BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan jangka panjang di bidang kesehatan, dimulai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menimbulkan efek berbahaya bagi manusia. Lamanya radiasi komputer

I. PENDAHULUAN. tersebut oleh American Optometric Association (AOA) dinamakan Computer

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Hiburan, (Semarang: EFFHAR, 1987), hlm.5. 1 Forrest M. MIM, III dan Marc Stern, Komputer untuk Bisnis,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk teknologi yang beredar adalah gadget. Gadget tidak

BAB I PENDAHULUAN. seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR TERHADAP KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA PEKERJA LAYOUT EDITOR DI CV. X TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Penggunaan komputer di setiap tempat kerja sangat membantu dan

BAB I PENDAHULUAN. adanya permainan audiovisual yang sering disebut dengan video game.

BAB I PENDAHULUAN. otomatis, terintegrasi dan terkoordinasi. luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin populer

TABEL 2.1 : Korelasi antara Usia dan Daya Akomodasi 14. TABEL 4.1 : Kisi - kisi instrumen penelitian variabel dependen 39

BAB I PENDAHULUAN. pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata (Fazar, 2011).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN KASIR SWALAYAN DI KOTA GORONTALO. (Intan Blongkod, Rany Hiola, Ekawaty Prasetya)

BAB I PENDAHULUAN. kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1997). kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah Game Online. Menurut data statistik yang diperoleh dari Google Analytic

BAB I PENDAHULUAN. penglihatan atau kelainan refraksi (Depkes RI, 2009).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu persyaratan Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. Disusun Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Selama 20 tahun terakhir, telah terjadi kemajuan besar dalam bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dekat sehingga menyebabkan kelelahan pada mata (astenopia) dan radiasi

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

Rifa Nurafifah Syabaniah AMIK BSI Sukabumi

ABSTRACT

BAB 1 : PENDAHULUAN. berbagai informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan,

HUBUNGAN PENGGUNAAN LAPTOP DAN FUNGSI PENGLIHATAN MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

HUBUNGAN ANTARA POSISI DUDUK DAN INTENSITAS PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KELUHAN CVS (COMPUTER VISION SYNDROME)

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja secara otomatis, terintegrasi, dan terkoordinasi sehingga dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller

November sampai dengan tanggal 20 Desember tahun untuk membuat gambaran atau deskritif tentang suatu keadaan suatu objektif.

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan Terhadap Keluhan Computer Vision Syndrom

Jurnal CARE, Vol. 2, No. 2, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang

BAB I PENDAHULUAN. kebutaan dan 3,65% atau 246 juta orang mengalami low vision. 1,2

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan dirumah pengrajin Sulaman Kerawang UKM

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Keluhan kelelahan mata menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala

HUBUNGAN ANTARA PRAKTEK UNSAFE ACTION

Unnes Journal of Public Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata merupakan organ penting dalam tubuh kita. Sebagian besar

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk. memasyarakat dikalangan anak-anak. Hal ini mungkin menjadi suatu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI KANTOR SAMSAT PALEMBANG TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Desain stasiun kerja akan berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar miopia berkembang pada anak usia sekolah 1 dan akan stabil

HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

Afrini Nurul Afifah. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta. orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional. Ahlqvist, dkk (2008 dalam Sulianta, Feri 2015). Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME PADA SISWA JURUSAN TKJ DI SMK I TAHUNA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006, Konsil Kedokteran Indonesia telah menetapkan model

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka yang telah

HANG TUAH MEDICAL JOURNAL

BAB 1 : PENDAHULUAN. mempengaruhi banyak jaringan dan organ, terutama menyerang fleksibel (sinovial) sendi, dan

