BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Pendahuluan. Identifikasi dan Perumusan Masalah. Studi Pustaka. Pengumpulan Data.

BAB III METODE PENELITIAN

PERENCANAAN ENERGI TERPADU DENGAN SOFTWARE LEAP (LONG-RANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING)

Secara garis besar penyusunan proyeksi permintaan energi terdiri dari tiga tahap,

III. METODE PENELITIAN. hardware Prosesor intel dual core 1,5 GHz, Memory Ram 1 GB DDR3, Hard

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

Studi Awal Kebutuhan Energi Listrik dan Potensi Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

Penyusunan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) di Indonesia : Fasilitasi Penyusunan RUED di Propinsi Riau dan Kalimantan Tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL TERHADAP PERMINTAAN ENERGI DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK LEAP

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pemodelan Kebutuhan Energi Sulawesi Selatan dengan Skenario Energi Baru/Terbarukan

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR... 5

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LEAP PANDUAN PERENCANAAN ENERGI. Long-range Energy Alternatives Planning system. Disusun oleh Oetomo Tri Winarno

PERBANDINGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR ANTARA BUS DAN TRAVEL MINIBUS RUTE SEMARANG SOLO SAMPAI TAHUN 2040 MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai mesin penggerak pembangunan di Indonesia. Selain berkontribusi

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT & BANTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP

I. PENDAHULUAN. tertentu, pada periode tertentu, dan pada tingkat harga tertentu. Demand adalah

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012

IDENTIFIKASI POTENSI ENERGI MIKROHIDRO UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Kajian Perencanaan Energi Listrik di Wilayah Kabupaten Sorong Menggunakan Perangkat Lunak LEAP

Potensi Energi Panas Bumi di Kabupaten Banyuwangi: Studi Awal Model Perencanaan Penyediaan Energi Listrik Jangka Panjang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjadi cakupan Provinsi Kalimantan Selatan. Provinsi Kalimantan Tengah

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Listrik di Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun dengan Menggunakan Perangkat Lunak Leap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

LEAP MANUAL PENYUSUNAN DATA BACKGROUND STUDY RPJMN TAHUN LONG-RANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Intensitas pemakaian energi adalah parameter yang menyatakan besarnya pemakaian energi untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berusaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan primer maupun sekundernya. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi proses produksinya sebagai syarat untuk bisa terus bertahan di tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah

Bab II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda

Yulianta Siregar Departemen electrical engineering University of North Sumatera Bali 28 Mei 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Iva Prasetyo Kusumaning Ayu, FE UI, 2010.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

Kajian Perencanaan Kebutuhan dan Pemenuhan Energi Listrik di Kota Manado

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

ANALISIS ENERGY BALANCE TAHUN 2000 SAMPAI DENGAN 2015

PREDIKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK PT.PLN (PERSERO) RAYON PURWOKERTO KOTA (STUDI KASUS)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keadaan Demografis Provinsi DKI Jakarta

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

BAB I 1 PENDAHULUAN. listrik menjadi hal utama yang perlu diperhatikan. Sumber energi yang digunakan untuk pembangkitan listrik perlu diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Energi adalah bagian yang sangat penting pada aspek sosial dan perkembangan ekonomi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

VIII. EFISIENSI DAN STRATEGI ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. energi perlu dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Disisi lain

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan harga minyak tanah tentunya akan berdampak pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR PERAN POTENSI ENERGI TERBARUKAN DALAM MENEKAN ANGKA PENGGUNAAN BATUBARA DALAM PENYEDIAAN ENERGI LISTRIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. nasional yang meliputi kebijakan penyediaan energi yang optimal dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

Untuk mengatasi permasalahan di atas, pada tahun 2003 pemerintah meluncurkan program kemitraan konservasi energi. Program kemitraan ini merupakan kese

III. METODE PENELITIAN

PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA)

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. energi perlu dilaksanakan secara berdayaguna dan berhasilguna. Dilihat dari

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Dari serangkaian analisis yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan :

PENGEMBANGAN MODEL PROYEKSI PERSEDIAAN DAN PERMINTAAN ENERGI DAN INDIKATOR KETAHANAN ENERGI DAN ENERGI BERSIH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan

TUGAS AKHIR ANALISIS POTENSI LIMBAH PADI SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP

Proyeksi Sistem Energi Listrik Provinsi Lampung Tahun 2025

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

ANALISIS PENYEDIAAN DAN KEBUTUHAN ENERGI SEKTOR RUMAH TANGGA DI PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1)

