BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas perairan sungai sangat tergantung dari aktivitas yang ada pada daerah alirannya. Berbagai aktivitas baik domestik maupun kegiatan Industri akan berpengaruh terhadap kualitas perairan, hal ini akan menambah tekanan dan beban pencemaran pada badan sungai. Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan meningkatnya kegiatan masyarakat mengakibatkan perubahan fungsi lingkungan yang berdampak negatif terhadap kuantitas dan kualitas sumberdaya air (BLH, 2009). Sungai Siak merupakan salah satu sungai terbesar di Provinsi Riau yang melintasi Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, dan Kota Pekanbaru. Penurunan kualitas air sungai Siak yang terjadi sebagai akibat dari meningkatnya pembuangan limbah yang tidak terkendali dari aktivitas industri dan domestik di sepanjang sungai. Industri yang dimaksud seperti industri pengolahan sawit, industri karet, industri kertas, industri kapal dan lain-lain. Limbah yang langsung dibuang ke badan air sungai dan tidak diolah terlebih dahulu menyebabkan senyawa kimia yang terkandung pada air berdampak cukup berbahaya bagi manusia yang mengunakan air tersebut. Setiap senyawa memiliki nilai ambang batas maksimum yang berbeda di perairan. Kecelakaan kapal yang membawa bahan baku pabrik, buangan-buangan limbah kapal ke sungai juga memperbesar kontribusi beban pencemaran di Sungai Siak (Prihartanto, 2007). Daerah Aliran Sungai Siak sebagai bagian dari ruang yang memiliki karakteristik tersendiri, wilayahnya melintasi 4 kabupaten dan 1 kota yang merupakan satu kesatuan ekologis yang tidak dapat dipisahkan. Keempat kabupaten dan kota yang termasuk ke dalam wilayah aliran Sungai Siak adalah Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru, Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak. Kerusakan sumber daya alam dan lingkungan di DAS Siak sudah mengarah pada taraf yang dapat mengancam keberlanjutan pasokan sumberdaya air. 1
2 Sesuai dengan Keputusan Gubernur Riau Nomor : 12 tahun 2013 tentang peruntukan dan baku mutu air, Sungai Siak di bagi dalam 2 ruas yaitu : ruas I peruntukan kelas 2; ruas II peruntukan kelas 3. Ruas I dimulai dari Sungai Tapung Kiri, di Bukit Suliki Desa Tandun Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu dan Hulu Sungai Tapung Kanan, di Bukit Suliki Desa Tandun Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu sampai disekitar Jembatan Siak II, Kelurahan Tampan Kecamayan Tampan Kota Pekanbaru. Ruas II dari Jembatan Siak II Kelurahan Tampan Kota Pekanbaru sampai di Muara Sungai Siak, di Desa Sungai Apit Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak(BLH Provinsi Riau 2009). Pola aliran Sungai Siak ditunjukkan seperti pada Gambar 1.1. Gambar 1.1. Peta Aliran Sungai Siak Aliran Sungai Siak
3 Seiring dengan berkembang dan pertumbuhan penduduk yang meningkat, bertambahnya perusahaan yang beroperasi, serta peningkatan aktivitas lainnya disepanjang Sungai Siak, maka akan menyebabkan perubahan kualitas air sungai. Berdasarkan laporan kegiatan pemantauan kualitas air sungai Siak di Pekanbaru yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau tahun 2013, didapati beberapa parameter di bawah standar baku mutu kualitas air sungai, yaitu : ph 5,25, DO 5,7 mg/l dan COD 85 mg/l. Kondisi sungai Siak yang telah melebihi ambang batas tentunya membawa dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Siak. Penyakit infeksi yang dapat ditimbulkan adalah diare dan penyakit kulit. Berdasarkan data Profil Puskesmas Rumbai yang terletak di sekitar sungai Siak pada tahun 2014 terjadi peningkatan penyakit diare dibandingkan dengan tahun 2013 yakni dari 917 kasus menjadi 1063 kasus. Sedangkan penyakit kulit juga terjadi peningkatan dari tahun ke tahun, tahun 2013 dibandingkan tahun 2014, dari 1.985 kasus menjadi 2.336 kasus. Sungai Siak mempunyai fungsi strategis, ekonomis dan ekologis. Sungai Siak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana mandi cuci kakus (MCK), sumber air minum, jalur transportasi, tempat biota air hidup dan sekaligus tempat buangan limbah industri. Salah satu jenis kegiatan industri yang ada pada DAS Siak adalah pabrik karet PT Ricry yang terletak di Kota Pekanbaru. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengangkat judul Analisis Kualitas Air Sungai Siak di sekitar pabrik karet PT. Ricry Kota Pekanbaru B. Rumusan Masalah Bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya berbagai aktifitas masyarakat dan industri di sepanjang perairan Sungai Siak akan menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan dan kesehatan. Kesehatan masyarakat di sepanjang aliran Sungai Siak akan semakin terganggu akibat dari pemanfaatan air sungai yang tercemar. Kualitas air tersebut dapat diketahui dari beberapa parameter yaitu parameter fisika,
4 kimia dan biologis. Ketiga kelompok parameter ini merupakan indikator penting terhadap kualitas air, karena apabila indikator tersebut tidak berada pada batas yang normal akan mempengaruhi juga pada biota-biota yang ada di dalamnya dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan penelitian yakni Bagaimana kualitas air Sungai Siak di sekitar pabrik karet PT Ricry di Kota Pekanbaru? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis kualitas air Sungai Siak di sekitar pabrik karet PT Ricry Kota Pekanbaru ditinjau dari parameter DO,BOD,COD, ph dan total coliform. 2. Tujuan Khusus ` a. Mengetahui kondisi kualitas air Sungai Siak di sekitar Pabrik karet PT Ricry Kota Pekanbaru berdasarkan baku mutu kualitas air sungai menurut PP Nomor 82 Tahun 2001. b. Mengetahui kontribusi limbah pabrik karet PT Ricry pada perubahan kualitas air Sungai Siak di Kota Pekanbaru ditinjau dari parameter DO,BOD,COD, ph dan total coliform. c. Mengetahui kontribusi limbah domestik dalam mempengaruhi perubahan kualitas air Sungai Siak di Kota Pekanbaru ditinjau dari parameter DO,BOD,COD, ph dan total coliform. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Badan Lingkungan Hidup Kota Pekanbaru Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan tentang kualitas air sungai Siak disekitar pabrik karet PT Ricry di Kota Pekanbaru Riau.
