2016 PENGARUH KONFORMITAS DAN TIPE GAYA HIDUP TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN STARBUCKS COFFEE DI KOTA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Loyalitas erat hubungannya dengan perkembangan media massa dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. ke suatu negara untuk mengekspansi pasarnya. Di Indonesia, sudah terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang terjadi saat ini telah membuat dunia bisnis mengalami

BAB I PENDAHULUAN. global yang menkonsumsi makanan dan minuman di rumah menjadi. mengkonsumsi makanan serta minuman diluar rumah. (Mawson&Feame, 1996,

BAB I PENDAHULUAN. Budaya minum kopi di Indonesia sudah berkembang sejak lama, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia telah berkembang ke arah yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran yang mulai bermunculan yang tersebar di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua orang pernah minum kopi, namun yang berbeda hanya. masalah waktu dan tempat pada saat meminumnya. Dahulu, minum kopi

Pertemuan Pertemuan 7 3

BAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pendekatan Interpretif Pendekatan ini untuk menggali secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. cepat saji hingga restoran yang menyediakan full course menu. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak lama para psikolog dan ahli yang tertarik pada perilaku manusia telah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau

BAB I PENDAHULUAN. dan mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan tersebut. menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data Indonesian Coffee Festival (IFC), Brazil merupakan negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan bisnis bakery di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, sebagian besar perusahaan telah memfokuskan diri dalam penciptaan dan

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat memiliki keunggulan kompetitif yang sangat jelas. Perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Fashion di Indonesia Tahun Kenaikan (%) Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Niat beli ulang (repurchase intention) dalam studi pemasaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menjalankan sebuah bisnis, tentunya semua pengusaha selalu

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kegiatan di bidang pemasaran harus dilaksanakan secara

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis. baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

Bab I PENDAHULUAN. usaha saat ini adalah dengan mempertahankan loyalitas pelanggannya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengganti barang tersebut. Akan tetapi, pada saat ini konsep belanja itu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi konvensional seperti dulu. Marketing tidak lagi terpaku pada media

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. destinasi di bidang pariwisata yang cukup beragam di Indonesia, selain pengunjung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang membedakan individu satu dengan individu lain dalam persoalan gaya hidup.

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pengunaan untuk event-event penting hingga sebagai kebutuhan seharihari.

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMILIH STARBUCKS COFFEE DI GALAXY MALL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kosmetik sebagian besar didominasi oleh wanita karena kebutuhan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. produk pelumas mesin kendaraan bermotor merek Mesran SAE. Pihak produsen

BAB I PENDAHULUAN. industri telekomunikasi yang menjadi cermin dari ketat dan tingginya kebutuhan

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari masyarakat sosial menjadi cenderung lebih individual.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, mulai dari produk makanan, minuman, fashion, maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perubahan dalam gaya hidup. Kehidupan yang semakin modern menjadikan

BAB I. Dengan adanya kemajuan dan perubahan tersebut secara tidak langsung. menuntut kita untuk dapat mengimbanginya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai calon-calon intelektual yang bersemangat, penuh dedikasi, enerjik, kritis,

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung tropis atau hangat. Produk-produk minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung dikenal memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa. Ada

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Bukan hanya kaum wanita, tapi kaum pria juga membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia (Kotler dan Keller, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang inovatif baik bergerak dalam bidang barang ataupun jasa. Dimana kinerja. saing, baik di pasar lokal maupun pasar global.

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan ( Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB I PENDAHULUAN. hal yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk mampu bersaing dan. meraih sukses dalam bisnis di era globaliasi ini.

