Sekolah Luar Biasa Untuk Tunarungu Difabel Antropometri

dokumen-dokumen yang mirip
RUMAH SAKIT BERSALIN DI TOMOHON ( PENDEKATAN UTILITAS DALAM DESAIN )

Sekolah Luar Biasa Bagian B di Manado Arsitektur Bagi Penyandang Cacat Tunarungu, Mata Yang Mendengar

MALL KECANTIKAN DI MANADO (Building As Capital Investment)

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN LAUT DI TAHUNA (Arsitektur Perilaku)

PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI MALUKU UTARA DI SOFIFI

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

REDESAIN PERPUSTAKAAAN PROVINSI SULAWESI UTARA (HIBRIDASI PROGRAM)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TERMINAL BUS ANTARMODA DI ISIMU (GORONTALO) (MOBILITAS SEBAGAI PENDEKATAN DESAIN) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang


5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

REDESAIN PASAR TRADISIONAL BERSEHATI DI MANADO Simplicity in Architecture

FASILITAS PECINTA SEPEDA DI SURABAYA

SEKOLAH TINGGI PENERBANGAN DI BANGKALAN, MADURA

TERMINAL PENUMPANG PELABUHAN LAUT DI SOFIFI METAFORA; KORA-KORA

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

PUSAT PELATIHAN BINA NETRA LOW VISION DI MANADO (Behaviour Modifier) Triesa Juani Kindangen 1), Rieneke L.E. Sela 2), Suryono 3),

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu

Taman Doa Di Tondano Ekspresi Doa Dalam Arsitektur

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

SARANA KEBUGARAN DAN RELAKSASI DI MANADO ARSITEKTUR LANSEKAP SENSASI NATURAL

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

TAMAN BERMAIN DAN BELAJAR ANAK ANAK DI MANADO (Language of Space Sebagai Pendekatan Desain) Ewin Aldo Montol 1 Faizah Mastutie 2 Fela Warouw 3

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

KANTOR DINAS PEMADAM KEBAKARAN DI MANADO GEOMETRI MODULAR. Rocky Brian Wongkar 1 Judy O. Waani 2 Hendriek H. Karongkong 3

Bab I Pendahuluan. Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Museum Kayu di Woloan Eco-Tech

GELANGGANG REMAJA / YOUTH CENTER DI TAHUNA ARSITEKTUR POSTMODERN DOUBLE CODING OLEH C.JENCKS ABSTRAK

AUTISM CARE CENTER DI MANADO

GRAHA SENI DI KOTA MANADO (Metafora Dalam Rancangan Arsitektur)

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PUSAT PELAYANAN DIFABEL DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

FASILITAS REKREASI AIR FLOATING ARCHITECTURE

shelter of emosion BAB III ANALISA

Stadion Bola Basket di Balikpapan

Taman Rekreasi Pantai Mangga Tasik di Minahasa Eksplorasi Bentang Alam di Kawasan Pesisir

WOMEN S SHELTER di TOMOHON (Arsitektur Feminisme)

PUSDIKLAT BASARNAS DI AMURANG (ARSITEKTUR RESPONSIF) Fenansius Umboh 1 Johannes Van Rate 2 Amanda Sembel 3

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. (sumber:kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) 2. Menurut pakar John C. Maxwell, difabel adalah

SEKOLAH TINGGI MUSIK GEREJA DI MANADO HARMONI DALAM ARSITEKTUR DAN KONTEMPORER

GEDUNG PEMUDA DI MANADO ARSITEKTUR PERILAKU LINGKUNGAN

Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

PUSAT PELATIHAN KEPEMIMPINAN PEMUDA GMIM (ARSITEKTUR METABOLISME)

REGENERASI MUSEUM NEGERI PROVINSI SULAWESI UTARA (PENERAPAN KONSEP REKAM JEJAK J. MAYER H. SEBAGAI STRATEGI DESAIN ) ABSTRAK

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini

SLB TUNAGRAHITA KOTA CILEGON BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. strategi yang digunakan serta media/ alat yang digunakan dalam pembelajaran

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kemudian memunculkan ide dasar dalam perancangan sekolah alam Junrejo batu, lebih ide dasar konse dari perancangan akan

UNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS AKHIR AYU WIDYA PERMATASARI FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEMARANG

