BAB I PENDAHULUAN. berdekatan dengan Jakarta yang merupakan kutub perekonomian Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah berjalan pada CV. BP Muara Nauli dan memberikan penjelasan

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB II LANDASAN TEORI

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SEPTEMBER 2017 PROVINSI LAMPUNG

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI AGUSTUS 2017 PROVINSI LAMPUNG

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/03/18/Th. V, 1 Maret 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI APRIL 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/06/18/Th. VI, 2 Juni 2017

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI DESEMBER 2016 PROVINSI LAMPUNG

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MARET 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/05/18/Th. V, 2 Mei 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SEPTEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/11/18/Th. III, 2 NOPEMBER 2015

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MEI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/07/18/Th. VII, 3 Juli 2017

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI 2015 PROVINSI LAMPUNG

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MARET 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/05/18/Th. IV, 2 MEI 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/03/18/Th. IV, 1 MARET 2016

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI FEBRUARI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/04/18/Th. IV, 1 APRIL 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/07/18/Th. IV, 1 JULI 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI OKTOBER 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/12/18/Th. IV, 1 Desember 2016

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI OKTOBER 2014 PROVINSI LAMPUNG

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JUNI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/08/18/Th. IV, 1 Agustus 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI AGUSTUS 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/10/18/Th. IV, 3 Oktober 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI DESEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/02/18/Th. IV, 1 FEBRUARI 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI FEBRUARI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/04/18/Th. V, 3 April 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI FEBRUARI 2014 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/04/18/Th. III, 1 April 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Data dari Badan pusat statistik tahun 2010, populasi penduduk Jakarta 9,607,787

PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JULI 2017 PROVINSI LAMPUNG

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JUNI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/07/18/Th. VII, 1 Agustus 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota

BAB I Pendahuluan I-1

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sesuatu yang penting bagi manusia dalam kehidupannya sehari-hari.

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG DAN STATISTIK TRANSPORTASI PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG DAN STATISTIK TRANSPORTASI PROVINSI BENGKULU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BERBINTANG DAN STATISTIK TRANSPORTASI PROVINSI BENGKULU, NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG DAN STATISTIK TRANSPORTASI PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BERBINTANG DAN STATISTIK TRANSPORTASI PROVINSI BENGKULU, JULI 2016

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG DAN STATISTIK TRANSPORTASI PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM

DAFTAR ISI. Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xi Intisari... xii Abstract... xiii

BAB 3 ANALISIS INDUSTRI

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

BAB I PENDAHULUAN I.1

2015 RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PERAMALAN JUMLAH MUATAN KAPAL RO-RO DENGAN METODE WINTER S TIGA PARAMETER

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah

BAB I PENDAHULUAN. Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang

BIDANG PERHUBUNGAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN KABUPATEN 1. Perhubungan Darat. 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)

angkutan umum missal merupakan system angkutan umum yang efektif dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin menarik untuk dicermati, karena terjadi fluktuasi harga BBM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter


PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL. BAB IX SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL (Lanjutan)

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat dan pengangguran di Indonesia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi industri-industri secara keseluruhan, baik untuk infrastruktur

KRITERIA HIERARKI PELABUHAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan juga berfungsi sebagai Financial Intermediaries antara pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan negara. Hal ini tercermin semakin meningkatnya kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah

I. PENDAHULUAN. Menurut C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil (1995:104):

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 123

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, yang dapat digunakan oleh siapa saja dengan cara membayar atau

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

MATRIKS PENJABARAN PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

G. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PERHUBUNGAN

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Kondisi Provinsi DKI Jakarta Kondisi Geografis Jakarta Kondisi Demografis

Analisis Perbandingan Keekonomian Rute Merak-Bakauheni dengan Rute Cigading-Kiluan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan output berkualitas dalam bentuk barang dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. sewa. Bus antarkota dalam provinsi (AKDP) adalah klasifikasi perjalanan bus