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pemasaran (Manuaba, 1983). Aspek yang kurang diperhatikan bahkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization mengidentifikasikan masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. nyeri punggung semasa hidupnya. Nyeri punggung bawah tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas manusia sehingga kreativitas manusia adalah sumber ekonomi. pada produksi kreativitas dan inovasi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Banyak pelajar. bersosialisasi maupun mencari informasi misalnya pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan jangka panjang di bidang kesehatan, dimulai dengan adanya suatu analisa berdasarkan keadaan umum masyarakat, yaitu terjadinya transisi demografi, transisi ekonomi dan transisi sosial budaya. Dari hasil transisi tersebut terjadi transisi epidemiologi, dimana terdapat perubahan kompleks dalam pola kesehatan dan penurunan prevalensi penyakit-penyakit menular, sedangkan penyakit tidak menular justru semakin meningkat. Hal itu kemudian menyebabkan terjadinya transisi lingkungan, sehingga penyakit-penyakit yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan meningkat salah satunya karena radiasi. Radiasi yang terjadi di sekitar manusia dan memberikan efek jangka panjang salah satunya berasal dari barang-barang elektronik. Salah satu alat bantu dalam sektor pendidikan khususnya di perguruan tinggi yang menghasilkan radiasi adalah layar komputer (Murtopo & Sarimurni 2005). Komputer adalah suatu alat elektronik yang mampu melakukan tugas menerima input, mengolahnya, dan menyediakan output yang berupa hasil komputasi. Hasil komputasi akan dikonversi menjadi data visual yang dapat dilihat dengan menggunakan monitor atau Video Display Terminal (Humaidi & Alam, 2005). 1

2 Penggunaan komputer di seluruh dunia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Terdapat hampir satu miliar komputer yang digunakan di dunia. Sekitar 75% pekerjaan di dunia bergantung pada komputer dan 50% rumah memiliki setidaknya sebuah komputer (Kanitkar, Carlson & Yee 2005). Hoesin & Shaleh (2007) menyampaikan bahwa dari 2500 orang di 16 kota Indonesia terdapat 46,7% pengguna komputer. Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat angka pertumbuhan pengguna internet di Indonesia hingga akhir tahun 2013 sudah mencapai 71,19 juta orang (Pangerapan, 2014). Keuntungan penggunaan komputer diantaranya, pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat, lebih efektif dan efisien serta meningkatkan produktifitas kerja. Tidak hanya di bidang bisnis perkantoran yang sebagian besar pekerjaannya menggunakan komputer namun saat ini semua instansi telah mengembangkan penggunaan komputer baik instansi pendidikan maupun instansi kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan sejenisnya. Salah satu peranan komputer dalam instansi pendidikan adalah memberi kemudahan dalam mencari dan menghasilkan bahan-bahan pembelajaran secara efektif dan efisien yaitu dengan adanya perpustakaan elektronik (e-library). Lebih dari itu banyak peralatan laboratorium yang sudah dilengkapi dengan komputer sehingga alat tersebut dapat bekerja lebih teliti dan presisi, serta dapat mengatasi kendala hambatan indra manusia dan bisa digunakan sebagai simulasi (Fauzia, 2004).

3 Kemajuan teknologi dalam bidang keperawatan dimulai dengan adanya pengembangan telenursing yaitu praktek keperawatan jarak jauh menggunakan teknologi telekomunikasi dan di beberapa rumah sakit juga sudah memulai penggunaan aplikasi dokumentasi PDA (Personal Digital Assistant) berbasis keperawatan di negara-negara maju (Najera 2008). Selain memberikan berbagai macam kemudahan pemakaian komputer yang berlebihan dapat menimbulkan efek yang kurang baik pada kesehatan, seperti terjadinya sindrom komputer yang ditandai dengan gejala seperti: Asthenopic dan Musculoskeletal Symptoms. Selain itu, komputer memancarkan radiasi cahaya berupa radiasi cahaya tampak biru yang dikenal blue light retinal injury. Radiasi cahaya tampak dengan frekuensi 365-750Thz dan panjang gelombang 400-780 nm dapat mencapai retina. Hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatan mata pengguna komputer. Jenis radiasi cahaya tampak ini dapat menimbulkan fotorenitis atau yang disebut peradangan retina (Gunawan, 2011). Mahasiswa adalah salah satu kelompok pengguna komputer di instansi pendidikan. Komputer merupakan alat bantu dalam mengerjakan berbagai hal, seperti tugas kuliah, mencari bahan atau materi kuliah, menyimpan data kuliah, memperbaharui informasi dan ilmu pengetahuan, serta menambah wawasan tentang teknologi yang berkembang. Selain untuk keperluan kuliah dan kebutuhan informasi mereka juga menggunakan komputer yang kini hadir dalam ragam yang lebih simpel dan menarik (seperti: laptop, notebook, netbook dan tablet) dan sebagai bentuk penyaluran hobi serta mencari hiburan

