BAB I PENDAHULUAN. umum. Saat ini kegiatan merokok adalah kebutuhan bagi sebagian orang, namun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

BAB I PENDAHULUAN. dari abad kedua puluh satu. Menurut badan kesehatan dunia WHO ( World

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rokok pada remaja yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sejak dini hingga akhir hayat. Pendidikan bertujuan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu kebiasaan yang sangat membahayakan bagi kesehatan, yang sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

BAB I PENDAHULUAN. pipa atau mengunyah tembakau sejak 1000 sebelum masehi. Tradisi membakar

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

dipandang oleh anggota masyarakat Indonesia (Wulandari, 2007). serius pada orang-orang yang bukan perokok.

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. larangan merokok. Lebih dari 40 negara telah menempelkan label peringatan

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dihembuskan kembali sehingga mengeluarkan asap putih keabu-abuan. Perilaku merokok

BAB I PENDAHULUAN. pandang, gaya hidup dan budaya suatu masyarakat, bahkan perseorangan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Di tahun 2009, Indonesia menempati peringkat ke-4

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

Kuesioner Penelitian

Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur bahwa iklan rokok hanya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut.

- 1 - WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN KAWASAN TERBATAS MEROKOK

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di negara-negara besar di dunia walaupun hal tersebut sudah

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. merek dagang yang dikomunikasikan melalui media. Pesan - pesan iklan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Deni Wahyudi Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek.

BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 81 TAHUN 1999 (81/1999) TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang. tidak asing lagi yang berkembang di kehidupan masa kini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jurusan kesehatan juga tidak terlepas dari perilaku rokok, sebanyak 66,6%

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. desa pada umumnya mereka sudah kenal dekat dengan perilaku merokok. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. Menghisap tembakau merupakan hal kebiasaan telah dikenal sejak lama

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia khususnya dikalangan pelajar. Walaupun sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERTEMBAKAUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu hal yang seringkali menyerang remaja adalah perilaku merokok, yang

BAB II DATA ANALISA. melakukan tinjauan pustaka melalui media buku, karya tulis, survey, artikel

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu dan masyarakat dunia tahu bahwa merokok itu mengganggu kesehatan, dan masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah nasional bahkan internasional sering sekali kita melihat orang merokok dimana- mana dalam kehidupan sehari-hari baik dikantor, dipasar ataupun tempat umum. Saat ini kegiatan merokok adalah kebutuhan bagi sebagian orang, namun dibalik kenikmatan menghisap asap tersebut terdapat bahaya bagi kesehatan, pada dasarnya terdahulu telah banyak yang mengetahui apa penyebab rokok dibutuhkan manusia, dikarenakan banyaknya asumsi-asumsi masyarakat yang merasakan setiap kenikmatan dibalik kebutuhan perokok. Dan adapun sejarah kegiatan yang melibatkan tembakau pertama kali dikenal dikalangan suku Maya, Aztec dan Indian di benua yang sekarang kita kenal sebagai Amerika, sejak lebih dari seribu tahun sebelum masehi tradisi membakar dan mengunyah tembakau dilakukan sebagai penghormatan dan simbol persaudaraan ketika beberapa suku berkumpul, dan setelah kedatangan Kolombus ke Amerika tradisi merokok dengan membakar tembakau mulai dikenal di dataran Eropa, namun rupanya seoarang diplomat asal Perancis bernama Jean Nicot lah yang memiliki andil paling besar dalam hal persebaran rokok di seluruh Eropa bahkan kandungan utama di dalam rokok yakni nikotin juga diambil dari namanya Nicot.

Kemudian awal mula adanya rokok di Indonesia, berawal dari cerita kretek dari kota Kudus, Jawa Tengah, Pada akhir abad ke-19, seorang pria bernama Haji Djamari ingin membuat obat sakit asma dengan meracik cengkeh dan tembakau karena setelah rajin menghisap ramuan cengkeh ini sakitnya reda, akhirnya rokok obat ini menyebar cepat dengan cerita dari mulut ke mulut. Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan baik untuk diri sendiri maupun orang sekitarnya, ada beberapa riset yang mendukung pernyataan tersebut, jika dilihat dari sisi individu yang bersangkutan menyatakan bahwa merokok dapat menimbulkan berbagai penyakit bila dillihat dari segi kesehatan, dikarenakan adanya bahan kimia yang memacu kerja susunan syaraf pusat dan susunan syaraf simpatif sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat. Kemudian rokok juga memiliki perbedaan dengan Ganja dan sejenisnya, namun memiliki efek yang hamper sama pada sipenghisapnya yaitu ketagihan. Ironisnya di balik itu semua tarik ulur dalam pembahasan rancangan undangundang tentang pengendalian dampak produk tembakau terhadap kesehatan menjadikan regulasi rokok tidak terkendali. produk tembakau dalam hal ini adalah rokok yang merambah ke berbagai tatanan kehidupan sosial masyarakat, yang terdiri dari kelas atas hingga kelas bawah, dari pejabat hingga masyarakat. Bahkan tren merokok tidak hanya terjadi pada masyarakat kaya, tetapi masyarakat miskinpun juga banyak yang membakar uang untuk memenuhi keinginannya terhadap rokok. Fakta mengungkapkan bahwa kepala keluarga miskin yang merokok, mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli rokok dibandingkan dengan

