ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS PONCOL KOTA SEMARANG TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BALAI PENGOBATAN (BP) UMUM PUSKESMAS DI KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2009

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Achmad Rizal* Elvi Juliansyah**

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI DI PUSKESMAS SONDER

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

Kata Kunci: Kualitas, Pelayanan Obat, Assurance

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

ABSTRAK. KUALITAS PELAYANAN RESEP DI PUSKESMAS TELUK DALAM BANJARMASIN H.M.Ridho 1 ; Yugo Susanto. 2 ; M.Erriyadi Fazri 3

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS BATURETNO

HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD MARIA WALANDA MARAMIS Sherly Nayoan*

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Analisis Hubungan Karakteristik Pasien Dengan Kepuasan Pelayanan Rawat Jalan Semarang Eye Center (SEC) Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

ABSTRACT. Keywords : Public clinics, Perception Mother, Toddler Diarrhea, Medical personnel, Utilization Repeat. PENDAHULUAN

PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RSU. BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2012

Kata Kunci : Persepsi Pasien, Mutu Jasa Pelayanan.

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

PELAYANAN DI PUSKESMAS SEGEDONG KABUPATEN PONTIANAK

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 19-26

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan RI menunjukkan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

Analisis Posisi Produk Pelayanan Kesehatan dengan Menggunakan Jendela Pelanggan Berdasar Harapan dan Penilaian Pasien

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan swasta. Pelayanan kesehatan di rumah sakit ataupun di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang atau individu mampu untuk hidup produktif dalam segi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA PETUGAS POLIKLINIK RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

Medula Vol. 2 No. 1 Oktober 2014 ISSN

ABSTRAK STUDI KASUS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DASAR GRATIS DI KOTA BANJAR. Andini Dwikenia Anjani, 2008, Pembimbing : Felix Kasim, dr.

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG

Hubungan Antara Persepsi Ibu Hamil Tentang Mutu Pelayanan Antenatal Dengan Kepuasan Ibu Hamil Di Puskesmas Krobokan Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan kesehatan masyarakat, oleh karena itu mendapatkan. layanan kesehatan adalah hak setiap warga negara Indonesia.

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN OBAT DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR

Kata Kunci : Variasi Makanan, Cara Penyajian Makanan, Ketepatan Waktu Penyajian Makanan, Kepuasan Pasien

Transkripsi:

ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS PONCOL KOTA SEMARANG TAHUN 2012 Artikel Ilmiah FIIL HENDRA HASBI BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO Jalan Prof. Soedarto, SH. Tembalang, Semarang Email : flyingdefil@gmail.com ABSTRACT Poncol Health Center is one of The Health Centers in Semarang City that lies in Central Semarang. In last 3 years from 2009 to 2011, the Poncol Health Centre had been decreasing trend of the outpatient services revisit number. The main aim of this research is to find the relationship between the patient s perception about the services quality of the administration, doctors, nurses, medicines, facilities, and the supporting facilities with the reuse of the outpatient services of Poncol Health Center Semarang City. The kind of the research was observational study using survey method with analytical quantitative and cross sectional approach. The research instrument used the structured questionnaires to 100 samples which had been used the outpatient services. The data was analyzed with chi square test. The analysis that used in this research were univariate and bivariate analysis. The results of the research showed that the charactherictics of the patients had not relationship with the willingness to reuse the outpatient services, and there were five (5) variables which had relationship with the willingness to reuse the outpatient services such as : the quality of administration services with p value =0,001, the quality of doctors services with p value =0,002, the quality of medicines services with p value=0,000, the quality of facilities with p value =0,035, and the quality of the supporting facilities with p value =0,002, while the quality of nurses services had not relationship (p value =0,072). It is suggested to Poncol Health Centre to improve the services quality especially in employee s dicipline sector, improve speed of the administration and farmation services, improve employee s knowledge and ability by giving a training program, and taking care the facilities and the infrastructures. Key words : Service Quality, Outpatient Services Revisit, Poncol Health Centre PENDAHULUAN Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai bagian dari sektor pelayanan publik (public sector) 1 ialah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya

secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. 2 Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis pelayanan kesehatan di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memberikan pelayanan kesehatan dasar di wilayah kerja kecamatan atau sebagian dari wilayah kecamatan. 3 Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan wajib puskesmas, meliputi: Upaya Promosi Kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, serta Upaya Pengobatan. Upaya pengobatan di Puskesmas adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menghentikan proses perjalanan suatu penyakit yang diderita oleh seseorang sehingga penderitaannya dapat dihilangkan. 4 Bentuk pelayanan pengobatan di Puskesmas diarahkan dengan menggunakan tiga cara yaitu diagnosa penyakit, tindakan pengobatan dan rujukan. rawat jalan (ambulatory service) adalah salah satu bentuk dari pelayanan kedokteran yang ada. Secara sederhana yang dimaksud dengan pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap. Dalam pengertian rawat jalan ini termasuk tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana pelayanan yang telah lazim dikenal seperti rumah sakit, puskesmas atau klinik, tetapi juga yang diselenggarakan di rumah pasien. 2 Minat seseorang terhadap jasa pelayanan berkaitan dengan kemampuan penyedia jasa pelayanan tersebut dalam memberikan kepuasan. Kepuasan konsumen dapat didefinisikan sebagai big quality atau broad quality (kepuasan secara luas). 5 Kepuasan secara luas tersebut terkait dengan mutu secara menyeluruh yang menyangkut mutu pelayanan, pembiayaan, saluran distribusi, jaminan keamanan penggunaan dan aspek moralitas/kinerja pegawai dari suatu organisasi jasa pelayanan kesehatan. Minat masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan rawat jalan Puskesmas Poncol Kota Semarang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah persepsi pasien akan mutu pelayanan rawat jalan Puskesmas. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas Poncol Kota Semarang pada 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2009 mengalami penurunan, baik pada pasien umum maupun pasien Askes dan juga pasien yang tidak dikenakan biaya berobat/gratis. Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan No. Tahun Jumlah Kunjungan 1. 2009 37.155 2. 2010 35.941 3. 2011 30.201 Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Poncol Kota Semarang Tahun 2011

