BAB IV ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK BAGI HASIL DENGAN PEMBAGIAN TETAP DARI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DI KJKS KUM3 RAHMAT SURABAYA

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Salah satu lembaga moneter ini adalah Lembaga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perbankan Syariah. Transaksi Musyarakah. Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURĀBAḤAH DALAM BENTUK PERJANJIAN PIUTANG MURĀBAḤAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB V PEMBAHASAN. A. Skema Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah di Bank Muamalat. Indonesia Kantor Cabang Pembantu Ponorogo

memanfaatkan barang yang telah digadaikan. Hanya akad sewa menunjukkan bahwa lembaga syariah ini mempunyai produk jasa layanan penyimpanan

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MUSYARAKAH MUTANAQISAH SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH. Kajian LiSEnSi, Selasa, 23 Maret 2010

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

shahibul maal yang menyediakan seluruh modalnya, sedangkan pihak kedua

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

I. PENDAHULUAN. Rumah merupakan suatu kebutuhan primer dan hak dasar manusia untuk

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB III SURABAYA. 1. Latar belakang berdirinya KJKS KUM3 Rahmat 1. No.91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Dan Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa at) sampai ia dewasa penuhilah janji; sesungguhnya janji

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

BAB IV ANALISIS DATA. Berdasarkan uraian pada BAB II tentang landasan teori mengenai preferensi

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYELESAIAN RESIKO SENGKETA PADA KEMITRAAN TERNAK AYAM DI DESA NONGKOSAWIT KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

mud}a>rabah dalam usaha peternakan sapi. Yang mana Taufiq sebagai

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.07/2007 TENTANG

Sukuk Ijarah. 1 Al Ma'ayir as Syar'iyyah, hal Dr. Hamid Mirah, Sukuk al Ijarah, hal

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD DI BMT MUDA SURABAYA. keuntungannya sudah diperjanjikan diawal akad. Artinya pihak BMT tidak dapat

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi sebagai ideologi dan lembaga ekonomi berbasis anggota

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB III. Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) bersal dari perkataan Co dan Operation yang mengandung arti kerja sama untuk

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

BAB I PENDAHULUAN. dana. Hal ini sesuai dengan fungsi lembaga keuangan itu sendiri. 1

Implementasi Akad MMQ pada Pembiayaan Modal Kerja Perspektif Hukum Ekonomi Syariah

DOKUMENTASI WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Setiap manusia memiliki kebutuhan yang beragam dalam kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN. bertambah pula kebutuhan akan perumahan. Menurut teori Maslow yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB IV ANALISIS AKAD PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DI BPRS BUANA MITRA PERWIRA PURBALINGGA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB III KONSEP EKONOMI ISLAM TENTANG BAGI HASIL. profit sharing. Profit dalam kaus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB

BAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi Fatwa DSN-MUI No.01/DSN-MUI/X/2013 Tentang. Karakteristik Pembiayaan Musyarakah mutanaqishah Di Bank

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

SYIRKAH MUTANAQISHAH DAN IMPLEMENTASINYA PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH

Produk KPR Syariah. Lain-lain

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Hukum Islam terhadap kejelasan porsi modal pada pembiayaan musya>rakah di Koperasi Jasa Keuangan Syariah Komunitas Usaha Mikro Muamalat berbasis Masjid Rahmat Surabaya. Pembiayaan musya>rakah di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya sangat membantu bagi pengusaha mikro yang ingin mengembangkan usahanya. Pada KJKS KUM3 Rahmat Surabaya, fasilitas pembiayaan musya>rakah ini dilakukan dengan sistem penyertaan modal berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh pengelola dan pihak KJKS KUM3 Rahmat Surabaya disaat melakukan akad perjanjian menurut konsep syari ah. Begitu pula mengenai prosentase keuntungan (nisbah) atau kerugian yang diperoleh harus dinyatakan dengan jelas diawal akad. Obyek akad dalam bermusya>rakah mencakup empat hal yaitu modal, kerja, keuntungan, dan kerugian yang harus dibicarakan dengan matang ketika akad perjanjan. 1 Musya>rakah yang dipraktekkan di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya ini bersifat menurun (bukan musya>rakah permanen) karena bagian modal KJKS KUM3 Rahmat Surabaya akan dialihkan secara bertahap kepada pengelola sehingga bagian modal KJKS KUM3 Rahmat Surabaya akan menurun dan pada akhir masa akad pengelola akan menjadi pemilik usaha tersebut. 1 Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.8/DSN-MUI/IV/2000 81

