METODE PENELITIAN. ini yaitu untuk mengetahui dampak kebijakan affirmative action kuota 30%

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif. Menurut

BAB III. METODE PENELITIAN. tipe penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Sesuai dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan/lisan dari orang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang didasarkan pada data

III. METODE PENELITIAN. penelitian ilmiah. Pada penelitian ini, penulis menggunakan tipe dan jenis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan

III METODE PENELITIAN. merupakan instrumen kunci yang mengumpulan data secara triangulasi

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk melaksanakan penelitian mengenai evaluasi Kinerja KPU Kota Salatiga

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempatnya berlokasi di SDN 8 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Yang

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian deskriftif kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana political marketing yang

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian

METODE PENELITIAN. dari data penelitian yang didapat (Nawawi, 2001:240). Dalam penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sugiono (2013: 3) tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian diperlukan suatu

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kualitatif. Alasan penulis menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Meleong (2004: 26), penelitian kualitatif adalah penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota

III. METODE PENELITIAN. mengukur maupun mengumpulkan data serta bagaimana melakukan penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

III. METODE PENELITIAN. ini bermaksud untuk menggambarkan dan menganalisis secara mendalam atas

III. METODE PENELITIAN. kelompok, atau situasi. Menurut Smith, sebagaimana dikutip Lodico,Spaulding

III. METODE PENELITIAN. mengeksplorasi dan proses kebijakan pembentukan wilayah Kecamatan Way

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN

I. PENDAHULUAN. pendidikan, pekerjaan, dan politik. Di bidang politik, kebijakan affirmative

III. METODE PENELITIAN. bagaimana Sikap Politik Anggota DRPD Terhadap Anggota DPRD. Perempuan di Lembaga Legislatif DPRD Kota Bandar Lampung, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode secara harfiah berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang Mitos di Gunung Selamet Di Dusun Bambangan, Desa

PROSES PENETAPAN CALON LEGISLATIF (CALEG) PARTAI POLITIK UNTUK PEMILIHAN UMUM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan field research, yaitu penelitian yang dilakukan dalam kehidupan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. lokasi, pendekatan, bidang ilmu dan sebagainya. Agar suatu penelitian dapat. digunakan harus ditentukan terlebih dahulu.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi yang mengkaji tentang Pelaksanaan Fungsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.

Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, Ed. IV, 2002, hlm. 13

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

III. METODE PENELITIAN. merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang

III. METODE PENELITIAN. jenis data penelitian yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Selanjutnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang hadir dalam suatu konteks yang terbatas (bounded context), meski batasbatas

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dikarenakan dari 4 Kabupaten/Kota di DIY. yang memiliki basis masa tidak sebanyak partai pesaingnya.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga akan menentukan

BAB III RUMUSAN PENELITIAN. mengungkapkan sesuatu yang belum diketahui dengan metode sistematis dan terarah.

Pertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan AR-Rahman dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang diteliti yang rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistic dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah field research (penelitian

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Metode Kualitatif. Metode Kualitatif menurut

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. atau dengan menggunakan alat kuantifikasi yang lain, melainkan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

BAB II METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data deskripstif berupa kata-kata tertulis, atau lisan dari orang-orang dan perilaku

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

A. Kesimpulan BAB V PENUTUP

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

BAB III METODE PENELITIAN. Magelang. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena di Dusun

III. METODE PENELITIAN. pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data.

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi artinya pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan

BAB III METODE PENELITIAN. metode dalam meneliti status sekelompok manusia. Suatu objek, suatu sistem

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data serta bagaimana melakukan penelitian di lapangan (Nazir,

DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH

BAB III METODE PENELITIAN. memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitanya terhadap orang-orang yang berada

III. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana proses implementasi

Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. cara-cara yang akan digunakan bersifat operasional dari kegiatan yang akan