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. Izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Provinsi Lampung adalah merupakan salah satu provinsi strategis di Indonesia. Provinsi ini memiliki letak yang strategis di mulut Selat Sunda berdekatan dengan Jakarta yang merupakan kutub perekonomian Indonesia. Provinsi ini dilalui oleh jalur Trans Sumatera, yang mana adalah merupakan jalur tersibuk yang melayani pergerakan penumpang dan barang antara wilayah Sumatera dengan Pulau Jawa. Bahkan volume LHR(Lalulintas Harian Rata-rata) yang dimiliki oleh provinsi ini mencapai sekitar 70%. Hal ini disebabkan karena Provinsi Lampung adalah merupakan satu-satunya jalur untuk masuk ataupun keluar dari Pulau Sumatera melalui jalur darat. Jaringan jalan regional di wilayah ini dilayani oleh 2 jalur utama yang menghubungkan antar provinsi : Koridor Trans Sumatera Tengah(Lintas Tengah) = Lampung Sumatera Selatan Jambi Sumatera Barat Sumatera Utara Aceh. Arterial Trans Sumatera Timur(Lintas Timur) = Lampung Sumatera Selatan-Jambi Riau Sumatera Utara. Sedangkan dari Lampung ke Bengkulu melalui Koridor Trans Sumatera Barat kondisi jalannya buruk, karena wilayah Lampung Bagian Barat merupakan daerah rawan bencana / daerah patahan gempa. 1

Gambar 1.1. Peta Provinsi Lampung(Jalur Lintas Darat) Penyebaran jaringan jalan pada provinsi ini merata dan memberikan akses yang sama ke semua wilayah, sehingga memudahkan pergerakan orang ataupun barang, yang seharusnya bisa berdampak pada pemerataan pembangunan dan ekonomi. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Lampung per tahun selama sepuluh tahun terakhir, yakni dari tahun 2000-2010 adalah sebesar 1,35%. Dimana laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tulang Bawang adalah yang tertinggi dibandingkan dengan Kabupaten/Kota yang lain yaitu sebesar 2,69 persen, disusul oleh kota Metro sebesar 2,08 persen. Kota Bandar Lampung sendiri sebagai ibukota Provinsi Lampung menempati urutan ketiga terbesar dengan laju pertumbuhan sebesar 1,72 persen. 2

Melihat tiga hal tersebut diatas, kedekatan posisi Provinsi Lampung dengan Pulau Jawa, serta melihat sangat luasnya daerah provinsi ini, dan juga laju pertumbuhan penduduk yang terjadi di Provinsi Lampung, maka dapat kita pertanyakan moda transportasi apa saja yang bisa digunakan oleh masyarakat atau dalam hal ini penumpang, untuk melakukan perjalanan, baik di dalam kota, dan khususnya antar provinsi, serta antar pulau. Secara umum moda transportasi dapat kita bagi menjadi 3(tiga) bagian, yaitu: 1. Transportasi Udara, 2. Transportasi Air/Laut, 3. Transportasi Darat. Untuk tansportasi udara, di Provinsi Lampung hanya terdapat satu bandara yang terhubung langsung dengan provinsi lainnya. Bandara tersebut dikenal dengan nama Bandara Raden Inten II, dan berlokasi di kota Bandar Lampung. Lalu kemudian ada bandara-bandara lainnya yang berfungsi sebagai bandara penunjang, seperti bandara Pekon Serai, bandara Gatot Subroto(Way Kanan), bandara Blimbing dan juga bandara Mesuji, yang hingga saat ini masih dalam tahap pembangunan dan beberapa diantaranya masih dalam tahap perencanaan. Lalu untuk transportasi air/laut, Provinsi Lampung memiliki salah satu pelabuhan laut yang terpadat di Indonesia yang kita kenal dengan nama Pelabuhan Bakauheni. Pelabuhan inilah yang menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Setiap harinya pelabuhan ini melayani puluhan kapal penumpang(kapal ferry), ratusan kendaraan, dan ribuan penumpang atau orang. Pelabuhan ini 3

menjadi salah satu jalur transportasi yang sangat penting, karena tanpa adanya layanan penyeberangan kapal laut/kapal ferry di pelabuhan tersebut, maka masyarakat yang ingin melakukan perjalanan melalui jalan darat, baik ke Sumatera maupun ke Jawa, akan terhenti. Selain orang atau penumpang, banyak pula kendaraan pengangkut barang yang menggunakan layanan penyeberangan di pelabuhan ini. Moda transportasi yang ketiga adalah Transportasi Darat. Secara umum transportasi darat juga dibagi menjadi dua, yaitu angkutan kereta api dan juga angkutan kendaraan bermotor. Di provinsi Lampung, moda transportasi angkutan kendaraan bermotor adalah angkutan yang paling sering digunakan oleh masyarakat atau penumpang untuk melakukan perjalanan. Transportasi angkutan kendaraan bermotor ini juga memiliki atau dibagi kedalam 7(tujuh) jenis angkutan, sesuai dengan wilayah cakupan dan jenis layanan yang diberikan. Ada 3(tiga) yang ditujukan untuk angkutan penumpang antar kota didalam satu provinsi. Lalu kemudian ada 4(empat) jenis angkutan yang khusus ditujukan untuk penumpang yang ingin melakukan perjalanan antar provinsi, dimana dua diantaranya(akap dan AJAP), memiliki izin trayek/jalur tertentu. Khusus untuk angkutan Antar Jemput Antar Provinsi(AJAP), hingga tahun 2010 tercatat dioperasikan oleh 12 perusahaan, dengan total jumlah armada yang beroperasi sebanyak 75 armada, dengan kapasitas angkut maksimal sebanyak 658 orang penumpang per hari. Salah satu dari 12 perusahaan angkutan Antar Jemput Antar Provinsi(AJAP) yang beroperasi di Lampung, adalah CV. BP Muara Nauli. 4