5 2. Bagi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi mahasiswa dalam melaksanakan program penelitian lanjutan dimasa yang akan datang. 3. Bagi Masyarakat Dapat memberikan informasi kepada masyarakat dampak pada kesehatan dalam jangka waktu yang panjang. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian mengenai kualitas air sungai telah dilakukan oleh peneliti lain diberbagai tempat. Berikut ini adalah beberapa penelitian yang pernah dilakukan dan perbedaannya dengan penelitian ini. 1. Imroatushoolikhah (2010). Kajian Kualitas Air Sungai Code Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis kualitas air Sungai Code secara fisik dan kimia dan membandingkan kualitas air Sungai Code pasca erupsi Merapi 2010 berdasarkan paramater ph, sulfida, dan besi total, dengan kondisi sebelum erupsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter DO, BOD, COD, dan nitrat, tidak memenuhi baku mutu air kelas I di beberapa lokasi. Adapun kekeruhan, fosfat, dan sulfida, hampir di seluruh lokasi tidak memenuhi baku mutu. Menurunnya kualitas DO, BOD, COD, nitrat, dan fosfat disebabkan oleh limbah yang masuk ke sungai, sedangkan menurunnya kualitas sulfida dan kekeruhan, selain dari limbah juga disebabkan oleh erupsi Merapi. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan yaitu perbedaan variabel dan penelitian tersebut hanya mengkaji kualitas air sungai pasca erupsi Merapi. 2. Yuliastuti (2011). Kajian Kualitas Air Sungai Ngringo Karangayar dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kualitas air dan beban pencemaran sungai yang terjadi dalam upaya pengendalian pencemaran untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas air. Penentuan status mutu air mengalami penurunan kualitas air dari arah hulu kearah hilir yang
6 ditandai dengan meningkatnya nilai indeks pencemaran dimana kualitas air pada daerah hilir telah tercemar ringan. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan yaitu perbedaan titik pengambilan sampel, perbedaan beberapa variabel dan penelitian ini hanya mengkaji kualitas air sungai. 3. Rahmawati (2011). Pengaruh kegiatan industri terhadap kualitas air Sungai Diwak di Bergas Kabupaten Semarang dan upaya pengendalian pencemaran air sungai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air Sungai Diwak pada segmen industry sebagai akibat adanya pengaruh beban pencemaran oleh air limbah industry dengan indikator BOD, COD, TSS, DO, suhu dan ph. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pengambilan sampel dilakukan pada 3 industri dan dilakukan pada musim kemarau dan penghujan, sedangkan penulis hanya mengkhususkan pada kawasan pabrik karet. 4. Setiari (2012). Identifikasi sumber pencemar dan analisis kualitas air Tukad Yeh Sungi di Kabupaten Tabanan dengan metode indeks pencemar. Tujuan penelitian ini adalah menentukan karakter sumber pencemar yang berdampak pada perubahan kualitas air secara fisik, kimia dan biologi pada tengah dan hilir dan menentukan indeks pencemaran pada hulu, tengah dan hilir Tukad Yeh Sungi. Perbedaan dengan penelitian ini adalah titik pengambilan pengambilan sampel. 5. Yani (2002). Hubungan Kualitas Air dengan Kegiatan Penduduk di Sungai Somber(studi kasus : penurunan kualitas Sungai Somber bagian hilir/ Teluk Balikpapan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sumber pencemar yang dapat menyebabkan penurunan kualitas air, untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penurunan kualitas air sehubungan dengan adanya jenis-jenis kegiatan penduduk, untuk mengetahui karakteristik mengenai pola penurunan kualitas air Sungai Somber saat pasang dan surut. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut dilakukan pada saat air surut dan lokasi penelitian di sekitar industri kayu lapis dan pemukiman.