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Data serta argumentasi yang dibangun dalam penelitian ini, menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak kebijakan affirmative action kuota 30% calon legislatif perempuan terhadap kualitas rekrutmen calon legislatif perempuan di DPC PDI Perjuangan. Selain itu, dengan menggunakan tipe penelitian kualitatif peneliti dapat menggali informasi secara holistik (utuh) dari sumber informasi dan data dinyatakan dalam keadaan yang sewajarnya (natural setting) tanpa mengubah ke dalam bentuk simbol atau bilangan. Penggunaan tipe penelitian ini diharapkan mampu memberikan data yang akurat sehingga peneliti dapat memberikan kesimpulan yang tepat dari penelitian ini. Pertimbangan lain dalam penelitian yang bersifat kualitatif ini adalah bahwa dalam penelitian kualitatif ini tidak hanya mengungkapkan peristiwa riil yang bisa dikuantifikasikan, tetapi lebih dari itu hasilnya diharapkan dapat mengungkapkan nilai-nilai tersembunyi. Selain itu penelitian ini akan lebih peka terhadap informasi yang bersifat kualitatif deskiriptif dengan secara relatif berusaha mempertahankan keutuhan dari objek yang diteliti.

47 Dengan demikian melalui jenis penelitian ini, maka dapat dijelaskan secara terperinci jalan cerita kronologis, sehingga hasil akhirnya bisa memberikan rekomendasi kepada Policy Maker untuk merumuskan kembali sekaligus sebagai penyempurnaan suatu kebijakan yang akan diambil dan diimplementasikan. Nawawi (2000:17) mengatakan bahwa keuntungan dari pendekatan kualitatif sering diabaikan, padahal kekuatannya terletak dalam fakta bahwa riset ini adalah membuat periset terlibat dalam mengamati sendiri orang-orang dalam setting social yang menjadi tujuan penelitiannya. Membuat peneliti dapat mengamati sendiri orang-orang dalam situasi sehari-hari dan ikut serta beraktivitas bersama mereka. B. Fokus Penelitian Menurut Moleong (2001:237), fokus penelitian ditentukan dengan tujuan : 1. Membatasi studi, berarti bahwa dengan adanya fokus penentuan tempat, penelitian menjadi layak. 2. Secara efektif untuk menyaring informasi yang mengalir masuk, jika data tidak relevan maka data tersebut dapat dihiraukan. Untuk membatasi analisa dalam penelitian ini, yang menjadi inti perumusan masalah dan tujuan penelitian, penulis memfokuskan penelitian pada dampak kebijakan kuota 30% calon legislatif perempuan yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), yaitu Peraturan KPU No. 7 Tahun 2013 tentang pencalonan Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota sebagai pengaturan lebih lanjut Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD

48 Kabupaten/Kota terhadap kualitas rekrutmen calon legislatif perempuan di DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu. Untuk menganalisa dampak kebijakan tersebut terhadap kualitas rekrutmen calon legislatif perempuan, maka penulis memfokuskan pengumpulan data yang terkait dengan rekrutmen secara keseluruhan calon legislatif perempuan sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran tentang dampak kebijakan kuota 30% keterwakilan perempuan secara keseluruhan. Fokus penelitian tersebut di antaranya: 1. Proses rekrutmen calon legislatif perempuan Serangkaian kegiatan atau urutan pelaksanaan yang dilakukan partai politik untuk menyeleksi dan memilih perempuan untuk dimasukkan dalam daftar calon legislatif perempuan di partai politik tersebut. 2. Output rekrutmen calon legislatif perempuan Hasil dari proses rekrutmen calon legislatif perempuan yang telah memenuhi kriteria berdasarkan indikator-indikator dalam proses rekrutmen yang ditetapkan oleh partai politik. 3. Kualitas rekrutmen calon legislatif perempuan Suatu kondisi yang berhubungan dengan kelayakan atau kecocokan calon legislatif perempuan dengan spesifikasi atau permintaan yang dibutuhkan oleh partai politik. Kualitas rekrutmen calon legislatif perempuan dilihat melalui dua aspek. Aspek yang pertama adalah kualitas proses rekrutmen calon legislatif perempuan yang dilihat melalui perspekti tipologi rekrutmen sebagai berikut: 1) Partisan Pendukung yang kuat

