BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN. Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS. Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Multiguna Di KSPPS BMT Walisongo Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BMT Walisongo Mijen Semarang dilandasi dengan prinsip kehati-hatian

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS

BAB IV ANALISISIS MEKANISME PENCAIRAN DANA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN AGUNAN CAST COLLATERAL DI KSPPS ARTHAMADINA, BATANG.

BAB IV. A. Analisis Penerapan Referensi dalam Pembiayaan Mud{a<rabah di Koperasi. Penerapan referensi yang dilakukan di Koperasi BMT Nurul Jannah

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN LANDASAN SYARI AH BAI BITSAMAN AJIL. sebagai pembelian barang dengan pembayaran cicilan atau angsuran.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA. A. Ketentuan Jaminan Pembiayaan Murabahah di BPRS Asad Alif

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI PEDAGANG KECIL DI PASAR KLIWON TENTANG PEMANFAATAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT FASTABIQ CABANG KUDUS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek

BAB IV PELAKSANANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

BAB III PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN AL QARDH. Pensyaratan adanya jaminan sebelum diadakan pembiayaan diterapkan oleh

BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

BAB II STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH. Wattamwil yaitu simpanan (funding) dan pembiayaan (financing).

BAB II GAMBARAN UMUM KJKS BMT WALISONGO SEMARANG

Tabel 1. Hasil Wawancara. Koperasi Simpan Pinjam TABITA Salatiga

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN PADA PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi pembiayaan Qardhul Hasan pada Baitul Maal wa Tamwil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju,

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah.

DAFTAR WAWANCARA Jawab

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI PRINSIP KEHATI-HATIAN (PRUDENTIAL PRINCIPLE) PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS BMT FASTABIQ PATI

BAB V PENUTUP. Analisis terhadap Penyelesaian Pembiayaan Mud{a>rabah bermasalah pada

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

BAB III GAMBARAN UMUM PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL. A. Profil BMT NU Sejahtera Cabang Kendal

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan. 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan

BAB III PEMBAHASAN. Desember KSP ini berbadan hukum 188.4/360/BH/ Pada

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB IV. Pengelolaan Pembiayaan Mudharabah dalam Modal Kerja di BMT Bina Ummat menurut Fatwa DSN-MUI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

WAKA<LAH PADA KJKS MBS

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : pembiayaan dan rekening koran yang memiliki fungsi yang berbeda yakni

BAB III PRAKTIK PENGALIHAN BENDA JAMINAN MILIK ANGGOTA UNTUK JAMINAN HUTANG PIHAK KETIGA YANG DILAKUKAN OLEH KOPERASI SERBA USAHA DUA TIGA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Koperasi Simpan Pinjam Nur Asri berawal tahun 2006 di Kendari (Sulawesi

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro. menambah modal usaha nasabah dengan harapan agar usahanya lebih

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah Di KJKS BMT Walisongo Semarang. Sebagai lembaga keuangan syari ah yang mempunyai satu tujuan untuk mengangkat perekonomian masyarakat produktif khususnya untuk para pengusaha kecil serta memeberikan alternatif sipanan dan pembiayaan yang halal dan bebas dari riba. Pada KJKS BMT Walisongo Semarang menyalurkan dananya dengan berbagai akad pembiayaan, salah satunya yaitu akad Murabahah. Untuk menjaga kedisiplinan dan kepatuhan terhadap KJKS, bagi setiap anggota dalam mengajukan suatu pembiayaan murabahah di KJKS BMT Walisongo memiliki prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain : 1. Calon anggota datang ke BMT Walisongo. 2. Calon anggota mengajukan permohonan pembiayaan Murabahah ke meja teller yang tersedia di KJKS BMT Walisongo. 3. Teller memberikan penjelasan mengenai ketentuan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon anggota. 4. Calon anggota melakukan verifikasi dengan membawa foto copy KTP dan KK dan beberapa syarat lainnya antara lain: a. Jika jaminan berupa BPKB (motor minimal tahun 2008 mobil, dan minimal tahun 2000), persyaratan yang harus dilampirkan lainnya yaitu: 1) Fotokopi KTP Suami Istri, Jika belum menikah disertai fotokopi KTP Orang Tua. 2) Fotokopi Kartu Kelug arga 3) Fotokopi BPKB dan STNK Terbaru 4) Gesek nomer rangka dan nomor mesin (Penggesekan / pengecekan dilakukan dikantor KJKS BMT Walisongo) 5) Dokumen pendukung lainnya jika diperlukan. 41