82 Dalam pembiayaan pada Bapak Wiji Wahyudi, KJKS KUM3 RAHMAT Surabaya memberikan penyertaan modal senilai Rp. 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah) dengan jangka waktu pelunasan selama 3 (tiga) bulan dan dengan cicilan sebanyak 12 (dua belas) kali dibayar mingguan senilai Rp. 125.000 (seratus dua puluh lima ribu rupiah) pada tiap cicilannya. Begitu juga pada pembiayaan musya>rakah antara Ibu Moesriah dan KJKS KUM3 RAHMAT. Dana dari KJKS KUM3 RAHMAT Surabaya yang diberikan sebagai penyertaan modal senilai Rp. 1.000.000 (Satu Juta Rupiah) dengan jangka waktu pelunasan selama 3 (tiga) bulan dan dengan cicilan sebanyak 12 (dua belas) kali dibayar mingguan senilai Rp. 84.000 (delapan puluh empat ribu rupiah) pada tiap cicilannya. Porsi modal pembiayaan musya>rakah di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya yang diberikan pada bapak Wiji Wahyudi dan ibu Moesri ah tersebut dapat dilihat di awal akad musya>rakah terjadi, bahwa pada masing-masing perjanjian tidaklah diketahui jumlah modal dari masing-masing pihak karena pihak KJKS KUM3 Rahmat Surabaya hanya menyertakan modalnya saja, sedangkan modal dari pemilik usaha (pengelola) tidak diperhitungkan. Fakta tersebut juga mencerminkan adanya kesenjangan dalam Hukum Islam karena musya>rakah mewajibkan adanya kejelasan dana penyertaan antara pihak yang terikat dalam satu perjanjian tersebut, namun dana penyertaan yang jelas dalam akad ini hanya dari pihak KJKS KUM3 RAHMAT, sedangkan dari

83 pengelola sendiri tidak diketahui nominal dana atau jenis dan banyaknya barang yang disertakan dalam perjanjian musya>rakah tersebut. B. Analisis Hukum Islam terhadap penerapan porsi nisbah pada pembiayaan musya>rakah di Koperasi Jasa Keuangan Syariah Komunitas Usaha Mikro Muamalat berbasis Masjid Rahmat Surabaya. Sebagaimana yang sudah diketahui pada bab sebelumnya, bahwa pihak KJKS KUM3 Rahmat Surabaya adalah pihak pertama sebagai penyerta modal dan nasabah (pengelola) adalah pihak kedua sebagai penggerak usaha (mud}a>rib), maka ketika usaha sedang berjalan keduanya harus saling berbuat adil dan tidak dzalim terhadap harta yang dijalankan sebagai usaha. Hal ni sesuai dengan hadist yang diriwayatkan Abu Dawud, Nabi bersabda : ث ا لث الشريكين مالم يخن أ حدهما فا ذا صاحبه, خرجت خانه من بينهما (روه ابو داود ( أ نا Aku orang yang ketiga dari orang yang berserikat, selama salah seorang diantara mereka tidak berkhianat kepada yang lainnya, dan jika salah seorang berkhianat pada yang lain, maka aku keluar dari antara mereka. 2 Untuk prosentase pembagian bagi hasil dalam akad musya>rakah adalah 70% untuk pengelola usaha dan 30% untuk Koperasi Jasa Keuangan Syariah Komunitas Usaha Mikro Muamalat berbasis Masjid Rahmat Surabaya. Namun para pengelola memberikan bagi hasil yang tidak jelas nisbahnya terhadap 2 Imam Hafid Abu Dawud Sulaiman bin As ad Sibhatani, Sunan Abu Dawud, Jus 2, 1696. Beirut: Dar al-kutb al-alamiyah hal.462