Jumlah kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas Poncol Kota Semarang yang semakin menurun sejak tahun 2009 menunjukkan rendahnya minat masyarakat untuk melakukan kunjungan ulang ke Puskesmas Poncol Kota Semarang. Pada umumnya, masyarakat cenderung memanfaatkan pelayanan kesehatan yang lebih mudah dijangkau, atau dekat dengan tempat tinggal. Masyarakat di Semarang Tengah biasanya memanfaatkan Poncol untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun dengan semakin banyaknya provider pelayanan kesehatan membuat alternatif pilihan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan semakin banyak. Di Semarang tengah sendiri terdapat beberapa Rumah Sakit dan Puskesmas baik milik pemerintah maupun swasta, seperti RST.Wira Tamtama, RS. Hermina, RS.Panti Wilasa Citarum, METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan kuantitatif. Sementara metode penelitian ini adalah survey dengan pendekatan cross sectional dimana proses pengambilan data dilakukan dalam waktu yang bersamaan antara variabel bebas dan variabel terikat pada subyek penelitian yaitu pasien yang telah mendapatkan pelayanan di Puskesmas Poncol Kota Semarang. 6 Populasi penelitian adalah semua pasien yang pernah memanfaatkan dan juga Puskesmas Miroto. Dengan banyaknya provider pelayanan kesehatan tersebut, masyarakat mulai mencoba untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di tempat yang berbeda dengan harapan mendapatkan pelayanan yang lebih baik, sehingga demikian masyarakat telah mampu untuk membandingkan pelayanan kesehatan yang mereka terima berdasarkan persepsi dan kesan yang mereka dapatkan selama mendapatkan pelayanan. Dengan semakin menurunnya angka kunjungan rawat jalan Puskesmas Poncol Kota Semarang, maka dianggap perlu untuk dilakukan sebuah penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi pasien tentang mutu Poncol terhadap minat untuk memanfaatkan ulang pelayanan Kota Semarang. Kota Semarang Tahun 2011. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling. 7 Jumlah sampel sendiri adalah sejumlah 100 orang, yang diwawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan pertanyaan meliputi persepsi pasien tetang mutu pelayanan administrasi, dokter, perawat & bidan, farmasi, sarana Puskesmas, serta sarana penunjang Puskesmas.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Persepsi Pasien Tentang Mutu Administrasi dan Hubungannya Dengan Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan. Sebagaimana puskesmas pada umumnya, dalam memberikan pelayanan setiap pasien yang datang harus terlebih dahulu mendaftar pada bagian loket pendaftaran. Bagian loket pada sebuah Puskesmas merupakan bagian penting yang berkaitan dengan kelancaran pelayanan pasien yang datang. Hampir di semua Puskesmas baik di kota maupun kabupaten menghadapi permasalahan pada bagian loket pendaftaran. 8 Pada penelitian ini ditemukan bahwa faktor kecepatan petugas dalam memberikan pelayanan dinilai masih kurang dan menyebabkan banyak pasien yang datang mengeluh karena lambannya kinerja petugas administrasi. Pasien yang datang lebih pagi mengeluhkan keterlambatan petugas, karena dengan demikian pasien menunggu lebih lama. Waktu dalam memberikan pelayanan juga cukup lama sehingga menimbulkan antrian yang cukup panjang, sementara setelah memberikan pelayanan kepada pasien, petugas juga tidak terlalu akrab dengan pasien sehingga menimbulkan kesan yang tidak menyenangkan bagi pasien yang datang. Petugas administrasi juga kurang mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh pasien. Banyak pasien juga kemudian menyatakan tidak yakin dengan ketepatan petugas dalam memberikan pelayanan. Salah satu dimensi mutu pelayanan adalah memberikan pelayanan dengan waktu yang tepat sesuai waktu yang dibutuhkan, sebagaimana tertera dalam standar pelayanan. Dalam memberikan pelayanan, petugas sebaiknya menggunakan waktu sebaik baiknya yaitu tidak terlalu lama dan tidak terlalu cepat. Pemeriksaan atau pelayanan yang terlalu lama cenderung mengakibatkan pasien atau pelanggan yang dilayani bosan / jenuh dan menganggap bahwa petugas tidak professional (terkesan lambat) serta akan mengakibatkan antrean yang panjang di loket pendaftaran atau loket pembayaran. Sementara petugas yang memberikan pelayanan terlalu cepat akan member kesan tidak teliti, asal asalan, terburu buru dan tidak profesional. 9 Dari hasil analisis distribusi jawaban responden di atas, maka distribusi persepsi pasien terhadap mutu pelayanan administrasi Puskesmas dapat dikategorikan sebagai berikut : Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien Tentang Mutu Administrasi Puskesmas Poncol Tahun 2012