4 untuk melepas penat di tengah kesibukan kuliah dan tugas yang menumpuk (Kompas, 2011). Terkadang kegiatan tersebut tanpa sadar menjadi kebiasaan dengan intensitas waktu yang lama. Sehingga menimbulkan munculnya beberapa masalah, seperti keluhan kelelahan mata dan nyeri pada kepala. Gangguan pada bagian mata dan kepala juga sering disebut dengan computer vision syndrome (CVS), mulai dari nyeri atau sakit kepala, mata kering dan iritasi, mata lelah, hingga gangguan yang lebih serius dan lebih permanen seperti kemampuan fokus mata menjadi lemah, penglihatan kabur (astigmatisma, myopi, presbyopi), pandangan ganda, hingga disorientasi warna (Khannah & Rahajeng, 2012). American Optometric Association (AOA) mendefinisikan Computer Vision Syndrom sebagai gangguan mata komplek dan masalah penglihatan yang berkaitan dengan kegiatan yang lama di depan komputer dengan batas maksimal lama penggunaan komputer adalah 4 jam per hari. Terjadinya computer vision syndrome ditandai dengan gejala visual yang dihasilkan dari interaksi dengan layar komputer atau lingkungannya. Gejala yang timbul biasanya bersifat sementara dan menghilang setelah pengguna istirahat meskipun sebagian kecil pengguna mungkin mengalami kontinuitas gejala setelah menggunakan komputer. Jika tidak di tangani dengan baik, sebagian besar gejala ini akan terulang dan juga memburuk di masa depan (Yin & Reddy, 2008). Hal ini didukung oleh penelitian badan kerja WHO (World Health Organization) (1987) dalam Murtopo & Sarimurni (2005), diperoleh data

5 bahwa presentase terjadinya sakit kepala di sekitar mata pada kelompok pengguna yang terpapar komputer sebanyak 80% dan kelompok kontrol sebanyak 61%, rasa pedih dimata pada kelompok terpapar sebanyak 72% dan kelompok kontrol sebanyak 47%, gejala mata kabur kelompok terpapar sebanyak 75% dan kontrol sebanyak 52%. Didukung penelitian Sejati (2000) terhadap 40 operator komputer ternyata 10% mengalami keluhan mata merah, 32% menderita keluhan mata berair. Penggunaan komputer akan terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan memperoleh informasi, terutama bagi pelajar maupun mahasiswa di perguruan tinggi. Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang di mulai bulan Desember 2013, melalui wawancara pada sekitar 10% dari 583 mahasiswa jurusan keperawatan mulai dari periode angkatan 2011-2013 sebanyak 50 orang, didapatkan keluhan seperti: sakit kepala dan kaku punggung pada 15 mahasiswa, 10 mahasiswa lainnya mengeluhkan mata lelah dan berair dan 25 mahasiswa sisanya mengatakan pergelangan tangan kaku dan mata terasa pedih serta gatal setelah berada di depan komputer lebih dari 2 jam/hari. Hal ini dapat meningkatkan insidensi CVS (Computer Vision Syndrome) sehingga menjadi perhatian khusus bagi peneliti, oleh karena itu peneliti tertarik untuk merumuskan judul penelitian Analisis hubungan lama interaksi komputer terhadap terjadinya gejala CVS (Computer Vision Syndrome) pada mahasiswa jurusan keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

6 B. Perumusan Masalah Berdasarkan fenomena dan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian Adakah hubungan antara lama interaksi komputer dengan terjadinya gejala CVS (Computer Vision Syndrome) pada mahasiswa Jurusan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lama interaksi komputer terhadap terjadinya gejala CVS (Computer Vision Syndrome) pada mahasiswa jurusan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui gambaran lama interaksi mahasiswa dengan komputer. b. Mendeskripsikan gejala-gejala CVS (Computer Vision Syndrome). c. Menganalisis hubungan lama interaksi komputer terhadap terjadinya gejala CVS (Computer Vision Syndrome) pada mahasiswa jurusan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

