BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN INTERIOR PADA ZEN SPA DAN REFLEXOLOGY FAMILY DI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INTERIOR FAMILY KARAOKE PROPOSAL PENGAJUAN TEMA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. keindahan rambut, estetika wajah, perawatan kuku, waxing, dan lainnya.

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap manusia pada hakekatnya memiliki berbagai aktivitas. Dalam satu hari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

BAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PURI TERAPI KECANTIKAN DAN KEBUGARAN NATURAL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan Furnitur dan Aksesoris

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Maksud perencanaan dan perancangan hotel resort ini adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan


BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, pembangunan dan kemajuan teknologi dan pariwisata. Dilain pihak

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Selain itu tingkat polusi di Indonesia yang cukup tinggi, dapat membuat seseorang mudah stress dan tertekan dengan lingkungan yang ada di Indonesia. K

berpengaruh terhadap gaya melukis, teknik pewarnaan, obyek lukis dan lain sebagainya. Pembuatan setiap karya seni pada dasarnya memiliki tujuan

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DIAN HARAPAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

a) Bagaimana merancang perpustakaan pusat yang berstandar internasional?

BAB I PENDAHULUAN. serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) ditinggalkan baik oleh wanita maupun pria. Wanita maupun pria di

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek

Women and Child Center di Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ialah merupakan metode dalam sebuah perancangan. Yang hal ini bisa

perawatan badan, pengencangan bagian tubuh, foot theraphy, gym, serta konsultasi dengan dokter- dokter spesialis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia pada jaman modern seperti pada saat ini seringkali merasa

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran di Yogyakarta BAB I

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas hidupnya pun semakin berkembang. Hal paling dasar yang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior EF English First. Pendidikan merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan taraf hidup dan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan masa kini yang telah modern ditandai oleh era globalisasi di dalam berbagai hal. Salag satunya dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dan berkembang secara cepat ke seluruh penjuru dunia menjadi salah satu komunikasi dalam menambah informasi,pengetahuan, dll. Tersedianya informasi tersebut juga membantu memberikan pengembangan dalam segi kehidupan bagi siapa saja yang berada disekitarnya. Bekerja melebihi jam kerja normal, melakukan pekerjaan sukarela, serta terlibat dalam banyak aktivitas dengan keluarga, dan teman tidak jarang memberikan pemicu beban pikiran pada manusia. Tidak mengherankan jika manusia menderita sakit kepala karena tegang, tekanan darah tinggi, dan setumpuk ketidaknyamanan lain yang berkaitan dengan stress dan tekanan. Tabel 1.1 Proyeksi Penduduk DKI Jakarta, 1975-2013 Sumber: [BPS DKI Jakarta, Desember 2005], diolah Indonesia mempunyai peningkatan penduduk dengan tingkat kehidupan yang cukup tinggi. Jakarta sebagai ibukota menjadi salah satu kota yang berkembang dan memiliki penduduk yang cukup tinggi. Peningkatan penduduk yang menjadi 1

2 pemicu masyarakat untuk melakukan aktifitas bekerja sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Peningkatan aktivitas manusia, salah satunya karena menjadi pemicu untuk meningkatkan perekonomian manusia. Intensitas kegiatan bisnis yang semakin tinggi berdampak pada meningkatnya pendapatan sebagian lapisan masyarakat di satu sisi, serta terhadap peningkatan tekanan pikiran di sisi lain. Kondisi ini mengakibatkan tekanan pada psikologi manusia sehingga memerlukan aktifitas yang dapat membantu agar beban pikiran dapat berkurang. Hal-hal seperti inilah yang mendorong mereka untuk mencari peralihan suasana, yaitu suasana yang bisa memberikan kesegaran dan semangat kerja. Kondisi-kondisi ini dapat ditemukan dengan melakukan kegiatan yang bersifat relaksasi dan rekreasi, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesegaran jiwa dan raga setelah melakukan banyak aktifitas. Salah satu tempat untuk mencari hiburan adalah suatu tempat yang menawarkan perawatan dan kesehatan tubuh atau dikenal dengan SPA dan Reflexology. Pada kota berkembang seperti Ibukota Jakarta SPA dan Reflexology telah menjadi gaya hidup masyarakat. SPA dan Reflexology menjadi salah satu pilihan masyarakat terutama di Jakarta sebagai tempat untuk dapat melakukan relaksasi dan hiburan sehingga dapat menghilangkan stress atau beban pikirian yang dimiliki. SPA dan Reflexology bahkan dapat menjadi pilihan tempat rekreasi keluarga terutama untuk eksekutif muda dan mahasiswa. Pada dasarnya masyarakat Jakarta sudah terbiasa dengan cara-cara tradisional baik dalam perawatan tubuh maupun wajah. Sehingga perawatan SPA dan Reflexology yang menggunakan bahan-bahan alami dan memiliki unsur ramah lingkungan lebih banyak diminati. Tempat-tempat perawatan yang menyediakan layanan SPA dan Reflexology pun banyak di jumpai di Ibukota Jakarta ini. Pelayanan SPA dari tahun ke tahun selalu bertambah walaupun mungkin tidak terlalu signifikan. Pemilik tempat perawatan SPA dan Reflexology dapat melihat peluang bagus. Dari reportase penulis di setiap mendatangi tempat perawatan tersebut selalu dipenuhi oleh pelanggan dan harus melakukan reservasi melalui telepon terlebih dahulu. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa memang masyarakat Jakarta membutuhkan suatu tempat relaksasi yang dapat membantu meringankan kepenatan pikiran. Masing-masing tempat pelayanan mempunyai kelebihan berbeda dan jenis perawatan yang di berikan juga berbeda, misalnya ada tradisional Jawa, Bali, dan ada juga yang memadukan keduanya. Zaman yang