84 laba/rugi yang terjadi dalam satu periode tertentu. Entah mereka untung banyak atau untung sedikit atau bahkan tidak untung sama sekali. Dalam prakteknya dilapangan ada beberapa proses pemberian nisbah bagi hasil yang tidak sesuai dengan perjanjian di awal akad, seperti pembiayaan KJKS KUM3 Rahmat Surabaya terhadap Bapak Wiji Wahyudi. Porsi nisbah bagi hasil pembiayaan musya>rakah antara kedua belah pihak (KJKS KUM3 Rahmat Surabaya dan bapak wiji) tidak adanya laporan usaha untuk menghitung bagi hasil yang jelas, yang seharusnya porsi bagi hasil sebesar 30% pihak KJKS dan 70% untuk Pak Wiji. Yang seharusnya diterima KJKS KUM3 Rahmat Surabaya sesuai dengan ketentuan yang diterapkan, yaitu sebesar 30% dari total laba bersih yang diperoleh dari hasil usaha dengan menyertakan laporan keuangan. Namun bagi hasil yang telah dibayarkan oleh bapak Wiji sebesar Rp. 10.000 dalam setiap kali pembayaran angsuran dalam periode mingguan merupakan laba bersih yang diperoleh pak wiji dalam waktu sehari. Begitu juga yang telah terjadi pada ibu Moesriah, KJKS KUM3 RAHMAT Surabaya memberikan modal senilai Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) dengan jangka waktu pelunasan selama 3 (tiga) bulan dan dengan cicilan sebanyak 12 (dua belas) kali dibayar mingguan senilai Rp. 84.000 (delapan puluh empat ribu rupiah) pada tiap cicilannya, serta porsi bagi hasil untuk pihak KJKS KUM3 RAHMAT Surabaya. Bu Moesriah memberikan bagi hasil senilai

85 Rp. 4.000 (empat ribu rupiah) pada pembayaran cicilan pertama dan kedua, Rp. 5.000 (lima ribu rupiah) pada cicilan ketiga dan keempat, Rp. 4.000 (empat ribu rupiah) pada cicilan ke lima, Rp. 3.000 (tiga ribu rupiah) pada cicilan ke enam, Rp. 4.000 (empat ribu rupiah), pada cicilan ke tujuh dan kedelapan, Rp. 3.000 (tiga ribu rupiah) pada cicilan ke sembilan, Rp. 4000 (empat ribu rupiah) dan pada cicilan ke sepuluh, dan Rp. 5.000 (lima ribu rupiah) pada cicilan kesebelas dan dua belas. Dari fakta diatas dapat dibaca bahwa pembagian nisbah antara ibu Moesriah dengan KJKS KUM3 RAHMAT Surabaya, memang fluktuatif atau berubah-ubah pada pembayaran bagi hasilnya. Namun, pembayaran nisbah tersebut juga tidak tidak disertai dengan laporan keuangan yang dijadikan sebagai standar pemberian bagi hasil dengan perhitungan seperti dalam perjanjian di awal akad. Begitu juga pembagian nisbah Bu Lilik dan pak Supardi, bahwa ratio perbandingan pembagian atas keuntungan dan resiko usaha antara pengelola usaha dengan pihak KJKS KUM3 Rahmat Surabaya dalam akad musya>rakah adalah 30% untuk KJKS KUM3 Rahmat Surabaya dan 70% untuk pengelola usaha sebagaimana telah di jelaskan dan ditetapkan pada pasal 3 (tiga). Porsi bagi hasil untuk pengelola usaha lebih besar yaitu 70% dari keuntungan (laba) karena pengelola usaha juga merupakan pemilik usaha. Sebenarnya cara menghitung bagi hasil dari pembiayaan musya>rakah yang diterapkan KJKS KUM3 Rahmat Surabaya adalah cara-cara konvensional

86 Meskipun dalam perhitunganya terdapat akad kesepakatan antara pihak KJKS KUM3 Rahmat Surabaya dengan pembagian nisbah nasabah pembiayaan. Dari apa yang penulis amati, keuntungan dari hasil pembiayaan modal harus diperoleh terlebih dahulu baru dapat dihitung bagi hasilnya. Pada penerapanya, di dalam KJKS KUM3 Rahmat Surabaya itu sendiri keuntungan yang sesungguhnya belum diperoleh tetapi akad sudah dibuat dengan keuntungan untuk KJKS KUM3 Rahmat Surabaya 30 % Maka untuk pembiayaan musya>rakah, pihak KJKS KUM3 Rahmat Surabaya dapat mengawasi pelaksanaan usaha nasabah sehingga dapat mengetahui secara pasti berapa keuntungan yang diperoleh pengelola, yang tentunya apa yang diperoleh pihak pengelola belum tentu untung maupun rugi. Apabila untung, maka KJKS KUM3 Rahmat Surabaya mendapatkan pokok pinjaman yang diberikan nasabah beserta bagi hasilnya dan pengelola sendiri juga memperoleh bagi hasil sebesar 70% dari keuntungan yang diperoleh. Tetapi apabila rugi, maka KJKS KUM3 Rahmat Surabaya tidak mendapatkan bagi hasil dan nasabah sendiri juga rugi tenaga dan waktu. Jadi, bila KJKS KUM3 Rahmat Surabaya menggunakan system perhitungan seperti di atas, pengelola akan membayar pokok pinjaman dan bagi hasil secara tetap setiap bulan/minggu tanpa melihat apakah uang yang dipinjamkan tadi telah mendapat untung. Apabila belum mendapat untung, maka merasa dipaksa untuk membayar angsuran pokok beserta bagi hasilnya