42 b. Jika jaminan berupa Sertifikat Tanah Hak Milik 1) Fotokopi KTP Suami Istri, Jika belum menikah disertai fotokopi KTP Orang Tua. 2) Fotokopi Kartu Keluarga 3) Fotokopi Sertifikat 4) Foto kopi Pajak Bumi dan Bangunan ( Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang dan Surat Tanda Terima Setoran ) terakhir. 5) Dokumen pendukung lainnya jika diperlukan. 5. Calon anggota bersedia di survai, baik secara langsung maupun tidak. 6. Pihak marketing melakukan analisis terhadap calon anggota tersebut dengan menggunakan analisis 5C (Character, Collateral, Capital, Capasity, dan Condition), disini analisis tersebut berfungsi untuk mencari informasi dari calon anggota, agar meminimalisir adanya pembiayaan yang bermasalah. 7. Jika analisis sudah sesuai dengan ketentuan, maka pembiayaan tersebut bisa dicairkan dengan jumlah dana yang sudah disepakati sebelumnya. 8. Pihak manager dari KJKS BMT Walisongo melakukan akad atau perjanjian kesepakan dengan calon anggota pembiayaan tersebut di kantor KJKS. Pihak KJKS menjelaskan adanya kesepakatan mengenai nisbah dan ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan dari calon anggota pembiayaan. 1 B. Proses Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah di KJKS BMT Walisongo Semarang. Pada dasarnya semua pembiayaan di KJKS BMT Walisongo harus melalui proses analisis terlebih dahulu dari segi aspek 5C sebelum pembiayaan tersebut bisa dicairkan, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai kelayakan usaha calon peminjam dan kemampuan calon peminjam 1 Wawancara dengan Hafidhoh, S.E Teller KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang Senin 8 Februari 2016

43 memenuhi kewajibannya secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman dan nisbah yang telah ditentukan sesuai dengan kesepakatan, mencegah dan meminimalisir adanya kerugian dan pembiayaan yang bermasalah di KJKS BMT Walisongo. Analisis 5C pada pembiayaan Murabahah dilakukan setelah anggota/nasabah sudah mengajukan permohonan pembiayaan dan sudah melengkapi semua persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak KJKS BMT Walisongo. Setelah semua persyaratan sudah dipenuhi, maka langkah selanjutnya adalah analisis penerapan Aspek 5C antara lain : 1. Character. KJKS BMT Walisongo menganalisis Character dari anggotanya sangatlah penting, analisis disini bertujuan untuk mengatahui karakter atau sifat dari anggota tersebut dan meminimalisir adanya pembiayaan yang macet atau bermasalah. Character (karakter) merupakan keadaan waktu atau sifat nasabah, baik dalam kehidupan pribadi maupun lingkungan usaha. Keguanaan dari penelitian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sampai sejauhmana iktikad atau kemampuan nasabah untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Dengan adanya analisis dari Character disini merupakan analisis yang paling penting, karena lancar tidaknya suatu pembiayaan bisa dilihat dari karakter kesehariannya dari nasabah. Jika anggota memiliki sifat atau karakter yang baik atau bagus dimasyarakat, dalam kondisi apapun dia akan tetap akan berusaha untuk mengangsur sesuai jatuh tempo yang sudah disepakati sebelumnya, dan sebaliknya jika anggota memiliki karakter yang buruk atau jelek dimasayarakat, walaupun dalam usahanya lancar tetap saja ada kemungkinan besar dia akan menunda-nunda pembayaran angsurannya tersebut. Pemberian pembiayaan harus atas dasar kepercayaan, sedangkan yang mendasari suatu kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari pihak

44 KJKS bahwa peminjam mempunyai moral, watak, dan sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif. Disamping itu anggota juga mempunyai rasa tanggung jawab, baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia atau sebagai anggota masayarakat yang menjalankan kegiataan usahanya. Untuk mengetahui karakter dari anggota KJKS BMT Walisongo Semarang, KJKS melakukan analisis dengan cara: a. Mencari informasi dari anggota tersebut dari lingkungan sekitarnya minimal 5 orang atau lebih, cara ini dilakukan karena untuk mengetahui karakter dari anggota dikehidupan sehariharinya, karena dari pihak anggota cenderung kurang jujur dalam menyampaikan atau memberikan informasi kepada KJKS. b. Mencari sejarah masalalu dari anggota dalam mengangsur pembiayaan yang pernah dia lakukan. Secara tidak langsung sejarah pembiayaan dari anggota bisa membuktikan bagaimana karakter dari anggota, jika anggota dalam mengangsur sering tidak sesuai dengan jatuh tempo pembayaran, maka bisa dinilai karakter dari anggota tersebut kurang bagus. Begitu pula dengan sebaliknya, jika anggota dalam mengangsur sudah sesuai dengan jatuh temponya pembayaran, maka anggota tersebut memiliki karakter yang bagus. c. Wawancara secara pribadi dengan calon anggota, hal ini dilakukan pihak KJKS berfungsi untuk mengetahui secara langsung bagaimana karakter calon anggota yang akan mengajukan pembiayaan tersebut. Dalam melakukan wawancara pribadi, manager dan marketing harus pintar-pintar mengulang pertanyaan yang sama, apakah jawaban dari calon anggota sama atau berubahubah, hal ini dilakukan untuk mengetahui kejujuran dari calon anggotanya. Tujuan dari penerapan analisis karakter, yaitu untuk mengetahui iktikad baik dan tanggung jawab dari anggota dalam melakukan