49 Loyalitas tinggi 2) Compartmentalization Latar belakang pendidikan Pengalaman organisasi Kegiatan sosial politik 3) Immediate Survival Dilakukan otoritas pemimpin partai Tanpa memperhatikan kemampuan 4) Civil Service Reform Kemampuan loyalitas Aspek yang kedua adalah kualitas calon legislatif perempuan yang dilihat melalui kriteria Kingsley, diantaranya: 1) Social Background Latar belakang sosial dan ekonomi 2) Political Socialization Pengalaman sosialisasi politik 3) Initial Political Activity Aktivitas atau pengalaman politik 4) Apprenticenship Pengalaman magang dalam menduduki jabatan 5) Occupational Variables Pengalaman kerja dalam lembaga formal (non politik)

50 6) Motivation Tujuan menjadi calon legislatif 7) Selection Mekanisme rekrutmen C. Jenis Data Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, oleh karena itu teknik pengambilan sampel dilakukan secara selektif. Dalam hal ini peneliti memakai berbagai pertimbangan berdasarkan konsep teori yang dipergunakan, keinginan peneliti, karakteristik pribadi dan sebagainya, sehingga mampu memperoleh informasi yang valid dan penuh pemaknaan dan lebih berharga dari sekedar ungkapan dalam bentuk angka. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari tempat atau lokasi penelitian melalui teknik wawancara (interview) dan pengamatan langsung (observasi) dari objek yang diteliti. Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan cara tatap muka antara peneliti dan informan. Informan dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa informan dalam penelitian ini mengetahui secara baik tentang rekrutmen calon legislatif perempuan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu. 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari laporan tertulis yang berupa data informasi dari pengurus DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu yang berupa data-data organisasi dan lainnya. Data sekunder yang didapat pada penelitian ini berupa Struktur Komposisi dan Personalia DPC PDI

51 Perjuangan Kabupaten Pringsewu, SK Nomor 061/TAP/DPP/2013 tentang Tata Cara Penjaringan, Penyaringan, Penetapan dan Pendaftaran Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota pada Pemilihan Umum Tahun 2014, formulir rekrutmen calon legislatif perempuan, daftar nama bakal calon legislatif DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu, daftar nama calon legislatif DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu, daftar riwayat hidup calon legislatif DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu, dan hasil rekapitulasi hasil perolehan suara KPUD Kabupaten Pringsewu. D. Penentuan Informan Penentuan informan dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. Sejalan dengan hal tersebut menurut Sugiyono (2006:54): Penentuan informan caranya dengan peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan, selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari informan sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap. Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Informan dalam penelitian ini sebagai berikut:

52 1. Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu, Aris Mulato. 2. Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu, Suroso. 3. Wakil Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu, Wiwiek Wahyuni. 4. Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu/Caleg Dapil 1, Retno Palupi. 5. Sekretaris PAC PDI perjuangan Kecamatan Pringsewu/Caleg Dapil 1, Rusita Apriyani. 6. Caleg Dapil 2, Wahyuni. 7. Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan PAC PDI Perjuangan Kecamatan Gadingrejo/Caleg Dapil 2, Lenawati. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Teknik wawancara mendalam Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai topik penelitian dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada informan yang telah ditentukan. Menurut Moleong (2001:193) cara melakukan wawancara dapat dilakukan dengan menggunakan skedul terstruktur, terfokus atau bebas. Skedul terstruktur adalah wawancara yang digunakan peneliti dengan menggunakan pedoman wawancara yang spesifik dan terstruktur. Wawancara terfokus digunakan untuk tujuan memperoleh data atau