GERAK DAN POLA SOSIALISASI MANUSIA DI DALAM RUANG UNTUK MELINDUNGI TERITORIAL LINGKUNGANNYA

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan juga tarian Swan Lake, maka tahap berikutnya adalah menerapkan

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DI MANADO TEORI GESTALT DALAM ARSITEKTUR

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RUMAH SAKIT BERSALIN DI MANADO (Therapeutic Environment)

PELABUHAN WISATA DAN REKREASI DI MANADO (ARSITEKTUR KONTEMPORER)

RUMAH SUSUN PADA KAWASAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TONDANO DI MANADO

BAB VI HASIL PERANCANGAN. tema Arsitektur Organik dan kandungan al Qur`an surat Al An am ayat 99 dan al

BAB V KONSEP RANCANGAN

PUSAT REHABILITASI PASCA-STROKE (Penerapan Prinsip-prinsip Healing Environment)

REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR

LEMBAR PENGESAHAN LP3A. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG.

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak diantaranya adalah guru dan siswa. Pembelajaran adalah pembelajaran yang

HOTEL RESORT DI DANAU TONDANO RECREATIONAL WATERFRONT Eunike Denisse K. Tumembouw 1 Rahmat Prijadi 2 Windy Mononimbar 3

dengan view sungai Serayu sebagai daya tariknya. Resort yang menjadi sarana akomodasi wisata arung jeram memiliki fasilitas penunjang lainnya, yaitu

BAB VI HASIL RANCANGAN

Redesain Kompleks Stadion Klabat Manado Arsitektur Modern Rasionalisme

BAB VI LANDASAN TEORI

Canopy: Journal of Architecture

Canopy: Journal of Architecture

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN PENDEKATAN PSIKOLOGI ARSITEKTUR PADA SEKOLAH LUAR BIASA TUNARUNGU (SLB TIPE B) DI KOTA BEKASI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

KANTOR IMIGRASI KELAS 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI HASIL RANCANGAN

Fasilitas Informasi dan Pelatihan Futsal di Surabaya

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

Transkripsi:

Sekolah Luar Biasa Untuk Tunarungu Difabel Antropometri Rezka Levie Nender 1 DR. Judi O. Waani. ST.MT 2 Rieneke L.E.Sela. ST.MT 3 ABSTRAK Pendidikan adalah satu modal utama yang harus kita miliki untuk dapat bersaing didunia luar. Pendidikan bagi anak yang tidak memiliki kebutuhan khusus sudah ada dimana-mana, tetapi bagaimana dengan anak-anak difabel yang membutuhkan pelajaran dan pembinaan yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Untuk itu direncanakanlah sebuah Sekolah Luar Biasa untuk Tunarungu, anak-anak tunarungu terlihat seperti anak-anak pada umunya tapi anak-anak tunarungu memiliki keterbatasan dalam pendengaran dan menyebabkan mereka tidak bisa jelas berbicara dan memiliki rasa tidak percaya diri yang tinggi. Perancangan ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi seorang anak tunarungu untuk beraktifitas dan belajar didalam suatu area pendidikan, oleh karena itu diambilah studi pendukung Difabel Antropometri sebagai pendekatan perancangan untuk mendapatkan kenyamanan dalam mereka beraktifitas. Kata kunci: Sekolah, Tunarungu, Difabel, Antropometri. 1. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus kita miliki untuk keluar bersaing dalam dunia pekerjaan. Pendidikan, kemampuan, wawasan dan pengetahuan merupakan suatu modal yang harus kita butuhkan bila kita ingin membuka suatu usaha ataupun melamar pekerjaan. Pendidikan bagi orang normal dapat kita temui diberbgai tempat dengan berbagai ragam keistimewaan tapi bagaimana dengan orang cacat yang tentunya sulit untuk berinteraksi dengan orang normal terlebi khusus tunarungu dimana seorang menderita tunarungu sulit untuk terkomunikasi dengan orang normal. Untuk itu dirancanglah sebuah sekolah luar biasa untuk tunarungu. Sekolah luar biasa itu sendiri merupakan suatu wadah pendidikan untuk menumbuhkembangkan potensi peserta didik yang menyandang tuna rungu agar memiliki pendidikan dan kemampuan yang berguna bagi diri sendiri sebagai bekal untuk berinteraksi dan bersaing didalam masyarakat. Dari penelitian yang didapat dari sekolah luar biasa yang ada di Sulawesi Utara belum adanya fasilitas yang baik dan menunjang untuk penderita tunarungu, karna untuk sekolah itu sendiri hanya memiliki kelas-kelas pada umumnya dan tidak memiliki ruangan-ruangan khusus untuk mendukung metode-metode khusus yang diterapkan dalam sekolah luar biasa. Oleh karna itu perancangan sekolah luar biasa ini juga dibangun dengan memperhatikan kenyamanan pengguna karna melihat mengguna merupakan orang yang memiliki kekurangan fisik maka diambillah tema difabel antropometri. Difabel itu sendiri merupakan pengindonesiaan dari kependekan istilah different abilities people yang dalam bahasa indonesia berarti orang dengan kemampuan yang berbeda 4, dan antropometri yang berarti pengukuran tubuh manusia. Prinsipnya adalah menyamankan kerja bagi manusia dan untuk menghindari ketidakcocokan fisik antara dimensi desain dan dimensi pemakai 5. 2. METO DE PERANCANGAN Berawal dari suatu ide untuk merancang Sekolah Luar biasa untuk Tunarungu. Maka langkah selanjutnya adalah membuat siklus perancangan, siklus tersebut dibagi menjadi 3 bagian. Yaitu yang pertama tentang objek dan tema, kedua tentang fungsi objek dan ketiga tentang lokasi objek. 1 Mahasiswa PS S1 Arsitektur Unsrat 2 Ketua Jurusan Teknik Arsitektur Unsrat 3 Staff Dosen Pengajar Arsitektur Unsrat 4 lifesupprtalchemist.wordpress.com 5 Deddy Halim Phd, Psikologi Arsitektur, Grasindo, 2005. Hal 188 42