Mutu frekuensi % Kurang Baik Baik 62 38 62 38 Berdasarkan tabel di 4.5 di atas dapat dilihat bahwa 62 % responden berpersepsi bahwa mutu pelayanan administrasi puskesmas kurang baik. Sedangkan 38 % responden lainnya berpersepsi bahwa mutu pelayanan administrasi Puskesmas Poncol sudah baik. 2. Persepsi Pasien Tentang Mutu Dokter dan Hubungannya Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan. Dari distribusi jawaban pasien, diketahui bahwa mayoritas responden menjawab bahwa pelayanan dokter cukup baik dan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan perlu diperbaiki adalah ketepatan dalam memulai pelayanan, dimana dokter terlambat datang sehingga terlambat dalam memberikan pelayanan kepada pasien yang sudah datang lebih awal dan menunggu lama. Kemudian jawaban dokter atas pertanyaan pasien tentang penyakit yang dideritanya juga masih kurang. Penjelasan dokter mengenai penyakit yang diderita pasien perlu disampaikan dalam bahasa yang lebih sederhana dan mudah dimengerti oleh pasien. Keakraban hubungan dengan pasien juga perlu di tingkatkan lagi. Pada penelitian ini sendiri, persepsi masyarakat terhadap layanan masih termasuk dalam kategori kurang baik, dan hasil uji hubungan antara persepsi pasien tentang mutu pelayanan administrasi dengan minat pemanfaatan ulang didapatkan nilai p 0,001 (< 0,05), yang berarti bahwa ada hubungan antara persepsi pasien tentang mutu administrasi dengan pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan Puskesmas Poncol kota semarang. Dari hasil analisis distribusi jawaban responden di atas, maka distribusi frekuensi mengenai persepsi pasien terhadap mutu pelayanan dokter Puskesmas dapat dikategorikan sebagai berikut : Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien Tentang Mutu Dokter Puskesmas Poncol Tahun 2012 Mutu frekuensi % Kurang baik Baik 51 49 51 49 Berdasarkan tabel 4.7, dapat dilihat bahwa 51 % responden berpersepsi bahwa mutu pelayanan dokter kurang baik, dan 49 % responden berpersepsi bahwa mutu pelayanan dokter sudah baik. Hasil uji hubungan antara persepsi pasien tentang mutu pelayanan dokter dengan minat pemanfaatan ulang didapatkan nilai p sebesar 0,001 ( < 0,05),

yang berarti bahwa ada hubungan antara persepsi pasien tentang mutu pelayanan dokter dengan Kota Semarang. Faktor yang juga belum memuaskan diantaranya adalah sikap dokter masih dirasakan menunjukan adanya perbedaan dalam memberikan pelayanan pada setiap pasien dan kemauan dokter untuk mendengarkan setiap keluhan penyakitnya. Perlu 3. Persepsi Pasien Tentang Mutu Perawat & Bidan dan Hubungannya Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan. kesehatan di Puskesmas saat ini belum optimal atau kurang dirasakan masyarakat, termasuk pelayanan keperawatan. Masyarakat saat ini kurang bisa menerima pelayanan yang seadanya dan tidak manjur Hal itu terjadi dikarenakan tidak semua petugas termasuk perawat memiliki jiwa pelayanan yang baik (public quality accountability) sikap ramah dan murah senyum secara ikhlas untuk membantu pasien serta komunikasi yang kurang baik. Padahal, fungsi pelayanan Puskesmas dituntut lebih memiliki nilai-nilai efisiensi, efektif dan produktif baik dari sisi tenaga pelayanan maupun yang dilayani pada masa yang akan datang. 8 Dari distribusi jawaban pasien, diketahui bahwa pada faktor kehandalan perawat, faktor yang masih dirasakan kurang oleh pasien adalah ketepatan waktu diperhatikan bahwa mayoritas pasien yang berjenis kelamin wanita (ibu-ibu) lebih peka jika dibandingkan dengan pasien pria. Ibu-ibu lebih sensitif terhadap perlakuan yang didapatkan, perhatian dalam pelayanan yang diterimanya. Jika pasien merasa diperlakukan berbeda dari pasien lainnya dan juga merasa diabaikan maka sudah pasti pasien akan merasa kecewa karena tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan harapannya. perawat dalam memulai memberikan pelayanan. Pada daya tanggap pelayanan, faktor yang masih kurang adalah jawaban perawat dalam menjawab setiap pertanyaan tentang penyakit pasien. Pasien juga masih merasa kurang yakin atas ketepatan perawat dalam melakukan dan memberikan asuhan keperawatan. Faktor yang masih kurang lainnya adalah pada empati pelayanan perawat, yaitu keakraban hubungan dan komunikasi perawat pasien. Secara keseluruhan, jawaban responden cenderung berpotensi ke arah kurang baik. Sedangkan pada bukti fisik pelayanan, yakni penampilan, sikap dan kerapian perawat sudah baik. Mutu pelayanan yang baik dikaitkan dengan kesembuhan dari penyakit, peningkatan derajat kesehatan, kecepatan pelayanan, keramahan petugas dan kemudahan prosedur. 10 Kemudian dari hasil analisis distribusi jawaban responden di atas, maka distribusi frekuensi mengenai persepsi pasien