87 setiap bulan/minggu, padahal tidak tahu apakah usaha tersebut untung atau rugi. Hal tersebut yang tidak dibenarkan menurut hukum islam, karena sama saja merugikan pengelola usaha meskipun terdapat akad di dalamnya. C. Realitas dibalik ketidakjelasan modal dan penerapan porsi nisbah dalam pembiayaan musya>rakah di koperasi Jasa Keuangan Syariah Komunitas Usaha Mikro Muamalat berbasis Masjid Rahmat Surabaya Pertumbuhan secara kuantitas tanpa diiringi dengan kualitas membawa potensi kehancuran. pembiayan musya>rakah yang diterapkan di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya dituntut untuk menerapkan manajemen keuangan operasional dan penerapan nilai-nilai syariah dengan baik. Melihat berbagai respon masyarakat terhadap pembiayaan musya>rakah yang diterapkan di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya, bahwa ini akan berdampak pada perkembangan maupun keberlangsungan hidup pembiayan musya>rakah yang diterapkan di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya itu sendiri. Pemahaman masyarakat mengenai produk atau jasa pembiayan musya>rakah KJKS KUM3 Rahmat Surabaya secara umum masih rendah. Faktor-faktor yang memotivasi masyarakat untuk menggunakan jasa pembiayaan musya>rakah KJKS KUM3 Rahmat Surabaya ternyata lebih didominasi oleh faktor kualitas pelayanan dan kedekatan lokasi lembaga keuangan dari pusat kegiatan. Dan faktor pertimbangan agama adalah motivator

88 penting untuk mendorong penggunaan jasa pembiayan musya>rakah yang diterapkan di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya. Sedangkan menurut pengelola ataupun pengguna jasa pembiayan musya>rakah yang diterapkan di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya mengatakan bahwa keberadaannya itu sangat membantu dalam hal pembiayaan modal usaha dan juga meningkatkan penghasilan. Walaupun awal mula alasan mereka ikut menjadi nasabah lebih disebabkan mengkuti kepercayaan pada figur pendirinya. Adanya faktor yang mempengaruhi masyarakat menggunakan jasa pembiayan musya>rakah di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya lebih disebabkan pada ketertarikan masyarakat terhadap penerapan prinsip bagi hasil sesuai syari ah Islam dan ingin terhindar dari riba, adanya jaminan keamanan dan keuntungan melebihi keuntungan yang diperoleh dari sistem bunga serta kedekatan jarak rumah dengan tempat Masjid Rahmat Surabaya menjadi faktor masyarakat memilih menggunakan jasa Lembaga Keuangan Syariah. Analisis penulis dalam pembiayaan musya>rakah, sebelum merealisasikan pengembangan usahanya, maka terlebih dahulu nasabah (pengelola) mengajukan permohonan kepada pihak KJKS KUM3 Rahmat Surabaya. Setelah itu baru kedua pihak mengadakan perjanjian-perjanjian (ketentuan yag harus dipenuhi nasabah) sesuai dengan kesepakatan. Ketentuan yang telah disepakati oleh kedua pihak tidak dapat dilanggar, jika dilanggar maka kesepakatan tersebut