53 opini dari responden yang bersifat khusus, seperti masalah-masalah yang sangat pribadi atau rahasia. Wawancara bebas dilakukan oleh peneliti dengan tidak menggunakan panduan khusus. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara secara mendalam yaitu suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka langsung dengan informan dengan maksud untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti dengan menggunakan metode wawancara mendalam, peneliti dapat memperoleh data yang lebih mendalam, terperinci dan gambaran yang jelas mengenai proses rekrutmen calon legislatif perempuan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu dan memperoleh gambaran tentang kualitas calon legislatif perempuan berdasarkan kriteria yang dipakai dalam penelitian ini. Wawancara mendalam dilakukan kepada seluruh informan di kediaman masing-masing informan dari tanggal 3 Mei 2014 sampai tanggal 7 Juni 2014 berdasarkan janji melakukan pertemuan yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan masingmasing informan dengan mengajukan pertanyaan yang telah dibuat dalam daftar panduan wawancara yang diajukan langsung kepada informan. Selain itu, peneliti juga terkadang mengajukan pertanyaan tidak berdasarkan panduan wawancara apabila menemukan hal-hal yang penting untuk digali lebih dalam lagi. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan cara tanya jawab dengan informan yang dimulai dengan Sekretaris DPC PDI Perjuangan

54 Kabupaten Pringsewu, Aris Mulato pada tanggal 3 Mei 2014. Wawancara dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti. Pertanyaan pertama yang diajukan mengenai bagaimana sikap DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu dalam menghadapi kebijakan affirmative action kuota 30% keterwakilan perempuan. Selanjutnya peneliti bertanya mengenai bagaimana proses rekrutmen calon legislatif perempuan untuk memenuhi kuota 30% keterwakilan perempuan. Ada beberapa hal penting yang didapat dari informan mengenai proses rekrutmen calon legislatif perempuan, yaitu mengenai pedoman pelaksanaan rekrutmen dan hal yang paling penting untuk disorot adalah masalah penggunaan bobot skoring dalam rekrutmen calon legislatif DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu. Selanjutnya ditemukan pula hambatan-hambatan yang dialami DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu untuk memenuhi kuota 30% keterwakilan perempuan dan terdapat konflik kecil yang terjadi dalam proses perekrutan dari beberapa kader laki-laki yang tidak lolos penyaringan. Wawancara selanjutnya diputuskan oleh peneliti untuk meminta informasi dari Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu, yaitu Suroso pada tanggal 12 Mei 2014. Informan ini dipilih karena dari hasil wawancara sebelumnya terdapat panitia seleksi yang salah satunya adalah Suroso. Informan ini dipilih untuk mengecek kembali kebenaran dari data yang telah didapat

55 sebelumnya. Hasil wawancara dengan Suroso didapatkan kesamaan informasi mengenai proses rekrutmen calon legislatif dan hambatanhambatan yang dialami DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu. Bahkan Suroso cenderung lebih terbuka dalam mengungkapkan masalah-masalah yang terjadi dalam proses rekrutmen calon legislatif perempuan dan mengkritisi proses rekrutmen tersebut. Data dari dua pengurus partai mengenai proses rekrutmen calon legislatif perempuan telah cukup memadai bagi peneliti untuk melihat gambaran mengenai proses rekrutmen calon legislatif perempuan karena telah menunjukkan kesamaan data. Tetapi peneliti juga membutuhkan data mengenai proses rekrutmen calon legislatif perempuan dari calon legislatif perempuan itu sendiri. Wawancara terhadap calon legislatif perempuan yang pertama dilakukan kepada Sekretaris PAC PDI perjuangan Kecamatan Pringsewu/Caleg Dapil 1, Rusita Apriyani pada tanggal 13 Mei 2014. Wawancara dengan calon legislatif perempuan ini tidak hanya mengkonfirmasi mengenai proses rekrutmen calon legislatif perempuan tetapi juga mengajukan beberapa pertanyaan yang akan menentukan kualitas calon legislatif perempuan melalui kriteria Kingsley. Hasil wawancara dengan Rusita Apriyani menunjukkan bahwa dia hanya sebagai pelengkap untuk memenuhi kuota 30% keterwakilan perempuan. Hal ini sama dengan pengakuan Aris Mulato bahwa ada calon legislatif perempuan yang hanya dijadikan pelengkap dari daerah pemilihan 1.