45 pengembalian pembiayaan. Disini karakter merupakan tolak ukur untuk menilai kemampuan anggota dalam membayar pembiayaan. 2. Capacity dan Condition of economy. Pada analisis Capacity dan Condition of economy disini berfungsi untuk menganilisis kemampuan dan kondisi perekonomian anggota dalam membayar angsuran secara tepat waktu dari pembiayaan yang diajukan kepada KJKS BMT Walisongo Semaran. Pihak marketing dapat menganalisa dari berbagai cara, yaitu antara lain: a. Melihat dari usaha yang sedang dijalankan oleh anggota, hal ini dilakukan untuk menghitung seberapa besar kemampuan bayar anggota. b. Pembukuan belanja pada usaha yang sedang dijalankan oleh anggotanya, dan untuk pihak marketing bisa melihat secara langsung dari anggotanya, dimana anggotanya sering membeli keutuhan usahanya. Dalam pembukuan belanja anggota marketing bisa menganalisa seberapa lancar usaha anggota. c. Laba bersih atas usaha anggota, jika labanya tinggi maka kemampuan bayarnya pun bagus. d. Pendapatan lain selain dari usaha anggota, hal ini untuk mencegah kemungkinan terjadinya ketidaklancaran dalam usaha anggota, yang nantinya berdampak pada kemampuan bayar anggota. e. Melihat dari Kartu Keluarganya (KK) yaitu berfungsi untuk mengetahui seberapa banyak anggota memiliki tanggungan dalam keluarganya. Ini juga sangat berpengaruh dalam kemampuan membayar angsuran oleh anggota, karena semakin banyak tanggungan dalam keluarga akan semakin kecil kemampuan membayar angsuran karena terhambat adanya kebutuhan yang besar dalam keluarga. f. Jika yang mengajukan pembiayaan adalah anggota lama, maka pihak KJKS harus melihat kembali sejarah masa lalunya dalam

46 membayar atau mengangsur pembiayaan di KJKS BMT Walisongo. Pada proses analisis ini pihak KJKS BMT Walisongo hanya akan memberikan pembiayaan sebesar kemampuan untuk membayar angsuran, yaitu dengan cara menanyakan jumlah pemasukan atau penghasilan perbulan baik dari suami atau istri. Analisis kemampuannya dapat dilihat dari penghasilan dari anggota yang berprofesi karyawan swasta perbulan, yaitu sebagai berikut : Penghasilan Suami : Rp. 5.000.000,- Penghasilan Istri : Rp. 3.000.000,- Jumlah penghasilan : Rp. 8.000.000,- Kebutuhan perbulan : Makan : Rp. 3.000.000,- Listrik dan air : Rp. 300.000,- Biaya sekolah 2 anak ( SMP dan SD) : Rp. 2.000.000,- Nabung di KJKS : Rp. 200.000,- Lain-lain : Rp. 500.000,- Jumlah Pengeluaran : Rp. 6.000.000,- Sisa penghasilan perbulan : Rp. 2.000.000,- Dari keputusan dari KJKS BMT Walisongo Semarang untuk menentukan ukuran dari kemampuan dari calon anggota adalah sebesar 75% dari sisa penghasilan dari anggota yaitu sebesar Rp.1.500.000,- Alasan dari KJKS BMT Walisongo Semarang memberikan angsuran sebesar 75% dari sisa penghasilan karena untuk mengurangi resiko pembiayaan macet dengan menyisakan sedikit sisa penghasilan anggota perbulan dan memberikan keringanan untuk kebutuhan keluarga dari anggotanya.

