dalam mengukur kinerja perusahaan sehingga perhatian terhadap praktik pengelolaan aset tidak berwujud (intangible assets) telah meningkat secara tajam (Harrison dan Sullivan, 2000). Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran intangible asset adalah intellectual capital yang telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi (Petty dan Guthrie, 2000 dalam Ulum, Ghozali, dan Chariri, 2008). Penerimaan intellectual capital secara luas sebagai sumber keunggulan kompetitif menjadi faktor penting penilaian kinerja perusahaan. Konsep intellectual capital sampai saat ini belum ditetapkan menggunakan standar akuntansi yang sudah ada, baik didalam pengukuran maupun pelaporannya. Fenomena ini mendorong para akademisi untuk mencari informasi mengenai pengelolaan intellectual capital secara lebih spesifik. Di Indonesia, fenomena intellectual capital telah berkembang terutama setelah munculnya PSAK no. 19 revisi (IAI, 2000) tentang aktiva tidak berwujud, meskipun didalamnya tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai intellectual capital (Ulum et al, 2008).

3 Sejumlah besar peneliti telah mengidentifikasikan intellectual capital menjadi 3 komponen utama: human capital, structural capital, dan customer capital. Konsep tersebut kemudian diperluas dengan membagi structural capital menjadi 2, yaitu process capital dan innovation capital (Edvinsson dan Malone, 1997; Bontis et al, 1999; Buren, 1999; Joia, 2000; Bontis, 2002; Choo dan Bontis, 2002 dalam Wang dan Chang, 2005). Hal tersebut mengarahkan pada konsensus yang lebih luas mengenai pendefinisian komponen intellectual capital yang meliputi: human capital, process capital, innovation capital, dan customer capital. Apabila hubungan antar komponen intellectual capital dapat dipahami dengan baik, maka peningkatan kinerja perusahaan akan dapat tercapai dengan baik melalui manajemen sumber daya perusahaan yang tepat (Wang dan Chang, 2005). Dengan fokus peningkatan kinerja perusahaan akan dapat mempertahankan dan memaksimalkan keunggulan kompetitifnya secara efektif. Wang dan Chang (2005) menggunakan metode dengan pendekatan Partial Least Squares (PLS) untuk menyelidiki pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan serta hubungan sebab-akibat antar komponen intellectual capital. Wang dan Chang menemukan bahwa diantara 4 komponen intellectual capital: human capital, innovation capital, process capital, dan customer capital, semua komponen secara langsung mempengaruhi kinerja perusahaan kecuali human capital. Akan tetapi, human capital secara langsung mempengaruhi innovation capital dan process capital. Hal tersebut berarti bahwa human capital berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja perusahaan dan menjadi faktor utama.

4 Chen et al (2005) menggunakan model Pulic (VAIC) untuk menguji hubungan antara intellectual capital dengan nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan sampel perusahaan publik di Taiwan. Kinerja keuangan yang digunakan adalah market-to-book value, ratios of equity, return of equity, return on assets, growth in revenue dan employee productivity. Kekurangan dari metode VAIC ini adalah structural capital yang digunakan untuk menghitung efisiensi structural capital pada perusahaan tidak mencerminkan nilai sesungguhnya, sehingga nilai intellectual capital menurut metode ini tidak memperhitungkan. Secara spesifik komponen-komponen structural capital dimiliki oleh perusahaan. Metode ini juga tidak memperhitungkan bentuk innovative capital dan relational capital/customer capital yang dimiliki perusahaan, padahal inovasi dan relasi dengan konsumen merupakan hal yang vital bagi perusahaan saat ini. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Cheng, Lin, Hsiao, and Thomas W. Lin (2010) dengan menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan (Return On Assets, Return On Equity, Tobin s Q, Price to Book Ratio) serta hubungan didalam proses penciptaan nilai dari komponen intellectual capital. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Selain itu, diperoleh kesimpulan bahwa innovative capacity dan efficient operating process secara tidak langsung mempengaruhi kinerja perusahaan melalui maintainable customer relationship dan human value added resources. Maintainable customer relationship dan human value added resources ini merupakan faktor utama penentu keunggulan kompetitif perusahaan.

5 Di Indonesia, penelitian tentang pengaruh intellectual capital kinerja perusahaan diantaranya dilakukan oleh Solikhah, Rahman, dan Merianto (2010) yang mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Chen, Cheng, and Hwang (2005) dengan menggunakan sampel perusahaan yang telah go public dan listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006-2008 dan penelitian oleh Rahardian (2011) mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Cheng et al (2010) dengan menggunakan sampel perusahaan yang telah go public dan listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua komponen intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Komponen intellectual capital yaitu customer capital tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sementara komponen intellectual capital yang lain, human capital berpengaruh secara signifikan. Hal tersebut selain memperkuat hasil penelitian sebelumnya bahwa human capital merupakan faktor utama penentu keunggulan kompetitif perusahaan juga menunjukkan adanya ketidakkonsistenan terhadap pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan terutama di Indonesia. Dari penelitian tersebut, menggunakan ukuran kinerja perusahaan secara umum. Sehingga dalam penelitian-penelitian tersebut tidak dapat menjelaskan hubungan yang lebih spesifik dalam ukuran kinerja perusahaan. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dikembangkan oleh Cheng et al (2010). Selanjutnya penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan dengan menggunakan data dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014 dan 2015.

6 Mengacu pada penelitian Maditinos et al (2011), pada penelitian ini ukuran kinerja perusahaan dibagi menjadi 2 yaitu kinerja perusahaan yang diukur berdasarkan nilai pasar (market to book value) dan kinerja perusahaan yang diukur berdasarkan kinerja keuangan (financial performance). Nilai pasar diukur dengan rasio market to book value (MtBV), sementara kinerja keuangan diukur dengan return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Sementara itu, intellectual capital diidentifikasikan melalui komponen-komponen berikut: innovation capital, process capital, human capital, dan customer capital (Wang dan Chang, 2005 dan Cheng et al, 2010). Komponen-komponen tersebut kemudian diterjemahkan menjadi: kapasitas inovatif, proses operasi perusahaan yang efisien, sumber daya manusia yang bernilai tambah, dan hubungan yang baik dengan pelanggan. Lebih lanjut, masingmasing komponen intellectual capital tersebut dianalisis menggunakan alat analisis Partial Least Squares (PLS) dengan menghubungkan masing-masing komponen sampai pada hasil output yaitu kinerja perusahaan untuk kemudian diambil kesimpulan. Selain itu, hasil analisis yang menjelaskan hubungan sebab akibat diantara masing-masing komponen juga disajikan untuk mengetahui komponen intellectual capital yang menjadi inti dari pembentuk keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul Analisis Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 dan 2015).