MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengertian tertentu dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dihindarkan. Organisasi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menilai kinerja (Mardiasmo,2009,h.121). program sampai dengan tahun berjalan dengan sasaran (target) kinerja 5 (lima)

BAB 1 PENDAHULUAN. program ataupun kegiatan. Sebelum melaksanakan kegiatan, harus ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PENGARUH PERENCANAAN DAN PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

ANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program bukan pada unit organisasi semata dan memakai output measurement

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekretaris Daerah Bagian Keuangan Jl

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB I PENDAHULUAN. publik, anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik,

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan angka-angka dan perhitungan statistik untuk menganalisis suatu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Indonesia pasca reformasi tahun 1998 telah menimbulkan tuntutan yang

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

MOTIVASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. SIGMA UTAMA PALEMBANG. Reva Maria Valianti *) Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci : Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, SAKIP, Good Governance, Kinerja Pemerintah.

BAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik itu organisasi swasta maupun organisasi milik pemerintah

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,

PERENCANAAN ANGGARAN BERDASARKAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvi. A. Latar Belakang Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang. Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... x

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era reformasi dalam perkembangan akuntansi sektor publik yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu fenomena di Indonesia. Tuntutan demokrasi ini menyebabkan aspek

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) menyatakan anggaran sektor publik terutama pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi fiskal. Pemberitahuan otonomi daerah berakibat pada terlanjurnya

PENGARUH PAJAK DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik Pengertian Akuntansi Sektor Publik Bastian (2006:15) Mardiasmo (2009:2) Abdul Halim (2012:3)

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

ANALISIS RASIO KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma baru tentang reformasi sektor publik telah mewarnai

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. aspek transparasi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir merupakan bagian dari adanya

Bab I PENDAHULUAN. berkeadilan sosial dalam menjalankan aspek-aspek fungsional dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah

PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang harus diketahui oleh publik untuk dievaluasi, dikritik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tidak berorientasi pada kinerja, dapat menggagalkan perencanaan yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah telah ditetapkan di Indonesia sebagaimana yang telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK

Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Efektifitas Pengendalian Anggaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Kudus. Visi Pemerintah Kabupaten Kudus yaitu "Terwujudnya Kudus Yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manajemen sektor publik melalui perwujudan New Public

BAB 1 PENDAHULUAN. pengklasifikasian, penganalisisan dan pelaporan transaksi keuangan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: good governance, pengelolaan keuangan, sistem pengendalian intern pemerintah, kinerja pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Bekasi International Industrial Estate Blok C8 No.12-12A Desa Cibatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perubahan secara holistik terhadap pelaksaaan pemerintahan orde baru.

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diwujudkan dalam bentuk penerapan prinsip good governance. Dalam

Transkripsi:

PENGARUH IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP KINERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (OPD) (Studi Kasus Pada Kecamatan Lelela Kabupaten Indramayu) Oleh : RIZAL SUKMA ALIYUDIN *) e-mail : rizalsuk22@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh implementasi anggaran berbasis kinerja pada Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu, kinerja organisasi perangkat daerah pada Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu, dan pengaruh implementasi anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja organisasi perangkat daerah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif anaslisis dengan pendekatan studi kasus. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana menggunakan softwere SPSS for window untuk mengolah data kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggran berbasis kinerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi perangkat daerah. Kata Kunci : Analisis Regresi Linier Sederhana, Deskriptif Analisis, Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja, Kinerja Organnisasi Perangkat Daerah. *) Dosen tetap Fakultas Ekonomi Universitas Majalengka PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma atau pandangan masyarakat umumnya membentuk suatu pengertian tertentu dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan dapat mengembangkan prinsip atau pengertian tertentu menjadi lebih luas atau lebih rinci. Paradigma barudi dalam perkembangan masyarakat modern, antara lain : adanya keterbukaan (transparation), peningkatan efisiensi, tanggung jawab yang lebih jelas (responsibility), dan kewajaran (fairness). Paradigma tersebut merupakan akibat perkembangan proses demokrasi dan profesionalisme di dunia. Proses reformasi dan krisis multidimensional (ekonomi, moneter, hokum, dan politik) di Indonesia mendorong berkembangnya paradigma tersebut. Paradigma tersebut di Indonesia sering disebut Good Governance (tata kelola pemerintah yang baik). Paradigma tersebut mendorong adanya reformasi manajemen keuangan daerah. Reforrmasi keuangan daerah ditandai dengan adanya otonomi daereh serta dikeluarkan berbagai undangundang. Undang-Undang Nomor 3 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah dengan tekanan pada peningkatan 119

