BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu yaitu penelitian percobaan yang betujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya pelakuan, dengan rancangan eksperimental ulang non random atau disebut juga nonrandomized pretest-postest control group design yaitu dengan melakukan pengukuran awal sebelum perlakuan diberikan.. Pembagian subyek dalam penelitian tidak dilakukan secara random. Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut : 10) AIR BAKU Y (1-6) X A X B X C X D O A1, O A2 O A6 O B1, O B2.O B6 O C1, O C2.O C6 O D1, O D2.O D6 Keterangan : Y : pemeriksaan sebelum perlakuan X A : perlakuan penyaringan dengan ketebalan pasir 50 cm X B : perlakuan penyaringan dengan ketebalan pasir 60 cm X C : perlakuan penyaringan dengan ketebalan pasir 70 cm X D : perlakuan penyaringan dengan ketebalan pasir 80 cm O A(1-6) O B(1-6) O C(1-6) O D(1-6) : perlakuan ke 1-6 pada air dengan ketebalan pasir 50 cm : perlakuan ke 1-6 pada air dengan ketebalan pasir 60 cm : perlakuan ke 1-6 pada air dengan ketebalan pasir 70 cm : perlakuan ke 1-6 pada air dengan ketebalan pasir 80 cm B. Subyek dan Sampel 1. Subyek
Subyek dalam penelitian ini adalah air yang berasal dari sumur yang ada di Desa Pesarean Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposif sampling. Berdasarkan rumus replikasi Kemas Ali Hanafiah (1994), yaitu (t 1)(r 1) 15, maka didapatkan jumlah pengulangan sebanyak 6 kali untuk 4 perlakuan, jadi total sampel yang diperiksa adalah 6 dengan 30 unit analisis berasal dari 6 sebelum perlakuan dan 24 setelah perlakuan. Dengan volume air yang akan digunakan unuk tiap tabung adalah 5925,5 ml sehingga diperlukan sampel sebanyak 29627 ml untuk sati kali pengulangan dan 177762 ml untuk keseluruhan penelitian. C. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel bebas Ketebalan lapisan saringan pasir adalah tebal lapisan pasir yang digunakan sebagai media saring untuk menurunkan kadar besi. Tebal lapisan pasir masingmasing adalah 50 cm, 60 cm, 70 cm, dan 80 cm. Satuan : cm Skala : nominal 2. Variabel terikat Kadar besi adalah angka yang menunjukkan banyaknya besi yang terdapat pada air baku sebelum dan sesudah perlakuan, diukur menggunakan spektofotometer. Satuan : mg/l Skala : rasio 3. Variabel kendali a. Jenis pasir Jenis pasir adalah pasir yang digunakan sebagai media saring. Pasir yang digunakan adalah pasir kali.. Skala : nominal b. Lama pemakaian saringan
Lama pemakaian saringan adalah waktu penggunaan atau frekuensi pemakaian saringan, saringan yang dipakai adalah saringan yang baru pertama kali akan digunakan. Skala : nominal c. Diameter pasir Diameter pasir adalah besarnya pasir yang digunakan dalam penyaringan saringan pasir lambat yaitu dengan diameter pasir 0,3 mm 1 mm. Pasir ini adalah pasir yang lolos pada ayakan 1 mm dan tidak lolos pada ayakan 0,3 mm. Skala : interval D. Metode Pengumpulan Data dan Prosedur penelitian 1. Metode pengumpulan data a. Data primer Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari hasil pemeriksaan sampel air dalam Laboratorium Kesehatan dan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal. b. Data sekunder Data sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai data penunjang dan data lengkap yang diperoleh secara langsung dari laporan akhir Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (KAPEDALDA) Kabupaten Tegal tahun 2004 dan data monografi Desa Pesarean. 2. Prosedur penelitian a. Persiapan penelitian 1) Survey awal lokasi penelitian 2) Pengumpulan data : dilakukan dengan studi pendahuluan yaitu darihasil laporan akhir KAPEDALDA dan pemerikasaan air sumur gali. 3) Referensi pendukung teori. b. Persiapan alat
1) Alat dan bahan disiapkan antara lain : Pipa PVC (ukuran 3 inchi), pasir, botol, selang, kran 0,5 inchi, kayu penyangga, batu kerikil sebagai penyangga lapisan pasir, bak penampung air baku. 2) Bak penampung air baku dilubangi sebanyak 4 buah dan dipasang kran dan selang pada ujung kran tersebut untuk mengalirkan air baku ke saringan. 3) Pipa dipotong sepanjang 150 cm kemudian bagian dasarnya ditutup dan dipasang kran untuk mengalirkan air saringan. 4) Tinggi lapisan air yang berada di atas media penyaring (supernatant) dibuat sedemikian rupa agar dapat menghasilkan tekanan (head) sehingga dapat mendorong air mengalir melalui pasir. 9) caranya dengan membuat lubang pada pipa dengan ketinggian yang sama dari permukaan pasir (flow over) yaitu setinggi 20 cm. c. Persiapan bahan 1) Pasir kali disiapkan kemudian diayak dengan saringan berukuran 100 mess untuk menghasilkan diameter pasir 0,3 mm - 1 mm. 2) Pasir dicuci dengan air bersih di dalam ember, caranya diaduk-aduk hingga warna air yang ada di dalam ember menjadi jernih atau tidak keruh lagi, lalu dijemur untuk dikeringkan. 3) Kerikil yang akan digunakan sebagai penyangga terlebih dahulu dicuci sampai bersih. 4) Pipa yang telah ditutup dasarnya diisi kerikil setebal 20 cm sebagai penyangga pasir kemudian diisi pasir sesuai ketebalannya masing-masing yaitu 50 cm, 60 cm, 70 cm, dan 80 cm. d. Penyaringan 1) Air sumur diambil dengan menggunakan jerigen volume 40 liter yang telah dicuci dengan air sumur/sampel untuk tiap perlakuan, sehingga tidak ada zat lain dalam jerigen yang akan mempengaruhi perubahan sampel kemudian dimasukkan ke dalam bak penampung, 2) Kran pada bak penampung dibuka untuk mengalirkan air ke masingmasing pipa.