terhadap mutu pelayanan perawat Puskesmas dapat dikategorikan seperti terlihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien Terhadap Mutu Perawat Puskesmas Kota Semarang Tahun 2012 Mutu frekuensi % Kurang baik Baik 55 45 55 45 Berdasarkan tabel 4.9, dapat dilihat bahwa 55 % responden berpersepsi bahwa mutu pelayanan perawat kurang baik, dan 45 % responden lainnya berpersepsi bahwa mutu pelayanan perawat sudah baik. Namun dari hasil penelitian diketahui nilai p value sebesar 0,079 (> 0,05), yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara mutu pelayanan perawat dengan 4. Persepsi Pasien Tentang Mutu Farmasi dan Hubungannya Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan. kefarmasian meliputi pengelolaan sumber daya (SDM, sarana prasarana, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan serta administrasi) dan pelayanan farmasi klinik (penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat, informasi obat dan pencatatan/penyimpanan resep) dengan memanfaatkan tenaga, dana, prasarana, sarana dan Kota Semarang. Puskesmas Poncol hanya melayani pelayanan rawat jalan dan tidak memiliki fasilitas pelayanan rawat inap untuk pasien, sehingga peran perawat lebih terbatas, dan pasien lebih merasakan langsung pelayanan dari dokter. Masyarakat dengan pendidikan rendah cenderung beranggapan bahwa pelayanan yang akan diterima di Puskesmas adalah pelayanan dari dokter. Citra perawat di masyarakat selama ini hanyalah pembantu dokter. Hal ini juga terlihat dari sistem penghargaan dan kompensasi yang bersifat finansial dan fasilitas / kesempatan, penghargaan masyarakat umum dan profesi terhadap keperawatan masih belum memadai. Anggapan ini harus diluruskan karena tenaga keperawatan merupakan bagian dari tenaga kesehatan dan memiliki kemampuan sebagai kontributor penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. 11 metode tata laksana yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan. 12 Dari distribusi jawaban pasien, diketahui bahwa faktor kecepatan petugas dalam memberikan pelayanan obat dirasakan masih kurang. Petugas yang melayani pelayanan obat hanya berjumlah 2 orang, sementara pasien yang datang banyak, sehingga menimbulkan antrian yang panjang dan pasien harus menunggu lebih lama. Petugas harus lebih cepat dalam menyiapkan obat mempercepat

waktu pelayanan. Faktor keyakinan pasien terhadap ketepatan petugas dalam mengemas obat, dan ketersediaan obat baik jenis maupun jumlah obat yang diterima pasien juga harus diperhatikan lagi. Dari hasil analisis distribusi jawaban responden di atas, maka distribusi frekuensi persepsi pasien terhadap mutu pelayanan obat dapat dikategorikan sebagai berikut : Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien Terhadap Mutu Obat Puskesmas Poncol Kota Semarang Tahun 2012 Mutu frekuensi % Kurang baik Baik 64 36 64 36 5. Persepsi Pasien Tentang Mutu Sarana Puskesmas dan Hubungannya Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan. Prasarana adalah tempat, fasilitas dan peralatan yang secara tidak langsung mendukung pelayanan kesehatan, sedangkan sarana adalah suatu tempat, fasilitas dan peralatan yang secara langsung terkait dengan pelayanan rawat jalan. Dalam upaya mendukung pelayanan rawat jalan di Puskesmas diperlukan prasarana dan sarana yang memadai disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Puskesmas dengan memperhatikan luas cakupan, ketersediaan ruangan, jumlah Berdasarkan tabel 4.11, 64 % responden berpersepsi bahwa mutu pelayanan obat kurang baik, dan 36 % lainnya berpersepsi bahwa mutu pelayanan obat sudah baik. Pada penelitian ini diketahui bahwa mutu pelayanan obat Puskesmas Poncol Kota Semarang termasuk dalam kategori kurang baik, dan hasil uji antara persepsi pasien tentang mutu pelayanan obat dengan minat pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan Puskesmas diperoleh nilai p value sebesar 0,000 (< 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara persepsi pasien tentang mutu pelayanan obat dengan Kota Semarang. karyawan, angka kunjungan dan kepuasan pasien. 13 Dari distribusi jawaban pasien, diketahui bahwa faktor yang paling kurang pada sarana puskesmas adalah WC dan air. Dapat dilihat berturt-turut pada setiap pertanyaan, pada bukti fisik ketersediaan sarana, faktor yang masih kurang adalah kelayakan berfungsinya WC pasien, kemudian pada bukti kemudahan penggunaan sarana, faktor yang kurang adalah kemudahan dalam menggunakan WC pasien. Faktor kebersihan WC juga masih kurang, sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan selain WC sudah cukup baik. Kemudian Dari hasil analisis distribusi jawaban