pengawasan terhadap jalannya otonomi daerah. Undang-undang tersebut merupkan kebijakan yang dipandang sangat demokratis dan memenuhi aspek desentralisasi pemerintah yang sesungguhnya. Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan desentralisasi menjadi suatu fenomena global termasuk indonesia. Desentralisasi melahirkan otonomi daerah yang bertujuan untuk memaksimalkan pelayanan dan lebih mendekatkan fungsi pemerintahan kepada masyarakat dan diharapkan mampu meningkatkan percepatan pembangunan dalam usaha pencapaian tujuan negara yaitu masyarakat adil dan makmur. Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metode penganggaran yang digunakan adalah metoda tradisional atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan pada analisa rangkaian kegiatan yang harus dihubungkan dengan tujuan yang telah ditentukan, namun lebih dititikberatkan pada kebutuhan untuk belanja/pengeluaran dan sistem pertanggung jawabannya tidak diperiksa dan diteliti apakah dana tersebut telah digunakan secara efektif dan efisien atau tidak. Tolok ukur keberhasilan hanya ditunjukkan dengan adanya keseimbangan anggaran antara pendapatan dan belanja namun jika anggaran tersebut defisit atau surplus berarti pelaksanaan anggaran tersebut gagal. Dalam perkembangannya, muncullah sistematika anggaran kinerja yang diartikan sebagai suatu bentuk anggaran yang sumber-sumbernya dihubungkan dengan hasil dari pelayanan. Berbeda dengan penganggaran dengan pendekatan tradisional yang didasarkan pada apa yang di belanjakan saja, penganggaran dengan pendekatan kinerja ini disusun dengan orientasi output. Jadi, apabila kita menyusun anggaran dengan pendekatan kinerja, maka mindset kita harus fokus pada "apa yang ingin dicapai". Kalau fokus ke "output", berarti pemikiran tentang "tujuan" kegiatan harus sudah tercakup di setiap langkah ketika menyusun anggaran. Sistem ini menitikberatkan pada segi penatalaksanaan sehingga selain efisiensipenggunaan dana juga hasil kerjanya diperiksa. Jadi, tolok ukur keberhasilan sistem anggaran ini adalah performance atau prestasi dari tujuan atau hasil anggaran dengan menggunakan dana secara efisien. Dengan membangun suatu sistem penganggaranyang dapat memadukan perencanaan kinerja dengan anggaran tahunan akan terlihatadanya keterkaitan antara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan. Sistem penganggaran seperti ini disebut juga dengan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK). Pada saat ini, melihat gambaran kenyataan yang ada, dirasakan masih belumoptimal. Pada beberapa sisi, khususnya program dan kegiatan dari SKPD, masih sangat dipengaruhi oleh program dan kegiatan yang telah dikerjakan pada tahuntahun yang lalu. Demikian pula dengan penentuan besarnya anggaran belum sepenuhnya mengacu pada target kinerja berupa output dan outcome. Kondisi demikian, merupakan salah satu daya tarik untuk diteliti lebih jauh. Bagaimana dan sejauh apa yang bisa dilihat dari penerapan sistem anggaran kinerja pada Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu. Dicantumkan dalam Laporan Akuntailitas Kinerja Instansi Pemerintah(LAKIP) Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu tahun 2012 dari hasil pengukuran kinerja yang dilakukan, pencapaian sasaran Kecamatan Lelea secara umum sudah mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. 120