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat global yang berdampak terhadap gaya hidup seseorang. termasuk dalam memenuhi kebutuhan hiburan. Rutinitas yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepada perusahaan. Loyalitas pelanggan adalah komitmen yang kuat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi dibandingkan beberapa sektor lainnya. PDB sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dari skripsi ini akan membahas beberapa hal terkait penelitian, termasuk latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat/signifikansi penelitian. A. Latar Belakang Penelitian Minum kopi sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu kala. Pasalnya, Indonesia adalah salah satu penghasil biji kopi terbaik di dunia. Hasil kajian dari Kementrian Perindustrian, Badan Pusat Statistik dan Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) menunjukkan terjadinya lompatan yang luar biasa dalam konsumsi kopi di tanah air terutama di kota-kota (AEKI, 2013). Fungsi minum kopi pun mengalami pergeseran seiring berkembangnya zaman. Sekarang minum kopi tidak lagi untuk menjaga stamina, tetapi muncul tendensi meminum kopi di coffee shop sebagai bentuk pergaulan sosial. Pergeseran fungsi tersebut melahirkan fenomena sosial dan budaya baru dalam masyarakat sebagai akibat dari adanya perubahan perilaku tersebut (Royan, 2004:23). Perubahan perilaku minum kopi ini dipengaruhi oleh tren hidup masa kini dan pengaruh sosial. Minum kopi kini bukan lagi sekedar untuk menghilangkan kantuk, tapi sebagai bagian gaya hidup, dimana coffee shop menjadi tempat nongkrong yang amat diminati (Kasalli, 2008:27). Fenomena maraknya coffee shop terjadi di kota-kota besar terutama di Kota Bandung yang terkenal dengan julukan Kota Kuliner (detik.com dikutip Januari 2016). Salah satu brand coffee shop di Kota Bandung yang cukup dikenal yaitu Starbucks Coffee. Menurut Laureen Moore, director of community relation and giving Starbucks, berpendapat bahwa selain dari kinerja karyawannya dan kualitas produknya, merek pada Starbucks dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat sekitarnya (Putra,2010:19). 1

2 Hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan seorang professor riset pemasaran di Stern School New York University of Business bernama Raghubir, menyatakan bahwa Starbucks memiliki brand loyalty yang cukup kuat untuk terus menungguli kompetitor lainnya seperti misalnya Dunkin Donuts (Maukar, 2010). Brand loyalty atau loyalitas merek adalah suatu ukuran mengenai keterkaitan atau keterikatan konsumen terhadap sebuah merek. Peristiwa kembalinya pengunjung pada merek yang sama dapat dikatakan bahwa pengunjung tersebut memiliki loyalitas terhadap merek Starbucks atau terjadi yang dinamakan brand loyalty. Menurut Gounaris & Stathakopoulus (2004 : 297), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas merek. Faktor tersebut yaitu pengaruh sosial dan faktor gaya hidup. Menurut Sari Sirwani Senior Marketing & Promotion Manager Starbucks Indonesia (Marketeers, dikutip Oktober, 2016), pelanggan Starbucks Coffee didominasi oleh anak sekolah dan mahasiswa. Hal tersebut selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wicaksana (2011), yang menemukan bahwa mayoritas konsumen yang loyal terhadap Starbucks Coffee di Surabaya adalah mahasiswa. Lebih lanjut lagi, penelitian yang dilakukan oleh Legina (2015), yang menemukan bahwa mayoritas konsumen Starbucks di Kota Bandung adalah konsumen yang berprofesi sebagai mahasiswa. Mayoritas konsumen coffee shop adalah sekumpulan mahasiswa, mereka berkumpul dengan teman-temannya untuk sekedar mengobrol atau mengerjakan tugas bersama-sama, dan menghabiskan waktu. Hal tersebut juga dikarenakan sekelompok mahasiswa lebih banyak memiliki waktu luang dibandingkan anak sekolah karena waktu yang dimiliki mahasiswa cukup senggang saat menunggu jam kuliah tiba (Okiriswandani, 2013). Harga untuk produk Starbucks yang terbilang cukup mahal tidak menghalangi para mahasiswa di Kota Bandung untuk pergi ke Starbucks dan membeli produknya. Sejalan dengan pendapat Okiriswandani (2013), bahwa Starbucks merupakan salah satu coffee shop yang memberikan harga mahal untuk minuman/snack-nya, tidak hanya itu saja Starbucks juga