47 3. Capital. Pada aspek Capital (permodalan) ini yang memuat antara lain, kondisi sumber dana untuk kegiatan usaha yang dikelola oleh nasabah debitur. Oleh sebab itu, pihak KJKS BMT Walisongo akan mengetahui sejauhmana kontribusi permodalan milik pribadi atau keluarga yang mencakup dari kadar dan komposisi modal, perkembangan dari laba usahanya dari calon anggota terhadap usaha yang akan dibiayai. Pada analisis ini pihak KJKS bisa melihat pembukuan belanja pada usaha yang sedang dijalankan oleh anggota dan melihat saldo tabungan yang ada di KJKS BMT Walisongo. 4. Collateral Pada analisis Collateral (jaminan) disini digunakan untuk mengetahui besarnya nilai jaminan/ agunan yang dimiliki anggota sebagai jalan kedua bagi KJKS dalam setiap pemberian pembiayaan apabila pembiayaan yang diberikan bermasalah. Collateral (jaminan) disini bertujuan untuk meminimalisir resiko yang mungkin timbul jika anggota tidak bisa melunasi kewajibannya. Dengan adanya agunan maka pihak KJKS memiliki kedudukan yang kuat, aman, dan terjamin dalam memperoleh kembali dana yang telah disalurkan kepada anggota. Collateral harus dinilai untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban financial calon anggota kepada KJKS. Penelitian terhadap collateral (jaminan/ agunan) ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu: a. Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan digunakan. b. Segi yuridis, yaitu apakah agunan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai agunan.

48 Proses analisis yang dilakukan oleh pihak KJKS BMT Walisongo Semarang dengan cara menanyakan dahulu jaminan apa yang digunakan dalam mengajukan pembiayaan, disini jaminan bisa berupa Sertifikat dan BPKB. Untuk menentukan besarnya pencairan pembiayaan murabahah pihak KJKS juga melihat berdasarkan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) di pasaran. Besarnya pembiayaan yang bisa diberikan berdasarkan sertifikat adalah sebesar 50% dari nilai jual jaminan tersebut, sedangkan jaminan yang berdasarkan BKPB hanya sebesar 30% - 40% dari nilai jual jaminan tersebut. Alasan analisis dari jaminan berbeda karena, dari jaminan sertifikat disini tiap tahun harga jualnya bisa meningkat, maka pihak KJKS berani memberikan sebesar 50% dari nilai jualnya, Tetapi analisis pada jaminan disini juga melihat berdasarkan lokasi dari jaminan. Lokasi dari jaminan harus strategis yaitu yang tidak dekat dengan kuburan, tidak dekat dengan sungai, sawah dan gunung, tidak berada dibawah menara sutet (aliran listrik tegangan tinggi). Resiko pemberian pembiayaan murabahah disini dapat dikurangi sebagian atau seluruhnya dengan meminta collateral yang baik kepada calon anggota dengan tujuan untuk mengurangi resiko terjadinya kemacetan dalam membayar kewajiban atau angsuran. Setelah survey atau analisis kelayakan sudah dilakukan dalam pengajuan pembiayaan murabahah biasanya ada 3 kemungkinan yaitu: a. Permohonan Pembiayaan tersebut direalisasi sesuai dengan jumlah dana yang diajukan. b. Permohonan Pembiayaan direalisasikan tetapi dibawah jumlah dana yang diajukan c. Permohonan Pembiayaan tersebut ditolak. Tiga kemungkinan diatas harus disampaikan kepada calon anggota secara diplomatis dan tidak menyinggung perasaan calon anggota KJKS

49 BMT Walisongo Semarang. Dari kelima prinsip penilaian analisis 5C yang dilakukan di KJKS BMT Walisongo Semarang tersebut, yang paling mendapatkan perhatian khusus adalah Character, Karena pada analisis Character untuk mengetahui iktikad baik dari anggota KJKS BMT Walisongo dan tanggungjawab dari anggota dalam melakukan pengembalian atau pembayaran angsuran pembiayaan murabahah. Manfaat bagi KJKS dalam menganalisis karakter dari calon anggotanya adalah mengurangi tingkat resiko dari pembiayaan yang bermasalah atau macet. Disini karakter merupakan tolak ukur untuk menilai kemampuan anggota dalam membayar pembiayaan dan menghindari adanya pembiayaan yang bermasalah atau macet. Analisis karakter disini untuk menentukan tingkat kejujuran dan kebiasaan calon anggota, karena berdasarkan karakter seseorang bisa berbeda-beda, dari kebiasaan-kebiasaan, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Karakter yang baik akan sangat berpengaruh positif. Atas keyakinan dari pihak KJKS terhadap anggota bahwa calon anggota memiliki watak, moral dan sifat-sifat pribadi, dan mempunyai tanggung jawab, baik dalam menjalankan usahanya. 2 2 Wawancara dengan manager KJKS BMT Walisngo Semarang, Bapak Nuryanto pada Tanggal: 5 maret 2016 pukul 10:00 WIB.