Adapun yang menjadi alasan diambilnya Organsasi Perangkat Daerah ini sebagai objek penelitian karena penulis ingin mengetahui dan memahami sejauh mana pelaksanaan anggaran berbasis kinerja di Kecamatan Lelela Kabupaten Indramayu yang sedang mengalami perkembangan dalam pembangunannya dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh terhadap kinerja Organisasi Perangkat Daerah. Apakah telah sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetakan sehingga dapat beroperasi secara efisien dan efektif. TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL. Anggaran Berbasis Kinerja Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi menjadisuatu fenomena global termasuk Indonesia. tuntutan demokratisasi ini menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam pengelolaan pemerintah termasuk bidang pengelolaan Negara. Agar dapat mengukur hal tersebut, maka penggunaan anggaran merupakan titik fokus dalam proses perencanaan dan pengendalian. Menurut Indra Bastian (2006:171 mendefinisikan anggaran berbasis kinerjasebagai berikut : sistem penganggaran yang berorientasi padaoutput organisasi dan berkaitan erat dengan visi, misi, dan rencana strategis organisasi. Anggaran yang beorientasi pada kinerja ini mengalokasikan sumberdaya pada program, bukan unit organisasi semata dan memakai,outputmeasurement_ sebagai indikator kinerja organisasi. Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat di anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayan publik. Kinerja Organisasi Perangkat Daerah Menurut Biro Organisasi Sekretaris Daerah, Kinerja Organisasi PerangkatDaerah adalah Organisasi Pemerintah yang merencanakan operasional, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan kinerja meliputi pengembangan kinerja, akuntabilitas kerja instansi pemerintah serta monitoring dan evaluasi berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku agar terwujudnya kinerja pemerintahan yang berpihak pada pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraaan masyarakat. Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi (Bastian, 2001:329. METODE PENELITIAN Desain penelitian Penelitian dilakukan pada Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu. Ruang lingkup penelitian ini secara umum mencakup analisia yang didasarkan aspek akuntansi sektor publik pada suatu organisasi perangkat daerah yang didasarkan pada aspek kinerja orhanisasi mengenai implementasi anggaran berbasis kinerja, dan menitikberatkan secara khusus pada kinerja organisasi perangkat daerah terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja pada kinerja di dalam suatu organisasi perangkat daerah yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah anggaran berbasis kinerja dan kinerja organisasi perangkat daerah dengan subjek pada Staf Kecamatan Lelea Kabupaten 121