Siklus pertama yaitu bagaimana mewujudkan suatu Sekolah Luar Biasa untuk Tunarungu dengan memperhatikan kenyamanan serta keamanan pengguna. Didalam bagian ini diterapkanlah tema Difabel Antropometri dimana tema ini memperhatikan kenyamanan pengguna yang memiliki keterbatasan. Siklus kedua yaitu mengenai fungsi Sekolah Luar Biasa untuk Tunarungu yaitu untuk mewadai anak Tunarungu yang membutuhkan pendidikan khusus dari fungsi tersebut dapat dikaitkan dengan dibutuhkannya juga suatu perancangan khusus. Siklus ketiga yaitu lokasi objek yang dinilai membutuhkan sekolah luar biasa untuk tunarungu. 3. KAJIAN PERANCANGAN A. Definisi Objek Secara etimologis pengertian objek rancangan yaitu Sekolah Luar Biasa untuk Tunarungu adalah : Sekolah luar biasa untuk tunarungu adalah Suatu lembaga formal bagi anak-anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya dan dikhususkan bagi penderita tunarungu yaitu anak yang mengalami gangguan pendengaran dan percakapan B. Deskripsi O bjek Sekolah luar biasa merupakan sebuah sekolah formal yang dikhususkan bagi anak-anak dengan karaktiristik berbeda dalam perancangan ini dikhususkan bagi penderita tunarungu. Anak tuna rungu adalah anak yang mengalami gangguan pendengaran dan percakapan dengan derajat pendengaran yang berfariasi antara 27dB 40 db dikatakan sangat ringan 41 db 55 db dikatakan Ringan, 56 db 70 db dikatakan Sedang, 71 db 90 db dikatakan Berat, dan 91 ke atas dikatakan Tuli 6. Secara fisik, anak tunarungu tidak berbeda dengan anak pada umumnya, sebab orang hanya akan mengetahui bahwa anak menyandang ketunarunguan pada saat berbicara, mereka berbicara tanpa suara atau dengan suara yang kurang atau tidak jelas artikulasinya, atau bahkan tidak berbicara sama sekali, dan mereka akan menggunakan bahasa isyarat. Proses pembelajaran di sekolah ini sama hal nya dengan sekolah biasa. Hanya saja yang diajarkan sesuai dengan kemampuan siswanya masing-masing. Sekolah ini memakai kurikulum yang sama dengan sekolah pada umumnya namun sudah disesuaikan dengan Sekolah Luar Biasa. Selain pelajaran tersebut, berbagai keterampilan juga diajarkan sesuai dengan kemampuan siswanya. Pembagian kelas berdasarkan kemampuan dan tingkat keterbatasan masing-masing siswa. Pembagian kelas atau tingkat pendidikan ini juga digolongkan dengan usia setiap anak. Sekolah luar biasa juga banyak memberikan beasiswa kepada muridnya untuk melaksanakan pendidikannya. Sekolah Luar Biasa (SLB) pada umumnya merupakan sekolah satu atap, yakni satu lembaga penyelenggara mengelola jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB dengan seorang Kepala Sekolah. C. Lokasi Site terletak di kecamatan Malayang, kelurahan Malalayang 1 ( jalan raya Manado-Tanawangko) Total Luas site : 10.329 m² Total Luas Site Efektif : 10.329 m² 1400 m² = 8.929 m² FAR(%) : 3.666 /8.929 = 0,4 BCR : 40% 6 http://tunarungu.com/. 2013 43