89 batal demi hukum karena sudah menyalahi praktek aturan subtansi akad pembiayaan musya>rakah. Hal ini sesuai dengan kaidah ushul fiqh yang berbunyi : ينتفى شراي ط عدة فيه تشترط ما احداها بانتفاء Apa yang disyaratkan dengan beberapa syarat, salah satu syarat tidak ada maka tidak ada sesuatu itu. 3 Kaidah tersebut mengandung pengertian bahwa dalam suatu perjanjian antara kedua belah pihak terdapat rukun dan syarat yang harus dipenuhi keduanya. Apabila salah satu rukun atau syarat tidak terpenuhi maka perjanjian tersebut menjadi tidak ada atau tidak sah. Rujukan yang dipakai penulis pada produk pembiayaan KJKS KUM3 Rahmat Surabaya, tepatnya produk pembiayaan musya>rakah ini menerapkan konsep syirkah al- Uqud karena kerjasama yang dipraktekkan tersebut selalu diawali dengan transaksi atau perjanjian. Berbeda dengan syirkah al-amlak yang kerjasamanya tanpa diawali dengan adanya transaksi atau perjanjian terlebih dahulu. Dari segi operasionalnya, terutama dari segi bagi hasil dan akad perjanjiannya bahwa musya>rakah yang diterapkan pada pembiayan musya>rakah di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya adalah syirkah Uqud jenis Inan karena tidak 3 Mahjuddin, Masailul Fiqhiyah, 2010. Jakarta: Radar Jaya Offset h.24

90 disyaratkan adanya kesamaan dari pihak-pihak yang saling bekerjasama, baik dalam modal, maupun dalam pengelolaannya. Terlebih pengertian yang diutarakan oleh A.A. Islahi dalam bukunya Konsepsi Ekonomi Ibnu Taimiyah, syirkah al- Inan adalah persekutuan atau perserikatan antara dua orang atau lebih dalam permodalan dengan mengumpulkan modal keuntungan yang mereka peroleh sesuai dengan kesepakatan bersama. 4 Secara umum dapat dikategorikan baik, baik terhadap prinsip yang dianutnya, konsep dasar, maupun terhadap fasilitas dan pelayanannya. Adapun menurut penerima pembiayaan yang lain memandang bahwa pembiayan musya>rakah yang diterapkan di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya itu hanya khusus untuk orang-orang Islam saja. Dan lembaga-lembaga tersebut identik dengan Lembaga Keuangan dengan system bagi hasilnya. 5 Adapun faktor yang mempengaruhi respon positif masyarakat terhadap keberadaan pembiayan musya>rakah di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya lebih dikarenakan adanya alternatif bagi masyarakat muslim untuk dapat menginvestasikan uangnya pada Lembaga Keuangan Syari ah dan adanya kepedulian masyarakat muslim di Masjid Rahmad Surabaya terhadap produk syari ah yang cukup tinggi. Hal ini tidak lepas dari faktor pendidikan dan 4 A.A. Islahi, Konsepsi Ekonomi Ibnu Taimiyah, 1997. Surabaya: PT. Bina Ilmu h.194 5 Wawancara, Bapak Wiji Wahyudi

91 pengetahuan masyarakat terhadap sistem syari ah yang dikembangkan oleh lembaga tersebut. Selain itu sistem operasional pembiayaan musya>rakah di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya dengan prinsip bagi hasilnya mampu meningkatkan ekonomi masyarakat yang sebagian besar didominasi masyarakat menengah ke bawah dan juga loyalitasnya sebagai muslim untuk dapat mengimplementasikan ajaran Islam dalam bidang ekonomi selain mayoritas masyarakat beragama Islam. Dari penjelasan di atas Pembiayaan musya>rakah yang diterapkan di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya hukumnya boleh (mubah), Pengelolaan KJKS tersebut dapat ditolerir karena urf dan trend ekonomi global yang sudah memasyarakat. Selain itu, argumen yang lain adalah perhitungan nisbah tersebut tidak mutlak seperti perhitungan bunga (rate interest system), karena tidak ada pelipatan ganda (adâfan mudâafah) untuk keterlambatan mengangsur (fleksibel dan tidak kaku dalam penerapan). 6 Banyak Masyarakat sekitar juga menyatakan bahwa persepsi atau pandangan terhadap pembiayaan musya>rakah yang diterapkan di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya adalah mampu menjadi alternatif bagi lembaga keuangan konvensional. Peneliti juga menghasilkan temuan bahwa masyarakat memilih Lembaga Keuangan Syariah sebagai mitra adalah karena menerapkan Syariah sedangkan sisanya memberikan klausul akan memilih kalau didukung oleh 6 Wawancara, Bapak KH Syamsul Ma arif, SH

92 profesionalitas yang sebanding dengan Lembaga Keuangan-Lembaga Keuangan konvensional. Sistem Pembiayaan musya>rakah yang diterapkan di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya pun diharapkan dalam arah pengembangannya kedepan lebih dapat menggambarkan bentuk Islam dalam ekonomi secara sempurna khususnya aspek aplikasi keuangan.