yang dikeluarkan untuk pendidikan dan kesehatan, dampaknya adalah masyarakat miskin tetap bertahan dalam kemiskinannya, sehingga untuk mencapai derajat kesehatan yang baik dan memperoleh pendidikan yang optimal tidak dapat diraih. sangat menyedihkan, di tengah upaya pemerintah untuk menggratiskan pelayanan kesehatan dan pendidikan, tetapi masyarakat tidak menganggap bahwa kesehatan dan pendidikan merupakan hal penting. Beberapa profesi bahkan menjadi penyebab seseorang mulai merokok dikarenakan bidang-bidang yang berkaitan dengan konsentrasi tinggi yang membutuhkan rasa tenang dalam pekerjaannya, seperti seni dan kerja intelektual, dan seseorang merokok karena menghadapi tekanan hidup dan menjadikannya sebagai sarana untuk melepaskan diri dari masalah yang sedang dihadapinya hingga akhirnya tanpa disadari, merokokpun menjadi satu kebiasaan dalam dirinya. Rokok dalam promosinya ditampilkan dan digambarkan dalam bentuk sebagai keberhasilan dan kebahagiaan, sehingga menimbulkan persepsi bahwa rokok adalah sarana untuk mencapai kedewasaan, mencapai kepercayaan diri dan sebagainya, hal ini didukung dengan penelitian dari WHO yang memperkirakan bahwa kenaikan jumlah perokok Indonesia, khususnya anak usia muda, karena gencarnya iklan rokok melalui berbagai media, sponsor pada kegiatan olahraga dan hiburan. Munculnya budaya merokok dikalangan remaja diakibatkan oleh pergaulan dan gencarnya iklan rokok, yang mendorong remaja untuk merokok. Selama ini orang menganggap citra atau tampilan dari merokok menandakan orang gaul, terlihat keren, membuat tubuh bugar, stres hilang, menjaga kecantikan

atau membuat tubuh ideal, ini adalah akibat promosi rokok yang dilakukan sedemikian rupa agar mampu menarik perhatian para pelaku perokok dan mendapatkan keuntungan dari produk yang terjual. Pemerintah telah mengeluarkan peringatan tertulis yang memuat sederetan gangguan kesehatan akibat rokok pada pembungkus rokok akan tetapi terbukti tidak efektif disamping sulit dibayangkan wujud penyakitnya, pesan tidak pernah diganti tidak membuat perokok percaya akan bahayanya ini terbukti dengan terus meningkatnya jumlah perokok. Perokok remaja 15-19 tahun naik 150% selama tahun 2001-2007 sementara perokok pemula usia 10-14 tahun naik hampir 2 kali lipat selama periode yang sama penelitian di banyak negara menunjukkan bahwa peringatan kesehatan berbentuk gambar lebih efektif meningkatkan pemahaman tentang resiko merokok daripada bentuk tulisan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 109/2012 tentang Pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan pasal 15-18 dan Permenkes No 28/2013 tentang pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau, industri rokok wajib memberikan peringatan kesehatan bergambar (pictorial health warning). Pemerintah mengeluarkan kebijakan bagi setiap industri rokok wajib mengunakan tampilan kemasan pada rokok dengan gambar atau visual, yang menyampaikan pesan akibat dari bahaya merokok bukan hanya rokok dalam negri yang harus mengunakan kemasan rokok yang menampilkan akibat kerusakan tubuh karena merokok juga belaku untuk rokok yang masuk ke Indonesia wajib menerapkannya.

Perilaku merokok pada dasarnya adalah perilaku yang dipelajari oleh mereka yang ingin mencoba, salah satunya adalah remaja, bahwa remaja yang orang tuanya merupakan perokok aktif, tanpa disadari hal tersebut telah memberi pengaruh terhadap anak remajanya. Hal ini dapat menjadi pernyataan bahwa orang dapat belajar mengobservasi perilaku orang lain dan mempraktekan perilaku tersebut. perilaku yang dihasilkan dari melihat perilaku orang lain (disebut model) dengan belajar. Observational learning tidak akan terjadi jika proses kognitif tidak bekerja. Kita harus memberikan perhatian yang penuh terhadap perilaku model, secara aktif mengkoding apa yang kita observasi dan menyimpan informasi ini didalam memori. Faktanya, banyak perilaku yang diingat dan ditampilkan oleh anak hasil dari mengobservasi perilaku model seperti belajar memperhatikan apa yang dilakukan orang tua dalam kehidupan sehari hari yakni ruang lingkup masyarakat dan keluarga. Kondisi lingkungan sosial merupakan faktor utama seseorang memutuskan untuk menjadi seorang perokok, hal tersebut dapat diamati dari pengalaman seseorang yang telah terbiasa melihat keluarga maupun orang-orang disekitar mereka menggunakan rokok tanpa ada rasa bersalah. Lingkungan pertemanan juga dapat menjadi pemicu masuknya sesorang kedalam racun batang rokok tersebut, lingkungan yang tanpa pembatas, minimnya perhatian dari orang tua, intensitas komunikasi antar keluarga yang rendah, membuat seseorang tidak ragu dan tanpa merasa bersalah ikut menggunakan rokok seperti melakukan hal wajar lainnya