D. Kajian Tema Etimologi Dan Pemahaman Tematik Secara etimologis pengertian tema Difabel Antropometri Difabel : merupakan pengindonesiaan dari kependekan Different abilities people yang dalam bahasa Indonesia berarti Orang dengan kemampuan yang berbeda 7. Antopometri : pengukuran tubuh manusia. Kata ini berasal dari gabungan dua kata Yunani, yaitu antropos artinya manusia dan metron artinya ukuran 8. Sehingga secara etimologis Difabel Antropometri adalah pengukuran tubuh bagi orang yang memiliki kemampuan berbeda. Strategi perancangan Strategi perancangan arsitektur dalam perancangan ini yaitu menggunakan pendekatan pada perilaku pengguna yang kemudian diambil elemen-elemen implementasi yang sesuai dengan tema kemudian diterapkan dalam konsep-konsep perancangan. Kenyamanan Sesuai dengan perilaku yang telah diambil berdasarka observasi pribadi maka dapa dilihat perilaku Tunarungu yang berkaitan dengan kenyamanan kemudian yaitu : - Merasa tidak nyaman dengan berinteraksi dengan orang normal - Nyaman berinteraksi dengan sesama tunarungu - Merasa cepat bosan saat terlalu lama belajar - Mencari tempat nyaman untuk berinteraksi Observasi ini kemudian diterapkan dalam konsep-konsep perancangan yaitu Konsep bentuk, Konsep sirkulasi, Konsep selubung, Konsep tekstur dan warna, Konsep ruang dalam dan Konsep ruang luar Keterbatasan Pengguna memiliki keterbatasan indera yang menyebabkan perbedaan dengan orang normal : - Pemakai memiliki keterbatasan dalam tata bahasa - Pemakai tidak dapat mendengar - Tidak dapat berbicara dengan jelas - memiliki perasaan yang sensitif - sering merasa rendah diri Berdasarkan keterbatasan pengguna dapat merancang suatu perancangan yang dapat membantu dan memberikan kenyamanan bagi pengguna. Pengukuran Sesuai dengan tema perancanan yaitu antropometri yang berarti pengukuran manusia maka diambilah pengukuran sebagai suatu pendekatan dalam perilaku pengguna, maka diambilah perilaku : - Pemakai membutuhkan keleluasaan dalam bergerak dan berinteraksi - Pemakai menggunakan bahasa isyarat dalam berinteraksi shingga memerlukan pengukuran yang berbeda Perilaku ini dapat di implementasikan dalam konsep tapak dan konsep bentuk. 4. KO NSEP-KO NSEP DAN HASIL PERANCANGAN A. Aplikasi Tematik Sekolah Luar biasa untuk tunarungu yang mengambil pendekatan tema Difabel Antropometri, pendekatan tema ini bertujuan untuk memberikan kenyaman bagi pengguna sehingga dapat 7 Lifesupportalchemist.wordpress.com/difabel-dan-pendidikan/,2012 8 Deddy Halim Phd, Psikologi Arsitektur, Grasindo, 2005 44