PROYEKSI KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI PROPINSI SULAWESI TENGAH TAHUN

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

Bab I. Pendahuluan. Energi listrik adalah energi yang tersimpan dalam arus listrik, dimana

TUGAS AKHIR KAJIAN EMISI CO2 DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN LONGRANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING (LEAP) DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah-langkah Penyusunan Tugas Akhir Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi dan Perumusan Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis Data Penulisan Tugas Akhir Selesai Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penulisan 45

46 Gambar 3.1 menjelaskan tentang langkah-langkah penulisan yang dilakukan. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas maka dibawah ini diberikan penjelasan yang lebih menyeluruh dari setiap langkah-langkah penulisan tugas akhir: 1. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan adalah tahap awal dalam metodologi penulisan. Pada tahap ini mencari informasi informasi-informasi awal keadaan demografi Provinsi Jawa Timur 2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Setelah diadakan studi pendahuluan, permasalahan listrik di Provinsi Jawa Timur diidentifikasi. Kemudian penyebab dari permasalahan dapat ditelusuri. Permasalahan yang diangkat menjadi topic adalah analisis tentang perencanaan penyediaan dan kebutuhan energi listrik selama 10 tahun dengan memperhitungkan peningkatan penduduk, pertumbuhan ekonomi serta pengaruh konservasi energi. 3. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan unrtuk mencari informasi-informasi tentang teori, metode, dan konsep yang relevan dengan permasalahan, sehingga dengan informasi tersebut dpat digunakan sebagai acuan dalam penyelesaian permasalahan. Studi pustaka dilakukan dengan mencari informasi dan referensi dalam bentuk buku, jurnal, serta informasi dari internet maupun sumber-sumber lainnya seperti bertanya kepada dosen. 4. Pengumpulan Data Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara menggali informasi yang berhubungan langsung dengan keadaan demografi di Provinsi Jawa Timur seperti data jumlah penduduk tahun 2015, data jumlah pelanggan energi listrik, data PDRB disegala sektor yaitu industri, bisnis, sosial, dan publik tahun 2015, serta data potensi energi baru terbarukan di Jawa Timur. Datadata ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur (BPS-Jatim), Bappeda Jawa Timur, Statistik PLN dan RUPTL PLN.

47 5. Pengolahan Data Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Longrange Energy Alternatives Planning system (LEAP). Perhitungan (accounting) permintaan energi atau pemasokan energi adalah metode pemodelan yang digunakan dalam LEAP. Dengan menghitung dan menjumlahkan pemakaian dan penyadiaan energi pada masing-masing jenis kegiatan dengan metode akunting ini. 6. Analisis Data Dari simulasi akan didapatkan suatu hasil yang nantinya akan dianalisis. Data yang dianalisis adalah proyeksi beban untuk memperkirakan dengan tepat seberapa besar daya listrik dengan mengimplementasikan energi terbarukan. 7. Penulisan Tugas Akhir Setelah selesai melakukan pengolahan data, maka langkah berikutnya adalah menyusun tuga akhir sesuai dengan peraturan yang baku. 3.2 Diagram Alir Permodelan LEAP Model yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah Longrange Energy Alternatives Planning system (LEAP) dengan diagram alir sebagaimana pada gambar 3.2 LEAP adalah alat pemodelan dengan scenario terpadu berbasis pada lingkungan dan energi. LEAP menggabungkan analisis terhadap konsumsi energi, transformasi, dan produksi dalam suatu system energi dengan menggunakan indicator antara lain indicator demografi, pembangunan ekonomi, teknologi, harga, kebijakan dan regulasi.