responden di atas, maka distribusi frekuensi persepsi pasien terhadap mutu sarana Puskesmas dapat dikategorikan sebagai berikut : Tabel 4.13 Distribusi Frekwensi Persepsi Pasien Terhadap Mutu Sarana Puskesmas Poncol Kota Semarang Tahun 2012 Mutu Frekuensi % Kurang baik Baik 57 43 57 43 Berdasarkan tabel 4.13, 57 % diantaranya berpersepsi bahwa mutu sarana Puskesmas Poncol 6. Pesepsi Pasien Tentang Mutu Sarana Penunjang Puskesmas dan Hubungannya Dengan Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan Sarana penunjang adalah sarana tambahan dari sarana dan prasarana utama Puskesmas, untuk menunjang pelayanan yang diberikan. 14 Sarana penunjang Puskesmas Poncol mencakup Laboratorium dan sarana penunjang di dalam dan luar ruangan seperti ruang tunggu pasien, dan ketersediaan taman di Puskesmas. Dari distribusi jawaban pasien, diketahui bahwa pada fasilitas penunjang seperti laboratorium, faktor yang bisa dikatakan masih kurang adalah keramahan petugas laboratorium. Sedangkan fasilitas penunjang berupa sarana dalam dan luar ruangan, faktor yang paling kurang adalah tersedianya taman yang asri dan rindang. kurang baik, sementara 43 % pasien lainnya berpersepsi bahwa mutu sarana sudah baik. Hasil uji hubungan antara persepsi pasien tentang mutu sarana puskesmas dengan minat rawat jalan didapatkan nilai p 0,021 (< 0,05), yang berarti bahwa ada hubungan antara persepsi pasien tentang mutu sarana puskesmas dengan kota semarang. Sementara mutu sarana Puskesmas sendiri masih termasuk kategori kurang baik. Kemudian dari hasil analisis distribusi jawaban responden di atas, maka distribusi frekuensi persepsi pasien terhadap mutu fasilitas penunjang Puskesmas dapat dikategorikan sebagai berikut : Tabel 4.15 Distribusi Frekwensi Persepsi Pasien Terhadap Mutu Sarana Penunjang Puskesmas Poncol Kota Semarang Tahun 2012. Mutu frekuensi % Kurang baik 66 66 Baik 34 34 Berdasarkan tabel 4.15, dapat dilihat bahwa 66 % responden berpersepsi bahwa mutu sarana penunjang Puskesmas kurang baik, sementara 34 % responden lainnya berpersepsi bahwa mutu sarana penunjang baik.