beraktivitas denga leluasa dan lebih berkosentrasi dalam belajar yaitu anak-anak sekolah yang memiliki ketebatasan dalam mendengar dan tidak jelas berbicara. Pada perancangan ruang luar yaitu yang berwarna hijau, sesuai dengan tema yaitu memberikan kenyamanan dan juga pengukuran tubuh manusia maka dbuatlah ruang luar sebagai tempat beristirahat, berinteraksi dan ruang belajar diluar ruangan. Dalam perancangan ruang luar ini juga memperhatikan sirkulasi yang dibuat melengkung karena melihat tunarungu lebih mengandalkan visual dan memperbesar sirkulasi agar tidak terjadi saling sambar satu dengan yang lain. Gambar 4.1 Aplikasi Tema pada Ruang Luar Sumber : Analisa dari Rezka Levie Nender, 2014 Pada perancangan arsitektur Konsep bangunan pada objek rancangan berbentuk setenga lingkaran sesuai dengan karakter pengguna yang lebih mengandalkan visualnya, sehingga diambillah bentuk setengah lingkaran. Gambar 4.2 Gubahan Bentuk Bangunan Sumber : Analisa dari Rezka Levie Nender, 2014 B. Tapak dan Ruang Luar Ruang Luar Penataan tapak menggunakan pola Radial dengan bangunan B yang merupakan pusatnya, bangunan B merupakan bangunan yang berisi ruang guru, ruang tata usaha, pengelolah, ruang serbaguna dan ruang penunjang lainnya. Perancangan ini mempermudah untuk guruguru memperhatikan anak-anak didik dalam beraktifitas disekitar sekolah. Dan juga mempermudah murid-murid untuk mencari kebutuhan mereka didalam bangunan B. Gambar 4.3 Pola Penataan Tapak Sumber : Analisa dari Rezka Levie Nender, 2014 Konsep sirkulasi : Sirkulasi pada Objek terdiri dari sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki 45

Untuk sirkulasi kendaraan karena asrama yang terdapat dibelakang, sehingga untuk memudahkan pengunjung maka sirkulasi kendaraan dibuat melingkar dan memutari lokasi sekolah. Untuk sirkulasi pejalan kaki langsung menuju pendestrian way yang disediakan dan akan langsung menuju bangunan B. Gambar 4.4 Jalur parkir C. Perancangan Bangunan Konsep bangunan pada objek rancangan sebagian besar berbentuk lengkung sebagai pengaplikasian tema Difabel Antropometri. Pola penataan site yaitu pola terpusat bangunan B yaitu ruang guru, ruang tata usaha, perpustakaan dan ruang penunjang lainnya. Bentuk ketiga bangunan melengkung Gambar 4.5 Perencanaan Bangunan Sumber : Rezka Levie Nender 2014 Gambar 4.6 Layout 46 Gambar 4.7 Site Plan

Gambar 4.8 Perspektif Gambar 4.9 Interior Gambar 4.10 Eksterior 47

5. PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa sekolah luar biasa untuk tunarungu ini dihasilkan bedasarkan analisa data yang telah dikumpulkan sebelumnya kemudian dip roses melalui tahapan tahapan perancangan. Untuk keterkaitan tema perancangan berdasarkan teori-teori yang berhubungan dengan antropometri dan berhubungan denan perilakudari tunarungu. Dari bentukan, fasilitas-fasilitas, dan dari konsep yang dihadirkan dapat enjadi tolak ukur bagi perancangan sekolah-sekolah luar biasa dan dapat menciptakan kenyamanan bagi anak-ank tunarungu untuk belajar dan berinteraksi. Saran Dalam pengembangan perancangan objek ini tidaklah luput dari kekurangan, untuk itu diharapkan saran dari pembaca untuk penyempurnaan tugas akhir ini kedepan, sehingga bias lebih begunabagi pembaca sekalian. DAFTAR PUSTAKA Halim, Deddy. Psikologi Arsitektur Pengantar Kajian Lintas Disiplin. PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo), Jakarta, 2005. Lang, Jon, Creating Architectural Theory, New York, 1987. Laurens, Joyce. Arsitektur Dan Perilaku Manusia, Grasindo, Surabaya, 2004. Neufert, Ernst. Data Arsitek Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1996. Panero, Julius & Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Erlangga, Jakarta, 1979. Tutt, Patricia & Adler, David. New Metrick Handbook. The Architectural Press, London, 1979 48