Adapun sangsi denda telah di siapkan bagi para pelaku industri rokok, dan apabila tidak menerapkannya maka sanksi tersebut berupa denda sebesar 500 juta rupiah atau kurungan penjara selama lima tahun. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang kebijakan pemerintah untuk mewajibkan para produsen rokok untuk menampilkan gambar peringatan merokok pada bungkus rokok, dan hasil dari pemasangan gambar peringatan tersebut berdampak seperti apa pada masyarakat perokok. Maka dengan ini peneliti mengajukan suatu penelitian yang berjudul perubahan prilaku perokok terhadap adanya peringatan bahaya rokok melalui media gambar pada bungkus rokok. B. Rumusan masalah Rumusan masalah sering disebut dengan pernyataan masalah (statement of problems). Rumusan masalah adalah pernyataan singkat suatu masalah yang akan diteliti (M. Iqbal, 2002:43). Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mencoba menarik suatu permasalahan. Maka hal yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perubahan prilaku perokok setelah adanya peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok? 2. Bagaimana perubahan dari perokok setelah adanya peringatan pada bungkus rokok yang mengunakan media gambar yang menampilkan resiko kerusakan akibat merokok terhadap kesehatan dalam kebiasaan merokok? C. Tujuan penelitian Adapun tujuan penalitian adalah :

1. Untuk dapat mengetahui perubahan prilaku perokok setelah adanya bahaya peringatan merokok pada bungkus rokok yang mengunakan media gambar. 2. Untuk mengetahui seberapa banyak perubahan jumlah perokok setelah adanya peringatan bahaya merokok dengan media gambar yang menampilkan resiko kerusakan akibat merokok terhadap kesehatan pada pembungkus rokok. D. Manfaat penelitian Setiap penelitian yang dilakukan haruslah memiliki manfaat yang jelas, baik manfaat secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi,pemahaman, serta sumbangan bagi pikiran bagi para pembaca sehingga dapat menambah wawasan ilmiah terhadap perubahan perilaku perokok. Selain itu juga dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan 2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis, penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan penulis dalam membuat karya tulis ilmiah. selain itu penelitian ini juga dapat memperkaya wawasan peneliti dalam hal pengetahuan tentang prilaku perokok dan dampak negative yang ditimbulkan dari rokok itu sendiri.

b. Bagi masyarakat, penelitian ini juga dapat memberikan pengetahuan tentang bagaimana keseriusan pemerintah dalam mengurangi jumlah perokok dan memberikan informasi bahaya merokok bagi para masyarakat yang masi merokok agar bisa menghentikan aktifitas merokok selain merugikan secara ekonomi merokok sangat merugikan dalam kesehatan dalam jangka panjang. E. Defenisi konsep Untuk memperjelas maksud dan pengertian mengenai konsep yang digunakan dalam penelitian ini maka peneliti membatasi konsep-konsep yang digunakan, pemberian batasan konsep ini dperlukan untuk menuntun peneliti dalam menangani rangakian proses penelitian bersangkutan serta dalam menginterpretasiakan hasil penelitian (Sanafiah Faisal 1998: 107). Adapun defenisi konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Perubahan prilaku yaitu peralihan prilaku perokok setelah melihat gambar berupa larangan merokok yang dicantumkan pada kemasan rokok. 2. Peringatan bahaya merokok yaitu larangan yang dibuat dan ditetapkan oleh pemerintah Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 109/2012 tentang Pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan pasal 15-18 dan Permenkes No 28/2013 tentang pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau, industri rokok wajib memberikan peringatan kesehatan bergambar (pictorial health warning) sejak 24 Juni. 3. Media gambar pada bungkus rokok, yaitu merupakan sebuah media sarana penyampaian informasi secara luas yang diharapkan berdampak pada

berkurangnya minat masyarakat terhadap rokok. Gambar yang ditampilkan berupa gambar seram yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 109/2012 pasal 15-18 dan Permenkes No 28/2013. Syarat dari pencantuman media gamabr ini dengan proporsi 50% dari keseluruhan bagian depan maupun belakang rokok, berwarna dengan pesan tungal, ditempatkan pada bagian atas bungkus rokok, tidak tertutup atau terhalang oleh apapun, dan diganti secara periodik.