Indramayu yang beralamatkan di Jl. Raya Tugu Lelea, Kab. Indramayu. Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah Anggran berbasis kinerja, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja organisasi perangkat daerah. Populasi dan Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (2005:130 Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Menurut Sugiyono (2004:72 pengertian populasi adalah Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Berdasarkan pengertian populasi tersebut yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah : 1. 1 orang Kepala Organisasi (camat) 2. 1 orang Sekertaris Camat 3. 5 orang Kasi 4. 2 orang Kasubag 5. 18 orang Pelaksana Sehingga apabila dihitung keseluruhan populasinya berjumlah 27 (dua puluh tujuh) orang. Dalam penelitian sudi kasus, populasi yang dijadikan penelitian sudah hampir memiliki karakter yang sama. Metode Analisis Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji kualitas data (Validitas dan Reliabilitas), Uji asumsi klasik (Uji Normalitas, Uji Heterokedastisitas) dan uji hipotesis menggunakan uji koefisien determinasi, Uji Regresi Linier Sederhana. HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov Smoirnov. Data data yang disajikan pada tabel di atas, terlihat bahwa nilai asymp. Sig yang diperoleh untuk kedua variabel masing-masing sebesar 0,915 dan 0,666. Kedua nilai ini berada di atas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal, hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat pelanggaran asumsi normalitas. terlihat bahwa nilai signifikansi yang diperoleh informasi bahwa nilai signifikansi dari hasil regresi antara variabel bebas (anggaran berbasis kinerja) terhadap nilai absolute sebesar 0,912. Nilai ini berada di atas 0,05 yang menunjukan bahwa koefisien regresi tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa varians residual bersifat homokedastisitas. Dari kedua pengujian heteroskedastisitas di atas diketahui bahwa tidak terdapat pelanggaran asumsi klasik sehingga analisis regresi linier sederhana dapat dilanjutkan Hasil nilai koefisien korelasi yang diperoleh antara implementasi anggaran berbasis kinerja dengan kinerja organisasi pemerintah daerah adalah sebesar 0,837. Nilai korelasi bertanda positif yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara keduanya adalah searah. Dimana semakin baik implementasi anggaran berbasis kinerja, maka akan diikuti pula oleh semakin baiknya kinerja organisasi pemerintah daerah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan yang terjadi antara implementasi anggaran berbasis kinerja dengan kinerja organisasi adalah hubungan yang sangat kuat (0,800 1,000). Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 70%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa implementasi anggaran berbasis kinerja memberikan pengaruh terhadap kinerja organisasi perangkat daerah sebesar 70%, sedangkan sisanya sebesar 100% - 70% = 122

30% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti. Hasil diperoleh informasi bahwa nilai t-hitung yang diperoleh variabel implementasi anggaran berbasis kinerja sebesar 7,646. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai t-tabel pada tabel distribusi t. Dengan alpha 0,05 dan df= n-k-1 = 27-1-1 = 25, diperoleh nilai t-tabel untuk pengujian dua pihak ± 2,060. Dari nilai-nilai di atas, terlihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh lebih besar dari nilai t-tabel. Sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya implementasi anggaran berbasis kinerja berpengaruh signifikan terhadap keefektivitasan kinerja strategis perangkat daerah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi anggaran berbasis kinerja pada Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu dinilai baik, hal ini ditunjukan dengan perolehan nilai persentasesebesar 80,98%, yaitu dijalankanya penyusunan anggran, pengendalian anggaran, pelaksanaan anggran, pengawasan pelaksanaan anggaran, pengesahan perhitungan anggaran, efisiensi, efektivitas, dan ekonomis. 2. Kinerja organisasi perangkat daerah (OPD) pada Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu tergolong sangat baik, hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai persentase sebesar 86,15%, yaitu dijalankannya tugas pokok, kuantitas pekerjaan, dan kualitas pekerjaan. 3. Implementasi anggaran berbasis kinerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja organisasi perangkat daerah (OPD) pada Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu, dengan kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar 70%, sedangkan sisanya sebanyak 30% merupakan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang diharapkan dapat menjadi masukkan yang berguna, sebagai berikut: 1. Bagi Kantor Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu. Meskipun implementasi anggaran berbasis kinerja Kantor KecamatanLelea Kabupaten Indramayu telah dilaksanakan dengan baik, hendaknya perlu ditingkatkan kembali dengan cara peningkatan sosialisasi prosedur prosedur yang diterapkan pada daerah Kecamatan Lelea mengenai program anggaran penunjang pelayanan pada masyarakat yang sesuai dengan variabel anggaran berbasis kinerja yang sudah di implementasikan pada kinerja organisasi perangkat daerah berjalan lebih baik lagi. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya. Mengingat terdapat pengaruh variable lain diluar variable penelitian terhadap kinerja organisasi perangkat daerah sebesar 20,00%, maka disarankan pada peneliti selanjutnya untuk meneliti pengaruh variabel lain diluar variabel penelitian yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi perangkat daerah, contohnya pengendalian internal pada bidang penganggaran. 123

DAFTAR PUSTAKA 1. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan Ketigabelas, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta 2. Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga. 3. Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, CV.Alfabeta, Yogyakarta 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusatdan Daerah. 124