56 Wawancara selanjutnya, peneliti memilih informan dari calon legislatif perempuan yang menurut informan sebelumnya memang memiliki niat untuk mencalonkan diri. Hal ini diharapkan dapat menemukan pola jawaban yang berbeda dari informan yang memiliki niat dalam mencalonkan diri menjadi calon legislatif perempuan. Informan itu ialah Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu/Caleg Dapil 1, Retno Palupi yang diwawancarai pada tanggal 17 Mei 2014. Hasil wawancara menunjukkan jawaban yang lebih memuaskan khususnya berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang diambil dari kriteria Kingsley. Adanya motivasi yang jelas dalam mencalonkan diri juga terlihat dibandingkan dengan calon legislatif perempuan yang hanya menjadi pelengkap saja. Selain itu, jawaban-jawaban yang diberikan juga lebih berkembang sehingga peneliti mendapatkan data yang lebih dari sekedar pertanyaan yang ditanyakan. Untuk lebih meyakinkan peneliti bahwa terdapat pola jawaban yang berbeda dari calon legislatif perempuan yang memiliki niat mencalonkan diri dengan yang hanya menjadi pelengkap saja, maka peneliti memilih informan dari daerah pemilihan lain yang dibagi berdasarkan hal tersebut. Informan yang selanjutnya adalah calon legislatif perempuan daerah pemilihan 2, yaitu Wahyuni yang diwawancarai pada tanggal 6 Juni 2014. Wahyuni merupakan calon legislatif perempuan dari eksternal partai yang sebelumnya diajak untuk

57 mencalonkan diri oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu tetapi menolak. Tetapi pada akhirnya Wahyuni memutuskan untuk mencalonkan diri setelah mendapatkan izin dari keluarga. Hasil wawancara dengan Wahyuni didapatkan informasi mengenai proses rekrutmen calon legislatif perempuan yang tidak sesuai dengan pedoman yang dijadikan dasar dalam rekrumen calon legislatif DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu. Mengenai proses rekrutmen calon legislatif perempuan yang tidak sesuai dengan pedoman, peneliti mencoba mengkonfirmasi dengan calon legislatif perempuan lainnya di daerah pemilihan 2 apakah mengalami hal yang sama. Wawancara itu dilakukan dengan Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan PAC PDI Perjuangan Kecamatan Gadingrejo/Caleg Dapil 2, Lenawati pada tanggal 6 Juni 2014. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan pedoman rekrutmen calon legislatif. Ketidaksesuaian proses rekrutmen calon legislatif khususnya dalam hal untuk memenuhi kuota 30% keterwakilan perempuan. Selanjutnya untuk mengkonfirmasi hal tersebut, peneliti mewawancarai Wakil Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu, Wiwiek Wahyuni pada tanggal pada tanggal 7 Juni 2014. Wiwiek mengaku bahwa DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu kesulitan dalam memenuhi kuota 30% keterwakilan

58 perempuan. Akibatnya DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu mengambil sumber eksternal untuk memenuhi kuota 30% keterwakilan perempuan. Calon legislatif perempuan yang hanya sebagai pelengkap kuota 30% keterwakilan perempuan tentunya tidak terlalu dibebani dengan proses rekrutmen calon legislatif sesuai dengan pedoman yang digunakan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu. Wawancara dengan Wiwiek Wahyuni juga banyak membahas mengenai latar belakang calon legislatif perempuan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu untuk melengkapi data yang tidak didapatkan dari calon legislatif perempuan yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas calon legislatif perempuan melalui kriteria Kingsley. 2. Dokumentasi Menurut Moleong (2001:96), dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan. Dokumen ini dapat berupa data-data penting yang berkaitan dengan proses rekrutmen calon legislatif perempuan dan latar belakang calon legislatif perempuan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu. Teknik dokumentasi pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data pada DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu yang berkaitan dengan masalah penelitian yang ditemukan ketika melakukan wawancara. Untuk memperkuat data hasil wawancara ada beberapa dokumen yang diperlukan untuk mengkonfirmasi hal tersebut. Dokumen-dokumen yang diperoleh dalam