3 identik dengan kelompok orang-orang eksklusif khususnya orang-orang eksekutif yang high-class. Tetapi kenyataannya ada sekelompok mahasiswa yang juga ikut mengkonsumsi minuman/snack di Starbucks Coffee. Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa alasan mahasiswa memilih Starbucks Coffee yakni bermula dari mengikuti ajakan dan mendapat rekomendasi dari temantemanya. Mereka menyesuaikan pilihan konsumsi mereka untuk mengikuti pilihan teman-temannya yang juga memilih Starbucks Coffee. Selaras dengan teori konformitas yakni penyesuaian perilaku individu untuk menganut pada norma kelompok acuan (Baron & Byrne, 2001). Konformitas merupakan salah satu faktor kelompok sosial yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan perilaku konsumsi (William, dalam Hotpascaman, 2010). Didukung oleh pendapat Kotler dan Amstrong (1997) yang mengatakan bahwa hanya karena seringkali melihat orangorang yang selama ini berteman dengannya dan orang yang dihargainya, seorang (konsumen) akan terpengaruh dan meyakini bahwa sebuah merek adalah baik (Ati, 2000). Kegiatan mengkonsumsi kopi akan terus hidup mengingat hal tersebut juga dipengaruhi oleh gaya hidup dan budaya (Astuti & Hanan, 2011). Gaya hidup merujuk kepada pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang untuk menghabiskan waktu dan uangnya (Salomon, 2011: 209). Gaya hidup konsumen menunjukkan citra diri mereka kepada orang lain sehingga konsumen melakukan pembelian ulang pada produk dari merek yang sama. Selain itu, Hawkins (2007) mengatakan bahwa gaya hidup seseorang mempengaruhi kebutuhan, keinginan serta perilakunya termasuk perilaku membeli. Hal ini didukung oleh pendapat Schiffman dan Kanuk (1999) bahwa konsumen menyukai produk yang membuat konsumen merasa mencerminkan kebutuhan khusus, kepribadian, dan gaya hidupnya. Penelitian mengenai brand loyalty Starbucks Coffee di Indonesia pada umumnya dikaitkan dengan persoalan seperti kualitas service dan kualitas produk. Penelitian sebelumnya mengenai konformitas menunjukan adanya hubungan antara konformitas pada remaja dan brand loyalty.

4 Penelitian tersebut menyebutkan bahwa semakin tinggi konformitas maka semakin tinggi perilaku brand loyalty yang dimiliki (Maukar, 2013). Penelitian sebelumnya mengenai gaya hidup pada konsumen kopi yang dilakukan oleh Jan, Long dan Stanley (2013), dilakukan untuk menentukan bagaimana pasar yang diinginkan oleh konsumen. Hasil penelitian tersebut membedakkan kelompok tipe konsumen kopi menjadi tiga tipe yakni fashion type, plain type, dan consumer type. Ketiga tipe tersebut dibedakkan berdasarkan psikografi aktivitas, minat, dan opini konsumen. Untuk mempertahankan loyalitas konsumen terhadap suatu merek perusahaan diperlukan pemahaman mengenai apa yang diinginkan konsumen sesuai dengan kebutuhan, keinginan, ataupun sesuai karakteristiknya. Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan diatas dan hasil survey awal, peneliti tertarik untuk meneliti tema tersebut dengan judul Pengaruh Konformitas dan Tipe Gaya Hidup Terhadap Loyalitas Merek Pada Konsumen Starbucks Coffee di Kota Bandung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh konformitas dan tipe gaya hidup terhadap loyalitas merek pada konsumen Starbucks Coffee di Kota Bandung? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengatahui pengaruh konformitas dan tipe gaya hidup terhadap loyalitas merek pada konsumen Starbucks Coffee di Kota Bandung. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat secara teori dan praktis. 1. Manfaat Teoritis: a. Penelitian ini diharapkan akan memperkaya informasi bagi kajian ilmu psikologi khususnya dalam bidang Psikologi Industri dan

5 Organisasi dan Psikologi Sosial mengenai Konformitas, Tipe Gaya Hidup, dan Loyalitas Merek. b. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai penunjang untuk bahan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan dalam memahami kebutuhan konsumen berdasarkan gaya hidupnya untuk meningkatkan perilaku loyalitas merek yang sesuai dengan kebutuhan konsumen Starbucks di Kota Bandung. E. Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB 1: PENDAHULUAN Bab ini mencakup pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian baik secara teoritis maupun praktis, dan sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan teori yang berkaitan dengan penelitian sebagai dasar pemikiran untuk membahas permasalahan dalam penelitian skripsi, yaitu: teori tentang Konformitas, Tipe Gaya Hidup, dan Loyalitas Merek. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan mengenai metode penelitian secara rinci mengenai desain penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis data, dan prosedur pelaksanaan penelitian. BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan memaparkan hasil penelitian dan analisis data berupa deskripsi hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil pengujian. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menguraikan tentang kesimpulan dan saran.