Perusahaan ini telah beroperasi sejak tahun 1997, dan hingga sekarang telah menjadi salah satu penyedia jasa angkutan penumpang AJAP terbaik di Provinsi Lampung. CV. BP Muara Nauli hingga tahun 2012 tercatat memiliki 22 unit armada kendaraan AJAP, dengan total jumlah kapasitas angkut per harinya adalah 198 orang. Dengan jumlah armada tersebut, CV. BP Muara Nauli melayani atau memiliki 3(tiga) izin trayek, yang meliputi beberapa kota dan provinsi, diantaranya kota Metro(Lampung), Bandar Lampung, Tangerang, DKI Jakarta, Bekasi, hingga Bandung. Apabila melihat dari jumlah armada yang dimiliki, CV. BP Muara Nauli adalah salah satu angkutan AJAP yang memiliki armada terbesar(22 unit) di Provinsi Lampung. Dimana pada posisi kedua ditempati oleh CV. Purnagama(izin Angkutan Sewa dan AJDP) dengan 19 unit armada dan CV.Gaya Baru Sejatera dengan 15 unit armada di posisi ketiga. Hingga tahun 2012, ada 14 perusahaan AJAP yang beroperasi di wilayah provinsi Lampung. Pada tahun 2003 hingga tahun 2006, dengan 15 unit armada, tercatat CV. BP Muara Nauli bisa mengangkut rata-rata 23.000 orang per tahun. Lalu kemudian pada pertengahan tahun 2007 hingga pertengahan tahun 2008, dengan jumlah armada yang sama, CV. BP Muara Nauli tercatat telah mengangkut 28.843 orang penumpang. Namun kemudian jumlah penumpang tersebut turun drastis hingga ke angka 19.440 orang pada pertengahan tahun 2009. Hal ini diperkirakan terjadi karena adanya krisis moneter, yang menyebabkan penumpang CV. BP 5

Muara Nauli yang berprofesi sebagai agen penjual produk atau yang lebih kita kenal dengan kata salesmen(hampir 30%), tidak bisa menjual produknya ke Provinsi Lampung. Pada tahun 2010 dan 2011, penumpang CV. BP Muara Nauli kembali mengalami penuruan. Dimana pada masing-masing tahun tersebut, tercatat tidak lebih dari 17.000 penumpang yang berhasil diangkut. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan analisis terhadap keadaan yang terjadi pada perusahaan CV. BP Muara Nauli. Lalu kemudian akan dilakukan analisis strategi apa yang bisa digunakan oleh CV. BP Muara Nauli. I. 2. Pertanyaan dan Tujuan Penelitian I. 2. 1. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka pertanyaan atas penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah keunggulan jumlah armada yang dimiliki oleh CV. BP Muara Nauli saat ini adalah merupakan kunci utama dalam memenangkan persaingan usaha di industri transportasi? 2. Strategi apa yang bisa digunakan oleh CV. BP Muara Nauli agar bisa meningkatkan kembali posisinya dalam persaingan usaha? I. 2. 2. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 6

1. Melakukan analisis terhadap keunggulan jumlah armada yang dimiliki oleh CV. BP Muara Nauli, sebagai kunci utama dalam memenangkan persaingan usaha di industri transportasi. 2. Melakukan analisis terhadap strategi yang dapat digunakan oleh CV. BP Muara Nauli, agar bisa meningkatkan kembali posisinya dalam persaingan usaha. I. 3. Batasan Penelitian Kegiatan penelitian hanya dilakukan di kantor pusat CV. BP Muara Nauli saja. Faktor-faktor yang diteliti adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan strategi perusahaan, keunggulan armada dan keunggulan sumber daya lainnya. I. 4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian disusunnya tesis ini antara lain : 1. Untuk perusahaan, sebagai masukan kepada manajemen CV. BP Muara Nauli dalam meningkatkan kinerja perusahaan dan dalam penerapam strategi di masa datang. 2. Untuk akademisi, penelitian ini dapat memberikan informasi atau menjadi bahan perbadingan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian yang lebih luas ataupun penelitian yang lebih mendalam. 7