48 Gambar 3.2 Diagram Alir Pemodelan LEAP 3.3 Simulasi LEAP Untuk melakukan simulasi menggunakan LEAP, perlu melihat kembali data yang dimiliki. Hal ini dimungkinkan karena algoritma LEAP yang memiliki fleksibilitas tinggi yang memberi keluasan bagi engguna dalam melakukan stimulasi. LEAP dapat diatur sesuai data yang dimiliki. Apabila data yang dimiliki sangat lengkap seperti emisi buang, teknologi pembangkitan, higga peralatan elektronik dan penerangan dalam bangunan mampu diakomodasi oleh LEAP. Demikian juga apabila data yang dimiliki sangat terbatas seperti simulasi pada penelitian ini dimana hanya memiliki data yang berkaitan dengaan konsumsi energi listrik pun dapat digunakan. Langkah pertama dalam simulasi adalah mengatur dan menentukan parameter dasar simulasi. Didalam parameter dasar, lingkup kerja ditentukan yaitu hanya pada analaisis permintaan (demand). Kemudian menentukan tahun dasar stimulasi. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai tahun dasar adalah tahun 2015, setelah itu menentukan batas akhir periode simulasi yaitu tahun 2025. Yang terakhir adalah menentukan unit satuan yang digunakan seperti unit energi, unit panjang, massa, dan mata uang.

49 Proses analisis data dengan menggunakan software LEAP disediakan empat modul utama dengan tiga modul tambahan. Modul utama adalah modul-modul standar yang umum digunakan dalam pemodelan energi, yaitu: Statistical Differences, Stock Changes, dan Non Energy Sector Effects. a. Modul Key Assumption Modul Key Assumption adalah untuk menampung parameterparameter umum yang dapat digunakan pada Modul Demand mapun Modul Transformation. Parameter umum ini misalnya adalah jumlah penduduk, PDRB (Produk Domestic Regional Bruto) dan sebagainya. Modul Key Assumption ini sifatnya komplemen terhadap modul lainnya. Pada model yang sederhana, dapat saja modul ini tidak difungsikan. b. Modul Demand Modul Demand adalah menghitung permintaan enrgi-energi. Pembagian sector pemakai energi sepenuhnya dapat dilakukan sesuai kebutuhan pemodel, permintaan energi didefinisikan sebagai perkalian antara aktifitas pemakaian energi (misalnya jumlah penduduk, jumla kendaraan, volume nilai tambah, dan sebagainya) dan intensitas pemakaian energi yang bersangkutan. c. Modul Transformation Modul Transformation adalah menghitung pemasokan energi. Pemasokan energi dapat terdiri atas produksi energi primer (gas bumi, minyak bumi, batu bara, dan sebagainya) dan energi sekunder (listrik, bahan bakar minyak, LPG, briket, batu bara, arang, dan sebagainya). Susunan cabang dalam modul Transformation sudah ditentukan strukturnya, yang masing-masing kegiatan transformasi energi terdiri atas proses dan output. d. Modul Resources Modul Resources adalah terdiri atas Primer dan Sekunder. Kedua cabang ini sudah default. Cabang-cabang dari Modul Resources akan muncul dengan sendirinya sesuai dengan jenis-jenis energi yang dimodelkan dalam Modul Transfomation. Beberapa parameter perlu

50 diisikan, seperti jumlah cadangan (minyak bumi, gas bumi, batubara, dan sebagainya) dan potensi energi (tenaga air, biomassa, dan sebagainya). e. Modul Statistical Differencs Modul Statistical Differencs adalah untuk menuliskan asumsiasumsi selisih antara data demand dan supply karena perbedaan pendekatan dalam perhitungan demand dan perhitungan supply energi. Cabang-cabang dalam dalam Modul Statistical Differencs akan muncul dengan sendirinya sesuai dengan jenis-jenis energi yang dimodelkan dalam Modul Demand. Pada umumnya, statistical differencs pada pemodelan dingggap nol. f. Modul Stock Changes Modul Stock Changes adalah untuk meuliskan asumsi-asumsi perubahan stok atau cadangan energi pada awal tahun tertentu dengan awal tahun berikutnya. Cabang-cabang dalam Modul Stock Changes akan muncul dengan sendirinya sesuai dengan jenis-jenis energi yang dimodelkan dalam Modul Transformation. Pada umumnya, perubahan stok pada pemodelan dianggap nol. g. Modul Non Energy Sector Effects Modul Non Energy Sector Effects adalah untuk menempatkan variable-variabel dampak negative kegiatan sector energi, seperti tingkat kecelakaan, penurunan kesehatan, terganggunya ekosistem, dan sebagainya. Susunan modul tersebut diatas sudah baku. LEAP akan mensimulasikan model berdasarkan susunan tersebut, dari atas kebawah. Simulasi LEAP bersifat straight forward, tidak ada feedback antara demand dan supply energi yang berasal dari transformasi energi domestik maupun impor energi.