BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan aset paling berharga yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Perusahaan dan karyawan pada hakekatnya saling membutuhkan, karena tanpa adanya sumber daya manusia maka perusahaan tidak akan bisa berjalan, begitu juga karyawan, tidak dapat menunjang kesejahteraan hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai lapangan pekerjaan. Dengan demikian maka perusahaan hendaknya memperhatikan kesejahteraan karyawan yang dimiliki, tidak hanya dituntut kewajibannya dengan berbagai macam beban pekerjaan. Bagi karyawan tidak hanya menuntut hak kesejahteraan mereka sebagai karyawan tetapi harus melakukan pekerjaan dan tanggung jawab. Pemerintah membuat peraturan mengenai pemenuhan hak-hak karyawan oleh perusahaan yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.Salah satu pasal yang diatur dalam peraturan tersebut yaitu pasal 86 yang mengatur tentang hak karyawan yaitu memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu suatu perusahaan akan berupaya untuk memenuhi kesejahteraan karyawan sesuai dengan kemampuan dari perusahaan tersebut, sehingga kinerja karyawan dapat terjaga dengan baik dan memberikan pengaruh positif terhadap perusahaan.
Salah satu cara untuk meningkat kinerja karyawan, perusahaan memberikan sebuah kompensasi dengan kemampuan yang dimiliki oleh karyawan dalam bekerja. Kompensasi diharapkan dapat memotivasi dan memacu karyawan untuk dapat meningkatkan kinerjanya, yang akan menguntungkan kedua belah pihak. Menurut Siagian (2007:287) hal ini sesuai dengan Teori Hirarki Kebutuhan oleh Abraham Maslow.Teori tersebut menyatakan bahwa manusia memiliki 5 prinsip dalam kebutuhan.salah satunya adalah kebutuhan fisiologis, yaitu prinsip untuk memenuhi kebutuhan primer. Selain kompensasi dalam bentuk gaji perusahaan juga akan memberikan kompensasi lainnya yang mendukung kinerja karyawan. Salah satu perusahaan yang menerapkan sistem kompensasi dengan memberikan bantuan biaya pengobatan bagi karyawan adalah PT Taspen (Persero). PT Taspen (Persero) atau Tabungan dan Asuransi Pegawai merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang tabungan asuransi hari tua dan dana pensiun PNS. Perusahaan ini mempunyai kantor pusat di Jakarta dan memiliki kantor cabang di berbagai daerah di seluruh Indonesia. PT Taspen merupakan perusahaan BUMN yang memperhatikan kesejahteraan karyawannya dilihat dari berbagai kompensasi yang diberikan kepada karyawan, dimana untuk perusahaan BUMN PT Taspen merupakan perusahaan yang memberikan kompensasi besar, dan memiliki kebijakan/aturan mengenai pemenuhan hak-hak karyawan salah satunya fasilitas yang diberikan adalah bantuan biaya kesehatan yang tercantum dalam Keputusan Direksi Nomor: SK-13/DIR/2009 berupa penggantian biaya 2
kesehatan karyawan. Bantuan biaya pengobatan karyawan ini akan diganti secara tunai oleh perusahaan setiap kali melakukan pengobatan, dimana pada perusahan lain bantuan biaya pengobatan hanya diberikan satu kali dalam satu bulan, dengan nominal yang sama untuk setiap bulannya. Sesuai dengan keputusan pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2013 dimana setiap pegawai Pegawai Pemerintah Non PNS maupun PNS harus tercatat sebagai peserta Jaminan Kesehatan. Berdasarakan peraturan tersebut tahun 2015 PT Taspen baru akan bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam pemberian bantuan biaya kesehatan bagi karyawan. Pengalihan yang diatur oleh pemerintah ini menimbulkan berbagi pro dan kontra dari karyawan BUMN itu sendiri dimana berdasarkan pelayanan yang telah diberikan oleh BPJS selama ini menimbulkan ketidakpuasa bagi peserta BPJS Kesehatan. Hasil observasi ICW menunjukkan bahwa kualitas pelayanan kesehatan bagi peserta Askes belum baik jika di lihat berdasarkan panjangnya antrian berobat, sempitnya ruang tunggu dan lamanya peserta dalam menunggu waktu operasi. Beberapa peserta Askes mengeluhkan kekecewaan yang berkaitan dengan rumitnya proses administrasi untuk mengurus persyaratan, sikap perawat dan dokter yang tak ramah, lamanya waktu menunggu tindakan-tindakan medis atau operasi dan fasilitas ruang rawat yang terbatas, bahkan berita penolakan terhadap pasien jamkesmas sering terdengar (Tempo, 2009). Ketidakpuasan peserta Askes dapat dijelaskan dalam gambar 1.1. 3
Gambar 1. 1Persentase Kepuasan Peserta Askes Petugas Kesehatan Pelayanan Perawat Pelayanan Dokter 4,7% 4,7% 5,0% Series1 Pelayanan Kesehatan 83,2% 0,0% 20,0%40,0%60,0%80,0%100,0% Sumber : Indonesia Corruption Watch:2009 BJPS adalah lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarkan program jaminan sosial di Indonesia 1. BPJS memberikan jaminan kesehatan kepada seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali dengan syarat sudah tercatat sebagai peserta dari BPJS dan membayar iuran setiap bulannya untuk mendukung biaya pengobatan bagi peserta.kepesertaan BPJS Kesehatan saat ini juga terus berkembang dengan baik.berdasarkan informasi yang didapat dari website resmi BPJS Kesehatan sampai pada tanggal 05 Juni 2015 jumlah peserta sebanyak 145.428.914 jiwa. Pada tahun 2014 sendiri jumlah peserta 116.122.065 jiwa yang terdiri dari peserta pengalihan sebanyak 112.592.141jiwa dan peserta mandiri sebanyak 3.529.924 jiwa dengan perincian dapat dilihat dalam gambar 1.2. 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 4