7 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam memperkaya dan memperluas ilmu pengetahuan tentang hubungan lama interaksi dengan komputer terhadap terjadinya gejala CVS (Computer Vision Syndrom). 2. Manfaat Praktis a. Membuktikan bahwa intensitas waktu yang lama di depan komputer menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya gejala CVS (Computer Vision Syndrom) pada mahasiswa. b. Menyampaikan informasi pada mahasiswa mengenai dampak radiasi yang disebabkan oleh interaksi komputer dengan intensitas waktu tertentu. c. Memberikan informasi mengenai CVS (Computer Vision Syndrom) sebagai upaya pencegahan agar para mahasiswa dapat tetap mempertahankan intensitas belajar tanpa mempengaruhi kesehatannya. d. Sebagai wacana bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa dan pengembangan lebih lanjut.

8 E. Keaslian Penelitian 1. Mentari Bunjamin (2012). Judul Penelitian : Gambaran tingkat lama penggunaan komputer dengan terjadinya gejala-gejala Computer Vision Syndrome pada pekerja pengoperasi komputer di Wilmar Group, Medan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional yang dilakukan pada 97 orang karyawan disalah satu perusahaan swasta di kota Medan. Pengumpulan data dilakukan melalui metode pembagian kuesioner terbimbing, dengan data-data pribadi serta 15 pertanyaan mengenai gejala-gejala Computer Vision Syndrome yang dirasakan oleh para pekerja. Distribusi data dilakukan dengan menggunakan distribusi tabel frekuensi. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan hampir 50% mengenai karyawan dengan tingkat gejala ringan pada usia remaja akhir (47%) dan dewasa awal (44%). Perbedaan dengan penelitian ini adalah populasi yang diambil oleh peneliti yaitu mahasiswa jurusan keperawatan di UMS. 2. Hikmatyar Rabbi Al Mujaddidi (2012). Judul Penelitian : Analisis faktorfaktor terhadap kejadian Computer Vision Syndrome (CVS) pada pekerja layout editor di Cv. X Semarang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, dengan desain cross sectional. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan subjek penelitian populasi pekerja layout editor pada percetakan di Tembalang Kota Semarang. Kemudian subjek penelitian diambil 4 orang dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan content analysis. Hasil penelitian

9 menggunakan faktor - faktor yang mempengaruhi terjadinya CVS pekerja layout editor di CV. X Tembalang Kota Semarang yaitu, semua responden tidak mempunyai pengetahuan tentang CVS, tidak adanya supervisi yang dilakukan owner percetakan, semua responden mengalami kurang tidur dan penggunaan monitor CRT. Selain itu, tingkat pencahayaan yang >700 lux pada shift pagi dan >300 lux pada shift malam. Refleksi kedipan mata yang kurang dan posisi monitor eye level condition juga mempengaruhi terjadinya CVS. Namun, berdasarkan hasil penelitian semua responden tidak mempunyai kelainan. Penelitian ini yang menjadi pembeda adalah variabel independen, dimana peneliti menggunakan lama interaksi komputer sebagai variabel independen. 3. Grace P. Kurmasela (2013). Judul Penelitian : Hubungan waktu penggunaan laptop dengan keluhan penglihatan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan sifat observational dan masalah yang diteliti terjadi dengan sendirinya tanpa intervasi dari peneliti. Sampel penelitian adalah mahasiswa FK UNSRAT angkatan 2011 berjumlah 100 orang yang diambil secara acak. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara lama waktu jeda penggunaan laptop (r = 9,487, p < 0,05). Simpulan: Waktu penggunaan laptop berhubungan secara signifikan dengan keluhan penglihatan. Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel dependen yaitu keluhan penglihatan, sedangkan peneliti mengambil gejala cvs sebagai vaiabel dependen.