I. 5. Metode Penelitian I. 5. 1. Jenis dan Sumber data Berdasarkan pokok permasalahan yang ada, maka data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Data primer, yang diperoleh dari studi lapangan dan wawancara di Kantor Pusat CV. BP Muara Nauli 2. Data sekunder, yang dapat membantu menjelaskan permasalahan yang terkait dengan penulisan ini. I. 5. 2. Kerangka Analisis CV. BP MUARA NAULI Analisis Industri : - Porter Five Forces Analisis Eksternal: - Key Success Factor Analisis SWOT Analisis Intern : - Resource Base View (RBV) ANALISIS STRATEGI CV. BP MUARA NAULI Alternatif Strategi CV. BP MUARA NAULI 8

I. 5. 3. Alat Analisis data, antara lain : Alat analisis yang digunakan untuk mengevaluasi dan menganalisis 1. Porter Five Competitive Forces Porter five competitive forces analysis atau dalam bahasa Indonesia bisa kita sebut sebagai analisis lima kekuatan Porter. Five competitive forces analysis adalah suatu kerangka kerja untuk melakukan analisis terhadap suatu industri dan pengembangan strategi bisnis yang dapat diambil oleh perusahaan terkait. Teori ini sesuai dengan namanya, dikembangkan oleh Michael Porter dari Sekolah Bisnis Universitas Harvard pada tahun 1979. Menurut Porter, ada lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri, yaitu: 1. Threat of new entrants 2. Bargaining power of supplier 3. Bargaining power of buyers 4. Threat of substitute product or service 5. Rivalry among existing firms 2. Analisis Key Success Factor Dalam analisis Key Success Factor, akan diteliti mengenai faktor-faktor apa saja yang bisa menjadi kunci sukses, bagi suatu 9

perusahaan dalam usaha memenangkan persaingan di dalam suatu industri. Lalu kemudian terhadap faktor-faktor dan juga terhadap perusahaan yang akan bersaing tersebut akan dilakukan penilaian/scoring. 3. Analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threats (SWOT). Analisis Strength, Weakness, Opportunity & Threats yang disingkat menjadi SWOT, pertama kali dibuat oleh Albert Humprey pada tahun 1960an di Universitas Stanford. Analisis ini digunakan untuk menganalisa situasi yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Dapat digunakan pada level korporat atau unit bisnis. Analisis SWOT mengklasifikasikan kondisi internal perusahaan sebagai kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Sedangkan faktor external sebagai peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Melalui pemahaman keempat aspek ini, perusahaan dapat meningkatkan kekuatan, memperbaiki kelemahan, memanfaatkan peluang serta mempersiapkan diri menghadapi ancaman yang mungkin terjadi. 4. Analisis Resource Based View (RBV). Teori ini lebih menekankan pada sumber daya yang dimiliki oleh suatu organisasi dan juga kapabilitas internal organisasi tersebut, dalam mencari strategi untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkesinambungan dalam sebuah pasar atau sebuah industri. 10

Teori ini sangat berbeda dengan banyak teori yang dikemukakan oleh Porter, dimana menurut Porter, struktur sebuah industri dan juga bagaimana cara perusahaan tersebut memposisikan keberadaan mereka dalam struktur industri tersebut, yang akan mempengaruhi profitabilitas sebuah perusahaan. Atau dengan kata lain, teori Porter lebih mengacu pada struktur industri dan industri itu sendiri, bukan berfokus kepada internal perusahaan. Sedangkan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, teori Resource Based View, menilai bahwa kekuatan internal perusahaan adalah merupakan kunci utama dalam berkompetisi di sebuah industri. 11

I. 6. Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dalam beberapa tahap penulisan, sebagai berikut : BAB I - PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, metode serta manfaat penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II membahas mengenai teori dan konsep transportasi, teori Porter Five Forces, SWOT, KSF dan RBV. Selain itu, akan dibahas pula mengenai metode penelitian dan metode analisis data. BAB III PROFIL OBJEK PENELITIAN Bab III ini membahas tentang sejarah perusahaan, pencapaian hingga faktor-faktor yang terkait dengan keunggulan dari perusahaan objek penelitian akan dibahas lebih terperinci. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV akan berisi tentang hasil analisis dan evaluasi penelitian secara terperinci, beserta seluruh data-data yang mendukung penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V akan berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, serta saran atau rekomendasi terhadap hasil penelitian. 12