3 dimana tidak hanya wanita saja yang melakukan perawatan SPA dan Reflexology, sedangkan pria juga memiliki ketertariakan untuk melakukan perawatan SPA dan Reflexology tersebut. Kenyamanan dalam suatu ruang tergantung secara immaterial dari kebudayaan dan kebiasaan manusia masing-masing, dan secara material terutama dari iklim dan kelembaban, bau dan pencemaran udara, pencahayaan alami dan pencahayaan buatan, serta bahan bangunan, bentuk bangunan, struktur bangunan, warna, dan pencahayaan. Kenyamanan pada bangunan sendiri tidak dapat terpisah dengan adanya penggunaan unsur-unsur alami. Karakter bangunan yang alami dapat tercipta dengan didukung unsur-unsur tradisional. Selain lebih serasi dan menyatu dengan alam, bangunan yang menggunakan unsur tradisional juga memiliki tampilan, skala, dan material yang selaras dengan lingkungan sekitarnya. Arsitektur tradisional di Indonesia tidak hanya syarat akan makna filosofi namun juga bersahabat dengan lingkungan sekitar. Sehingga pengunjung dapat merasakan lebih dekat dengan alam yang jarang ditemui di sela sela kesibukannya ditengah kebisingan kota. Oleh karena itu, Pusat SPA dan Reflexology dengan unsur tradisional ini harus bisa menyesuaikan dengan tujuan yang diwadahinya yaitu tradisional I-8 dan alami, dan melihat dari segi lokasi proyek yang berada di Daerah Ibukota Jakarta yang sangat menjadi pusat aktivitas dari masyarakat dan juga dengan budayanya. SPA dan Reflexology yang memiliki keterkaitan dengan daerah Jawa memberikan inspirasi dengan perpaduan kota modern dengan green design sehingga konsep pada interior memiliki unsur alami. Desain interior dituntut untuk dapat merancang sesuai dengan kebutuhan aktifitas serta interior dapat mendukung jalannya aktivitas yang berlangsung, seperti dapat memberikan kehangatan serta memberikan suasana tenang dan relaks pada saat di dalam suatu ruang yang telah di desain. Berdasarkan hal-hal diatas penulis tertarik untuk mengangkat studi kasus Perancangan Interior pada SPA dan Reflexology di Jakarta sebagai studi kasus tugas akhir.