3) Kran penyaring dibuka. 4) Setelah air keluar dari kran penyaringan, kran langsung ditutup. 5) Bila tiap lapisan terisi sampai flow over, kran air baku ditutup. 6) Sampel diambil dari kran yang telah dipasang selang untuk menghindari terjadinya aerasi. 7) Penyaringan dilakukan sehari satu kali untuk satu kali perlakuan. e. Penetapan kadar besi 12) Metode yang digunakan dalam penetapan kadar besi adalah dengan menggunakan metode kolorimetri yang dapat digunakan dengan menggunakan phenanthroline. Hal ini dapat dilakukan di Laboratorium Kesehatan dan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal. Prinsip dari metode ini adalah besi dalam air direduksi menjadi bentuk ferro dengan cara mendidihkannya dengan asam dan hidroksilamin HCl, kemudian direaksikan dengan 1,10 phenantroline pada ph 3,3 33. Tiga molekul phenanthroline dengan satu atom besi ferro membentuk senyawa komplek berwarna merah jingga. Warna yang terbentuk dibandingkan dengan bahan baku yang telah diketahui kadarnya secara spektofotometer pada panjang gelombang (λ) 510 nm. Pereaksi yang digunakan dalam penetapan kadar besi ini adalah sebagai berikut : 1) Asam klorida p.a 2) Hidroksilamin HCl : yaitu 10 gram NH 2 OH.HCl dilarutkan dengan aquades sampai volume 100 ml. 3) Dappar ammonium asetat : yaitu 250 gram NH 4 asetat dalam 150 ml aquades ditambah 70 ml asam asetat glacial. 4) Phenanthroline : 100 gram 1,10 phenanthroline monohidrat dalam 100 ml aquades kemudian dipanaskan hingga 80 0 c (jangan sampai mendidih) atau tanpa pemanasan tapi ditambah 2 tetes HCl pekat. Adapun cara penetapan kadar besi adalah sebagai berikut : 1) Sampel air yang akan diperiksa dikocok terlebih dahulu kemudian dimasukkan kedalam labu erlenmeyer sebanyak 50 ml.
2) 2 ml HCl pekat dan 1,0 hidroksilamin. HCl ditambahkan dalam labu erlenmeyer tadi. 3) Dipanaskan hingga mendidih sampai volume 15-20 ml. 4) Sampel yang telah dipanaskan tadi kemudian didinginkan dan dipindahkan ke dalam labu 50 ml atau 100 ml. 5) Tambah 10 ml dappar ammonium asetat dan 2.0 ml phenathroline, kemudian diencerkan dengan aquades sampai tanda batas. 6) Sampel yang telah jadi dimasukkan pada spektofotometer dengan panjang gelombang (λ) 510 nm kemudian dibaca hasilnya. 7) Mengukur penetapan kadar besi dengan rumus sebagai berikut : Abs sample x C baku x P sample = mg Fe / l Abs baku E. Metode Pengolahan dan Analisis data 1. Pengolahan data Data yang diperoleh secara langsung dari proses penyaringan berupa angka-angka diberi kode sebelum dimasukkan ke dalam tabel. Kemudian data dimasukkan ke dalam soft ware komputer. 2. Analisis data a. Analisis deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang diteliti dan dijabarkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Replikasi/ulangan Kadar besi berdasarkan ketebalan (mg/l) 0 cm 50 cm 60 cm 70 cm 80 cm 1 2
3 4 5 6 Rata-rata b. Analisis analitik Analisis analitik digunakan untuk menganalisis pengaruh variasi berbagai ketebalan lapisan pasir terhadap penurunan kadar besi dengan uji statistik one way anova. Kemaknaan uji dilihat dari F hitung atau signifikasi, apabila F hitung lebih besar dari F tabel maka hipotesa nol ditolak atau P value lebih kecil dari α (0,05) maka hipotesa nol ditolak. Dan untuk mengetahui hasil lebih lanjut menggunakan uji post hock tukey.