PENDAHULUAN. merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah pada tahun mewah, maka dari itu Solo Baru juga merupakan kawasan pemukiman elit.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Factors Influencing Contractor Performance in Indonesia: A Study of Non Value-Adding Activities

lebih dahulu pengertian atau definisi dari masing-masing komponen kata yang digunakan dalam menyusun judul tersebut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menangani proyek konstruksi di kawasan Daerah Kabupaten Badung, dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. : Pokok pangkal atau yang menjadi tumpunan (berbagai urusan, hal. dan sebagainya (Wikipedia, 2015).

TINJAUAN PUSTAKA. produk akhir bagi pihak pengguna jasa konstruksi (Formoso et al, 2002).

leather, dll. Surakarta Makerspace ini nantinya dirancang dengan memadukan konsep arsitektur modern kontemporer.

BAB III METODA PENELITIAN

STUDI MENGENAI CONSTRUCTION WASTE PADA PROYEK KONSTRUKSI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Industri konstruksi mempunyai peranan yang sangat besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo :

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Rekreasi Area Car Free Day Solo (Penekanan pada Aktivitas Kuliner)

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi melibatkan banyak peserta (multiparties) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi semakin kompleks dan membutuhkan biaya besar,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era sekarang ini, keberhasilan suatu negara bisa diukur dari tingkat

BAB III KAJIAN LAPANGAN. (2010) dan kepadatan penduduk /km 2. Kota dengan luas 44 km 2. dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo.

STUDI MENGENAI CONSTRUCTION WASTE PADA PROYEK KONSTRUKSI DI DAERAH KABUPATEN BADUNG. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN BATAS KOTA BUKIT TINGGI - LUBUK SIKAPING BATAS SUMUT TESIS.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri. Dengan banyaknya perusahaan-perusahaan kontraktor

Bab II Gambaran Umum Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR PROYEK TERHADAP BIAYA, MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Medan sebagai salah satu kota besar di Indonesia terus meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan kata rework beberapa di antaranya

EVALUASI WASTE DAN IMPLEMENTASI LEAN CONSTRUCTION (STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SERBAGUNA TARUNA POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produktivitas memiliki bermacam-macam arti, masing-masing. bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang

Bab III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pekerjaan proyek konstruksi, waktu (time) adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan proyek konstruksi di Indonesia, penerapan. keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang maksimal.

STUDI MENGENAI CONSTRUCTION WASTE PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURAKARTA. Oleh : TRI RATNASARI NPM. :

BAB I PENDAHULUAN. properti perti dan peluang ini dimanfaatkan oleh para pengembang dan

CONSTRUCTION WASTE PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

KAJIAN POLA REWORK PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN FINISHING PERUMAHAN DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini semakin banyak pembangunan yang terus-menerus

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi tersebut. Sumber daya tersebut antara lain material, machines, method,

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya ialah terjadinya rework. Rework tidak dapat dihindari dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan proyek konstruksi di Kota Yogyakarta saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. agar waktu pengerjaan tidak meleset dari yang sudah direncanakan.

PRAKTEK PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PROYEK PADA KONTRAKTOR DI NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016.

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang

BAB I PENDAHULUAN. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Bali pada periode tahun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata rework dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya tersebut anatara lain manpower, material, machines, method, money.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proyek adalah suatu urutan kegiatan dan peristiwa yang dirancang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. akan menunjukkan korelasi yang sebanding dengan output perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera serta memegang

BAB III...19 RENCANA KEGIATAN...19

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan suatu industri yang melibatkan kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LEAN CONSTRUCTION OLEH PELAKSANA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER OLEH PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN JEFRY SUWANDA NIM:


Bab II Tinjauan Pustaka

Estimasi Biaya Penawaran Kontraktor Kecil: Praktek dan Kebutuhan Implementasi dalam Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi

Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kemakmuran suatu negara nampak dari infrastrukturnya.

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi dan persaingan bebas sekarang ini banyak kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan di era modern ini semakin banyak dilakukan guna

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. dan pengelolaan cash flow proyek, dan tentunya juga cost of money yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi saat proses pelaksanaan konstruksi. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maka Universitas Mercubuana mengadakan satu program wajib yang

ANALISIS SUPPLY SYSTEM PADA PROYEK KONSTRUKSI UNTUK MENUJU LEAN CONSTRUCTION TESIS KUNTORO BENNYARDHI D. NIM :

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO

FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONTRAKTOR DALAM MEMILIH SUPPLIER PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Khusus Ibukota Jakarta dalam rentang tahun , dan tidak termasuk. Tabel 1.1 Pertumbuhan Panjang Jalan di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proyek

Hariyono Seputro Youngky Pratama 6

Transkripsi:

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Surakarta juga disebut Solo atau Sala adalah kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk 503.421 jiwa dan kepadatan penduduk 13.636/km 2. Kota dengan luas 44 km 2 ini berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Solo merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah pada tahun 1755. Solo Baru (Soba) merupakan kawasan yang dimekarkan dari kota Solo. Solo baru selain sebagai salah satu kota satelit dari Kota Surakarta juga merupakan kawasan pemukiman bagi para pekerja atau pelaku kegiatan ekonomi di kawasan Kota Surakarta. Di Solo Baru banyak terdapat perumahan sedang dan mewah, maka dari itu Solo Baru juga merupakan kawasan pemukiman elit. Surakarta juga merupakan salah satu kota yang berkembang di Indonesia. Banyak daerah Surakarta yang dijadikan tempat pariwisata atau tempat tinggal keluarga. Dengan banyaknya tempat pariwisata dan tempat tinggal keluarga tersebut maka diperlukan dukungan infrastruktur yang memadai dan didukung dengan banyaknya pembangunan salah satunya adalah proyek konstruksi. 1