4 1.2. Rumusan masalah 1. Bagaiman merancang interior SPA dan Reflexology yang dapat mendukung fasilitas dengan sirkulasi yang baik agar aktivitas pengguna dapat berjalan dengan maksimal. 2. Bagaimana merancang interior SPA dan Reflexology yang menitik beratkan konsep ramah lingkungan sesuai dengan brand yang di angkat (Zen SPA and Reflexology Family ) sehingga dapat memberikan manfaat yang menitik beratkan dari sisi kesehatan bagi penggunannya. 3. Bagaimana merancang interior SPA dan Reflexology yang dapat menarik minat pengunjung untuk datang dengan terciptanya ambiance ruang yang baik sehingga memiliki efek langsung secara psikologis. 1.3. Tujuan Perencanaan dan Manfaat Perancagan 1.3.1 Tujuan Perancangan 1. Perancangan dalam segi kebutuhan interior dan sirkulasi yang baik memiliki pengaruh besar sehingga perlu diperhatiakan. Dalam pemilihan warna, pencahayaan dan material disesuaikan dengan fasilitas dan fungsi serta kebutuhan aktifitas pengguna SPA dan Reflexology. 2. Pemilihan bahan-bahan alami yang dapat digunakan pada produk serta material pada interior SPA dan Reflexology sehingga dapat memberikan manfaat pada kesetahan penggunannya. 3. Perancangan dalam segi desain menjawab kebutuhan pengguna sesuai dengan fungsi dan fasilitas sehingga mendaptkan rasa rileks. Dengan bermain unsurunsur alami dari warna serta material, karena suasana yang mendukung secara tidak langsung memberikan efek ke pengguna jasa tersebut. 1.3.2 Manfaat Perancangan 1. Diharapakan perancangan SPA dan Reflexology dapat memberikan manfaat bagi desainer untuk mempelajari secara keseluruhan hal-hal yang terkait dengan perancangan SPA dan Reflexology. 2. Diharapakan perancangan dapat memberikan manfaat untuk para mahasiswa dalam memecahkan permasalahan dalam memenuhi kebutuhan SPA dan Reflexology.

5 3. Diharapakan perancangan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat untuk kembali mempelajari kembali kebutuhan dan kesesuaian fungsi SPA dan Reflexology. 4. Diharapakan perancangan ini bermanfaat bagi para masyarakat dalam menilai SPA dan Reflexology sehingga tidak di salah gunakan. 1.4 Kontribusi Perencangan Perancangan SPA dan Reflexology ini dikontrubusikan untuk : 1. Perancangan ini dapat memberikan informasi yang akan menambah wawasan, terutama informasi dalam bidang SPA dan Reflexology yang tertuju untuk mahasiswa dan mahasiswi Bina Nusantara University. 2. Diharapkan pada perancangan ini dapat penulis memberikan informasi yang diperlukan untuk Zen SPA dan Reflexology Family. 3. Diharapkan pada perancangan ini dapat penulis memberikan informasi yang diperlukan masyarakat penikmat SPA dan Reflexology. 1.5 Ruang Lingkup 1.5.1. Ruang Lingkup Penelitian 1. Penelitian dilakukan pada SPA dan Reflexology yang berdiri sendiri di kawasan Jakarta. Penelitian dilakukan pada Martha Tilaar Spa yang berada di ruko 3 lantai yang berlokasi di ruko Niaga Siaga kembangan. Penelitian di lakukan pada Tea Spa yang terdapat di Jln Gunawarman yang berlokasi di Senopati dan peneltian juga dilakukan di Zen Spa yang berada di Jln Kartanegara yang berada di Senopati. 2. Batasan Penelitian Batasan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : a. Data Internal Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain data data internal dari setiap SPA dan Reflexology, seperti dari sejarah, struktur organisasi, sehingga rutinitas sehari hari. b. Survei Lokasi

6 Data dalam bentuk wawancara dan data-data visual sebagai pendukung dalam proses perancangan, serta analisa secara makso dan mikro dari SPA dan Reflexology. c. Aktivitas dan Fasilitas Penelitian mengenai segala aktivitas yang terjadi dalam SPA dan Reflexology, serta fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang segala kegiatan. 1.5.2. Ruang Lingkup Permasalahan 1. Penelitian secara menyeluruh akan kebutuhan SPA dan Reflexology untuk pemenuhan fungsi dari kesejahtraan konsumen di SPA dan Reflexology. 2. Penelitian kebutuhan konsumen dengan pertimbangan fasilitas yang akan dibutuhkan berdasarkan analisa aktifitas. 3. Penelitian akan kebutuhan konsumen terhadap kesehatan dan kenyamanan konsumen di dalam bangunan interior. 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan SPA dan Reflexology adalah metode yang bersifat kualitatif yaitu dengan melakukan survei atau observasi di lokasi serta wawancara. Data yang dibutuhkan dalam proses pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan pa laporan tugas akhir ini : 1. Survei Penelitian dalam bentuk survei langsung ke beberapa tempat SPA dan Reflexology yang dijadikan sebagai acuan atau referensi dalam proses pengerjaan tugas akhir. Survei dilakukan secara langsung ke SPA dan Reflexology yang berdiri sendiri di kawasan Jakarta. Penelitian dilakukan pada Martha Tilaar Spa yang berada di ruko 3 lantai yang berlokasi di ruko Niaga Siaga kembangan. Penelitian di lakukan pada Tea Spa yang terdapat di Jln Gunawarman yang berlokasi di Senopati dan peneltian juga dilakukan di Zen Spa dan Reflexyology Family yang berada di Jln Kartanegara yang berada di Senopati. 2. Studi Literatur Adalah proses pengumpulan data yang berhubungan langsung dengan SPA dan Reflexology, kebutuhan fasilitas, kebutuhan ruang dan fasilitas pendukung. Info dan data- data yang didapatkan melalui buku, majala, artikel serta journal. Studi