Gambar 1. 2Data Jumlah Peserta BPJS Kesehatan Tahun 2014 (dalam jiwa) Jumlah Peserta 3.529.924 8.446.856 16.142.615 743.454 8.640.000 859.216 Sumber: www.bpjs-kesehatan.go.id Askes Jamkesmas TNI Polri Jamsostek. PT Taspen memperhatikan benar bagaimana kesejahteraan karyawan dengan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh karyawan dan memberikan kompensasi yang diharapkan dapat mencukupi semua kebutuhan karyawan. Pengalihan jaminan kesehatan ke BPJS Kesehatan merupakan salah satu upaya untuk tetap mensejahterakan karyawan, namun pegalihan tersebut menimbulkan tanda tanya mengenai bagaimana tanggapan karyawan tentang pengalihan tersebut, mengigat ada berbagia peraturan yang berbeda antara bantuan biaya pengobatan yang diberikan oleh PT Taspen dengan jaminan kesehatan yang diberikan oleh BPJS Kesehatan. PT Taspen Kantor Cabang Yogyakarta merupakan kantor cabang dimana sebagian besar karyawan menyatakan tidak setuju dengan pengalihan bantuan biaya pengobatan kepada BPJS Kesehatan. Besaran tanggapan karyawan yang menyatakan tidak setuju dengan mengalihan tesebut cukup signifikan disamping itu pemahaman karyawan PT Taspen Kantor Cabang Yogyakarta mengenai BPJS Kesehatan dirasa sangat kurang. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mempelajari bantuan biaya 5
pengobatan karyawan di PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Yogyakarta dengan judul ANALISIS TANGGAPAN KARYAWAN MENGENAIPENGALIHAN BANTUAN BIAYA PENGOBATAN DARI PERUSAHAAN KEPADA BPJS KESEHATAN (STUDI PADA PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG YOGYAKARTA). 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka merumuskan permasalahan yang akan menjadi pokok pembahasan, yaitu: 1. Apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari bantuan biaya pengobatan yang diberikan oleh PT Taspen (Persero) KC Yogyakarta dan jaminan kesehatan dari BPJS Kesehatan? 2. Bagaimana tanggapan karyawan PT Taspen (Persero) KC Yogyakarta mengenai pengalihan jaminan kesehatan kepada BPJS Kesehatan? 3. Bagaimana hubungan antara pelayanan, faskes, dan plafon pengobatan dengan tanggapan pengalihan bantuan pengobatan kepada BPJS Kesehatan? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem kompensasi karyawan PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Yogyakarta. Secara khusus, kajian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan bantuan biaya pengobatan yang diberikan oleh PT Taspen (Persero) KC Yogyakarta dengan jaminan Kesehatan dari BPJS Kesehatan. 6
2. Mengetahui bagaimana tanggapan karyawan PT Taspen (Persero) KC Yogyakarta mengenai pengalihan jaminan kesehatan kepada BPJS Kesehatan 3. Mengetahui hubungan antara pelayanan, faskes, dan plafon pengobatan dengan tanggapan pengalihan bantuan pengobatan kepada BPJS Kesehatan. 7
1.4 Kerangka Penulisan Kerangka penulisan dari penulisan ini adalah sebagai berikut: LATAR BELAKANG 1. Kompensasi sebagai bentuk pemenuhan kesejahteraan karyawan, kompensasi ini dapat berupa bantuan pengobatan yang diberikan kepada karyawan. 2. PT Taspen (Persero) merupakan perusahaan yang sangat memperhatikan kesejahteraan karyawan, dibuktikan dengan bantuan pengobatan yang diberikan dengan palafon yang meringankan pengobatan karyawan. 3. Pengalihan bantuan pengobatan perusahaan BUMN kepada BPJS Kesehatan yang diatur oleh pemerintah menimbulkan pro dan kontara dari karyawan BUMN. RUMUSAN MASALAH 1. Apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari bantuan biaya pengobatan yang diberikan oleh PT Taspen (Persero) KC Yogyakarta dan jaminan kesehatan dari BPJS Kesehatan? 2. Bagaimana tanggapan karyawan PT Taspen (Persero) KC Yogyakarta mengenai pengalihan jaminan kesehatan kepada BPJS Kesehatan? 3. Bagaimana hubungan antara pelayanan, faskes, dan plafon pengobatan dengan tanggapan pengalihan bantuan pengobatan kepada BPJS Kesehatan? TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan bantuan biaya pengobatan yang diberikan oleh PT Taspen (Persero) KC Yogyakarta dengan jaminan Kesehatan dari BPJS Kesehatan. 2. Mengetahui bagaimana tanggapan karyawan PT Taspen (Persero) KC Yogyakarta mengenai pengalihan jaminan kesehatan kepada BPJS Kesehatan 3. Mengetahui hubungan antara pelayanan, faskes, dan plafon pengobatan dengan tanggapan pengalihan bantuan pengobatan kepada BPJS Kesehatan. ALAT ANALISIS 1.Deskriptif Kualitatif 2. Korelasi Coefisien Contingensi Hasil 8