Pada penelitian ini didapatkan bahwa p value 0,001 (< 0,05), yang berarti bahwa ada hubungan antara persepsi pasien 7. Minat Masyarakat Dalam Memanfaatkan Kembali Rawat Jalan Puskesmas Poncol Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa mayoritas pasien berpersepsi bahwa pelayanan Puskesmas Poncol masih kurang. Namun demikian, pada kenyataannya masyarakat (pasien) yang berminat untuk memanfaatkan kembali pelayanan tetap banyak. Dari 100 responden penelitian, 64 responden menyatakan masih berminat untuk memanfaatkan kembali pelayanan. Dalam hal ini, faktor keterjangkauan provider pelayanan kesehatan (Puskesmas Poncol) menjadi alasan utama bagi masyarakat yang masih tentang mutu sarana penunjang dengan pemanfaatan ulang Poncol. berminat untuk melakukan kunjungan ulang, meskipun mereka berpersepsi bahwa pelayanan Puskesmas masih kurang. Dari identitas responden penelitian, diketahui bahwa mayoritas responden yang menyatakan berminat untuk memanfaatkan kembali pelayanan rawat jalan adalah responden yang bertempat tinggal di sekitar wilayah kerja Puskesmas Poncol. Responden penelitian mayoritas berasal dari kalangan menengah ke bawah, dan cenderung memanfaatkan pelayanan kesehatan yang berada dekat dari tempat tinggalnya, dengan maksud untuk menghemat biaya transportasi dan tidak terlalu lelah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di tempat yang lebih jauh dari tempat tinggal mereka. KESIMPULAN 1. Persepsi pasien terhadap mutu pelayanan (administrasi, dokter, perawat, obat, sarana dan sarana penunjang) termasuk kategori kurang baik. 2. 64 responden masih berminat untuk memanfaatkan kembali Poncol, sedangkan 36 responden menyatakan tidak ingin kembali berobat ke Puskesmas Poncol. 3. Ada hubungan antara persepsi pasien tentang mutu pelayanan administrasi dengan minat Kota Semarang 4. Ada hubungan antara persepsi pasien tentang mutu pelayanan dokter dengan minat pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan Puskesmas Poncol Kota Semarang 5. Tidak ada hubungan antara persepsi pasien tentang mutu pelayanan perawat / bidan dengan minat pemanfaatan ulang Poncol Kota Semarang. 6. Ada hubungan antara persepsi pasien tentang mutu pelayanan obat dengan minat pemanfaatan

ulang pelayanan rawat jalan Puskesmas Poncol Kota Semarang 7. Ada hubungan antara persepsi pasien tentang mutu sarana Puskesmas dengan minat Kota Semarang 8. Ada hubungan antara persepsi pasien tentang mutu sarana penunjang Puskesmas dengan minat pemanfaatan ulang Poncol Kota Semarang. DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Kesehatan RI,. Pedoman Kerja Puskesmas. Jilid I, Jakarta, 1991 2. Soejitno, Soedarmono, dkk., Reformasi Perumahsakitan Indonesia, Bagian Penyusunan Program dan Laporan Ditjen Medik, Departemen Kesehatan RI WHO, Jakarta, 2000 3. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang 2009. 4. Departemen Kesehatan RI, Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I, Sistem Upaya Kesehatan Puskesmas, Jakarta, 1990 5. Indriaty, Dewy. Analisis Pengaruh Tingkat Kualitas Jasa Puskesmas Terhadap Kepuasan Pasien,. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. 2010. 6. Masri, S., Sifian, E., Metode Penelitian Survey. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta. 1989. 7. Junadi, P., Pengantar Analisis Data,. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. 1995. 8. Santoso, S., SPSS- Mengolah Data Statistik Secara Profesional,. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000. 9. Djauzi, Samsuridjal; Supartondo., Komunikasi dan Empati, Dalam Hubungan Dokter Pasien., Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, 2004 10. Nurjannah, Intansari., Hubungan Terapeutik Perawat dan Klien, Kualitas pribadi Sebagai Sarana., Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjahmada, Yogyakarta, 2001 11. Marr, Heather dkk., Penjaminan Kualitas Dalam Keperawatan, Konsep, Metode dan Studi Kasus, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 2001 12. Gifari, A.B., Manajemen Umum Rumah Sakit, Manajemen Perumahsakitan. Irsjan, Jakarta, 1984 13. Azwar, Azrul, 1994, Program Menjaga Mutu Kesehatan, Yayasan Penerbit IDI, Jakarta