7 literatur berguna dalam mendapatkan data-data tambahan untuk memberikan pengetahuan tentang SPA dan Reflexology. 3. Wawancara Adalah proses pengumpulan data melalui sesi wawancara dengan karyawan ataupun ownernya secara langsung dan dapat menarik kesimpulan berdasarkan data dari nara sumber. Hasil dari data wawancara tersebut bertujuan sebagai data tambahan untuk memberikan pengetahuan akan SPA dan Reflexology. 4. Observasi Lapangan Adalah proses pengumpulan data dengan menggunakan panca indera penglihatan sehingga dapat memberikan pengamatan secara langsung yang berfungsi untuk mendapatkan data makro dan data mikro. Data makro dan data mikro berfungsi agar dapat mengenali bagaimana seharusnya sebuah SPA dan Reflexology didirikan, seperti pemilihan lokasi yang sesuai, kondisi udara lokasi, kondisi kebisingan, hingga kontur tanah yang baik. 5. Dokumentasi Adalah dimana proses data dengan melakukan pengambilan foto dari setiap ruang yang akan digunakan sebagai data visual. Pengambilan foto ini berupa apa saja yang menjadi fasilitas SPA dan Reflexology serta menganalisanya. 1.7 Metode Perancangan Dalam perancangan interior dibutuhkan pemahaman tentang skema perancangan serta tahapan-tahapannya karena perancangan interior memiliki kompleksitas permasalahan yang relatif tinggi. Untuk itu, metode yang paling banyak digunakan adalah metode analitis (analitical method). Dalam metode analitis ini hasil rancangan akan sangat dipengaruhi oleh proses yang dilakukan sebelumnya. Proses tersebut meliputi penetapan masalah, pendataan lapangan, literatur, tipologi, analisis pemograman, sintesis, skematik desain, penyusunan konsep dan perwujudan desain.

8 Bagan 1.7 Skema Perancangan Metode Analitis 1.8 Sistematika Penulisan Sistemmatika penyususnan laporan yang digunakan adalah sebagai berikut : BAB 1. PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang pemilihan proyek, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, kontribusi penelitian, ruang lingkup penelitian, merode pengumpulan data, kerangka pikir, tinjauan pustaka, sistematika penulisan, dan rencana jadwal kerja. BAB 2. TINJAUAN UMUM DAN TINJUAN KHUSUS Berisi tinjauan umum mengenai teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Bab ini menjabarkan teori yang akan digunakan untuk membantu penelitian yang akan dilakukan. Penjelasan sekolah secara umum mulai dari definisi, fungsi, jenis-jenis, sarana dan prasarana, serta semua hal-hal umum yang berkaitan dengannya. Berisi tinjauan data-data proyek SPA dan Reflexology yang

9 diambil lebih spesifik. Terkait dengan sejarah, visi dan misi, kebutuhan ruang, jumlah karyawan dan murid dan sebagainya. BAB 3. METODE PERANCANGAN Berisi penjelasan analisa proyek yang diambil. Analisa yang diakukan berupa penyesuaian problematika dalam SPA dan Reflexology yang ditemukan dan cara penyelesaiannya. Data-data yang didapatkan pada Bab II dab Bab III sangat membantu dalam penyelesaian Bab IV. BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Berisi penjelasan konsep desain yang diambil disertakan dengan setiap konsep lain yang mendukung. BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dan saran dari penelitian yang diakukan. Sarana yang telah dilakukan pada Bab I - IV akan diringkas dan dijabarkan di Bab VI untuk mendapatkan kesimpulan dari semua data yang telah didapatkan.

10