2 Kegiatan proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dan alokasi sumber daya tertentu. Banyaknya pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi sering menyebabkan terjadinya permasalahan yang harus diselesaikan dalam suatu kegiatan proyek konstruksi. Salah satu permasalahan yang sering terjadi adalah ketidakefisienan dan pemborosan (waste) dalam pelaksanaan konstruksinya. Pada kenyataannya construction waste terjadi pada seluruh industri konstruksi (Alwi et al, 2002). Waste pada proyek konstruksi tidak hanya berfokus pada pemborosan material di lokasi proyek, tetapi juga berhubungan dengan sejumlah aktifitas lain seperti tahapan kerja yang tidak dibutuhkan, repair dan rework, keterlambatan jadwal, penanganan material yang buruk, pemilihan metoda konstruki, waktu tunggu, peralatan, pergerakan pekerja, dan kurangnya keamanan (Alwi et al, 2002). Dari penelitian yang dilakukan Alwi et al, 2002 mengenai permasalahan ketidakefisienan di Indonesia disimpulkan bahwa ketidakefisienan yang sering terjadi di Indonesia antara lain keterlambatan jadwal, perbaikan pada pekerjaan finishing, kerusakan material di lokasi, menunggu kesediaan dan perbaikan peralatan. Saat ini pihak- pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek konstruksi hanya mendefinisikan waste atau sebagai pemborosan fisik (material), sehingga diperlukan pemahaman yang lebih baik lagi tentang konsep dari waste dan

3 kemampuan untuk mengidentifikasi jenis- jenis waste yang terjadi beserta penyebabnya (Alwi et al, 2002). Surakarta sebagai daerah pariwisata, pendidikan tentunya tidak lepas dari kebutuhan pembangunan struktur dan infrastruktur sebagai pendukung dari meningkatnya jumlah penduduk dan pendatang. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi di Surakarta tentunya tidak lepas dari permasalahan pemborosan (waste). Jika waste/ pemborosan pada proyek konstruksi dan faktor- faktor penyebabnya dapat diidentifikasi, maka waste/ pemborosan yang terjadi selama pelaksanaan proyek konstruksi dapat dikurangi, sehingga tujuan dari proyek konstruksi dapat terlaksana dengan baik. Atas dasar tersebut maka peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul Studi Mengenai Construction Waste pada Proyek Konstruksi di Surakarta 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bentuk waste atau pemborosan apa saja yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Surakarta? 2. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi di Surakarta, waste apa yang memiliki efek atau dampak tertinggi? 3. Faktor- faktor apa yang sering menjadi penyebab terjadinya waste atau pemborosan pada proyek konstruksi di Surakarta?

4 1.3. Batasan Masalah Dalam penelitian ini diberikan beberapa batasan masalah agar penelitian lebih terfokus sehingga hasil penelitian bisa lebih maksimal. Batasan tersebut meliputi : 1. Penelitian dilakukan pada proyek konstruksi yang telah atau sedang dilaksanakan di Surakarta. 2. Responden penelitian adalah orang- orang yang telah atau sedang terlibat dalam pelaksanaan proyek konstruksi di Surakarta meliputi Manajer Proyek, Site Manager, Site Engineer, Supervisor, Quality Control, Pelaksana Lapangan, Pengawas Lapangan dan lain- lain. 3. Metoda pengumpulan data primer adalah dengan cara kuesioner. 4. Waste yang diidentifikasi adalah non value-adding activities/ ketidakproduktifan pada proyek konstruksi dan juga pemborosan fisik yang terjadi. 1.4. Tujuan 1. Mengetahui bentuk waste/ pemborosan yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Surakarta. 2. Mengetahui waste/ pemborosann yang paling mempengaruhi pelaksanaan proyek di Surakarta. 3. Mengetahui faktor- faktor yang sering menjadi penyebab terjadinya waste/ pemborosan pada proyek konstruksi di Surakarta.

5 1.5. Manfaat Dengan adanya penelitian ini, diharapkan : 1. Menghasilkan informasi mengenai waste atau pemborosan yang terjadi beserta faktor penyebabnya pada proyek konstruksi di Surakarta. 2. Dengan mengetahui bentuk waste dan faktor- faktor penyebabnya, pihakpihak yang berperan dalam pelaksanaan proyek konstruksi diharapkan mampu mengurangi terjadinya waste dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan peforma dan produktifitas dari sebuah proyek konstruksi. 1.6. Keaslian Tugas Akhir Penelitian mengenai pemborosan/ waste dan non value-adding activity yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain : 1. Alwi et al. (2002) melakukan studi mengenai non value-adding activities untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi peforma dari kontraktor di Indonesia. 2. Alwi et al. (2002) melakukan studi mengenai non value-adding activities dengan membandingkan antara proyek di Indonesia dan Australia. 3. Alwi et al. (2002) melakukan studi mengenai Waste In Indonesian Contruction Projects. Sejauh ini, Studi Pemborosan (Waste) pada Proyek Konstruksi di Surakarta belum pernah dilakukan sebelumnya.