59 penelitian ini di antaranya Struktur Komposisi dan Personalia DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu, SK Nomor 061/TAP/DPP/2013 tentang Tata Cara Penjaringan, Penyaringan, Penetapan dan Pendaftaran Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota pada Pemilihan Umum Tahun 2014, formulir rekrutmen calon legislatif perempuan, daftar nama bakal calon legislatif DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu, daftar nama calon legislatif DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu, daftar riwayat hidup calon legislatif DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu, dan hasil rekapitulasi hasil perolehan suara KPUD Kabupaten Pringsewu. F. Teknik Pengolahan Data Setelah data diperoleh dari lapangan dan terkumpul semua maka tahap selanjutnya adalah mengolah data tersebut. Pengolahan data meliputi tahapan sebagai berikut. 1. Editing, yaitu suatu kegiatan memeriksa data yang terkumpul dan memeriksa kelengkapan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan guna menghindari kekeliruan dan kesalahan penulisan, sehingga akan mendukung proses penelitian selanjutnya. Data yang diedit dalam penelitian ini berupa data hasil wawancara dengan pengurus DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu dan calon legislatif perempuan yang dijadikan informan. 2. Interpretasi, yaitu mendeskripsikan hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti dari lokasi penelitian berupa data primer dan kemudian

60 diinterpretasikan untuk kemudian dilakukan penarikan kesimpulan sebagai hasil penelitian. Interpretasi data dalam penelitian ini dilakukan dengan menjabarkan kesimpulan yang didapat dari hasil wawancara. G. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan mulai sejak awal sampai sepanjang proses penelitian berlangsung. Penelitian kualitatif ini menggunakan analisis data secara induktif, dengan beberapa alasan. Pertama, proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan sebagaimana yang terdapat dalam realita. Kedua, analisis induktif lebih dapat membuat lingkungan peneliti menjadi eksplisit serta dapat dikembangkan. Ketiga, analisis induktif lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya. Analisis data bersifat induktif, yakni sebuah analisis berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Teknik analisis data dilakukan dengan tahapan yang dikemukakan Moloeng (2001:15-20) yakni reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan/verifikasi. 1. Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting. Tahapan ini peneliti memilih hal pokok yang berkaitan dengan proses rekrutmen calon legislatif perempuan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu yakni dengan menganalisis

61 proses penjaringan, penyaringan, penetapan sampai pada latar belakang calon legislatif perempuan. Proses ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yakni wawancara dan dokumentasi. Setelah dikaji langkah berikutnya adalah membuat rangkuman data yang disebut dengan abstraksi yaitu usaha membuat ringkasan yang inti, proses dan persyaratan yang berasal dari responden dapat terjaga. 2. Penyajian Data Selanjutnya dalam analisis data, penyajian data dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau membuat uraian singkat yang juga akan didukung dengan chart/tabel. Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan, sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu dengan cara menampilan hubungan antar variabel fenomena. Dari hasil reduksi data dimana memilah-milah data yang cocok dalam penelitian ini, lalu tahap selanjutnya yaitu penyajian data. Peneliti menuangkan segala informasi yang telah dipilih melalui reduksi data ke dalam bentuk laporan penelitian. Laporan ini ditujukan untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai proses rekrutmen calon legislatif perempuan dan kualitas dari calon legislatif perempuan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu itu sendiri. 3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi Langkah ketiga yakni penarikan kesimpulan dari temuan data di lapangan. Teknik verifikasi yang digunakan yakni memaknai analisis secara spesifik

62 dan menarik serta menjelaskan kesimpulan. Penarikan kesimpulan berlangsung dengan tiga langkah: (1) memikirkan ulang selama penulisan, (2) meninjau ulang catatan-catatan dilapangan, (3) melakukan upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Setelah melakukan tahap reduksi data dan penyajian data, barulah peneliti mengungkapkan kesimpulan dalam penelitian. Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan. Peneliti mengungkapkan bagaimana proses dan kualitas rekrutmen calon legislatif perempuan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu dan kualitas dari calon legislatif perempuan itu sendiri.